CAMPUR ADUK

Saturday, May 22, 2021

CINTA KAKAK ADIK

Dono ke rumah Rara untuk mengajak kencan gitu. Sampai di rumah Rara. Dono memang bertemu dengan Rara. Saat mau pergi bersama Rara dan Dono, ya Lestiana....Mbaknya Rara menghampiri Dono dan Rara yang mau keluar rumah. Lestiana ingin jalan-jalan di temanin sama Dono gitu. Ya Dono tidak ada masalah sih jalan dengan Lestiana. Rara memang kesel dengan Mbaknya. Seperti biasa Lestiana memperintahkan Rara untuk mengalah karena adik yang baik harus mengalah. Sebenarnya Rara tidak mau mengalah tapi ada Ayah dan Ibu,ya jadinya Rara mengalah sih....pacarnya Rara di bawa sama Mbaknya.

Dono dan Lestiana pun meninggalkan rumah setelah pamit sama Ayah dan Ibu. Dono dan Lestiana, ya naik kereta kuda, ya keliling kota gitu. Rara yang tidak jadi kencan, ya murunglah di taman gitu. Saskia melihat Rara yang murung gitu, ya menghampirinya.

"Kenapa Rara....bete banget?" kata Saskia.

"Lagi kesel Saskia. Mau kencan dengan Mas Dono. Eeeee di serobot Mbak Lestiana. Jadinya Mbak Lestiana pergi sama Mas Dono. Kencan!" kata Rara.

"Emangnya Rara sudah baikkan dengan Mas Dono?" kata Saskia.

"Sudahlah baikkan. Saling memaafkan," kata Rara.

"Jangan-jangan Rara....cemburu dengan Mbak Lestiana. Karena Mas Dono jalan dengan Mbak Lestiana," kata Saskia.

"Aku cemburu. Mana mungkin. Aku cemburu dengan Mbak sendiri?!" kata Rara.

Rara langsung menunduk setelah bicara.

"Lain di mulut lain di hati," kata Saskia.

"Ketara...ya?!" kata Rara.

"Iyalah," kata Saskia.

"Rasa ketakutan kehilangan itu terasa," kata Rara.

"Rara berarti mencintai Mas Dono. Walau pesaingnya adalah Mbak Lestiana," kata Saskia.

"Banyak cowok yang menyukai Mbak Lestiana. Kenapa Mas Dono di pilih?" kata Rara.

"Kalau aku tidak salah denger obrolan Mas Dono dengan teman-temannya. Mbak Lestiana di anggap adiknya Mas Dono. Karena alasan tertentu. Hubungan keduanya tidak bisa di jalankan hubungan cinta. Tetap sebatas Kakak dan adik dari dulu sampai sekarang," kata Saskia.

"Mbak Lestina pernah cerita juga sih. Mas Dono dan Mbak Lestiana sebatas teman saja dan status pun kakak berardik karena janji masa kecil gitu," kata Rara.

"Waktu bisa mengubah keadaan," kata Saskia.

"Itulah yang Rara takutin. Mbak Lestiana cinta sejatinya Mas Dono," kata Rara.

"Sudah Rara. Tidak perlu berlarut dengan keadaan. Berpikir baik saja dengan Mbak Lestiana. Bahwa hubungan Mas Dono dan Mbak Lestiana sebatas kakak adik dari dulu sampai sekarang. Apalagi Mbak Lestiana sudah bertunangan dengan seorang bangsawan, Rizky," kata Saskia.

"Ya...aku akan berpikir baik saja pada Mbak ku lah!" kata Rara.

Rara pun baikkan dengan keadaanya. 

"Rara main ke tempat aku saja. Biasa buat kue dan main sama Zahra," kata Saskia.

"Iya," kata Rara.

Rara dan Saskia meninggalkan taman, ya bergerak menuju tempatnya Saskia. Sampai di rumah Saskia. Rara membuat kue dengan Saskia dan juga Zahra ikutan juga. Zahra yang masih kecil ternyata pinter buat kue, ya di bimbing dengan baik sama Saskia, ya Ibu angkatnya Zahra lah.

***

Dono dan Lestiana setelah berkeliling kota dengan kereta kuda. Ya keduanya memutuskan mampir ke sebuah toko baju untuk membelikan baju. Dono yang pengertian dengan Rara, ya membelikan baju yang bagus gitu dan di bantu Lestiana untuk memilih baju yang bagus itu. Setelah itu. Dono dan Lestiana berjalan-jalan lagi dengan penuh kebahagiaan, ya seperti kenangan masa lalu saat masa kecil gitu. Kasino dan Indro mau ke kafe, ya melihat Dono sedang jalan dengan Lestiana.

"Dono jalan lagi dengan Lestiana," kata Indro.

"Hubungan keduanya dari dulu sampai sekarang tidak berubah," kata Kasino.

"Kalau bukan karena janji masa kecil. Mungkin yang di pilih Dono adalah Lestiana," kata Indro.

"Sebuah janji harus di jalan dengan baik. Maka itu Dono memilih Rara karena cinta pada Rara," kata Kasino.

"Di cintai kakak beradik. Hebat juga Dono," kata Indro.

"Padahal bebannya berat banget Dono. Membagi cinta antara Lestiana dan Rara," kata Kasino.

"Cerita ini sebenarnya cerita kerajaan. Fantasi. Sebenarnya penulis bisa saja di buat cerita poligami. Kan cerita kerajaan, ya hal biasa punya istri dua. Bahwa Dono mendapatkan Lestiana dan Rara. Kenapa ceritanya di buat jadi realita kenyataan bahwa susah mencintai dua cewek apalagi ada hubungan kakak beradik lagi?" kata Indro.

"Keputusan penulisnya yang membuat cerita," kata Kasino.

"Alur ceritanya memang begitu," kata Indro.

"Emmm," kata Kasino.

Kasino dan Indro sampai juga di kafe. Seperti biasa ngopi-ngopi di kafe sambil ngobrol bercerita banyak hal, ya menarik untuk jadi topik pembicaraan. 

***

Setelah membuat kue di tempat Saskia, ya Rara pulang ke rumahnya. Dono dan Lestiana sudah selesai jalan-jalannya, ya pulang ke rumah. Sampai di rumah Lestiana. Dono memberikan hadiah baju yang ia beli di toko baju untuk Rara. Ya Rara senang sekali di beliin baju sama Dono. Seperti biasa Rara mencoba memakainya baju tersebut dan di tunjukkan pada Dono. Lestiana senang melihat Rara bahagia. Lestiana meninggalkan Dono bersama Rara. Ya Lestiana pun bersantai di halaman belakang yang ada tamannya. Ternyata Risky ada taman sudah lama menunggu Lestiana. Jadinya Lestiana ngobrol asik dengan Risky, biasa obrolan cinta. 

Cukup lama Dono dan Rara ngonrol, ya urusan cinta. Sampai akhirnya Dono pamit pulang. Dono pun meninggalkan rumah Rara, ya menuju kafe. Sampai di kafe. Dono seperti biasa ngobrol dengan Kasino dan Indro sambil ngopi-ngopi gitu. Saskia menyuguhkan kue buatan Rara seperti biasanya. Dono, Kasino dan Indro menikmati kue buatan Rara yang enak banget.

DUKUN HEBAT

Dono di dalam kamar, ya sedang mengetik di leptopnya seperti biasa membuat cerita yang baik gitu. Kasino masik sibuk dengan kerjaannya di kamarnya. Indro di ruang tengah sedang asik nonton Tv, ya biasa acara berita tentang seputar kehidupan ini dan ini dengan pokok permasalahan yang ini dan itu. Indro sampai terkejut dengan berita tentang kantor polisi yang di bakar sama penjahat gitu.

"Kacau. Daerah yang kantor polisinya di bakar penjahat. Berarti kejahatan di daerah tersebut merajalela banget. Takut ah banget," kata Indro.

Indro terus menonton Tv dengan baik banget. Kasino akhirnya menyelesaikan pekerjaannya dengan baik, ya jadinya keluar dari kamarnya menuju ruang tengah untuk menonton Tv. Duduklah Kasino di sebelah Indro.

"Acaranya berita, ya Indro?" kata Kasino.

"Iya," kata Indro.

Kasino santai nonton Tv yang acaranya berita gitu.

"Ooooo iya Kasino. Ilmu-ilmu kesesatan itu masih di pelajari manusia.....apa tidak?" kata Indro.

"Ilmu-ilmu kesesatan. Ya masih sih. Contohnya : untuk lancarkan jalan kehidupan, ya agar tidak di usir dari tempat ia menumpang di tanah orang. Maka dengan menanam pohon yang di suruh sama dukun," kata Kasino.

"Berarti masih toh," kata Indro.

"Ada cerita lagi sih. Batu yang memiliki kemagisan di taruh di dompet. Dengan tujuan usaha yang di jalankan laris gitu. Kenyataan sih memang laris gitu," kata Kasino.

"Hebat juga tuh batu yang memiliki kemagisan itu. Dukunnya hebat juga tuh ngasih penarik rezeki. Agar usaha lancar gitu," kata Indro.

"Ada juga cerita ilmu gendam dan pelet di gunakan untuk menggaet cewek. Tapi ternyata niat yang aslinya, ya mencuri perhiasan ceweklah. Kalau zaman sekarang lebih cenderung Hp yang mahal di pegang cewek lah," kata Kasino.

"Hebat juga ilmu gendam dan pelet itu dapat menggaet cewek. Sebenarnya ilmu gendam dan pelet kaya ilmu hipnotis sih. Dukunnya hebat. Kalau aku sih tidak perlu mencuri harta cewek. Aku inginnya istri dua. Poligami gitu," kata Indro.

"Maunya Indro...poligami," kata Kasino.

"Nama juga cowok. Mencintai satu cinta kan kurang. Kalau dua bolehlah...cukup gitu," kata Indro.

"Aku paham sih. Cowok...Indro itu!" kata Kasino yang tegas.

"Ilmu sirep itu masih ada apa enggak?" kata Indro.

"Ilmu sirep mungkin masih ada. Tujuannya membuat orang tidur dan segera melancarkan kejahatan. Mencuri atau merampok, ya rumah orang kaya jadi sasarannya," kata Kasino.

"Berarti. Polisinya di sirep agar tidur dan di laksanakannya kejahatan untuk membakar kantor polisi," kata Indro.

"Ya bisa jadi sih. Kalau di kaitkan dengan cerita ilmu-ilmu kesesatan gitu," kata Kasino.

"Kacau. Daerah tersebut. Kantor polisi di bakar. Kejahatan makin merajalela itu mah," kata Indro.

"Kantor polisi di bakar. Ya memang kacau lah. Kejahatan makin berani melawan penegak hukum," kata Kasino.

"Takut ah ke daerah itu," kata Indro.

"Kalau takut ke daerah situ, ya di daerah sini aja!" kata Kasino yang tegas.

"Iya," kata Indro.

Indro dan Kasino fokus nonton Tv. Acara berita berganti menjadi acara film yang bagus gitu. Kasino dan Indro, ya terus asik nonton Tv. Sampai Indro teringat sesuatu dan berkata "Kasino."

"Apa?" kata Kasino.

"Ilmu kesesatan tidak di punyai. Biasanya yang melakukan kejahatan dengan menipu salah satunya, uang palsu kan," kata Indro.

"Kalau uang palsu sih. Aku pernah kejadian gitu sih. Kenyataan dalam hidup sih. Memang menipu sih...orang-orang yang berbuat kejahatan itu," kata Kasino.

"Bisa saja dengan cara seperti ini. Saat orang menyewa ojek. Penumpangnya itu membawa alat suntik yang mengandung obat bius di suntikkan di bagian leher tukang ojek tersebut. Tukang ojek yang pingsan itu di buang di tempat sampah. Ya motornya di bawa kabur gitu sama penjahat," kata Indro.

"Nama kejahatan. Ya bisa terjadi seperti di ceritakan Indro," kata Kasino menegaskan omongan Indro.

"Padahal ide cerita itu aku ambil dari terkenal di Tv tentang jarum suntik vaksin covid-19," kata Indro.

"Oooo begitu," kata Kasino.

"Jika kejahatan itu di jalankan sama cewek yang ingin mengambil mobilnya orang-orang kaya dengan cara menyuntikan obat bius. Ya orang-orang kaya yang hidung belang. Cowok yang suka main cewek gitu," kata Indro.

"Membuat kapok cowok hidung belang. Kehilangan mobilnya," kata Kasino.

"Maksudnya begitulah," kata Indro.

"Nama juga kejahatan bisa terjadi sih. Kita kan cuma cerita saja," kata Kasino.

"Memang cuma cerita saja!" kata Indro yang tegas.

Indro dan Kasino, ya fokus nonton Tv lagi. Dono masih asik mengetik di leptopnya dengan baik banget.

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK