Budi duduk santai di depan rumah sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus gitu.
"Nyanyi saja. Dan main gitar!" kata Budi.
Budi mengambil gitar yang di taruh samping kursi, ya gitar di mainkan dengan baik dan bernyanyi dengan baik gitu.
Lirik lagu yang dinyanyikan Budi :
***
Budi selesai menyanyi, ya berhenti main gitar dan gitar di taruh di samping kursi gitu.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus gitu. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan dengan baik di depan rumah Budi gitu.
"Emmm," kata Eko.
"Eko," kata Budi.
"Apa?" kata Eko.
"Aku ingin bercerita!" kata Budi.
"Budi ingin bercerita toh!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Silakan Budi bercerita!" kata Eko.
"Aku bercerita pake wayang," kata Budi.
"Wayang," kata Eko.
"Iya wayang buatan aku dari kardus," kata Budi.
"Wayang buatan Budi dari kardus, ya nilai kreatifitasnya Budi," kata Eko.
Budi mengambil wayang di bawah meja, ya tepatnya di dalam kotak kardus gitu. Wayang di mainkan dengan baik sama Budi dan bercerita dengan baik gitu.
Isi cerita yang di ceritakan Budi pake wayang :
Raja pertama Aurea memimpin serangan sia-sia terhadap seekor naga yang berada di wilayahnya. Semua anak buah raja dibunuh, meninggalkan raja di bawah belas kasihan Naga. Berabad-abad kemudian, Elodie, putri remaja Lord Bayford, menerima lamaran dari Ratu Isabelle dari Aurea untuk menikahi putranya, Pangeran Henry. Atas desakan ayahnya, Elodie menyetujui pernikahan tersebut agar maharnya dapat membantu orang-orang miskin. Setibanya di Aurea, Elodie dan Henry awalnya tidak tertarik satu sama lain, namun mulai terikat karena mereka memiliki keinginan yang sama untuk bepergian. Ibu tiri Elodie, Lady Bayford, menjadi curiga terhadap motif Ratu Isabelle, menyebabkan dia dengan sia-sia memohon kepada Elodie untuk mengakhiri pertunangannya.
Setelah pernikahan, Elodie dan Henry mengambil bagian dalam ritual kuno di pegunungan, yang konon untuk merayakan persatuan mereka. Isabelle menggambarkan perjanjian antara raja pertama dan Naga, di mana dia harus mengorbankan ketiga putrinya untuk memastikan perdamaian antara rakyatnya dan naga. Setelah upacara di mana telapak tangan mereka dipotong dan disatukan, Henry membawa Elodie melintasi jalan sempit melewati sarang Naga, lalu atas perintah Isabelle melemparkannya ke jurang.
Sembuh dari kejatuhan, Elodie menyadari bahwa dialah pengorbanan sebenarnya. Dia melarikan diri dari Naga setelah kakinya terbakar, dan menemukan sebuah gua terang yang dipenuhi cacing sutra bercahaya, yang dia kumpulkan sebagai sumber cahaya. Elodie mencapai ruangan dengan catatan "Aman Di Sini Dia Tidak Dapat Menjangkau", nama-nama korban masa lalu, dan peta yang diukir di dinding. Dalam tidur Elodie, cacing menyembuhkan luka bakar di kakinya.
Elodie mengikuti peta sampai ke jalan buntu di jurang vertikal tinggi di lereng gunung. Dia menemukan sisa-sisa tukik naga yang mati, menjelaskan alasan pengorbanan kerajaan. Rombongan penyelamat yang dipimpin oleh Lord Bayford tiba. Naga membunuh mereka, termasuk Lord Bayford, tetapi gangguan tersebut memungkinkan Elodie melarikan diri dari gunung. Dia mengambil salah satu kuda regu penyelamat dan bersembunyi di bawah batu saat Naga membakar daerah sekitarnya dalam pengejaran yang gagal.
Elodie membuat pengalihan untuk mencapai Floria. Menyuruh adiknya untuk bersembunyi, dia menghadapkan Naga dan mencoba meyakinkannya bahwa mereka ditipu oleh para Aurean: dengan menggabungkan tangan mereka yang terpotong di pesta pernikahan, darah pengantin wanita dan bangsawan Aurean bercampur, membuat Naga memikirkan para putri. sebagai keturunan Aurean. Menolak untuk mempercayai Elodie, Naga menyatakan bahwa serangan raja pertama tidak beralasan, dan kemudian menyerangnya, tapi Elodie menipunya hingga membakar dirinya sendiri. Dengan belas kasihan Naga, dia meyakinkan Naga tentang kebenaran dan menyembuhkan keduanya dengan cacing bercahaya.
Elodie kemudian menyela pernikahan pengorbanan lain di istana, mengungkap pengkhianatan keluarga kerajaan Aurean. Elodie menyarankan pengantin baru dan keluarganya untuk melarikan diri, dan Naga membakar istana dengan semua bangsawan dan bangsawan Aurean di dalamnya. Beberapa hari kemudian, Elodie, Floria, dan Lady Bayford berlayar pulang, membawa perbekalan dan ditemani oleh Naga.
***
Budi pun selesai bercerita pake wayang.
"Cerita yang bagus," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Budi menaruh wayang yang terbuat dari kardus, ya di taruh di bawah meja tepatnya di taruh di dalam kotak gitu.
"Budi bagus main wayangnya," kata Eko.
"Terima kasih...Eko....pujiannya," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Dunia ini, ya ada yang lebih baik dari aku, ya bercerita pake wayang gitu. Yang lebih baik itu, ya dalang ini dan itu gitu," kata Budi.
"Aku paham omongan Budi," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Wayang salah satu budaya di negeri ini, ya harus di lestarikan dengan baik, ya masih berkaitan dengan ekonomi," kata Eko.
"Ekonomi," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Main permainan ular tangga Budi!" kata Eko.
"Oke. Main permainan ular tangga!" kata Budi.
Budi mengambil permainan ular tangga di bawah meja, ya permainan ular tanga di taruh di atas meja gitu. Eko dan Budi main permainan ular tangga dengan baik gitu.
"Hidup ini tetap pilihan manusia yang menjalankan hidup ini," kata Budi.
"Yaaa realitanya begitu," kata Eko.
"A dan B," kata Budi.
"Apa maksudnya A dan B?" kata Eko.
"Keadaan yang penuh dengan kompetisi kepintaraan, ya jadi persaingan untuk mendapatkan kerjaan dari lulusan SMA dan lulusan Universitas. Jadinya. A, ya tetap tinggal di kota ini, ya tetap berusaha dengan kerjaan apa adanya demi hidup. B, ya meninggalkan kota ini, ya ke kota lain karena industrinya berkembang dengan baik dengan tujuan untuk mendapatkan kerjaan yang baik dan perubahaan hidup pun terjadi dengan baik," kata Budi.
"Demi masa depan, ya ada perubahan hidup ini. Milih jalan B dari pada A. Berdasarkan cerita orang-orang yang meninggalkan kota ini, ya memilih jalan B dengan baik," kata Eko.
"Keputusan manusia yang menjalankan hidup ini. Pilih B dari pada A, ya demi masa depan," kata Budi.
"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA, ya kan Budi?" kata Eko.
"Memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Budi dan Eko asik main permainan ular tangga gitu.
"A dan B," kata Eko.
"Apa maksudnya Eko. A dan B?" kata Budi.
"A, ya cewek zaman sekarang, ya suka dengan cowok yang kerja keras demi masa depan baik. B, ya cewek zaman sekarang, ya tidak suka dengan cowok tidak ada gunanya," kata Eko.
"Cewek memilih cowok toh. Pilih A dari pada B. Berdasarkan cerita orang-orang," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Budi dan Eko tetap asik main permainan ular tangga gitu.