CAMPUR ADUK

Thursday, July 18, 2024

WRITING FINDING FORRESTER

Malam yang tenang dan keadaan lingkungan rumah Eko, ya baik dan tenang gitu. Setelah nonton Tv yang acara musik dangdut, ya Eko duduk di depan rumahnya dengan baik sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan gitu. 

"Nyanyi dan main gitar!" kata Eko. 

Eko mengambil gitar, yaaa memang di taruh samping kursi, ya gitar di mainkan dengan baik dan bernyanyi dengan baik gitu 

Lirik lagu yang dinyanyikan Eko :

"Dari sabang sampai meraukeBerjajar pulau pulauSambung menyambung menjadi satuItulah indonesiaIndonesia tanah airkuAku berjanji padamuMenjunjung tanah airkuTanah airku indonesia
Dari sabang sampai meraukeBerjajar pulau pulauSambung menyambung menjadi satuItulah indonesiaIndonesia tanah airkuAku berjanji padamuMenjunjung tanah airkuTanah airku indonesia"

***
Eko selesai menyanyi, ya gitar berhenti di mainkan dan gitar di taruh di samping kursi gitu. 

"Emmm," kata Eko. 

Eko menikmati minum kopi dan makan gorengan gitu. 

"Baca cerpen saja!" kata Eko. 

Eko mengambil buku di bawah meja, ya buku di buka dengan baik dan cerpen di baca dengan baik gitu. 

Isi cerita yang di baca Eko :

Di Bronx, Jamal Wallace yang berusia enam belas tahun meremehkan potensinya sebagai siswa yang berbakat, lebih memilih bermain basket dengan teman-temannya. Mereka diawasi oleh William Forrester, seorang pertapa yang tidak pernah meninggalkan apartemennya dan telah menjadi legenda urban lingkungan. Ditantang oleh teman-temannya, Jamal menyelinap ke apartemen, tetapi dikejutkan oleh Forrester dan melarikan diri, meninggalkan ranselnya. Forrester kemudian menjatuhkan ranselnya ke jalan, setelah mengedit tulisan pribadi Jamal. Jamal memintanya untuk membaca lebih banyak tulisannya, tetapi Forrester dengan marah menyuruhnya memulai dengan 5.000 kata tentang mengapa dia harus "menjauh dari rumahku." Jamal melakukannya, meninggalkan esai di depan pintu Forrester, dan dipersilakan masuk.

Karena nilai ujiannya yang tinggi, Jamal ditawari beasiswa akademik penuh dan transfer ke Mailor-Callow, sekolah swasta bergengsi di Manhattan, dengan pengertian bahwa ia akan bergabung dengan tim bola basket. Jamal mengetahui bahwa Forrester adalah penulis novel terkenal pemenang Hadiah Pulitzer, Avalon Landing, tetapi tidak pernah menerbitkan buku lain. Forrester setuju untuk membantu Jamal dengan tulisannya selama dia tidak bertanya tentang kehidupan Forrester atau memberi tahu siapa pun tentang dia. Mereka terikat ketika Forrester memberi Jamal karyanya sendiri untuk ditulis ulang, dengan syarat bahwa tulisan mereka tidak pernah meninggalkan apartemen. Tulisan Jamal membaik, menyebabkan salah satu profesornya, Robert Crawford, mencurigainya melakukan plagiarisme. 

Jamal berteman dengan teman sekelasnya Claire dan unggul di lapangan basket, tetapi diasingkan dari teman-teman lamanya. Dia meyakinkan Forrester untuk menghadiri pertandingan dengannya di Madison Square Garden, tetapi mereka menjadi terpisah dan Forrester, kewalahan oleh kerumunan, mengalami serangan kecemasan. Dengan bantuan saudaranya Terrell, Jamal membawa Forrester ke lapangan kosong di Yankee Stadium, di mana Forrester yang emosional mengungkapkan bahwa dia sering datang bersama saudaranya. Dia memberi tahu Jamal tentang trauma saudaranya yang kembali ke rumah dari Perang Dunia II - dasar untuk bukunya - dan bagaimana peran tidak langsung Forrester dalam kematiannya, diikuti oleh kematian orang tua mereka, membuatnya menjadi pertapa.

Masih curiga, Crawford memaksa Jamal untuk menyelesaikan tugas berikutnya di hadapannya. Kehabisan waktu untuk mengikuti kompetisi esai sekolah, Jamal menyerahkan salah satu latihan Forrester ke kontes, dan mempermalukan Crawford di kelas. Dia dipanggil ke hadapan Crawford dan dewan sekolah, yang mengungkapkan bahwa Forrester telah menerbitkan artikel yang menjadi dasar esai Jamal. Diminta untuk membuktikan bahwa dia memiliki izin penulis untuk menggunakan materinya, Jamal menepati janjinya kepada Forrester dan tidak mengatakan apa-apa. Crawford menuntut dia membaca surat permintaan maaf kepada teman-teman sekelasnya, tetapi Jamal menolak, membahayakan beasiswanya. Memberitahu Forrester apa yang telah dia lakukan, Jamal meminta temannya untuk membelanya, tetapi Forrester marah Jamal mengkhianati kepercayaannya dengan mengambil tulisan mereka, dan masih tidak mau meninggalkan rumahnya.

Sekolah meyakinkan Jamal bahwa tuduhan plagiarisme akan dibatalkan jika dia memenangkan turnamen bola basket negara bagian, tetapi dia dengan sengaja melewatkan lemparan bebas terakhir, yang membuat mereka kehilangan kejuaraan. Menonton pertandingan di TV, Forrester berhasil mengendarai sepedanya melintasi kota. Terrell memberinya sepucuk surat dari Jamal, yang tiba di sekolah untuk mengikuti kontes esai. Forrester muncul, dan membacakan esai yang menyentuh hati kepada para pendengarnya. Dia mengakui persahabatannya dengan Jamal, yang dia jelaskan memiliki restu untuk menggunakan materinya, tetapi Crawford menyatakan bahwa ini tidak akan mempengaruhi keputusan sekolah. Forrester mengungkapkan bahwa esai yang dia bacakan sebenarnya adalah surat yang ditulis Jamal, dan kepala sekolah mengesampingkan Crawford dan membersihkan nama Jamal. Jamal pergi bersama Forrester, yang berencana mengunjungi negara asalnya, Skotlandia. 

Setahun kemudian, Jamal bersiap untuk lulus dari Mailor-Callow. Dia bertemu dengan Sanderson, seorang pengacara, yang menjelaskan bahwa Forrester telah meninggal, telah didiagnosis menderita kanker sebelum dia bertemu Jamal. Forrester telah mewariskan apartemennya kepada Jamal, dengan sebuah surat yang berterima kasih padanya karena telah menghidupkan kembali keinginannya untuk hidup. Jamal juga diberikan manuskrip novel kedua Forrester, di mana ia diharapkan untuk menulis kata pengantar, dan bergabung dengan teman-teman lamanya dalam permainan bola basket.

***

Eko selesai baca cerpen yang cerita menarik, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu. 

"Emmm," kata Eko. 

Eko menikmati minum kopi dan makan gorengan gitu. Budi datang ke rumah Eko, yaaa motor di parkirkan dengan baik di depan rumah Eko. Yaaa Budi duduk dengan baik, ya dekat Eko. Di meja ada mobilan bus terbuat dari kardus gitu. 

"Eko," kata Budi. 

"Apa?" kata Eko. 

"Ini....!" kata Budi sambil menunjukkan mobil mainan bus di meja. 

"Ooo mobil mainan bus toh!" kata Eko. 

"Tayo," kata Budi. 

"Iya. Tayo!!!. Kenapa gitu?" kata Eko. 

"Eko buat mobilan bus dari kardus, ya mobilan busnya mirip Tayo?" kata Budi. 

"Iya aku buat mobilan bus mirip seperti buatan Budi. Bisa di bilang sih....ikut-ikutan saja seperti Budi. Nilai kreatifitas," kata Eko.

"Ooo Eko. Ikutan-ikutan dengan aku....toh. Eko buat mainan mobilan bus Tayo. Nilai kreatifitas toh!" kata Budi. 

"Ada kemauan pasti bisa!" kata Eko. 

"Memang sih. Ada kemauan pasti bisa!" kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

Budi mengambil mobilan bus gitu. Yaaa di lihat dengan baik, ya mobilan bus gitu. 

 "Mobilan busnya....aku buat dengan baik bisa jalan dengan tenaga baterai," kata Eko. 

"Mobilan busnya pake mesin dinamo untuk jalan toh!" kata Budi. 

Budi mengeser tombol yang ada di bawah mobilan bus, ya tanda hidup dan roda berputar dengan baik gitu. Yaaa Budi menaruh mobilan bus di lantai. Mobilan bus Tayo berjalan dengan baik gitu. 

"Keren!!!" kata Budi. 

"Keren mobilan bus buatan aku apa acara Tv...Tayo gitu?" kata Eko. 

Budi mengambil mobilan bus dan tombol di geser, ya tanda mati dan mobilan bus di taruh di meja gitu. 

"Yaaa urusan mobilan bus kan nilai kreatifitas, ya keren...pujian teman. Kalau urusan acara Tv...Tayo, ya kenen...sih....pujian penonton karena suka dan ada kaitan dengan urusan ekonomi gitu," kata Budi. 

"Aku....paham omongan Budi!" kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA, ya kan Eko?" kata Budi. 

"Iya...sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Ngopi!" kata Budi.

"Emmm," kata Eko. 

Budi mengambil gelas, sedok, dan kopi sasetan gitu. Ya kopi sasetan di buka dengan baik gitu, ya isinya di masukan ke gelas dan bungkus di buang ke tong sampah gitu. Di meja, ya ada tekok listrik terbuat dari kaleng sarden cukup besar, ya ternyata di dalam tekok ada air panas gitu. Budi menuangkan tekok berisi air panas ke gelas gitu. Kopi di aduk dengan sedok dengan baik gitu. Yaaa kopi jadi di minum dengan baik sama Budi. 

"Emmm. Enaknya kopi ini...," kata Budi. 

Budi menaruh gelas berisi kopi di meja. 

"Kopi enak....sesuai iklan di Tv!" kata Eko. 

"Memang sesuai iklan di Tv...kopinya!" kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Aku mau cerita Eko!" kata Budi. 

"Budi mau cerita toh!" kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Silakan Budi bercerita dengan baik gitu!" kata Eko.

"Begini ceritanya!" kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Jhon dan Owan berteman baik dan masih menjalankan pendidikan di SMA gitu. Jhon tubuhnya gemuk gitu. Ada cewek yang sukai Jhon, ya teman satu kelas gitu. Cewek yang di sukai Jhon bernama Naura gitu. Sebenarnya Naura punya, ya saudara kembar bernama Laura. Ya Laura meninggal karena kecelakaan motor bersama pacarnya bernama Alex gitu. Naura selalu bercerita pada teman-teman bahwa Laura masih bersamanya, ya Laura hantu gitu. Teman-teman menanggapi cerita Laura, ya cuma cerita horor saja. Jhon yang suka sama Naura, ya malu karena tubuh Jhon yang gemuk gitu. Ya Jhon sering ngomong sama Owan sih, ya tentang dirinya suka Naura gitu. Owan memahami keadaan Jhon yang malu dengan Naura karena keadaannya Jhon yang gemuk gitu. Ya Jhon pernah berusaha kurus gitu dengan olahraga tapi Jhon nafsu makannya yang besar jadinya susah jadi kurus dan tetap gemuk gitu. Suatu hari, ya Jhon menolong anak kecil cewek, ya di ganggu cowok, ya remaja nakal gitu. Sebenarnya anak kecil cewek itu bisa mengalahkan remaja nakal yang mengganggunya dengan sihirnya gitu. Karena ada Jhon, ya remaja nakal tersebut pergi gitu. Anak kecil cewek itu berterima kasih di tolong sama Jhon. Anak kecil cewek benama Dewi gitu. Jhon dan Dewi berteman baik gitu. Sampai Jhon tahu siapa Dewi? Ya Dewi sebenarnya seorang penyihir gitu. Dewi bisa berubah menjadi anak kecil, remaja, dan nenek gitu. Dewi pun tahu kalau Jhon suka sama cewek bernama Naura, ya tapi malu dengan tubuh Jhon yang gemuk gitu. Ya Dewi bisa saja membuat Jhon jadi kurus dengan ramuan ajaib gitu. Jhon ingin kurus dengan ramun ajaib demi cinta sama Naura gitu. Dewi memberikan ramuan ajaib pada Jhon, ya di minum ramuan tersebut. Jhon jadi kurus gitu. Kurus Jhon tidak bisa lama cuma sebatas satu minggu. Ya Jhon tidak masalah kurus dirinya satu minggu demi tujuannya bisa jadian dengan Naura gitu. Semua orang-orang kaget dengan keadaan Jhon yang kurus, ya termasuk Owan gitu. Jhon pede dengan keadaannya yang kurus, ya jadi mendekati Naura dengan tujuan jadian gitu. Jhon dan Naura jadi deket banget gitu. Owan senang saja gitu, ya Jhon dan Naura deket banget. Waktunya menyatakan cinta, ya Jhon menyatakan cinta sama Naura gitu. Ketika Naura menerima cinta Jhon, ya ternyata sudah satu minggu jadi Jhon kembali jadi gemuk gitu. Naura, ya kaget Jhon jadi gemuk. Ya Jhon malu deh dengan dirinya jadi gemuk. Ya Naura menerima apa adanya Jhon. Ya Jhon senang sih Naura menerima apa adanya Jhon gitu. Hubungan kisah cinta Jhon dan Naura berjalan dengan baik gitu. Owan senang dengan hubungan kisah cinta Jhon dan Naura. Dewi tahu bahwa Naura, ya masih diikuti hantu saudara kembarnya Laura gitu. Dewi memberikan penglihatan pada Jhon untuk melihat hantu Laura. Ya Naura memang bisa melihat hantu Laura gitu. Laura yang melihat Naura bahagia dengan Jhon, ya cowok baik gitu. Ya Laura memutuskan untuk pergi selamanya dan menghilang gitu. Naura senang kalau Laura tenang di alamnya gitu. Jhon dan Naura menjalin kisah cinta yang baik gitu. Sedangkan Owan, ya masih jomlo karena memutuskan untuk fokus sekolah SMA gitu. Begitulah ceritanya," kata Budi. 

"Cerita yang bagus!" kata Eko. 

"Sekedar cerita saja!" kata Budi. 

"Tokoh Jhon jadi kurus karena ramuan ajaib dari penyihir tokoh Dewi gitu," kata Eko. 

"Ya begitulah ceritanya," kata Budi. 

"Tokoh Naura menerima tokoh Jhon, ya apa adanya Jhon yang tubuh gemuk," kata Eko. 

"Cinta menerima apa adanya keadaan," kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Main catur saja Budi!" kata Eko. 

"Oke. Main catur!" kata Budi. 

Eko mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas meja gitu. Budi dan Eko menyusun dengan baik, ya bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik gitu. 

"Ngomong-ngomong Eko. Acara Tv ini dan itu....tetap bagus kan Eko?" kata Budi. 

"Acara Tv ini dan itu....berarti tentang politik juga. Yaaa oke lah....bagus semuanya. Ekonomi," kata Eko. 

"Iya....acara Tv ini dan itu...berkaitan dengan ekonomi," kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

Budi dan Eko tetap asik main catur dengan baik gitu. 

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK