Di ruang tengah, ya Budi nonton Tv dengan di temanin makanan singkong rebus dan minuman kopi gitu. Acara Tv yang di tonton dengan baik, ya sinetron tema cinta. Dengan santai Budi menonton sinetron tema cinta.
"Intrik-intriknya bagus," kata Budi.
Budi terus nonton Tv dengan baik sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus. Terkadang Budi, ya berkhayal ingin masuk jadi peranan dalam cerita di sinetron yang ia tonton tersebut, ya menjadi figuran atau tokoh utama dalam cerita gitu. Apa yang di pikirkan Budi? Ya tetap sebuah khayalan saja, ya kenyataan tetap kenyataan Budi hanya penonton yang baik menonton acara Tv di di rumahnya. Cukup lama Budi nonton Tv, ya sampai acara sinetron tema cinta berakhir cerita, ya di ganti acara lain. Budi mematikan Tv, ya pake remot dan pindah duduk Budi dari ruang tengah ke depan rumah sambil membawa gelas berisi kopi dan juga piring yang ada singkong rebusnya.
Gelas dan piring, ya di taruh di meja sama Budi dan duduk dengan baik gitu. Di ambil buku di bawah meja, ya sama Budi dan buku di buka dengan baik, ya di baca cerpen yang ceritanya menarik, ya sambil minum kopi makan singkong rebus gitu.
Isi cerita yang di baca Budi :
Anand alias Bruce Lee, adalah lulusan perguruan tinggi yang membenci ide 9-5 pekerjaan. Dia belajar seni bela diri dengan sekelompok teman yang sama-sama menganggur. Mencoba merekrut siswa baru untuk membayar uang sekolah dan menyelamatkan sekolah mereka, dia terlibat dalam perkelahian dan jatuh cinta pada Shakthi, putri DCP Gaurav. Di Chennai, serangkaian perampokan terjadi di seluruh kota, yang telah menyebabkan puluhan orang tewas dan uang dalam jumlah tak terhitung dicuri. Polisi percaya bahwa perampokan baru akan terjadi. Kakek Anand menasihatinya untuk membuat Shakthi melihatnya sebagai Pahlawan.
Anand meminjam dan memakai kostum pahlawan super, yang memperkenalkan dirinya sebagai Mugamoodi kepada Shakthi dan mencoba membuat anak-anak terkesan dengan keahliannya dan secara tidak sengaja berakhir di tengah kejaran polisi. Dia membantu polisi menangkap salah satu bandit. Namun, geng tersebut menembak mati anggota yang ditangkap saat polisi memindahkannya dan membunuh seorang Inspektur, yang terlibat dalam penangkapan tersebut. Berita bahwa Mugamoodi menangkap salah satu tersangka, yang tidak dapat ditangkap polisi selama berbulan-bulan, menyebar ke seluruh kota dan membuat Shakthi mulai menyukai Mugamoodi. Gaurav menemukan kecocokan antara sidik jari dari TKP dan sidik jari dari catatan polisi. Anand memutuskan untuk mengunjungi Shakthi lagi, membuka kedoknya untuk mengungkap identitasnya dan menyatakan cintanya padanya.
Ketika Anand tiba, dia bertemu dengan seorang anggota geng, yang menembak Gaurav, Anand mencoba menangkapnya. berlari. Geng tersebut membunuh Viji, teman Anand, yang pergi bersamanya mengunjungi Shakthi. Anand sekali lagi dilihat oleh polisi sendirian dengan mayat dan secara alami dianggap bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut. Kakek dan kakak Anand membuat kostum ala superhero dengan bodysuit biru, ikat pinggang hitam dengan huruf M di atasnya, topeng superhero hitam, sepatu bot kulit hitam, dan sarung tangan. Gaurav selamat dan geng tersebut memutuskan untuk membunuhnya dan keluarganya di rumah sakit. Anand (menyamar sebagai Mugamoodi) menyelamatkan mereka dengan mengalahkan geng tersebut dengan kung-fu nya keterampilan dan mengambil dokumen polisi Gaurav yang berisi temuan terbaru dari kasus tersebut, termasuk kecocokan sidik jari, karena dia ingin membalas kematian Viji sendiri.
Yang mengejutkan Anand, temuan polisi dalam dokumen itu bertentangan dengan Sifu Chandru, yang merupakan guru seni bela dirinya. Chandru mengungkapkan bahwa dia tidak terkait dengan kasus tersebut dan mengungkapkan bahwa Anguchamy alias Naga berada di balik kejahatan tersebut. Mereka belajar kung-fu di sekolah yang sama 22 tahun lalu. Sementara itu, Dragon entah bagaimana mengetahui bahwa Mugamoodi adalah Anand. Gengnya menggerebek sekolah Chandru untuk membunuh Anand, tetapi mereka membunuh Chandru saat dia tidak terlihat. Geng tersebut merebut pelabuhan dan menculik 30 anak, bersama dengan tiga orang dewasa termasuk Shakthi, sebagai sandera untuk memeras polisi. Mereka menuntut Mugamoodi mengendarai van emas sendirian dan polisi mengatur kapal dan menjamin keselamatan mereka melintasi perbatasan India. Geng tersebut mengancam akan membunuh para sandera jika ditolak.
Mugamoodi setuju untuk mengendarai emas, di mana terjadi perkelahian antara dia dan Naga. Selama pertarungan, Dragon melepas topeng Mugamoodi dan mengungkapkan identitasnya kepada Shakthi. Dia juga mengaku bahwa Anand tidak menembak Gaurav, tetapi saudaranya Anthony yang melakukannya. Dengan bantuan kakek dan teman-temannya yang menyuruhnya menyelinap ke pelabuhan, Anand membunuh beberapa anggota kunci geng tersebut. Terjadi perkelahian antara Anand dan Dragon, Dragon tergantung di tangga, berpegangan dengan palu. Anand mencoba menarik Dragon, tapi Dragon malah jatuh hingga tewas di laut. Anand berhasil membebaskan semua sandera dan Shakthi menyuruhnya untuk melanjutkan pengabdiannya sebagai "Mugamoodi".
***
Budi selesai baca cerpen, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja. Eko datang ke rumah Budi, ya memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi.
"Ambisi," kata Budi.
"Ada apa dengan kata ambisi?" kata Eko.
"Ngomong-ngomong Eko. Apa aku ini terlalu berambisi atau tidak, ya dalam tujuanku untuk kerja di pemerintahan, ya tidak selama menjadi buruh?" kata Budi.
"Ya menurut aku sih. Sebagai teman baik menilai temannya. Ya Budi tidak terlalu ambisi dengan keinginan Budi tersebut, Ya bisa di bilang biasa aja. Beda dengan orang lain sih," kata Eko.
"Biasa aja penilaian Eko," kata Budi.
"Ada sebuah contoh cerita yang bisa jadi masukan Budi. Cerita itu tentang seorang yang ingin kerja di pemerintahan gitu, ya bilang PNS atau pejabat pemerintah lewat Pemilu. Orang itu, ya pernah gagal masuk kerja di pemerintahan. Orang itu tidak pernah merasa menyerah dalam usahanya, ya masih terus berusaha dengan baik untuk mencapai keinginan bisa jadi kenyataan. Ya cara usahanya dengan cara baik. Orang itu mencoba lagi dengan cara belajar dengan baik dari kesalahannya, ya untuk bisa kerja di pemerintahan. Usaha orang itu pun berhasil, ya kerja di pemerintahan. Jadi orang itu, ya penuh dengan ambisi dari keinginan, ya agar berhasil kerja di pemerintahan. Sedangkan Budi belum pernah mencoba ikutan untuk masuk kerja di pemerintahan. Budi terlalu sibuk urusan kerja jadi buruh demi hidup ini, ya tetap belajar dengan baik untuk mengubah keadaan demi hidup ini. Jika keadaan Budi tidak memungkinkan untuk ikutan kerja di pemerintahan. Ya alternatif yang lain, ya mengikuti jalan seperti aku, yaitu membangun usaha," kata Eko.
"Aku paham contoh cerita Eko. Orang yang di ceritakan Eko, ya berambisi ingin kerja di pemerintahan, walau pernah gagal dalam usahanya. Berusaha dengan baik dari usahanya, ya dengan cara baik, ya akhirnya berhasil. Sedangkan aku, ya sadar karena keadaan. Aku setuju dengan alternatifnya, ya membangun usaha seperti keinginan Eko," kata Budi.
"Hidup ini antara baik dan buruk. Jadi ada orang yang ambisi mencapai tujuan dengan cara buruk, ya menghalalkan segala cara, ya merugikan orang lain atau menjatuhkan orang lain demi tujuan dari keinginan berhasil," kata Eko.
"Hidup ini memang antara baik dan buruk. Pilihan manusia juga dalam memutuskan jalan usaha yang mau di jalankan demi mencapai keinginan jadi kenyataan. Ya aku belajar ilmu agama dengan baik, ya sebaiknya-baik itu, ya kalau aku memilih lebih baik, ya aku pilih jalan baik saja demi kebaikan aku dan orang lain," kata Budi.
"Ya ada orang juga yang berambisi ingin menjadi yang terbaik dalam kerjaan dengan alasan ini dan itu. Terkadang karena ambisi, ya lupa hal yang paling utama itu. Cinta," kata Eko.
"Cinta," kata Budi.
"Karena ambisi. Urusan cinta antara cowok dan cewek, ya bisa putus. Atau lupa sama dengan keluarga," kata Eko.
"Bener omongan Eko. Karena ambisi, ya urusan cinta antara cowok dan cewek bisa putus. Urusan keluarga di lupakan dengan baik gitu. Demi ambisi, ya tujuan berhasil," kata Budi
"Jadi santai saja seperti kita," kata Eko.
"Memang kita santai saja. Karena jaminan untuk hidup kita, ya sudah kerja jadi buruh untuk sekarang ini. Sedang masa depan, ya di proses dengan baik keinginan untuk jadi kenyataan," kata Budi.
"Waktu yang akan menjawab kebenaran tentang keinginan yang diinginkan di masa depan," kata Eko.
"Ya sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Eko.
"Main catur saja!" kata Budi.
"Ok main catur saja!" Eko.
Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas meja. Eko dan Budi menyusun dengan baik, ya bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik gitu.