Yoyo ke rumah Beni. Sampai di rumah Beni, ternyata Beni tidak ada....jadi Yoyo pulang saja. Di tengah jalan bertemu penjual roti keliling, ya Yoyo membeli roti. Setelah itu, ya berjalanlah menuju rumah. Yoyo melihat Yoyo sedang duduk di pinggir jalan sambil minum es dugan. Yoyo pun menghampiri Beni sambil berkata"Beni."
"Yoyo," saut Beni.
Yoyo pun duduk di sebelah Beni.
"Aku tadi ke rumah mu...Beni, ya kamunya tidak ada. Tahu-tahu kamu di sini Beni. Sedang ngapain kamu di sini Beni?" kata Yoyo.
"Biasalah santai..aja sambil minum es dugan," kata Beni.
"Oh begitu," kata Yoyo.
Yoyo pun menawarkan roti ke Beni, ya di ambil dan segera di makan sama Beni. Yoyo dan Beni asik makan roti. Beni melihat di depan mata, ya di seberang jalan sebuah rumah yang besar banget gitu kaya istana.
"Megah juga rumah itu ya," kata Beni.
"Rumah yang mana?" tanya Yoyo.
"Lihat di depan itu!" kata Beni.
Yoyo melihat rumah megah banget di seberang jalan dan berkata "Wah besar banget rumah itu."
Mobil mewah masuk ke dalam rumah yang di lihat Yoyo dan Beni.
"Gila mobilnya....mahal banget dari jenis mobilnya. Bener-bener orang kaya," kata Beni.
"Iya...mobilnya....idaman aku...banget. Mahal dan berkelas gitu," kata Yoyo.
"Kerjaan apa ya sampai punya mobil mewah?" kata Beni.
"Kalau aku baca berita di koran sih. Yang punya mobil mewah yang berkelas biasanya sih Pejabat sampai Artis," kata Yoyo.
"Sultan banget itu mah," kata Beni.
"Raja maksudnya?!" kata Yoyo.
"Ya...sama aja kan," kata Beni menegaskan omongan Yoyo.
"Iya sih sama aja," kata Yoyo.
Yoyo dan Beni lagi asik ngobrol sambil makan roti dan minumnya, ya gantian minum es dugan karena cuma ada satu plastik. Eeeee ada cewek berjalan sambil nangis. Beni dan Yoyo melihat cewek menangis tersebut.
"Wah cewek yang nangis itu patah hati tu....Beni," kata Yoyo.
"Kayanya begitu, patah hati karena di putusin sama pacarnya. Tega cowoknya," kata Beni.
"Iya, bener tega cowoknya membuat cewek itu nangis, patah hati itu sakit banget....rasa gimana gitu," kata Yoyo.
"Yoyo deket in aja tuh cewek. Lagi rapuh. Siapa tahu bisa kamu dapatkan!" kata Beni.
"Gimana aku mendekatinya aku tidak kenal. Kalau teman....ok lah," kata Yoyo.
"Anggap saja pertemuan tidak sengaja," kata Beni.
"Iya...juga ya. Tunggu dulu. Kalau bisa di buat tidak sengaja, kalau ujung-ujungnya aku di tampar. Tidak jadi lah," kata Yoyo.
"Aku saja yang mencoba," kata Beni
"Ya...silakan," kata Yoyo.
Yoyo diam di duduk di pinggir jalan, ya Beni pun beranjak dari duduknya dan berjalan menghampiri cewek tersebut. Beni pun pura-pura terselandung langkah kakinya dan menabrak cewek saat berpapasan.
"Maaf aku menabrak mu tidak sengaja," kata Beni.
Cewek yang di tabrak Beni, ya kesal gitu. Beni terus meminta maaf. Jadi cewek pun memaafkan Beni, lalu Beni pun memberikan tisu ke cewek tersebut untuk menghapus air matanya yang membasahi pipinya. Cewek tersebut menerima kebaikan Beni. Ya Beni pun berkenalan dengan cewek tersebut, ya jadi tahu nama cewek tersebut Cita.
"Kenapa kami menangis, maaf jika aku mencapuri urusan Cita?" kata Beni.
"Aku, baru putus dengan pacar ku," kata Cita.
"Ooooo begitu. Maaf jika lancang lagi ikut campur urusan Cita, memang ya kenapa putus?" kata Beni.
"Dia punya pacar lain selain aku," kata Cita.
"Oooooo begitu. Kasihan cewek secantik Cita, jalan cerita cinta kandas. Sebenarnya aku suka dengan Cita...pandangan pertama, mau enggak jadikan dengan ku," kata Beni.
Cita terkejut dengan omongan Beni yang berani ngomong jadian. Padahal baru pertama kali bertemu dan Cita pun tidak tahu siapa Beni sebenarnya?! Rasa sakit di hati Cita karena di putusin pacar, memang bener-bener sakit. Cita pun menerima Beni untuk mengobati rasa sakitnya.
"Yoyo aku di terima," teriak Beni.
Yoyo terkejut dengan omongan Beni dan berkata "Hebat kamu Beni."
Cita dan Beni pun menghampiri Yoyo yang sedang duduk di pinggir jalan.
"Yoyo, kenalkan....Cita namanya," kata Beni.
"Aku Yoyo," katanya.
Yoyo, Beni dan Cita jadi akrab gitu dan akhirnya meninggalkan tempat tersebut, ya ke rumah Beni untuk ngobrol gitu.
CAMPUR ADUK
Sunday, August 9, 2020
KURANG HARGA DIRINYA
Yoyo sedang asik duduk taman, ya sambil merokok sih. Terlihat di depan Yoyo, ya sepasang muda mudi pacaran gitu. Beni pun duduk di sebelah Yoyo, ya segera menghidupkan rokoknya pake korek gas.
"Beni, tuuu muda mudi lagi asik pacaran," kata Yoyo.
Beni melihat muda mudi yang asik pacaran gitu, dan berkata ke Yoyo "Iya."
"Enak juga punya pacar...bisa pegang ini dan itu...kaya muda mudi itu," kata Yoyo.
"Mungkin," kata Beni sambil asik mengisap rokoknya.
"Kok, mungkin.....," kata Yoyo, lalu mengisap rokoknya.
"Kita ini orang tidak punya apa-apa, ya miskin tidak bisa ngasih apa-apa sama cewek. Kan cewek sudah di pegang ini dan itu...ya biasanya cowoknya udah ngasih ini dan itu....untuk meluluhkan hatinya cewek tersebut, jadi mau di pegang ini dan itu. Kurang punya harga dirinya..cewek itu," kata Beni.
"Memang bener sih, ceweknya kurang punya harga diri. Cenderung di sebut pelacur lah," kata Yoyo.
"Zaman sekarang isinya pacaran begitu lah terlihat di pandangan kita," kata Beni sambil mengisap rokoknya.
"Iya juga. Nanti di hadapan orang tua manis banget, kaya anak baik-baik. Padahal kenyataannya pacaran...pegang ini dan itu, mungkin sudah melakukan ini dan itu. Kaya berita di koran tentang hubungan anak muda mudi sebelum pernikahan....jadinya hamil deh," kata Yoyo sambil menghisap rokoknya.
"Banyak berita di koran, ya beritanya tentang....hubungan intim yang belum waktunya maksudnya terlarang. Bisa dengan pacar, Ayah tiri dengan anak tirinya, sampai dengan pelecehan seksual dengan berbagai jenis perkara yang ini dan itu," kata Beni sambil mengisap rokoknya.
"Kacau isi dunia ini," kata Yoyo.
"Ya itu lah isi dunia," kata Beni sambil asik menghisap rokok.
Rokok yang di hisap Yoyo sudah pendek, jadi di jatuhkan ke tanah yang berrumput dan di injak puntung rokok dengan kaki pake sendallah.
"Hidup....bebas jika tidak ada cewek," kata Beni sambil menghisap rokoknya.
"Memang sih bebas sih kalau tidak ada cewek, ya pacar gitu. Jadi tidak ada yang mengatur sih, kalau punya cewek ya di suruh berhenti rokok. Baru jadi pacar sudah memerintahkan itu apalagi kalau sudah jadi istri, di atur banget," kata Yoyo.
"Bener juga omongan mu Yoyo," kata Beni.
Yoyo pun menghidupkan rokoknya pake korek gasnya, ya langsung asik menghisap rokoknya.
"Ayok pulang yuk, sudahlah ngobrol di sini!" kata Beni sambil menjatuhkan puntung rokok ke tanah yang berrumput dan di matikan pake kaki beralaskan sendal.
"Ayok pulang!" kata Yoyo sambil asik menghisap rokoknya.
Yoyo dan Beni, ya beranjak dari duduk di taman dan berjalan menuju arah rumah sih. Yoyo tetap asik menghisap rokoknya walau sambil jalan. Beni memegang korek gas kosong, ya di buka bagian pemetiknya dan langsung di lempar dengan sekuat tenaga. Korek gas jatuh di jalan beraspal dan meledak dekat muda mudi sedang jalan bareng gitu. Ya suara ledakan dari korek gas membuat kaget pasangan muda mudi.
"Waduh kacau....iseng mu keterlaluan Beni," kata Yoyo membuang rokoknya di jalan beraspal dan di matikan dengan kaki beralaskan sandal.
"Ya...sudah kabur dari sini hitungan ke tiga kabur," kata Beni.
"Ok," kata Yoyo.
"Tiga, kabur!" kata Beni.
"Kabur," saut Yoyo.
Yoyo dan Beni berlari dengan cepat, ya sampai juga di tempat yang aman. Baru deh Yoyo dan Beni jalan santai.
"Beni...lain kali jangan bikin ulahlah!" kata Yoyo.
"Iya," kata Beni.
"Ledakan korek gas bisa masuk berita koran...ya Beni?!" kata Yoyo.
"Ya...enggaklah kalau kecil sih ledakan ya kaya mercon. Tapi kalau korek gasnya jatuh ke tempat yang ada barang yang mudah terbakar, jadinya pemicu kebakaran dan ledakan," penjelasan Beni.
"Maksudnya pom bensin. Wah itu sih bisa kacau. Beritanya bisa viral itu mah, kaya berita ledakan di negara mana ya....aku lupa," kata Yoyo.
"Jangan di bahas lagi!" kata Beni.
"Iya," kata Yoyo.
Yoyo dan Beni berjalan dengan santai menuju rumah masing-masing.
"Beni, tuuu muda mudi lagi asik pacaran," kata Yoyo.
Beni melihat muda mudi yang asik pacaran gitu, dan berkata ke Yoyo "Iya."
"Enak juga punya pacar...bisa pegang ini dan itu...kaya muda mudi itu," kata Yoyo.
"Mungkin," kata Beni sambil asik mengisap rokoknya.
"Kok, mungkin.....," kata Yoyo, lalu mengisap rokoknya.
"Kita ini orang tidak punya apa-apa, ya miskin tidak bisa ngasih apa-apa sama cewek. Kan cewek sudah di pegang ini dan itu...ya biasanya cowoknya udah ngasih ini dan itu....untuk meluluhkan hatinya cewek tersebut, jadi mau di pegang ini dan itu. Kurang punya harga dirinya..cewek itu," kata Beni.
"Memang bener sih, ceweknya kurang punya harga diri. Cenderung di sebut pelacur lah," kata Yoyo.
"Zaman sekarang isinya pacaran begitu lah terlihat di pandangan kita," kata Beni sambil mengisap rokoknya.
"Iya juga. Nanti di hadapan orang tua manis banget, kaya anak baik-baik. Padahal kenyataannya pacaran...pegang ini dan itu, mungkin sudah melakukan ini dan itu. Kaya berita di koran tentang hubungan anak muda mudi sebelum pernikahan....jadinya hamil deh," kata Yoyo sambil menghisap rokoknya.
"Banyak berita di koran, ya beritanya tentang....hubungan intim yang belum waktunya maksudnya terlarang. Bisa dengan pacar, Ayah tiri dengan anak tirinya, sampai dengan pelecehan seksual dengan berbagai jenis perkara yang ini dan itu," kata Beni sambil mengisap rokoknya.
"Kacau isi dunia ini," kata Yoyo.
"Ya itu lah isi dunia," kata Beni sambil asik menghisap rokok.
Rokok yang di hisap Yoyo sudah pendek, jadi di jatuhkan ke tanah yang berrumput dan di injak puntung rokok dengan kaki pake sendallah.
"Hidup....bebas jika tidak ada cewek," kata Beni sambil menghisap rokoknya.
"Memang sih bebas sih kalau tidak ada cewek, ya pacar gitu. Jadi tidak ada yang mengatur sih, kalau punya cewek ya di suruh berhenti rokok. Baru jadi pacar sudah memerintahkan itu apalagi kalau sudah jadi istri, di atur banget," kata Yoyo.
"Bener juga omongan mu Yoyo," kata Beni.
Yoyo pun menghidupkan rokoknya pake korek gasnya, ya langsung asik menghisap rokoknya.
"Ayok pulang yuk, sudahlah ngobrol di sini!" kata Beni sambil menjatuhkan puntung rokok ke tanah yang berrumput dan di matikan pake kaki beralaskan sendal.
"Ayok pulang!" kata Yoyo sambil asik menghisap rokoknya.
Yoyo dan Beni, ya beranjak dari duduk di taman dan berjalan menuju arah rumah sih. Yoyo tetap asik menghisap rokoknya walau sambil jalan. Beni memegang korek gas kosong, ya di buka bagian pemetiknya dan langsung di lempar dengan sekuat tenaga. Korek gas jatuh di jalan beraspal dan meledak dekat muda mudi sedang jalan bareng gitu. Ya suara ledakan dari korek gas membuat kaget pasangan muda mudi.
"Waduh kacau....iseng mu keterlaluan Beni," kata Yoyo membuang rokoknya di jalan beraspal dan di matikan dengan kaki beralaskan sandal.
"Ya...sudah kabur dari sini hitungan ke tiga kabur," kata Beni.
"Ok," kata Yoyo.
"Tiga, kabur!" kata Beni.
"Kabur," saut Yoyo.
Yoyo dan Beni berlari dengan cepat, ya sampai juga di tempat yang aman. Baru deh Yoyo dan Beni jalan santai.
"Beni...lain kali jangan bikin ulahlah!" kata Yoyo.
"Iya," kata Beni.
"Ledakan korek gas bisa masuk berita koran...ya Beni?!" kata Yoyo.
"Ya...enggaklah kalau kecil sih ledakan ya kaya mercon. Tapi kalau korek gasnya jatuh ke tempat yang ada barang yang mudah terbakar, jadinya pemicu kebakaran dan ledakan," penjelasan Beni.
"Maksudnya pom bensin. Wah itu sih bisa kacau. Beritanya bisa viral itu mah, kaya berita ledakan di negara mana ya....aku lupa," kata Yoyo.
"Jangan di bahas lagi!" kata Beni.
"Iya," kata Yoyo.
Yoyo dan Beni berjalan dengan santai menuju rumah masing-masing.
Subscribe to:
Posts (Atom)
CAMPUR ADUK
MUMBAI XPRESS
Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...
CAMPUR ADUK
-
1. Asal Usul Pangeran Jayakusuma Alkisah cerita, ada sebuah kerajaan yang besar di daerah Timur dengan rajanya yang bernama Prabu Braw...
-
Sekurang-kurangnya sepuluh atau lima belas orang, laki-laki dan perempuan, berdiri dalam satu deretan panjang, berbaris dari belakang dan...
-
Pagi indah sekali di Baturaden. Matahari bersinar cerah menimpa pohon-pohon ceramah yang kelihatan hijau berkilat. Puncak Gunung Slamet m...