Budi duduk santai di depan rumahnya sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus.
"Nyanyi saja dan main gitar!" kata Budi.
Budi mengambil gitar yang di taruh di samping kursi, ya gitar di mainkan dengan baik dan bernyanyi dengan baik gitu.
Lirik lagu yang dinyanyikan Budi :
Isi cerita yang di baca Budi :
Tidak banyak penyihir yang percaya (atau mau percaya) bahwa Voldermort telah kembali, termasuk Kementerian Sihir. Harry dan Dumbledore dianggap menyebar kabar bohong dan dianggap terganggu jiwanya. Meskipun demikian, masih banyak orang yang percaya pada Dumbledore, dan mereka inilah yang tergabung dalam Orde Phoenix. Namun karena situasi belum memungkinkan, mereka bergerak secara diam-diam untuk menghindari kecurigaan dari Kementerian. Mereka menggunakan kediaman Sirius, Grimmauld Place nomor 12 sebagai Markas Besar, sehingga Sirius tidak lagi dalam pelarian (tapi tetap bersembunyi karena pihak kementrian masih mencarinya).
Sementara itu, Harry yang diawasi siang-malam (tanpa sepengetahuannya) oleh anggota Orde, semakin sering mengalami sakit pada bekas lukanya. Emosinya sering tak terkendali. Pada suatu malam ia dikejutkan dengan hadirnya dementor di Privet Drive, yang hendak menyerang dirinya dan Dudley. Untunglah ia berhasil menghasilkan patronus untuk melawan mereka. Namun akibat dari hal ini, dia nyaris diusir oleh pamannya (karena dikira menyerang Dudley), menghadapi persidangan di Kementerian Sihir dan terancam dikeluarkan dari Hogwarts. Di persidangan tak seorangpun percaya bahwa ada Dementor berkeliaran di daerah Muggle. Tapi ketika Dumbledore mengatakan bahwa Kementerian tidak punya hak untuk mencampuri urusan sekolah, termasuk dalam hal ini mengeluarkan seorang murid, Harry pun bebas dari segala tuduhan.
Namun mimpi buruk Harry masih berlanjut. Untuk pertama kalinya dalam 5 tahun, Harry diajar oleh seorang guru Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam yang berasal dari Kementerian Sihir, Dolores Umbridge. Harry berulang kali mendapat detensi karena mengatakan bahwa Voldermort telah kembali. Harry dan seluruh murid kelas 5 akan menjalani ujian OWL, dimana mereka sudah harus berpikir pelajaran apa saja yang akan (dan mau) menerima mereka di kelas 6, serta tentang karier apa yang mereka minati selepas sekolah. Di tengah tekanan Umbridge dan segala dekritnya, Harry, atas dukungan penuh dari Ron dan Hermione, memimpin sekelompok anak untuk mempraktikkan pertahanan terhadap ilmu hitam dalam sebuah kelompok yang mereka namai Laskar Dumbledore (LD). LD beranggotakan cukup banyak anak, selain Ron, Hermione, Ginny, Neville Longbottom, Luna Lovegood, Fred & George, Cho Chang, dan beberapa anak dari asrama lain yang kelihatannya lebih ingin tahu apakah benar pikiran Harry terganggu seperti yang diberitakan koran-koran, atau ingin tahu cerita yang sebenarnya tentang kematian Cedric dan kembalinya Voldermort.
Penglihatan yang dialami Harry akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa dia dan Voldermort, entah bagaimana, saling terhubung. Harry merasakan amarah dan kesenangan Voldermort. Suatu saat hal ini menguntungkan, karena menyelamatkan Arthur Weasley dari maut. Tapi Dumbledore kemudian menugaskan Snape untuk mengajari Occlumency, untuk menutup pikirannya dari Voldermort. Harry dan Snape yang sama-sama tidak senang dengan hal ini, tetap melakukannya, sampai suatu saat Harry memasuki Pensieve Snape dan mendapati alasan mengapa ia begitu membenci ayahnya dan Sirius. Snape sangat sangat marah ketika memergoki Harry dan menolak untuk mengajarinya sejak saat itu.
Hagrid yang baru saja kembali setelah sekian lama pergi, ternyata membawa serta Grawp, adiknya yang raksasa asli. Ia dan Madame Maxime sebenarnya ditugasi Dumbledore untuk mendekati para raksasa agar tidak bergabung dengan Voldermort. Tapi tidak berhasil, karena ternyata para Pelahap Maut telah mendekati mereka terlebih dahulu. Ketika pulang, Hagrid membawa Grawp (karena ibu mereka telah meninggal) yang bertubuh mungil (untuk ukuran raksasa).
Ya terjadi pertempuran di Kementerian Sihir. Harry dipancing untuk pergi ke Kementerian Sihir, di mana ternyata di sana sudah menunggu para Pelahap Maut. Mereka menjebak Harry untuk mengambil Ramalan di Departemen Misteri. Ramalan tentang dirinya dan Voldermort. Harry, Ron, Hermione, Luna dan Neville berusaha menyelamatkan diri dari serangan para Pelahap Maut, ketika sejumlah anggota Orde Phoenix datang membantu. Terjadilah pertempuran sengit, dimana akhirnya Sirius terbunuh dan Dumbledore pun menyelamatkan Harry dari Voldemort yang datang setelah para Pelahap Mautnya berhasil dikalahkan kecuali Belatrix yang membunuh Sirius. Setelah duel sengit antara kedua penyihir hebat, Dumbledore tampaknya lebih kuat dari Voldemort, dengan mudah dan cepatnya dia menangkis serangan Voldemort dan bahkan hampir saja mengalahkan Voldemort dan serangan yang sangat dahsyat dari Voldemort pun tetap tidak berhasil menembus pertahanan Dumbledore. Pada akhirnya, Voldemort, yang tampaknya sadar cepat atau lambat dia akan kalah jika duel berlanjut, pun mencoba menguasai Harry agar dapat memaksa Dumbledore membunuhnya tapi gagal karena cinta Harry terhadap teman-temannya yang dating dan almahrum Sirius terlalu kuat. Voldemort pun dilihat oleh Fudge saat dia kabur dan dengan ini, Kementerian Sihir harus mengakui bahwa Voldemort telah kembali dan Fudge pun dipaksa turun dari jabatannya sementara Umbridge dikeluarkan dari Hogwarts. Di akhir cerita Dumbledore memberitahu Harry tentang Ramalan tersebut, yang ternyata dibuat oleh Profesor Trelawney, bahwa untuk bertahan hidup, ia dan Voldermort harus saling membunuh, karena yang satu tidak bisa bertahan bila yang satu tetap hidup.
***
Budi selesai baca cerpen.
"Emmm. Cerita bagus. Yang buat ceritanya pinter," kata Budi.
Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus gitu.
"Orang-orang yang menggeluti bidang pembuatan cerita, ya apa pun bentuknya? Ya masih berkaitan dengan ekonomi, ya menggerak roda ekonomi dengan baik demi hidup ini," kata Budi.
Budi lanjut baca cerpen lain dengan judul Dewi.
Isi cerita yang di baca Budi :
Dewi adalah gadis kampung yang ayu, lugu, ceria, dan selalu optimis. Begitu lugunya Dewi sampai-sampai dia percaya seribu persen pada Gustav, teman sekaligus jodohnya sedari kecil. Dengan senang hati, Dewi menerima tawaran Gustav untuk ikut dengannya bekerja di Jakarta, dan meninggalkan Halimah, ibunya dan adik sepupunya Maya.
Ternyata apa yang dijanjikan Gustav tidak seindah kedengarannya. Gustav ternyata hanyalah seorang sopir keluarga kaya. Selain itu ia ternyata juga terjerat hutang dengan Bos Josh. Karena tidak sanggup membayar hutang, Gustav pun mengiyakan permintaan Bos Josh untuk menyerahkan Dewi untuk melunasi hutang-hutangnya. Dewi yang tahu niat buruk Gustav pun akhirnya berhasil kabur.
Dalam pelariannya, Dewi diselamatkan oleh Andre, lelaki tak dikenal yang baik hati mau menolongnya, hingga ia pun bebas dari kejaran anak buah Bos Josh. Andre pun memaksa Dewi untuk ikut ke rumahnya, karena ia menyangka Dewi adalah Sita, calon istrinya. Dewi yang masih bingung tak kuasa menolak ajakan Andre, karena Andre tak mau mendengar penjelasannya.
Sesampainya mereka berdua di rumah, betapa kagetnya anggota keluarga Andre, Nenek Widya, Tanti, Indi, dan Satria melihat kehadiran Dewi, yang sangat mirip sekali dengan Sita. Nenek Widya pun meminta Dewi tinggal di rumah itu untuk merawat Andre, karena ia melihat perubahan positif pada diri Andre saat Dewi di dekatnya. Nenek Widya juga menjelaskan Sita adalah calon istri Andre yang meninggal karena serangan jantung pada hari pernikahannya, yang kemudian membuat Andre menjadi depresi. Karena tidak tega, Dewi pun akhirnya menyanggupi. Selain itu Dewi juga teringat akan kebutuhan keluarganya di kampung.
Andre yang masih menganggap kalau Dewi adalah Sita semakin ketergantungan dengan Dewi. Ia pun tidak ingin Dewi jauh-jauh dari dirinya. Hal itu membuat Lila, wanita yang selama ini mendampingi Andre sejak kepergian Sita pun menjadi cemburu. Karena setelah sekian lama ia berjuang mendekati Andre, ia tidak berhasil melenyapkan Sita dari pikiran Andre. Dan setelah kepergian Sita pun, datang lagi ancaman baru, yakni Dewi yang mirip sekali dengan Sita.
Satria, sepupu Andre yang egois dan emosian dalam membuat keputusan, menaruh hati kepada Dewi. Namun Dewi tidak bisa menerima cinta Satria karena ia sangat mencintai Andre. Tidak seorang pun mengetahui bahwa Tanti telah tidak sengaja membuat Satria buta selama lima tahun silam. Kebutaan Satria membuatnya tidak bisa memimpin perusahaan sepandai Andre, hingga Satria selalu disalahkan oleh Nenek Widya. Maklum, pernikahan Indi dengan ayah Satria tertentang oleh Nenek Widya sehingga Nenek Widya lebih perhatian kepada Andre daripada Satria.
Malang bagi Tanti, ternyata kecelakaan yang membuat Satria buta diketahui oleh Jimmy, ayah sambung Lyla. Jimmy yang sangat menyayangi Lyla sepeti anak kandungnya dan sangat membenci Dewi, berusaha memisahkan Dewi dan Andre dengan memaksa Tanti untuk menjauhkan Andre dari Dewi. Suatu hari, Dewi ikut mengetahui rahasia Tanti dan tidak sengaja membeberkannya didepan keluarga Tanti. Andre, Satria, Indi, Nenek Widya, Maya, dan Halimah tentu kaget mengetahui kenyataan ini. Indi menjadi sangat murka dengan Tanti, dan Nenek Widya pun mengalami stroke akibat mengetahui hal ini. Nenek Widya kemudian membenci Tanti, Andre, dan Dewi. Tanti dan Andre diusir dari rumah oleh Nenek Widya, dan terpaksa tinggal di rumah Halimah bersama Dewi dan Maya.
Setelah mengalami rentetan kejadian pun Dewi akhirnya menikah dengan Andre. Tapi tentu saja dengan dendam dari Lyla yang masih menyukai Andre. Dewi yang sempat mengajar untuk anak-anak telantar pun membawanya bertemu dengan Mirza, yang ternyata anak dari Hamid yang selalu gila uang dan rela melakukan apapun demi uang. Tanti sempat merasa kalau Dewi dan Mirza itu ada sesuatu, tetapi Dewi dan Andre sepakat untuk tidak mempermasalahkannya. Karena frustasi tentang kehamilan Dewi, Lyla pun mabuk-mabukan bersama Satria sampai akhirnya mereka tidur bersama. Lyla pun akhirnya hamil dari anak Satria. Akhirnya Dewi melahirkan anaknya dan diberi nama Sita, dan Lyla melahirkan anaknya juga dan diberi nama Lara. Karena tidak tahan hidup miskin, Lyla pun ke Jakarta dan memohon untuk tinggal bersama keluarga Widya, dan diizinkan. Sementara Lara yang mengidap down syndrome dititipkan di kampung bersama Gustav.
Dewi pun sempat mengalami koma berkepanjangan sampai 6 tahun, dan kesempatan ini digunakan Lyla untuk merebut hati Andre serta Sita, tetapi Andre tidak terjebak oleh Lila, karena dia terus menjagai Dewi. Tapi beda dengan Andre, Sita benar-benar menganggap Lyla sebagai ibunya dan hampir melupakan Dewi sebagai ibunya.
Ternyata terungkap bahwa Andre bukanlah anak kandung Tanti. Karena saat Tanti melahirkan, bayinya meninggal dan Sony suami Tanti membayar Hamid untuk memberikan putra sulungnya kepadanya agar Tanti tidak mengetahui tentang itu. Anak itu tumbuh menjadi Andre, yang dianggap adalah anak kandung Tanti tanpa seorang pun mengetahui kebenaran ini kecuali Sony yang telah meninggal dunia. Hal ini menjadi alasan buat Hamid untuk selalu memeras Sony saat masih hidup hingga terjadi perkelahian di masa lalu yang menyebabkan Sony meninggal dunia. Namun Hamid berhasil kabur dan lolos dari kasus ini. Suatu hari, Hamid bertemu kembali dengan Tanti dan mengenali Tanti sebagai istri Sony.
Di sisi lain, Nenek Widya mengungkap bahwa Indi bukanlah anak kandungnya. Karena itu, kelak ia hanya akan mewariskan hartanya kepada Tanti, Andre dan Dewi. Karena merasa tak dianggap, Indi pun menghalalkan segala cara untuk merebut harta warisan tersebut. Indi pun berkerjasama dengan Hamid demi menguras harta Nenek Widya. Hingga suatu hari, Indi tak sengaja membunuh Nenek Widya. Indi berhasil menjebak Dewi hingga Dewi menjadi tersangka dan masuk penjara. Di penjara, Dewi bertemu dengan Wiwid yang ternyata istri Hamid sekaligus ibu kandung Andre dan Mirza. Terungkap bahwa selama ini, Wiwid mendekam di penjara atas perbuatan Hamid yang dulu membuat Sony meninggal dunia, tetapi Wiwid sendiri tidak bersalah dan Hamid lah yang membuatnya tersangka. Andre dan Tanti memaafkan Wiwid setelah mengetahui kebenarannya dan Andre mulai menerima Wiwid sebagai ibu kandungnya.
***
Budi selesai baca cerpen yang cerita yang bagus karena yang buat cerita pinter gitu, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Eko," kata Budi.
"Apa?" kata Eko.
"Membicarakan orang-orang yang menjalankan kerjaannya bentuk obrolan di acara Tv atau YouTobe," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Masih berkaitan dengan urusan agama," kata Budi.
"Agama," kata Eko.
"Membahas bermacam-macam tema, ya dengan tujuan orang-orang yang menonton acara obrolan di Tv dan YouTobe. Penonton jadi paham agama dari agama yang di yakini," kata Budi.
"Realitanya sesuai dengan omongan Budi," kata Eko.
"Yang jadi pertanyaan aku. Sejauh apa bintang tamu yang di undang di acara obrolan di Tv dan YouTobe, ya pemahaman agamanya?" kata Budi.
"Kalau itu sih Budi. Aku mana tahu. Aku cuma penonton yang baik, ya sama dengan Budi," kata Eko.
"Aku paham omongan Eko," kata Budi.
"Yaaa menurut aku sih. Jika bintang tamunya itu, ya berpendidikan tinggi, ya Universitas. Kemungkinan pemahaman agama tentang agama yang di yakini, ya sejauh gelar pendidikannya di akui oleh Universitas, ya dasarnya penelitian tentang keilmuan basis agama," kata Eko.
"Pendapat Eko seperti itu. Aku setuju sih. Pemahaman agama sejauh diakui Universitas, ya dasar penelitian," kata Budi.
"Bidang agama. Masih berkaitan dengan roda penggerak ekonomi, ya kan Budi?" kata Eko.
"Ya memang sih. Bidang agama, ya masih berkaitan dengan ekonomi," kata Budi.
"Ekonomi berjalan baik. Ya baik untuk kebaikan bersama," kata Eko.
"Omongan Eko bener banget," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA, ya kan Eko?" kata Budi.
"Memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Yaaa kalau begitu sih. Seperti biasa aja. Main permainan ular tangga saja!" kata Budi.
"Ya oke main permainan ular tangga!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Budi mengambil permainan ular tangga di bawah meja, ya permainan di taruh di atas meja. Eko dan Budi main permainan ular tangga dengan baik gitu.