Budi dan Eko, ya duduk di depan rumah Budi, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan lah.
"Hidup ini penuh dengan ujian, ya kan Eko?" kata Budi.
"Memang hidup ini penuh dengan ujian. Ya salah satu contoh : seorang cewek yang menikah dengan cowok miskin. Ya ceweknya, ya asalnya dari keluarga miskin juga lah. Hidupnya penuh prihatin dan tinggal di tanah orang, ya rumahnya di bangun ala kadarnya gitu. Agama yang di yakini, ya agama Islam. Agama cuma sekedar agama saja. Ketika ujian dateng paling berat. Ya cewek itu bersama cowoknya di suruh pindah dari tanah yang di tempatin itu. Pemilik tanah, ya ingin menjualnya dengan alasan ekonomi keluarga, ya karena di lihat dari faktor lingkungan kenapa banyak orang pemilik tanah menjual tanahnya?. Cewek itu menangis karena keadaan dirinya miskin dan juga menikahi cowok miskin, ya tinggal di tanah orang. Air mata tinggal air mata. Agama cuma sekedar agama, ya tidak pernah menjalankan aturan agama. Cewek itu yang tadi jalan baik, ya berubah total dengan seketika. Ya cowoknya, ya masih berusaha dengan baik di jalan baik tapi karena ceweknya, ya berubah juga. Keduanya menjalani hidup dengan cara, ya halal haram hantam....," kata Eko.
"Manusia yang hanya sekedar agama saja. Ketika di ujian itu dateng. Pasti halal haram di hantam demi hidup," kata Budi.
"Hidup ini penuh perubahan karena gejala ekonomi," kata Eko.
"Memang semua di pengaruhi oleh ekonomi. Siapa yang bisa bertahan dari keadaan? Ya berarti kuat. Siapa yang tidak bisa bertahan? Ya hancur karena keadaan," kata Budi.
"Orang-orang berpikir pendek selalu berpikirnya, ya halal haram hantam. Maka itu polisi ada untuk menanggulangi masalah tentang orang-orang yang melanggar aturan ini dan itu. Ya sampai pertikai antara manusia di dalam struktur kerjaan di pemerintahan, ya terjadi pembunuhan dengan pake pistol. Seperti cerita film atau berita," kata Eko.
"Orang-orang tidak bisa sabar dalam ujian. Pasti berpikir pendek," kata Budi.
"Hidup ini butuh kesabaran menghadapi ujian ini dan itu," kata Eko.
"Ngomong-ngomong. Berita cacar monyet telah di beritakan dengan baik, ya di Tv dan juga radio," kata Budi.
"Ya nama juga penyakit, ya berita berkaitan dengan kesehatan manusia. Manusia berpikir panjang, ya harus menjaga diri dengan baik, ya hidup sehat gitu. Menjalankan protokol kesehatan boleh lah demi kebaikan diri dan orang banyak gitu," kata Eko.
"Manusia yang berpikir panjang. Demi diri dan orang banyak. Ya protokol kesehatan di jalanin, ya boleh lah," kata Budi.
"Emmmm," kata Eko.
"Ya sekedar obrolan SMA," kata Budi.
"Emmmm," kata Eko.
"Ya kalau begitu. Lebih baik aku bercerita dengan wayang yang terbuat dari kardus bekas, ya kreatif. Ceritanya masih ada kaitan musik," kata Budi.
"Jangan-jangan karena ada acara Tv, ya kaitannya musik juga, ya Budi?" kata Eko.
"Ya kan acara Tv tetap menayangkan dengan baik acara musik. Kalau aku kan sekedar saja bercerita!" kata Budi.
"Baiklah aku jadi penonton yang baik!" kata Eko.
Budi telah mengambil wayang yang di taruh di kursi. Budi memainkan wayang dengan baik, ya begitu juga bercerita dengan baik. Eko menonton pertunjukkan wayang Budi dengan baik lah.
Isi cerita yang di ceritakan Budi :
Maria adalah seorang wanita muda Austria berjiwa bebas yang belajar untuk menjadi seorang biarawati di Biara Nonnberg di Salzburg pada tahun 1938. Antusiasme masa mudanya dan kurangnya disiplin menyebabkan beberapa kekhawatiran. Mother Abbess mengirim Maria ke vila pensiunan perwira angkatan laut Kapten Georg von Trapp untuk menjadi pengasuh bagi ketujuh anaknya—Liesl, Friedrich, Louisa, Kurt, Brigitta, Marta, dan Gretl. Kapten telah membesarkan anak-anaknya sendirian menggunakan disiplin militer yang ketat setelah kematian istrinya. Meskipun anak-anak berperilaku buruk pada awalnya, Maria menanggapi dengan kebaikan dan kesabaran, dan segera anak-anak menjadi percaya dan menghormatinya.
Sementara Kapten pergi di Wina, Maria membuat pakaian bermain untuk anak-anak dari tirai yang akan diganti. Dia membawa mereka berkeliling Salzburg dan pegunungan sekitarnya, dan dia mengajari mereka cara bernyanyi. Ketika Kapten kembali ke vila bersama Baroness Elsa Schraeder, seorang sosialita kaya, dan teman bersama mereka, "Paman" Max Detweiler, mereka disambut oleh Maria dan anak-anak yang kembali dari naik perahu di danau yang berakhir saat perahu mereka terbalik. Tidak senang dengan pakaian dan aktivitas anak-anaknya, dan permohonan Maria yang berapi-api agar dia lebih dekat dengan anak-anaknya, Kapten memerintahkannya untuk kembali ke biara. Saat itu dia mendengar nyanyian datang dari dalam rumah dan tercengang melihat anak-anaknya bernyanyi untuk Baroness. Dipenuhi dengan emosi, Kapten bergabung dengan anak-anaknya, bernyanyi untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun. Dia meminta maaf kepada Maria dan memintanya untuk tinggal.
Terkesan dengan nyanyian anak-anak, Max mengusulkan agar dia memasukkan mereka ke Festival Salzburg yang akan datang. Namun saran tersebut langsung ditolak oleh Kapten karena dia tidak mengizinkan anak-anaknya bernyanyi di depan umum. Dia setuju, bagaimanapun, untuk mengatur pesta besar di vila. Malam pesta, saat para tamu dengan pakaian formal berdansa waltz di ballroom, Maria dan anak-anak melihat dari teras taman. Ketika Kapten memperhatikan Maria mengajar Kurt Lander, ya tradisional tarian rakyat, dia melangkah masuk dan berpasangan dengan Maria dalam pertunjukan yang anggun, yang berpuncak pada pelukan erat. Bingung tentang perasaannya, Maria tersipu dan melepaskan diri. Kemudian, Baroness, yang melihat ketertarikan Kapten pada Maria, menyembunyikan kecemburuannya dengan secara tidak langsung meyakinkan Maria bahwa dia harus kembali ke biara. Kembali di biara, ketika Ibu Abbess mengetahui bahwa Maria telah tinggal di pengasingan untuk menghindari perasaannya terhadap Kapten, dia mendorongnya untuk kembali ke vila untuk mencari tujuan hidupnya. Setelah Maria kembali ke vila, dia mengetahui tentang pertunangan Kapten dengan Baroness dan setuju untuk tinggal sampai mereka menemukan pengasuh pengganti. Namun, perasaan Kapten untuk Maria tidak berubah, dan setelah memutuskan pertunangan, Kapten menikahi Maria.
Saat mereka sedang berbulan madu, Max memasuki anak-anak di Festival Salzburg bertentangan dengan keinginan ayah mereka. Setelah mengetahui bahwa Austria telah dianeksasi oleh Third Reich di Anschluss, ya pasangan itu kembali ke rumah mereka. Di sana, Kapten menerima telegram, memerintahkannya untuk melapor ke pangkalan Angkatan Laut Jerman di Bremerhaven untuk menerima komisi di Kriegsmarine. Sangat menentang Nazi dan Anschluss, ya Kapten memberi tahu keluarganya bahwa mereka harus segera meninggalkan Austria. Malam itu, keluarga von Trapp berusaha melarikan diri ke Swiss, tetapi mereka dihentikan oleh sekelompok Brownshirts yang menunggu di luar vila. Saat ditanya oleh Gauleiter Hans Zeller, ya Kapten menyatakan bahwa mereka menuju ke Festival Salzburg untuk tampil. Zeller bersikeras mengawal mereka ke festival, ya setelah itu anak buahnya akan menemani Kapten ke Bremerhaven.
Malamnya di festival, selama nomor terakhir mereka, keluarga von Trapp menyelinap pergi dan mencari perlindungan di biara terdekat, ya di mana Ibu Abbess menyembunyikan mereka di ruang bawah tanah pemakaman. Kaus coklat segera tiba dan menggeledah biara, tetapi keluarga itu dapat melarikan diri menggunakan mobil penjaga. Ketika para tentara berusaha mengejar, ya mereka menemukan mobil mereka tidak mau menyalah, ya karena dua biarawati telah menyabotase mesin mereka. Keesokan paginya, setelah berkendara ke perbatasan Swiss, keluarga von Trapp berjalan kaki melintasi perbatasan ke Swiss menuju keamanan dan kebebasan.
***
Budi cukup lama bercerita dengan wayang, ya akhirnya selesai juga gitu. Eko memuji pertunjukkan wayangnya Budi, ya begitu juga dengan ceritanya bagus gitu. Budi menaruh wayang di kursi kosong.
"Agama itu. Saling berlomba-lomba untuk membimbing umatnya dengan baik, ya agar meyakini agama yang di yakini. Dengan cara musik saja salah satu siar agama. Contoh : seorang penyanyi yang agama Kristen, ya menunjukkan kebaikan dari agama, ya siarnya gitu. Maka yang beragama lain, seperti Islam, ya tidak mau kalah untuk menunjukkan kebaikan agama dari seorang penyanyi, ya siar," kata Budi.
"Berlomba-lomba siar agama lewat musik. Menunjukkan kebaikan agama yang di yakini manusia. Ya tapi hidup ini antara baik dan buruk. Jadi jika ada perselisihan agama karena ada pihak yang memprofokasi keadaan dari sudut ini dan itu, ya buruk ya gitu. Maka hukum negeri ini bertindak tegas, ya menangkap dan mengadili orang-orang yang buruk tersebut," kata Eko.
"Memang hidup ini antara baik dan buruk. Kalau begitu. Main catur saja!" kata Budi.
"Ok. Main catur!" kata Eko.
Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas meja. Budi dan Eko, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan lah.