CAMPUR ADUK

Sunday, January 19, 2020

MAIN YOYO KAYU

Seusai pendidikan di sekolah, ya Bobo keluar dari sekolah bersama teman-temannya. Di samping gerbang sekolah ada Bapak-bapak pedagang kaki lima berjualan mainan gitu. Bobo tertarik gitu, ya temannya tertarik juga.

Bobo membeli sebuah yoyo kayu dan di bayarnya dengan uang pas. Bapak penjual mainan kaki lima, ya senang sih dagangan mainannya laris manis gitu dan dalam hati mengucap syukur "Alhamdulilah". Sedangkan teman-temannya, ya membeli mainan yang sama dengan Bobo atau beda seperti robotan, pistol air, seruling bambu dan masih banyak lainnya.

Bobo pun berjalan menuju rumahnya dengan santai bermain yoyo. Saat di rumahnya Andi, ya Bobo melihat Andi sedang bermain yoyo dengan mahirnya, sampai yoyo berputar stabil, ya lama gitu dan talinya di mainkan Andi.

Bobo ingin tahu gimana memainkan yoyo seperti Andi? Ya Bobo mendekati Andi, alias bertamu gitu. Andi dengan senang hati mengajarkan Bobo untuk bisa mahirnya main yoyo kayu.

"Bobo, talinya pada yoyo di renggangkan gitu, jadi ketika dimainkan maka yoyo akan berputar tetap dan tidak langsung kembali ke tangan kita. Tali pun di mainkan di buat apa pun, yang penting yoyo tetap berputar setabil," penjelasan Andi.

"Oh begitu," kata Bobo.

Ya Bobo mengikuti arahan Andi pada yoyonya, segera di mainkan gitu. Yoyo berputar dengan stabil dan lama banget dan tali bisa di mainkan dengan baik baru yoyo kembali ke tangan Bobo dengan baik.

"Aku bisa memainkan yoyo kayu ini dengan baik," kata Bobo.

"Cepat belajar kamu Bobo," pujian Andi.

Heru ya melihat Bobo dan Andi asik main yoyo di teras rumah, ya bertamu gitu.

"Hey teman aku ikutan main bersama kalian," kata Heru.

"Her....kamu beli yoyo juga?" tanya Bobo.

"Iya," saut Heru.

"Yoyo kamu besar juga ya....Heru," kata Andi.

"Iya, aku beli....yoyo yang besar dan juga aku pasang batu api di yoyo ini," kata Heru.

"Iya, itu batu api," kata Andi.

"Iya....batu api di pasang di yoyo...kamu Her...," kata Bobo.

Heru pun memainkan yoyo kayu dengan baik dan berputar stabil dan lama, ya di dekatkan ke lantai gitu....jadinya terjadi gesekan pada batu api dan lantai....ya timbullah percikan api.

"Hebat, muncul api di yoyo kamu Her," kata Bobo yang antusias.

"Iya, muncul percikan api di yoyo kamu Her," kata Andi.

Heru langsung menarik talinya dan kembali ketangannya yoyo yang di mainkan.

"Hebat yoyo ku!" kata Heru yang bangga.

"Hebat," kata Andi.

"Hebat," kata Bobo.

Bobo yang teringat pesan Ibu "Bobo segera pulang seusai sekolah, jangan main dulu". Bobo pun permisi untuk pulang ke pada teman-temannya. Ya Andi dan Heru membiarkan Bobo pulang sih, tetap Andi dan Heru melanjutkan main yoyo kayu dengan asik.

Bobo pun berlari dengan kencang menuju rumahnya. Belum sampai di rumahnya, Bobo melihat anak yang sedang main yoyo, tetapi bukan yoyo kayu tapi terbuat dari plastik dan kalau di mainkan lampunya hidup dan mengeluarkan suara kaya lagu gitu.

"Yoyo modern toh. Sedangkan yoyo ku...ini terbuat dari kayu dan memang mainan tradisional," celoteh Bobo.

Bobo pun mengabaikan anak yang main yoyo modern gitu, ya segera ke rumahnya. Sampai di rumah Bobo.

"Aku pulang," kata Bobo.

Ibu pun keluar dari kamar, ya menidurin adek bayi dan mendatangi Bobo yang main yoyo.

"Bobo, telat pulang lagi," kata Ibu.

"Maaf Ibu. Bobo main dulu...ke tempat Andi. Ini main yoyo kayu yang Bobo beli di Bapak pedagang mainan yang jualan di sekolah," kata Bobo.

"Mainan lagi. Ya udah ganti baju mu setelah itu makan. Ibu masak makan yang enak kesukaan kamu!" kata Ibu.

"Iya Ibu," kats Bobo.

Bobo segera ke kamarnya menaruh tas di meja belajar beserta yoyo, ya sekalian berbenah diri dan setelah itu makan gitu.

"Ayam goreng yang dibalut dengan tepung berbumbu," kata Bobo.

Bobo makan dengan nikmat masakan Ibu. Setelah perut kenyang, ya Bobo masuk kamarnya untuk mengerjakan PRnya dengan baik. Sampai waktu terus berjalan sesuai dengan rencananya, ya Bobo selesai mengerjakan PRnya. Ya Bobo biasa langsung memainkan yoyo kayu dengan penuh kecerian.

BALAP SEPEDAH

Hari minggu yang cerah banget. Bobo membuat sebuah kincir dari kertas dan gagangnya dari bambu, ya jadi sih dengan penuh keseriusan dan kesabaran membuat kincir.

"Aku berhasil membuat mainan kincir," kata Bobo yang senang.

Bobo langsung memasang kincir di sepedahnya, ya di ikat kuat agat tidak jatuh.

"Ibu, Bobo main sepedah," kata Bobo dengan keras.

"Iya, hati-hati ya....nak mainnya!" kata Ibu.

Bobo mulai menggoes sepedahnya dengan pelan dan akhirnya kencang gitu, sepedah melaju dengan sangat cepat sekali. Kincir di pasang di sepedah pun berputar dengan sangat cepat sekali.

"Aku suka, kincir yang aku buat berputar dengan baik," kata Bobo yang senang.

Bobo pun sampai di lapangan, ya sepedah di rem....seketika sepedah berhenti.

"Heru, Andi!" panggilan Bobo.

"Bobo," kata Heru dan Andi bersamaan.

Heru dan Andi yang mendekati Bobo, ya lagi naik sepedah sih keadaan Heru dan Andi.

"Sepedah mu kamu pasang kincir, ya Bobo?" kata Heru.

"Bagus...kan, aku buat sendiri....kincirnya," kata Bobo.

"Bagus....Bobo," pujian Heru.

"Iya...bagus," pujian tambahan Andi.

"Oh...iya, jadi gak balap sepedahnya. Kaya acara lomba balap motor...gitu yang di tayangkan di Tv," kata Bobo.

"Jadi. Lokasi untuk kita berlomba di lapangan," kata Heru.

"Berapa putaran dalam perlombaan ini, mengelilingi lapangan?" tanya Andi.

"Tiga ....aja," kata Heru.

"Setuju...tiga," kata Bobo.

"Ok, tiga," kata Andi.

Bobo dan teman-teman bersiap di lapangan gitu, untuk perlombaan balap sepedah. Wati pun lewat daerah situ, ya di panggil Bobo untuk jadi wasit yang menentukan mulainya perlombaan balap sepedah dan juga menentukan siapa pemenang dalam sepedah sekaligus sepoter. Wati menerima permintaan Bobo, Heru dan Andi.

"3..., 2.....1," kata Wati.

Bobo, Heru dan Andi mulai mengayuh sepedahnya dengan sangat cepat mengelilingi lapangan. Andi berada di depan yang ke dua Heru dan yang terakhir Bobo. Balapan menjadi seru banget karena ketiganya yang bertanding tidak mau mengalah. Putaran ke dua, kedudukan pun berubah. Heru pertama, Andi ke dua dan terakhir adalah Bobo.

Wati terus menyemangati teman-temannya yang sedang balapan. Putaran ketiga dan terakhir. Posisi pun berubah. Bobo pertama, Andi ke dua dan  terakhir Heru. Sampai di garis penentuan. Posisi tidak berubah, ya Wati menyaksikan siapa juara satu, dua dan tiga.

"Ha.....capek," kata Bobo.

"Iya capek. Bobo kamu yang menang," kata Heru.

"Ha....ha...ha. Bener-bener melelahkan. Yang menang kamu Bobo," kata Andi.

"Iya....aku menang. Ha..ha..ha," kata Bobo mengatur nafasnya.

"Balap sepedahnya udah selesai. Jadi aku pulang dulu. Ibu sudah menunggu di rumah," kata Wati.

"Iya, terima kasih Wati," kata Bobo.

"Terima kasih Wati," kata Heru dan Andi bersamaan.

"Iya," jawab Wati.

Wati pun meninggalkan teman-temannya di lapangan, ya berjalan menuju rumahnya.

"Hari sudah sore. Kita akhiri saja balap sepedahnya," kata Heru.

"Iya," kata Andi.

"Iya," kata Bobo.

Ya....Bobo, Heru dan Andi meninggalkan lapangan gitu mengayuh sepedah mereka ke rumah masing-masing. Bobo hampir sampai rumahnya. Ya melihat adek laki-laki yang menyukai kincir yang di pasang di sepedah Bobo. Ya....Bobo memberikan kincir tersebut.

"Terima kasih Kak....," kata adek laki-laki.

"Iya," kata Bobo.

Bobo pun segera ke rumahnya, ya sampai gitu dan menaruh sepedah di tempat biasanya Bobo menaruh sepedahnya, ya di garasi dan juga hari menjelang magrib.

"Aku pulang," kata Bobo di dalam rumah.

Ibu mendekati Bobo.

"Anak.....Ibu bau kecut, mandi sana!" kata Ibu.

"Iya, Ibu. Abis main sepedah dan juga balapan sepedah dengan teman-teman," kata Bobo.

"Bobo, pake sabun dan sampo yang baru Ibu beli, agar menghilangkan bau kecut kamu!" kata Ibu.

"Iya, Ibu," kata Ibu.

Bobo pun ke kamar mandi untuk mandi. Ayah pun baru pulang dari main futsal bersama teman-teman kantornya, ya bertemu Ibu di ruang tengah yang masih ngurus dedek bayi.

"Ayah....segera mandi....ya. Abis olah raga futsal.....bau kecut tuh!" kata Ibu.

"Iya...Iya," saut Ayah.

Ayah langsung mandi, ya setelah Bobo selesai mandi. Baru deh semuanya duduk di meja makan dan makan malam sudah di siapkan Ibu.

"Ayah dan anak sudah harum. Ibu suka," kata Ibu.

"Iya," kata Ayah dan Bobo bersamaan.

Ayah, Ibu dan Bobo menikmati makan malam. Eee ketinggalan dedek bayi yang di beri Ibu minum susu pake botol.

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK