CAMPUR ADUK

Thursday, February 15, 2024

RUSH HOUR

Budi memetik daun bayam yang di tanam di pot di depan rumah gitu. Daun bayam, ya di bawah Budi ke dapur untuk di olah jadi makanan, ya bakwan goreng. Sebenarnya daun bayam, ya biasanya di sayur gitu. Dengan sabar Budi mengolah daun bayam, ya akhirnya jadi bakwan goreng. Yaaa bakwan goreng di makan Budi. 

"Enak bakwan gorengnya. Pake daun bayam," kata Budi. 

Budi menikmati makan bakwan goreng yang enak gitu. 

"Aku teringat cartoon tentang daun bayam memberikan kekuatan. Popeye jadi kuat setelah makan bayam gitu," kata Budi. 

Budi menuangkan air dari tekok ke gelas dan gelas di ambil di meja, ya di minum air putih dengan baik. 

"Emmm," kata Budi. 

Budi menaruh gelas di meja. 

"Buat kopi saja!" kata Budi. 

Budi membuat kopi sasetan dengan baik, ya sampai jadi gitu. Gelas dan piring, ya di taruh di nanpan gitu dan di bawa Budi ke depan rumah gitu. Sampai di depan rumah, ya Budi menaruh nanpan di meja, ya piring dan gelas di pindahkan dari nanpan gitu. Yaaa nanpan di taruh di bawah meja gitu dan Budi duduk dengan baik gitu. 

"Baca cerpen saja!" kata Budi. 

Budi duduk santai di depan rumahnya, ya mengambil buku di bawah meja dan buku di buka dengan baik, ya membaca cerpen yang cerita menarik, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan gitu. 

Isi cerita yang di baca Budi :

Pada hari terakhir pemerintahan Inggris di Hong Kong pada 1 Juli 1997, Inspektur Detektif Lee dari Kepolisian Kerajaan Hong Kong memimpin penggerebekan di dermaga, berharap untuk menangkap penguasa kejahatan tak dikenal, Juntao. Dia hanya menemukan Sang, tangan kanan Juntao, yang melarikan diri dengan perahu. Lee memulihkan banyak harta budaya Tiongkok yang dicuri oleh Juntao, yang ia berikan sebagai hadiah kemenangan perpisahan kepada atasannya yang akan pergi, konsul Tiongkok Solon Han dan komandan polisi Inggris Thomas Griffin. 2 bulan kemudian, setelah Han mengambil pos diplomatik barunya di Los Angeles, putrinya Soo Yung diculik oleh Sang saat dalam perjalanan ke sekolah. Han memanggil Lee untuk membantu dalam kasus ini, tetapi FBI, takut keterlibatan Lee dapat menyebabkan insiden internasional, menggadaikannya di LAPD. Detektif James Carter ditipu untuk "mengasuh" Lee sebagai hukuman karena merusak operasi sengatan; ketika dia tahu, dia memutuskan untuk menyelesaikan kasus ini.

Carter membawa Lee dalam tur jalan-jalan, menjauhkannya dari kedutaan sambil menghubungi informan tentang penculikan itu. Lee pergi ke Konsulat China, di mana Han dan FBI menunggu berita tentang putrinya. Saat berdebat dengan Agen Khusus-in-charge Warren Russ, Carter tanpa disadari bernegosiasi dengan Sang, mengatur penurunan tebusan 50 juta dolar. FBI melacak panggilan ke sebuah gudang, di mana tim agen dibunuh oleh bahan peledak plastik. Melihat Sang, Lee dan Carter mengejar tapi dia lolos, menjatuhkan detonator. Rekan Carter, ahli bom LAPD Tania Johnson, melacaknya ke Clive, seorang pria yang sebelumnya ditangkap oleh Carter. Lee mendesak Clive untuk mengungkapkan hubungan bisnisnya dengan Juntao, yang dia temui di sebuah restoran di Chinatown, mendapatkan kepercayaan Carter. Carter pergi ke restoran sendirian dan melihat video pengawasan Juntao membawa Soo Yung ke dalam van. Lee tiba dan menyelamatkan Carter dari sindikat Juntao, tetapi mereka dikeluarkan dari kasus ini karena FBI menyalahkan mereka atas penurunan tebusan yang gagal, dengan Lee dikirim kembali ke Hong Kong.

Namun, Carter menolak untuk menyerah dan meminta bantuan Johnson untuk menyelinap ke pesawat Lee, di mana ia membujuk detektif Hong Kong untuk membantu menghentikan Juntao bersama. Griffin kemudian melibatkan dirinya dalam kasus tersebut, mengungkapkan lebih banyak tentang masa lalu HKPF dengan sindikat Juntao, dan memohon Han untuk membayar uang tebusan untuk menghindari pertumpahan darah lebih lanjut. Pada pembukaan pameran seni Tiongkok di Los Angeles Convention Center, diawasi oleh Han dan Griffin, uang tebusan 70 juta dolar sekarang dikirimkan, dan Carter, Lee, dan Johnson masuk dengan menyamar sebagai tamu. Carter memerintahkan para tamu untuk mengungsi demi keselamatan, membuat marah FBI, tetapi Lee menangkap Griffin menerima remote untuk detonator dari Sang. Lee dan Johnson menyadari Griffin adalah Juntao ketika Carter mengenalinya dari rekaman pengawasan Chinatown.

Griffin mengancam akan meledakkan rompi bom yang terpasang pada Soo Yung dan menuntut agar uang tebusan dibayarkan penuh, sebagai kompensasi atas artefak Tiongkok yang tak ternilai yang ditemukan Lee dalam serangannya. Carter menyelinap keluar, menempatkan Soo Yung di dalam van, dan mendorongnya ke dalam gedung dalam jangkauan Griffin, mencegah dia dari berangkat rompi. Johnson melepaskan rompi dari Soo Yung, sementara Griffin menuju ke atap dengan sekantong uang. Lee mengambil rompi dan mengejar Griffin, sementara Carter menembak mati Sang dalam baku tembak. Lee memiliki pertengkaran singkat dengan Griffin yang berpuncak pada keduanya tergantung dari kasau. Griffin, memegang rompi, jatuh ke kematiannya ketika talinya robek, tetapi ketika Lee jatuh, Carter menangkapnya dengan bendera besar. Han dan Soo Yung dipertemukan kembali, dan Han mengirim Carter dan Lee berlibur ke Hong Kong sebagai hadiah. Sebelum Carter pergi, agen Russ dan Whitney menawarinya posisi di FBI, yang ditolaknya dengan mengejek. Carter naik ke pesawat bersama Lee, yang dengan kesal mulai bernyanyi "Perang" Edwin Star tidak aktif.

***

Budi selesai baca cerpen yang cerita menarik, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu. 

"Emmm," kata Budi.

Budi menikmati minum kopi dan makan gorengan. 

"Baca koran saja!" kata Budi. 

Budi mengambil koran di bawah meja, ya koran di baca dengan baik gitu. Berita-berita di koran menarik di baca karena menceritakan urusan pemerintahan dalam negeri, pemerintah luar negeri, olahraga, ya sampai cerita artis gitu. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan di depan rumah Budi. Karena Eko datang, ya Budi berhenti baca koran dan koran di taruh di meja. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi. 

"Gorengan," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

Eko mengambil gorengan di piring, ya gorengan di makan dengan baik gitu. 

"Enak gorengannya," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

Budi mengambil aqua gelas di bawah meja, ya tepatnya di dalam kardus. Aqua gelas di taruh di atas meja. 

"Rasa-rasanya. Bakwan gorengnya, ya beda dengan bakwan biasanya. Budi pake bahan apa untuk membuat bakwan goreng?" kata Eko. 

Eko mengambil aqua gelas di meja, ya aqua gelas di minum dengan baik. 

"Ya memang sih. Bakwan gorengnya beda. Ya aku buat pake daun bayam yang aku tanam di pot, ya aku taruh di depan rumah tanaman tersebut," kata Budi. 

Gelas aqua di taruh Eko di meja gitu. 

"Daun bayam toh. Tetap enak sih. Tanaman Budi yang di taruh di depan rumah. Budi bertani dengan lahan terbatas di karenakan tinggal di kota," kata Eko. 

"Ya keadaan hidup di kota. Bertani dengan keadaan, ya jadi di pot saja cukup," kata Budi. 

"Kota ini terlihat kaya dan miskin. Kesenjangan terlihat banget," kata Eko. 

"Realitanya begitu," kata Budi. 

"Pergaulan pun, ya antara baik dan buruk....antara kaya dan miskin," kata Eko. 

"Realitanya begitu," kata Budi. 

"Antara paham agama dan tidak, ya enam ajaran agama," kata Eko. 

"Realitanya begitu," kata Budi. 

"Koran," kata Eko. 

Eko mengambil koran di meja, ya di baca koran dengan baik gitu. Budi menikmati minum kopi dan makan gorengan, ya dengan sabar menunggu Eko selesai baca koran gitu. Eko membaca koran dengan teknik cepat, ya pada akhirnya selesai dan koran di taruh di meja. 

"Cerita artis Ayu bagus," kata Eko. 

"Realitanya begitu," kata Budi. 

"Artis Ayu ceritanya dekat cowok ganteng dan keren, ya status kerjaannya TNI, ya ada urusannya menikah gitu. Pastinya ada yang patah hati, ya kan Budi?" kata Eko. 

"Patah hati," kata Budi. 

"Cowok-cowok yang masih kaitan dengan artis Ayu, ya kisah cinta pada masa lalu gitu," kata Eko. 

"Mantan," kata Budi. 

"Bisa di bilang begitu sih mantan," kata Eko. 

"Berarti. Penggemar termasuk patah hati juga, ya mencintai tidak harus memiliki gitu," kata Budi. 

"Bisa jadi sih," kata Eko. 

"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi. 

"Memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Main permainan ular tangga saja!" kata Eko.

"Ya oke main permainan ular tangga!" kata Budi.

Budi mengambil koran di meja, ya koran di taruh di bawah meja dan segera mengambil permainan ular tangga di bawah meja, ya permainan di taruh di atas meja. Eko dan Budi main permainan ular tangga dengan baik gitu. 

12 MONKEYS

Budi duduk di depan rumahnya sedang baca cerpen yang ceritanya menarik, ya sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus. 

Isi cerita yang di baca Budi :

Virus mematikan yang dirilis pada tahun 1996 memusnahkan hampir seluruh umat manusia dan memaksa mereka yang selamat untuk hidup di bawah tanah. Sebuah kelompok yang dikenal sebagai Tentara Dua Belas Monyet diyakini telah menyebarkan virus tersebut.

Pada tahun 2035, James Cole adalah seorang tahanan yang tinggal di kompleks bawah tanah di bawah Philadelphia. Cole dipilih untuk dikirim kembali ke masa lalu untuk menemukan virus asli guna membantu para ilmuwan mengembangkan obat dengan imbalan pengurangan hukuman. Sementara itu, Cole diganggu oleh mimpi yang melibatkan kejar-kejaran dan penembakan di bandara.

Cole tiba di Baltimore, ya pada tahun 1990, bukan tahun 1996 seperti yang direncanakan; dia ditangkap dan dipenjarakan di rumah sakit jiwa atas diagnosis Dr. Kathryn Railly. Di sana ia bertemu Jeffrey Goines, seorang pasien gangguan jiwa dengan pandangan ekstrim terhadap lingkungan dan anti-perusahaan. Cole diwawancarai oleh panel dokter di mana dia mencoba menjelaskan bahwa wabah virus telah terjadi.

Setelah upaya melarikan diri, Cole dibius dan dikurung di sel, tapi dia menghilang, terbangun kembali pada tahun 2035. Cole diinterogasi oleh para ilmuwan yang memutar pesan suara terdistorsi yang menegaskan hubungan Tentara Dua Belas Monyet dengan virus tersebut. . Ia juga diperlihatkan foto-foto sejumlah orang yang dicurigai terlibat, termasuk Goines. Para ilmuwan menawarkan Cole kesempatan lain untuk menyelesaikan misinya dan mengirimnya kembali ke masa lalu. Cole secara tidak sengaja tiba di medan perang selama Perang Dunia I, di mana dia melihat salah satu rekan senegaranya bernama Jose juga dikirim kembali. Terluka, Jose mengklaim dia menemukan seekor laba-laba yang membawa antibodi dan mempercayakannya padanya. Cole tertembak di kaki, lalu dipindahkan ke tahun 1996.

Pada tahun 1996, Railly memberikan ceramah tentang kompleks Cassandra kepada sekelompok ilmuwan. Pada penandatanganan buku pasca kuliah, Railly bertemu dengan Dr. Peters yang mengatakan kepadanya bahwa orang yang mengkhawatirkan kiamat mewakili visi yang waras sementara penghancuran lingkungan secara bertahan oleh umat manusia adalah kegilaan yang sebenarnya.

Cole tiba di tempat tersebut setelah melihat selebaran yang mempublikasikannya dan, ketika Railly berangkat, dia menculiknya dan memaksanya untuk membawanya ke Philadelphia. Mereka mengetahui bahwa Goines adalah pendiri Pasukan Dua Belas Monyet sebelum mereka berangkat mencarinya. Ketika Cole menghadapi Goines, dia menyangkal keterlibatannya dengan kelompok tersebut dan mengatakan bahwa, pada tahun 1990, Cole memulai ide untuk memusnahkan umat manusia dengan virus yang dicuri dari ayah ahli virologi Goines, Dr. Leland Goines.

Cole dibawa kembali ke tahun 2035 di mana dia menegaskan kembali komitmennya terhadap misinya kepada para ilmuwan. Tapi ketika dia menemukan Railly lagi pada tahun 1996, dia mengatakan padanya bahwa dia sekarang percaya dirinya gila seperti yang dia katakan. Sementara itu, Railly telah menemukan bukti perjalanan waktu yang dia tunjukkan kepadanya, percaya bahwa dia waras. Mereka memutuskan untuk berangkat ke Florida Keys sebelum wabah terjadi.

Mereka mengetahui bahwa Pasukan Dua Belas Monyet bukanlah sumber epidemi; Tindakan protes utama kelompok ini adalah melepaskan hewan dari kebun binatang dan menempatkan ayah Goines di kandang hewan. Di bandara, Cole meninggalkan pesan memberitahu para ilmuwan bahwa mengikuti Tentara Dua Belas Monyet adalah jalur yang salah dan dia tidak akan kembali. Cole dihadapkan oleh Jose, yang memberi Cole pistol dan memerintahkan dia untuk mengikuti perintah.

Railly melihat Dr. Peters di bandara dan mengenalinya dari surat kabar sebagai asisten ayah Goines. Peters akan memulai tur ke beberapa kota yang cocok dengan lokasi wabah virus. Cole menerobos pos pemeriksaan keamanan untuk mengejar Peters. Setelah mengeluarkan senjatanya, Cole ditembak oleh polisi. Saat Cole terbaring sekarat di pelukan Railly, Railly tiba-tiba mulai mengamati kerumunan di sekitarnya. 

Railly akhirnya melakukan kontak mata dengan seorang anak kecil—James Cole muda yang menyaksikan adegan kematiannya sendiri, yang akan terulang kembali dalam mimpinya selama bertahun-tahun yang akan datang. Peters, yang berada di dalam pesawat yang membawa virus tersebut, duduk di sebelah Jones, salah satu ilmuwan dari masa depan, yang berkomentar bahwa pekerjaannya adalah "asuransi". Cole muda menyaksikan pesawat lepas landas dari tanah di luar bandara.

***

Budi selesai baca cerpen yang ceritanya menarik, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi. 

"Budi masih ngumpul data-data lapisan berkaitan pergaulan di masyarakat?" kata Eko. 

Eko mengambil singkong rebus, ya di piring dan di makan dengan baik singkong rebus. 

"Masih lah," kata Budi. 

"Demi ingin kerja di pemerintahan, ya tak selamanya jadi buruh, ya kan Budi?" kata Eko. 

"Iya," kata Budi. 

"Penelitian kan Budi?" kata Eko. 

"Iya penelitian," kata Budi. 

Budi mengambil gelas aqua di bawah meja, ya tepatnya di dalam kardus. Gelas aqua di taruh di meja. Eko mengambil gelas aqua, ya di minum dengan baik gitu. 

"Baik tetap baik," kata Budi. 

"Akhlak, ya Budi?" kata Eko. 

Gelas aqua di taruh di meja. 

"Iya akhlak," kata Budi. 

"Yang proses pembentukan akhlak baik di rumah dan pendidikan di kata kan berhasil," kata Eko. 

"Bisa di bilang begitu sih. Pembentukan akhlak baik, ya berhasil. Tapi?" kata Budi. 

"Tapi kenapa?" kata Eko. 

"Ya buruk ini. Yang tidak terbentuk akhlaknya, ya baik di rumah dan pendidikan. Ya yang buruk ini, ya bikin ulah ini dan itu. Dampaknya berkaitan dengan ekonomi, ya merugikan ini dan itu," kata Budi. 

"Memang yang buruk bikin kacau ini dan itu," kata Eko. 

"Yang buruk, ya tetap berkeliaran di mana-mana. Yaaa pandai berbaur dan pandai menutupi keburukannya," kata Budi. 

"Sampai-sampai tidak tertangkap penegak hukum, ya karena ada yang menutupi dengan baik. Ya teman nolong teman, ya walau jalannya buruk," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA, ya kan Budi?" kata Eko. 

"Memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Kalau begitu. Main permainan ular tangga saja!" kata Eko.

"Ya oke main permainan ular tangga!" kata Budi.

Budi mengambil permainan ular tangga di bawah meja, ya permainan di taruh di atas meja. Eko dan Budi main permainan ular tangga dengan baik gitu.

"Apa ada kemungkinan ya?" kata Budi.

"Apa maksud omongan Budi?" kata Eko.

"Apa ada kemungkinan, ya orang lain yang mencari ilmu yang sama dengan ilmu yang aku cari?" kata Budi.

"Ilmu yang cari Budi apa?" kata Eko. 

"Biasa Eko," kata Budi. 

"Oooo. Ilmu yang melampaui batasan manusia, ya mendengarkan Roh," kata Eko. 

"Iya. Ilmu itu," kata Budi. 

"Mungkin lah orang lain mencari ilmu yang di cari Budi. Orang ilmu dukun saja di cari, ya demi tujuan hidup ini," kata Eko. 

"Iya juga, ya ilmu dukun saja di cari," kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Apa mungkin dapat ilmu yang salah?" kata Budi. 

"Mungkin," kata Eko. 

"Kalau salah dapat ilmu. Kan berbahaya kan Eko?" kata Budi. 

"Memang bahaya sih. Setan ikut campur," kata Eko. 

"Berarti bertemu Setan," kata Budi. 

"Mungkin," kata Eko. 

"Mungkin," kata Budi. 

Budi dan Eko terus main permainan ular tangga dengan baik gitu. 

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK