CAMPUR ADUK

Friday, March 11, 2022

TAK IKHLASNO

Budi duduk di depan rumahnya sambil menikmati minum kopi dan juga gorengan lah.

"Main gitar ah!" kata Budi.

Budi mengambil gitar di banggu yang kosong. Ya gitar pun di mainkan Budi dengan baik, ya sambil menyanyikan sebuah lagu yang bagus banget gitu.

"Sepine wengi iki ngeridu ati

Seng tansah kelingan sliramu, kowe ninggal aku

Ademe howo iki, nggowo loro sing kang nyoto

Mergo nyawang kowe gandeng karo liyane

Yen pancen iki wis garise, aku ikhlas lahir batine

Kabeh kudu tak lalekke, masio abot sanggane, oh

Ra sepirone loro ati iki amergo ditinggal pergi

Tapi loro ati iki amergo dikhianati

Yen pancen uwis garise kowe gandeng karo de'e

Mung dungoku mugo langgeng saklawase

Ademe howo iki, nggowo loro sing kang nyoto

Mergo nyawang kowe gandeng karo liyane

Yen pancen iki wis garise, aku ikhlas lahir batine

Kabeh kudu tak lalekke, masio abot sanggane

Ra sepirone loro ati iki amergo ditinggal pergi

Tapi loro ati iki amergo dikhianati

Yen pancen uwis garise kowe gandeng karo de'e

Mung dungoku mugo langgeng saklawase

Ra sepirone loro ati iki amergo ditinggal pergi

Tapi loro ati iki amergo dikhianati

Yen pancen uwis garise kowe gandeng karo de'e

Mung dungoku mugo langgeng saklawase"

***

Budi selesai main gitar dan bernyanyi. Ya Budi menaruh gitar di tempat bangku yang kosong. Eko pun dateng ke rumah Budi, ya memarkirkan dengan baik motornya di depan rumah Budi lah. Eko duduk bersama Budi. Terlihat gitar di bangku yang kosong.

"Budi abis main gitar dan bernyanyi?" kata Eko.

"Iya," kata Budi.

Budi mengambil gelas berisi kopi, ya di minum dengan baik.

"Lagu siapa yang Budi nyanyikan?" kata Eko.

Budi menaruh gelas yang berisi kopi di meja.

"Lagunya Happy Asmara dengan judul lagu 'Tak Iklasno'...," kata Budi.

"Ooooooo....lagunya Happy Asmara yang judulnya 'Tk Iklasno'...," kata Eko.

"Aku teringat dengan sebuah cerita," kata Budi.

"Berita apa?" kata Eko.

"Kisah cinta sih," kata Budi.

"Kisah cintanya siapa?" kata Eko.

"Kisah cintanya.....Dono dengan Rara," kata Budi.

"Budi...cerita kan tuh cerita!" kata Eko.

"Baiklah aku cerita kan. Dono yang teman-temannya Kasino dan Indro. Dono yang telah selesai kuliah dan kerja gitu. Dono suka sama Rara, ya pada pandangan pertama, ya Rara masih kuliah gitu. Dono berusaha dengan sebaik mungkin jadian dengan Rara. Awal-awal Dono di cuekin sama Rara. Kasino dan Indro, ya memberikan semangat kepada Dono, ya mengejar cinta pada gadis cantik bernama Rara. Berkali-kali Dono di tolak sama Rara. Akhirnya Dono berhasil menjalin cinta dengan Rara. Hubungan kisah Dono dan Rara berjalan dengan baik. Sampai orang tua Rara tidak suka dengan Dono, ya alasan orang tua Rara karena Rara di jodohkan dengan orang pilihan orang tua Rara yang bernama Gunawan. Dono tidak bisa memaksakan kehendaknya bersama Rara. Suatu ketika Dono bertemu dengan Ratna, ya teman saja sih. Dono pun mengajak Ratna makan di kafe. Rara bersama Gunawan ke kafe. Saat Rara melihat Dono bersama Ratna di kafe, ya rasa gelisah Rara ada sih. Rara mendekati Dono dan memutuskan hubungan gitu. Ya Dono ingin menjelaskan semuanya, tapi ternyata Rara langsung bicara tegas "Aku menerima Gunawan sebagai calon suami ku". Dono tidak bisa berkata apa-apa lagi. Rara bersama Gunawan meninggalkan kafe. Dono menerima keputusan tersebut, ya pisah dengan Rara. Dono tetap menjalin baik hubungan dengan Ratna sebagai teman. Di rumah Rara, ya tepatnya di kamarnya. Rara menangis. Lesti sebagai Mbaknya Rara, ya masuk ke kamar adiknya, ya mencari tahu keadaan Rara kenapa menangis?. Rara menjelaskan hubungan dengan Dono, ya putus dan menerima perjodohan dengan Gunawan. Lesti memahami benar keadaan Rara dengan baik. Sampai keadaan Rara berhenti bersedih hati, ya Lesti keluar dari kamarnya Rara. Dono pun meninggalkan kota Jakarta ke Batam, ya ke tempat saudaranya di Batam. Dono berkata untuk urusan hatinya pada Rara "Tak Ikhlasno". Kasino dan Indro, ya di Jakarta saja gitu. Dono di Batam menjalankan kehidupannya dengan tenang banget dan melanjutkan kuliahnya dengan baik. Rara pun menikah dengan Gunawan. Pernikahan Rara dan Gunawan berjalan dengan bahagia. Satu tahun telah menjalankan biduk rumah tangga, ya antara Rara dan Gunawan. Suatu ketika Rara menemukan sebuah foto bersama dirinya dengan Dono. Terkenanglah rasa bahagia Rara dan Dono. Rara sadar dirinya telah menikah dengan Gunawan. Foto Dono pun di buah ke tong sampah. Rara tidak ingin rumah tangganya bersama Gunawan hancur karena cinta masa lalu. Rara pun berkata "Tak Ikhlasno". Rara pun menjalankan kehidupan seperti biasanya, ya sampai bertemu dengan Ratna. Ya Ratna menjelaskan dengan baik tentang Dono pada Rara. Ratna, ya hanya teman baik Dono saja. Rara salah paham dengan Dono. Nasi sudah menjadi bubur. Rara telah menikah dengan Gunawan. Rara pun berkata dengan kisah cinta masa lalunya bersama Dono "Tak Ikhlasno". Rara pun tidak ada rasa gelisah lagi tentang masa lalunya. Rara menjalankan hubungan rumah tangga dengan Gunawan, ya dengan baik sih. Begitunya ceritanya," kata Budi.

"Kata orang China "Hǎo gùshì"..," kata Eko.

"Kok...tanggapannya pake kata orang China?" kata Budi.

"Sedikit beda saja sih," kata Eko.

"Ada artinya apa enggak yang di omongin Eko. Kata orang China tadi?!" kata Budi.

"Emmmmmm gimana ya? Kan sedikit becanda aja!" kata Eko.

"Berarti tidak ada artinya toh. Becandaan gitu," kata Budi.

"Ya..gak gitu juga sih," kata Eko.

"Ada toh...artinya," kata Budi.

"Ya...artinya sih 'Cerita yang bagus'....," kata Eko.

"Seperti biasanya, ya kan Eko?" kata Budi.

"Ya begitu lah," kata Eko.

"Kalau begitu main catur saja!" kata Budi.

"Ok...!" kata Eko.

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas mejalah papan catur. Budi dan Eko, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur.

"Yǒu shí àiqíng gùshì yǐ pòsuì de xīn jiéshù....," kata Eko.

"Artinya Eko!" kata Budi.

"Kisah cinta kadang ada yang berakhir dengan patah hati," kata Eko.

"Aku paham. Broken heart," kata Budi.

"Àiqíng gùshì yǒu shí huì yǒu rénmen xǐhuān dì měihǎo jiéjú.....," kata Eko.

"Artinya Eko!" kata Budi.

"Kisah cinta terkadang berakhir bahagia yang sering di sukai orang-orang," kata Eko.

"Aku ngerti crita katresnan karo happy ending," kata Budi.

"Kok Jawa?" kata Eko.

"Sedikit berbeda saja," kata Budi.

"Ooooo sedikit beda toh. Ora masalah, sing penting seneng," kata Eko.

"Emmmm," kata Budi.

Budi dan Eko, ya main catur dengan baik.

DORAYAKI

Budi di dapur membuat kue Dorayaki, ya makan yang di sukai Doraemon gitu. Resep untuk membuat kue Dorayaki di ambil dari jaringan internet lah. Budi dengan cermat membuat kue Dorayaki, ya berdasarkan resep sih. Singkat waktu sih. Budi pun mencoba hasil makan yang ia buat dengan baik, ya berdasarkan resep di jaringan internet.

"Emmmm...enak banget kue Dorayaki ini yang aku buat," kata Budi.

Budi pun segera membawa kue Dorayaki satu piring, ya ke depan rumah. Di depan rumah, ya Budi duduk santai sambil baca komik Doraemon lah dan juga, ya menikmati kue Dorayaki dan minumnya kopi gelasan lah. Eko ke rumah Budi, ya dengan menggunakan motor sih. Abdul juga ke rumah Budi, ya menggunakan motor lah. Singkat waktu, ya Eko sampai di rumah Budi. Eko menaruh motornya dengan baik di depan rumah Budi. Eko pun duduk bersama Budi. Karena Eko dateng, ya Budi berhenti baca komik Doraemon. Ya komik di taruh Budi di meja lah. Eko melihat makan yang asing gitu, ya biasanya gorengan gitu. Eko pun berkata "Budi makan apa ini?", ya Eko sambil menunjuk makan tersebut.

"Dorayaki," kata Budi.

"Dorayaki. Kaya makan yang di sukai Doraemon? Ya ada di komik yang di baca Budi lah!" kata Eko, ya sambil menunjuk komik Doraemon di meja lah.

"Memang sih. Dorayaki makan yang di sukai Doraemon. Di komik Doraemon juga di jelaskan dengan baik," kata Eko.

Eko mengambil Dorayaki di piring.

"Dorayaki ini di beli apa buat sendiri Budi?" kata Eko.

Eko pun segera memakan Dorayaki dengan baik.

"Buat lah Eko. Ya bisa di bilang coba-coba membuatnya kue Dorayaki. Resepnya pun di ambil dari jaringan internet gitu," kata Budi.

"Kore wa hontōni oishī.....," kata Eko.

Eko, ya masih terus menikmati makan Dorayaki itu. Budi, ya terkejut dengan omongan Eko, ya kedengarannya seperti Bahasa Jepang gitu.

"Eko.....ngomong Bahasa Jepang, ya Eko?" kata Budi.

"Iya. Aku ngomong Bahasa Jepang. Sedikit-sedikit gitu," kata Eko.

Eko mengambil kopi gelasan di meja, ya di minum dengan baik lah.

"Bahasa Indonesia apa Eko, ya yang di omongin Eko pake Bahasa Jepang gitu?" kata Budi.

Eko menaruh kopi gelasan di meja.

"Bahasa Indonesia, ya makan ini enak bener. Maksudnya, ya makan Dorayaki, ya Oishī...," kata Eko.

"Makan yang aku buat enak bener toh," kata Budi.

"Ngomong-ngomong....apakah Budi sudah pernah makan Dorayaki yang sebenarnya, beli dari orang yang jualan makan kue Dorayaki gitu?" kata Eko.

"Ya belum pernah sih beli makan kue Dorayaki lah. Aku juga belum pernah bertemu dengan orang Jepang. Orang Jepang yang aku ketahui, ya yang jadi artis di Tv Indonesia, ya Artis Kenta dan Haruka gitu," kata Budi.

"Budi...belum pernah beli makan kue Dorayaki. Yang aku perhitungkan adalah apakah rasa makan kue Dorayaki buatan Jepang, ya sama dengan buatan Budi ya?" kata Eko berpikir panjang sih.

"Mungkin sama?" kata Budi.

"Mungkin juga tidak kan?" kata Eko.

"Ya mungkin juga tidak sama sih, ya karena aku yang buat orang Indonesia, ya beda dengan yang buat orang Jepang lah," kata Budi.

"Suku bangsa, ya kan Budi?" kata Eko.

"Ya begitulah...suku bangsa!" kata Budi menegaskan omongan Eko.

Abdul pun sampai di rumah Budi. Abdul menaruh motornya dengan baik di depan rumah Budi. Abdul, ya duduk bersama dengan Budi dan Eko. Abdul melihat makan di meja, ya makannya seperti makan yang di sukai Doraemon, ya kue Dorayaki. Abdul berkata "Apakah bener yang di piring. Kue Dorayaki?", ya Abdul sambil menunjuknya lah.

"Benerlah...kue Dorayaki!" kata Eko dengan tegas.

"Dorayaki. Memang Dorayaki, ya kue yang ada di piring. Aku yang membuatnya. Ya resepnya dari jaringan internet lah," kata Budi.

Abdul pun mengambil kue Dorayaki di piring, ya segera di makannya dengan baik.

"Gimana rasanya Abdul?" tanya Budi.

"Eat this really good," kata Abdul.

"Emmmmm..Bahasa Inggris. Makan ini enak benar," kata Budi.

"Delicious," kata Abdul.

Abdul selesai makan Dorayaki, ya segera mengambil minuman kopi gelasan di meja, ya di minum dengan baik lah kopi gelasan gitu.

"Lezat...toh!" kata Budi.

"Oishī," kata Eko.

Abdul menaruh minum kopi gelasan di meja lah.

"Sekali-sekali pake Bahasa Inggris, ya lulusan SMA...ada nilai citra kelasnya gitu," kata Abdul.

"Malahan Eko. Pake Bahasa Jepang," kata Budi.

"Cuma sedikit-sedikit yang aku bisa Bahasa Jepang," kata Eko.

"Kalau begitu lebih baik kita main kartu remi saja!" kata Abdul.

"Ok...main kartu remi," kata Budi.

"Ya...main kartu remi!" kata Eko.

Budi mengambil kartu remi di bawah meja, ya segera kartu remi di kocok dengan baik dan di bagikan dengan baik. Budi, Eko dan Abdul, ya main kartu remi dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi gelasan dan makan kue Dorayaki, ya buatan Budi yang enak bener.

BAKPAO

Malam yang tenang banget di kediaman Budi. Ya Budi sedang duduk santai di depan rumahnya sedang membaca koran, ya sambil menikmati minum kopi gelasan dan juga makan kue bakpao. Eko selesai urusannya dengan temannya di mesjid, ya Eko ke rumah Budi. Eko membawa motornya dengan baik menuju rumah Budi. Abdul ke rumah Budi lah dengan mengendarai motornya dengan baik lah. Singkat waktu, ya sampailah Eko di rumah Budi. Eko memarkirkan dengan baik, ya motornya di depan rumah Budi lah. Eko duduk bersama Budi. Memang Eko melihat makan di meja, ya bapao di piring sih. Budi berhenti baca korannya, ya ada Eko. Koran di taruh di atas meja, ya sama Budi.

“Budi. Tumben nie ada bakpao. Biasanya ada gorengan?” kata Eko.

“Memang tumben ada bakpao. Sebenarnya aku mau beli gorengan di tempat langgan aku beli. Tahu-tahu ada penjual bakpao. Ya aku beli bakpaonya, ya jadinya,” kata Budi.

“Ooooo bertemu penjual bakpao, ya jadinya beli bakpao. Jadi tidak beli gorengan,” kata Eko.

Eko mengambil bakpao di piring, ya segera di makan dengan baik bakpao tersebut.

“Emmmmm enak ini bakpaonya Budi,” kata Eko.

“Kata orang China sih “Bāozi hěn hào chī,” kata Budi.

Budi mengambil bakpao di piring, ya di makan dengan baiklah bakpao lah. Eko terkejut dengan omongan Budi, ya pake bahasa China gitu.

“Budi becandaan kaya acara Tv, ya Budi pake Bahasa China?” kata Eko.

“Aku cuma sekedar saja. Di Tv saja, ya ada berita Bahasa China?” Budi.

“Oooo cuma sekedar saja toh,” kata Eko.

Eko selesai makan satu buah bakpao, ya mengambil kopi gelasan di meja dan segera di minum dengan baik lah.

“Tema bakpao di angkat ke Film kan Eko?” kata Budi.

Budi selesai makan satu buah bakpao, ya segera mengambil kopi gelasan di meja dan segera di minum dengan baik lah.

“Kayanya…..ada sih Film dengan tema bakpao. Kalau tidak salah acara Tv, ya ada judulnya bakpao gitu?” kata Eko.

Eko menaruh kopi gelasan di meja. Eko mengambil bakpao di piring lagi, ya di makan dengan baik bakpao lah. Budi menaruh kopi gelasan di meja.

“ Acara Tv, ya judulnya mendekati dengan nama bakpao. Artisnya yang mengisi acara, ya keturunan China gitu,” kata Budi.

Budi mengambil bakpao di piring, ya di makan dengan baik bapao lah.

“Ngomong-ngomong. Arti dari Bahasa China yang Budi omongkan apa?” kata Eko.

“Kan. Aku cuma sekedar Bahasa China saja,” kata Budi.

“Cuma becandaan kaya pelawak gitu?” kata Eko.

“Ya bisa di bilang begitu sih,” kata Budi.

“Ayolah Budi arti dari Bahasa China yang di omongin Budi!” kata Eko.

Eko selesai makan bakpaonya, ya segera mengambil kopi gelasan di meja, ya di minum dengan baik lah.

“Baiklah. Artinya…..bakpaonya enak sekali,” kata Budi.

Budi selesai makan bakpaonya, ya segera mengambil kopi gelasan di meja, ya di minum dengan baik lah. Abdul dateng ke rumah Budi, ya segera memarkirkan motornya dengan baik di rumah Budi lah. Abdul duduk bareng bersama Eko dan Budi lah. Ya Eko dan Budi menaruh kopi gelasan di meja lah. Abdul melihat di meja, ya ada bakpao.

“Tumben ada bakpao. Biasanya gorengan Budi?” kata Abdul.

Abdul mengambil bakpao di piring, ya di makan dengan baik.

“Ya memang tumben ada bakpao. Aku beli bakpao. Tidak jadi beli gorengan,” kata Budi.

“Rezekinya penjual bakpao, ya dagangannya di beli Budi,” kata Eko.

“Kata orang China “Wǒ chī de bāozi hěn hào chī”…,” kata Abdul.

“Emmmm. Abdul ikutan kaya Budi, ya pake Bahasa China,” kata Eko.

“Berita di Tv saja, ya pake Bahasa China,” kata Budi.

“Ya…aku cuma sekedar saja sih,” kata Abdul.

Abdul selesai makan bakpaonya, ya mengambil minuman kopi gelasan di meja, ya di minum dengan baik lah.

“Artinya omongan Abdul, ya pake Bahasa China apa?” kata Eko.

“Artinya….bakpao yang aku makan enak sekali,” kata Abdul.

“Emmmm,” kata Budi.

“Kalau begitu, ya main kartu remi saja Budi!” kata Eko.

“Ok..main kartu remi!” kata Budi.

Abdul menaruh minuman kopi gelasan di meja.

“Main kartu remi,” kata Abdul.

Budi memang mengambil kartu di bawah meja, ya di kocok dengan baik kartu remi. Lalu kartu remi di bagikan dengan baik. Budi, Eko dan Abdul main kartu remi, ya permainan cangkulan, ya sambil menikmati makan bakpao dan minuman kopi gelasan lah.

NGOPI

Malam yang tenang di kediaman Eko. Ya Eko duduk santai di depan rumahnya sedang baca koran, ya sambil menikmati minum kopi dan juga makan gorengan lah. Budi yang selesai urusannya dengan temannya, ya ke rumah Eko. Budi membawa motornya dengan baik, ya menuju tujuannya. Singkat waktu sih. Budi sampai di rumah Eko, ya segera memarkirkan motor di depan rumah Eko dengan baik lah. Budi duduk bersama Eko. Ya memang Budi melihat keadaan di meja sih, ya ada termos air panas, gelas, kopi sasetan, gorengan di piring dan juga gelas yang ada kopinya. Eko menghentikan baca korannya, ya koran di taruh di meja dengan baiklah. Eko mengambil gelas yang berisi kopi di meja, ya di minum dengan baik kopi lah.

“Ngopi ah,” kata Budi.

Budi mengambil gelas dan juga kopi sasetan. Ya kopi sasetan di buka dengan baik dan bubuk kopi yang bercampur gula di taruh di gelas. Budi segera mengisi gelas yang telah berisi bubuk kopi dan gula dengan air panas dari termos air panas lah. Eko selesai minum kopinya, ya menaruh gelas yang berisi kopi di mejalah. Budi mengaduk kopi dengan sendok. Setelah kopi jadi sih, ya Budi segera meminum kopinya dengan baik.

“Kata orang Rusia “Kofe, kotoryy ya p'yu, vkusnyy”…” kata Budi.

Budi terus menikmati kopinya dengan baik. Ya Eko terkejut dengan omongan Budi.

“Budi….kata orang Rusia. Apa aku tidak salah mendengarnya?” kata Eko.

Budi menaruh gelas berisi kopinya di meja.

“Eko tidak salah denger kok. Aku memang ngomong…..kata orang Rusia “Kofe, kotoryy ya p'yu, vkusnyy”…..,” kata Budi.

“Dari mana tuh mendapatkan kata-kata orang Rusia?” kata Eko.

“Dari berita di Tv lah dan juga acara  Masha and the Bear……gitu,” kata Budi.

“Berita Tv, ya memang masih hot-hotnya tentang Rusia yang berperang dengan Ukraina. Masha and the Bear, ya kartun anak-anak,” kata Eko.

“Emmmm,” kata Budi.

“Budi…arti omongan Budi yang tadi, ya kata orang Rusia?” kata Eko.

“Ya aku kan cuma sekedar saja. Kaya acara Tv gitu, ya lawak gitu,” kata Budi.

“Beneran tidak ada artinya?” kata Eko.

“Ya ada sih artinya. Ya artinya ‘Kopi yang aku minum enak sekali’……,” kata Budi.

“Hidup di negeri Indonesia ini tenang, ya Eko?” kata Budi.

“Ya begitulah kenyataannya,” kata Eko.

“Konflik di negara-negara yang sedang perang, ya kasihan rakyatnya,” kata Budi.

“Ya memang kasihan rakyatnya sih, ya di negara-negara yang sedang berperang. Mau di kata apa?!” kata Eko menegaskan omongan Budi.

“Yaaaaa....sekedar obrolan lulusan SMA kan Eko?” kata Budi.

“Ya seperti biasanya sih. Obrolan lulusan SMA. Beda dengan lulusan Universitas, ya tentang penelitian ini dan itu,” kata Eko.

“Andai saja ada pahlawan super. Ya bisa menghentikan perang dari negara-negara yang sedang konflik,” kata Budi.

“Superman bersama teman-temannya menanggulangi perang yang ini dan itu. Film kartun pahlwan super,” kata Eko.

Eko mengambil gelas berisi kopi di meja, ya di minum dengan baik kopi lah. Budi mengambil gelas berisi kopi di meja, ya di minum dengan baik kopi lah.

“Kava, yaku ya pʺyu, smachna,” kata Eko.

Eko menaruh gelas berisi kopi di meja lah. Budi mendengar omongan Eko dengan baik dan berkata “Eko ngomong apa tadi?”

Budi menaruh gelas berisi kopi di meja.

“Oooo kata orang Ukraina “Kava, yaku ya pʺyu, smachna”….,” kata Eko.

“Eko. Ikut-ikutan kaya aku. Dari mana Eko dapet tuh kata orang Ukraina?” kata Budi.

“Dapet dari berita di Tv,” kata Eko.

“Berita toh. Sama aja dengan aku,” kata Budi.

“Ya begitu lah,” kata Eko.

“Artinya Eko?” kata Budi.

“Aku kan cuma sekedar becandaan saja,” kata Eko.

“Lawak toh,” kata Budi.

“Ya begitu lah,” kata Eko.

“Beneran tidak ada artinya?” kata Budi.

“Ya…artinya ‘Kopi yang aku minum enak sekali’…..” kata Eko.

“Loooooo kok sama sih,” kata Budi.

“Ya begitu lah. Sama gitu,” kata Eko.

“Sengaja itu mah Eko,” kata Budi.

“Ya begitulah. Kan sekedar obrolan saja,” kata Eko.

“Kalau begitu sih. Lebih baik main catur saja!” kata Budi.

“Ok…main catur!” kata Eko.

Eko mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja lah papan catur. Eko dan Budi, ya menyusun bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik lah, ya sambil menikmati minum kopi dan juga makan gorengan lah.

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK