CAMPUR ADUK

Saturday, August 18, 2018

KERBAU DAN BUAYA

Pada suatu hari si Kancil sedang berjalan-jalan di pinggir hutan. Karena merasa haus, si Kancil menuju sungai untuk minum. Ketika si Kancil sedang asik  minum, tiba-tiba dia mendengar suara rintihan kesakitan. Si Kancil pun mencari dari mana arah suara itu berasal.

Ternyata suara itu adalah suara Pak Kerbau yang kesakitan. Si Kancil melihat kaki Pak Kerbau di gigit oleh Buaya. Si Kancil pun mendekati mereka untuk mencari tahu masalah apa yang terjadi di antara mereka?.

"Selamat pagi Pak Kerbau......selamat pagi Pak Buaya.... Kalian sedang bermain apa? apa ak boleh ikut," sapa Kancil berlagak bodoh.

"Selamat pagi juga Kancil.......," jawab  buaya.

"Yah.....selamat  pagi juga Kancil..... Kami tidak sedang bermain, tapi si Buaya ingin memakan ku Kancil. Padahal aku telah menolongnya, tapi malah dia ingin memakan ku. Malang benar nasib ku Kancil.....," jawab Pak Kerbau dengan lemas.

"Tunggu....tunggu....aku tak mengerti. Bisa kalian ceritakan apa yang sebenarna terjadi? biar  aku bisa membantu menyelesaikan masalah kalian," kata Kanci.

Lalu Pak Kerbau pun bercerita. 

Pada waktu Pak Kerbau ke sungai untuk minum, dia melihat Pak Buaya yang sedang kesakitan. Buaya itu tertimpa oleh sebatang pohon yang tumbang, hingga buaya itu terjebak dan tak bisa melepaskan diri. Karena merasa kasihan, Pak Kerbau pun menolongnya. Dia menggeser pohon itu, dia dorong dengan tanduknya yang kuat hingga buaya it dapat lepas. Tapi setelah buaya itu bebas, dia malah langsung menggigit kaki Pak Kerbau dan berniat memakannya.

Si Kancil hanya bisa manggut-manggut mendengar cerita Kerbau malang itu, otaknya berpikir keras untuk bisa membantu Kerbau yang malang itu dari gigitan Pak Buaya.

"Hmmm...jadi ceritanya begitu. Apakah cerita itu benar Pak Buaya?," tanya Kancil pada Buaya. Kini dia telah menemukan sebuah ide.

"Benar it Kancil... Tapi aku juga tak bisa di salahkan. Aku sudah terjebak selama tiga hari, dan tak makan apa-apa. Aku sangat lapar. Katanya si Kerbau mau menolong ku. Bukankah menolong itu harus tuntas? tidak boleh setelah-setelah. Karena aku juga lapar, berarti dia juga harus mau menolong ku biar aku tak mati kelaparan kan? makanya dia harus mau aku makan........," kata Buaya berusaha membenarkan tindakannya.

"Wah....benar kata mu Pak Buaya. Berarti kamu tidak salah jika ingin memakan Pak Kerbau. Soalnya menolong itu memang harus sampai tuntas," kata Kancil.

Pak Kerbau pun langsung lemas mendengar jawaban Kancil yang membela Buaya. Padahal dia berharap keadilan, dan dia mengharapkan si Kancil mau membelanya agar bisa lepas.

Sedangkan si Buaya sangat senang karena merasa di bela. Dia sangat gembira karena kini tak ada lagi yang akan mencegahnya untuk memakan si Kerbau.

"Tapi aku masih belum terlalu yakin kalau cuma lewat cerita saja. Untuk lebih meyakinkan bahwa Pak Buaya yang benar maka kita harus melakukan reka adegan," kata Kancil lagi.

"Maksud mu bagaimana Kancil.......?" tanya Pak Buaya.

"Begini Pak Buaya....... Kita harus mengulang kejadian waktu kerbau menolong mu. Semua di ulang dari awal kejadian ketika kamu tertimpa pohon dan kerbau datang untuk menolong mu," kata Kancil menjelaskan.

"Maksud mu aku harus melepaskan gigitan ku dulu dan aku kembali di timpa dengan pohon?," wah ......aku tak mau.....nanti si Kerbau malah melarikan diri.....". kata buaya keberatan.

"Jangan khawatir Pak Buaya..... Aku akan menjaganya.....kan aku ada di pihak mu. Dan lagi dengan kaki luka, mana mungkin dia bisa lari?" kata Kancil berusaha meyakinkan.

"Hmmm..... Baiklah kalau begitu, aku setuju. Tapi kamu harus benar-benar menjaganya agar tak melarikan diri," kata Buaya setuju.

"Beres.....serahkan  saja senua pada ku. Lari ku kan lebih cepat dari pada Pak Kerbau. Bagaimana dengan mu Pak Kerbau ? apa kau juga setuju ?" Pak Kerbau hanya mengangguk lemah, dia sudah pasrah pada nasib yang akan menimpa.

Dia hanya bisa sabar, dan hatinya tak henti-henti berdo'a agar yang maha kuasa memberinya keadilan. Reka adegan pun di mulai. Si Buaya kembali ke tempat dia tertimpa pohon, dan Pak Kerbau kembali mendorong pohon itu menindih tubuh Buaya seperti semula. Setelah Buaya tak bisa lagi terlepas, si Kancil pun dengan cepat mengajak Pak Kerbau untuk lari. Dan Kerbau pun melarikan diri bersama Kanci.

Buaya pun akhirnya sadar bahwa Kancil telah berhasil menipunya. Kini dia menyadari bahwa dirinya salah. Dia berteriak meminta maaf dan meminta tolong agar Kerbau mau membebaskannya. Tapi semua sudah terlambat......si Buaya hanya dapat menyesali semua perbuatannya....tapi, sesal kemudian tidaklah berguna.

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK