CAMPUR ADUK

Tuesday, January 22, 2019

MAIN LAYANG-LAYANG

Dono sedang main layang-layang di sebuah padang rumput yang luas. Indro sedang tidur-tiduran memandang langit yang cerah. Kasino pun mendatangi temannya duduk di sebelah Indro.

"Dono senang banget hari ini?" tanya Kasino.

"Iya. Kembali seperti anak-anak," jawab Dono.

"Luar biasa hari ini. Tenang dan sejuk sekali," kata Indro.

"Dono ..ngomong-ngomong kamu menulis sesuatu di Blog kamu yang menyerempet agama?" tanya Kasino.

"Iya. Kenapa..Kasino?"

"Biasanya kamu menulis....lebih cenderung sifatnya menetralkan masalah. Kenapa tulisan kamu yang baru kayanya mengangkat suatu masalah yang polemiknya di timbulkan oleh masyarakat yang tidak bertanggung jawab...?" tanya Kasino.

"Alasan paling utama sih. Jenuh aja. Bertahun-tahun cuma itu dan itu saja dari dulu. Padahal saya sebagai tokoh utama hanya mewakili dari keinginan penulisnya mengungkapkan kebenaran yang terjadi di masyarakat. Kecenderungan dari diri manusia yang menyatakan kebenaran pada agama dan di atur basis organisasi menciptakan sifat ego yang terlalu keras kepala. Pada akhirnya terjadilah perpecahan dalam agama karena dasar ini dan itu. Padahal hidup ini sudah sulit di tambah sulit karena polemik yang di timbulkan organisasi ke masyarakatan apalagi basis agama. Contoh penulis pernah bicara dengan agama kristiani tentang pemahaman mereka. Ternyata ada kekecewaan dalam ajaran mereka. Ketika di pahami dengan benar masalahnya yang utama adalah ekonomi dan agama yang di jalaninya sebagai kristiani tidak membantu. Maka orang di tanya pun kacau sekali," cerita Dono.

"Lalu bagaimana organisasi yang berbasis Islam?" tanya Kasino.

"Sama aja. Urusannya keluh dan kesal. Faktor pertama masalah adalah ekonomi dan tingkat sosial di masyarakat tujuannya ya...gak jauh -jauh dari ego manusia menyatakan benar. Isi Hadistnya....Islam terpecah 73 golongan. 72 masuk neraka dan 1 masuk surga  yang berbentuk jamaah. Sedangkan Kristen 72 golongan masuk neraka semua. Hadist benar. Tetapi itu di tulis di masa lampu. Bukan di masa depan. Kacau ngikuti proses permasalah di masa lampau apalagi datangnya dari Arab itu hadist tersebut. Karena masalah ekonomi di Indonesia beda dengan ekonomi di Arab. Apalagi bentuk persoalan agama yang berkembang di Indonesia. Beda dengan di Arab. Begitu juga dengan masalah Kristen gak jauh beda yaitu ekonomi dan sosial," penjelasan Dono.

"Dono....Dono..Dono..maka itu jangan di tulis. Ribet banget. Cuma nyari makan," kata Kasino.

"Cuma..nyari makan...Dono..," saut Indro.

"Iya cari makan," saut Dono.

Dono terus asik main layang-layang. Kasino pun makan dan minum dari perbekalan mereka dan Indro pun ikutan makan dan minum. Langit pun berubah menjadi berawan hitam dan datanglah hujan. Dono segera menggulung benang menurunkan layang-layang. Kasino dan Indro sudah iyup di dalam mobil. Dono berusaha untuk menurunkan layang-layang yang sudah singit. Petir menyambar layang-layang Dono sampai hangus terbakar. Dono terkejut dan melepaskan benang yang di gulungnya dan kabur untuk mengiyup di dalam mobil.

"Selamat Saya dari malapetaka," kata Dono.

"Benar-bener selamat Dono," saut Kasino dan Indro.

Ketiga sahabat malah main kartu di dalam mobil sampai hujan berhenti. Baru mereka pulang ke rumah.


Karya: No

MENGUNGKAP KEBENARAN

Hari yang cerah sekali di sebuah rumah di pingiran kota Jakarta. Indro sedang sibuk mengerjakan sesuatu. Dono keluar dari kamarnya dan langsung duduk.

"Indro sedang apa?" tanya Dono.

"Sedang jait baju. Ada kancing yang copot," jawab Indro.

"Indro kamu tahu tentang masalah Islam terpecah belah di Indonesia?" tanya Dono.

"Iya..tahu. Semuanya dasarnya kepemimpinan alias ormas basis Islam. Toh semua itu cuma alasan saja kalau di cari tahu kebenaran di antara pemimpin.....ya...tetap ujung-ujungnya cari makan," kata Indro.

"Cuma nyari makan Indro," saut Dono.

"Iya cuma cari makan. Karena setiap pemimpin membesarkan nama organisasi yang di bentuknya. Contohnya Muhammadiyah, NU, LDII, dan seterusnya. Alasannya untuk membangun keislaman tapi ya setelah di cari dan di susun rapih ternyata beda semuanya tetap Islam. Kadang isu yang berkembang lebih banyak di buat oleh umatnya sampai pemimpinannya untuk menjatuhkan secara halus untuk menunjukkan bahwa organisasi benar. Padahal ya...sama aja. Gak ada benarnya. Masalah dari awal telah menciptakan perpecahan di dalam Islam," kata Indro.

"Jadi benar infonya dari teman saya ada yang ini dan itu. Dan pada akhirnya simpang siur di masyarakat untuk menunjukkan kebenaran dari organisasi yang satu dan yang lain. Kadang saya jadi bingung Islam jadi terpecah belah seperti ini," kata Dono.

"Gak usah bingung. Jangan mendatengin tempat ibadah yang di bangun organisasi yang memecah belah Islam di Indonesia. Lebih baik sholat di rumah atau sholat di mesjid sekitar sini yang hampir roboh karena tidak ada pengurusnya," kata Indro.

"Bener juga...saran kamu...Indro. Lebih baik kita jauhkan organisasi keagamaan yang berkembang di Indonesia yang menciptakan perpecahan dengan alasan yang ini lah dan itu lah. Toh ketika dicari hadist ini dan itu. Makin di pelajarin dan di pahami makin sesat. Gak ada benarnya. Kata surga eeeee akhirnya neraka," kata Dono.

"Maka itu sholatnya di rumah aja amalan masing-masing. Kan cuma urusan dunia dengan alasan akherat semua organisasi yang keagamaan berbasis Islam berkembang di Indonesia. Dulu saya tanya siapa yang benar di antara pemimpin organisasi keagamaan berbasis Islam. Selalu jawabannya Alloh SWT. Yang di tanya pemimpinnya....eeeee yang di jawab malah Tuhan. Lucu banget. Kaya menutupi kebenaran yang sejati. Yaitu menciptakan perpecahan di antara umat untuk tujuan cari makan aja. Gak ada benarnya. Padahal di satukan barulah di sebut Islam," kata Indro.

"Kalau begitu lebih baik saya baca buku yang berkenaan ilmu pengetahuan dari pada baca majalah yang isinya tentang salah satu organisasi agama Islam yang berkembang di Indonesia," kata Dono.

"Selesai juga jaitnya. Coba dulu di pake bajunya. Pas....dan bagus," kata Indro.

Indro pun membereskan alat-alat jahitnya dan di bawa ke dalam kamarnya. Sedangkan Dono asik membaca buku. Kasino pun masuk ke dalam rumah.

"Dono jadi gak kita jalan-jalan," tanya Kasino.

"Jadi.....jadi..jadi," kata Dono.

Indro pun keluar dari kamar dan berkata "Jadi...saya ikut juga."

"Ayo..., Tapi tidak pake mobil saya yang antik yang baru di cuci. Tapi pake mobil saya pinjem dari teman," kata Kasino.

"Terserah..pake mobil yang mana. Yang penting jalan-jalan," kata Dono.

"Ikut...," kata Indro.

Ketiga sahabat pun bergerak keluar dari rumah dan naik mobil yang berada di pinggir jalan. Kasino pun membawa mobil dengan baik. Dono dan Indro senang sekali karena jalan-jalan menikmati lingkungan sekitar.


Karya: No

SUTING FILM

Seorang pemuda yang bernama Nobita sedang memandangi langit dari atas bukit. Datanglah sesosok yang turun dari langit. Nobita langsung menghindar sambil memegang pedang dan siap untuk bertarung. Wujut dari makluk tersebut tersibak dengan jelas dan berkata"Apa kamu pendekar di daerah ini?" 
"Iya... Siapa kamu? tanya Nobita.

"Saya Jaiyen.... Sang raja iblis."

"Jaiyen sang raja iblis. Mau apa dengan saya?" 

"Jadi kamu yang telah menghancurkan Suneo anak buah saya."

"Iya," jawab Nobita.

"Kalau begitu kamu harus hancur," kata Jaiyen.

Jaiyen berlari dan langsung menyerang Nobita dengan tinjuan yang sangat kuat. Nobita langsung menghindar dengan cepat. Jaiyen terus menyerang lagi.

"Cut..cut..cut," kata Doraemon.

"Kenapa di cut?" tanya Jaiyen yang sudah serius.

"Doraemon kenapa di cut?" tanya Nobita.

"Hari sudah mulai sore. Nanti di cari Ibu...Nobita. Jadi kita lanjutkan buat filmnya," kata Doraemon.

"Jaiyen..besok kita menyelesaikan sutingnya," kata Nobita.

"Ya...sudahlah. Ibu saya juga mencari saya," kata Jaiyen.

Doraemon membereskan alat-alat untuk membuat film. Nobita dan Jaiyen berganti pakaian dengan baju sehari-hari. Doraemon, Nobita, dan Jaiyen berjalan pulang menuruni bukit belakang sekolah. Sampai di persimpangan Jaiyen berpisah dengan Doraemon dan Nobita. 

"Sampai besok," teriak Jaiyen.

"Iya....sampai besok," teriak Nobita.

Doraemon dan Nobita berjalan sampai ke rumah. Lalu sampai di persimpangan gang melihat seorang cewek cantik berpapasan dengan Doraemon dan Nobita.

"Sakura," kata Nobita.

"Bukan Sakura...tapi Putri," kata Doraemon.

"Putri," saut Nobita.

Nobita mulai mencoba melihat dengan jelas siapa cewek yang di lihatnya? 

"Astaga..ternyata Putri. Anak siapa?" kata Nobita.

"Anak......Bapak dan Ibunya," jawab Doraemon.

Sampai di rumah. Nobita dan Doraemon langsung mandi bersama. Setelah itu baru makan malam bersama Ibu dan Bapak sambil menonton Tv.

"Acaranya bagus ya?" kata Nobita.

"Iya," saut Doraemon.

"Musik...Indonesia...dangdut gitu. Padahal  kita ini orang Jepang. Suka juga dengan dangdut," kata Nobita.

"Acaranya menarik," saut Bapak.

"Iya..bener kata Bapak acaranya bagus..menghibur," kata Ibu menambahkan omongan Bapak.

"Saya selesai makan," kata Nobita.

"Nobita..kerjakan PR kamu," suruh Ibu.

" Iya," jawab Nobita bergerak masuk kamar.

"Saya juga," kata Doraemon.

"Dasar anak-anak," saut Ibu.

"Masa pertumbuhan Ibu," kata Bapak.

"Iya," jawab Ibu.

Nobita di dalam kamarnya langsung mengerjakan PRnya. Sedang Doraemon sibuk baca komik. Lama-lama kelamaan mulai rasa kantuk. Nobita pun membereskan buku-bukunya dan segera untuk tidur. Ternyata Doraemon sudah tidur. Keesokan harinya. Doraemon dan Nobita melanjutkan suting pembuatan film setelah pulang sekolah. 

Di bukit belakang sekolah Jaiyen sudah menunggu Nobita dan Doraemon. Ternyata ada Soneo dan Sakura dan di tambah seorang lagi yaitu Putri. Doraemon mulai mengeluarkan alat untuk pengambilan gambar dan kostum. Adegan kemarin pun di lanjutkan. Doraemon menjadi sutradara yang mengarahkan adegan dengan baik.

Nobita di serang oleh Jaiyen dengan pukulan yang dasyat. Nobita mencabut pedangnya. Terjadilah pertarungan yang hebat antara Nobita dan Jaiyen. Ternyata Nobita kalah sampai terpental jauh. Datenglah Sakura untuk menolong Nobita. Ternyata Soneo dateng untuk menangkap Sakura. Nobita pun bangkit dari keadaannya melawan Jaiyen.

Tinjuan Jaiyen mengarah ke bagian tubuh Nobita yang tidak berdaya. Dateng Putri dan menahannya dengan sebuah tameng. 

"Bangkit Nobita," kata Putri.

"Iya," jawab Nobita.

Nobita pun bangkit dengan cepat menyerang Jaiyen dengan pedangnya. Di tebaslah Jaiyen berkali-kali sampai tidak bisa bangkit lagi.

"Jaiyen.....raja iblis," teriak  Soneo.

Soneo mendekati Jaiyen dan berusaha membawanya pergi dari area pertarungan. Sakura pun terbebas dari cengkeraman Soneo dan mendekati Nobita dan Putri.

"Cut. Sip....bagus..," teriak Doraemon.

Pengambilan adegan selesai. Lalu Nobita dan kawan-kawan menonton hasil dari kerja Doraemon. 

"Bagus...Doraemon," kata Nobita dan kawan-kawannya.

"Ok....kalau begitu acara pembuatan film selesai. Kita beres-beres," kata Doraemon.

"Iya..," jawab Nobita dan kawan-kawannya.

Doraemon membereskan semua alat pembuatan film dan Nobita dan kawan-kawannya berganti kostum. Setelah itu mereka semua pulang ke rumah masing-masing dengan perasaan senang karena pembuatan film selesai.


Karya: No

APA YANG SALAH APA YANG BENAR

Dono yang duduk santai sambil mengetik dan sambil menonton Tv. Indro baru dateng duduk bersama Dono setelah baru pulang dari kerjaan. 

"Dono sibuk ngetik?" tanya Indro.

"Iya," jawab Dono.

Indro melihat tulisan Dono di leptop dan membaca dengan seksama "Apa yang salah apa yang benar?" Indro pun geleng-geleng dengan tulisan yang di angkat Dono. Lalu Indro pun bertanya pada Dono "Maksudnya Dono tulisan kamu?"

"Sekedar beranalisa tentang permasalahan yang ada di sekeliling kita," sedikit penjelasan Dono.

"Jadi...hanya sekedar analisa saja toh. Ya sudah saya mau mandi dulu. Panas," kata Indro.

"Sana..sudah mambu kecut," kata Dono.

Indro ke kamar mandi tidak lupa membawa anduk yang di taruh di atas pintu kamar Indro. Dono terus menerus sampai selesai dan langsung mematikan leptopnya yang di taruh di meja. Dono bergerak dari duduk untuk mengambil minum di kulkas. Saat minum Dono berpikir " Apa ada yang salah ketik ya."

Dono pun jojong minum sampai kembung. Lalu Dono kembali duduk nonton Tv. Acara yang di tonton Tv bagus banget. Pikiran Dono pun mulai meningkatkan daya khayalnya sampai mengucap "Seandainya saya duduk jadi penonton di acara itu."

Dono melihat Tv dengan seksama dan memperhatikan dengan sekeliling dari acara yang di tonton dan tidak memperdulikan dari tokoh utama yang sedang aktrasi menunjukkan diri. 

"Benar...jadi penonton di acara tersebut dan di rumah dari sudut pandang sama aja. Cuma nilai suasananya aja." celoteh Dono.

Indro yang telah selesai mandi dan berganti pakaian langsung duduk bersama Dono. 

"Dono....kaya orang bingung. Ada masalah?" tanya Indro.

"Ya..gak ada sih cuma. Mikirin apa ada yang salah dalam tulisan saya itu saja," kata Dono.

"Kalau itu sih gak ada masalah. Saya tinggal dulu untuk membeli makan di daerah sini" kata Indro.

"Ya..," jawab Dono.

Indro keluar rumah dan langsung berjalan menuju warung terdekat. Dono tetap masih menonton dan akhirnya memutuskan untuk memeriksa ketikannya dengan mengambil leptop dan di hidupkan. Dengan seksama Dono membaca ketikannya.

"Iya.....ada beberapa kekeliruan dari beberapa kalimat yang tidak sesuai saat di satukan satu paragraf," celoteh Dono.

Dono langsung memperbaiki ketikan dan hasil tulisannya pun jadi baik. 

"Ini yang ku mau," celoteh Dono.

Indro pun pulang dengan membawa makanan.

"Dono makan yuk," ajak Indro.

"Iya," jawab Dono.

Indro pun membagi satu bungkus makannya dan langsung Dono menyambutnya.

"Nasi putih dengan lauk ikan lele," kata Dono.

"Yo.i...cuma ada itu," saut Indro yang sudah menyantap nasi bungkusnya.

Dono mematikan leptopnya dan di taruh di meja segera menyantap makanannya. Indro yang asik makan sambil nonton Tv dan di ganti acaranya dengan tema berita.

"Tema beritanya tentang maju mundur kebebasan Ba'asyir..," kata Indro.

"Iya..sudah dari kemarin berita itu simpang siur. Kaya iya dan gak," saut Dono.

"Sebenarnya..kalau di analisa sih  tidak terlalu pengaruh amat dari tingkat sosial kita. Orang urusan yang paling rentan sekarang masalah urusan perut saja," kata Indro.

"100 % persen kamu yang benar Indro," pujian Dono.

"Terima kasih Dono. Tapi sama aja dengan tulisan kamu Dono....apa yang salah apa yang benar. Toh akhirnya tanda tanya besar. Kalau di selesaikan secara cepat kan tidak jadi masalah," kata Indro.

"Itu jawaban yang paling benar. Dari tadi saya pikirkan. Ternyata gak ada masalah... selesaikan aja," saut Dono.

Indro pun menyelesaikan makannya dan langsung bergerak mengambil minum di kulkas. Sedangkan Dono asik makan. Indro pun mulai ngecek jadwal kerjaannya di Hpnya. Ternyata masih ada satu kerjaan lagi. 

"Dono..bantu saya hari ini," ajak Indro.

"Iya..saya selesai makan dulu," kata Dono.

Dono dengan cepat menyelesaikan makannya dan langsung bergerak mengambil minum di kulkas. Setelah itu baru bergerak keluar rumah bersama Indro menuju tempat kerjaan yang lumayan jauh dari rumah.


Karya: No

SURGA ATAU NERAKA

Hari berganti malam. Aku dateng ke mesjid mengikuti pengajian. Sampai di mesjid Aku melihat semua orang aneh dan Aku diam membisu semuanya. Mulai pengajian yang memberikan pemahaman dengan baik. Tetap Aku kesepian di antara yang lain. Hati ku bicara menunjukkan kebenaran seperti demensi waktu di antara orang yang tekun mengikuti pengajian.

"Apa salah ku. Mungki salah ku yang kemarin. Padahal kata -kata menggerutu ku di tengah pengajian pada waktu menunjukkan kebenaran yang asli. Bahwa Aku hanya di cekokin untuk terus di jalan ini benar terus menerus. Tapi jika di tanya mereka tidak bisa menjawab. Karena sebenarnya perpecahan di buat manusia dan berharap Alloh SWT dateng memberi petunjuk. Apakah mereka ini yang dateng golongan yang jujur atau pembohong. Karena terlihat kepura-puraan mereka. Mereka mengejar surga pada akhirnya yang sebenarnya neraka."

Aku pun berhenti bicara dalam hati ku. Azan pun di kumandangkan, lalu Aku menjalankan sholat Isya. Tapi di saat Aku mau melakukan sholat Isya dan berdiri di tengah-tengah mereka. Tetap Aku melihatnya dan hatiku bicara "Apakah ini salah ku lagi. Kalau ini salah ku. Aku tobat pun di terima Alloh SWT. Tapi kalau manusia sampai Aku mati pun belum di terima tobatnya di antara manusia. Padahal alasannya mereka adalah jalan mereka benar Aku yang salah. Padahal jalan mereka tetap ada yang salah sama dengan ku. Masih ingin terbebas dari siksa api neraka."

Imampun memandu sholat dengan baik sampai selesai. Setelah sholat Aku melihat keanehan lagi dan hati ku bicara lagi "Ternyata benar  mereka ini menutupi kepura-puraan dalam diri mereka. Tetap terlihat oleh mata ku bahwa jiwa mereka yang bersih ternoda dengan satu titik gelapan yang Aku buat kemarin. Yaitu mereka ini masih golongan bohong bukan jujur. Karena tujuan yang awal terlihat sampai akhirnya. Aku pun sadar dengan kesalahan ku. Lebih baik diam dan meninggalkan jalan ini. Karena telah rusak lagi karena kebodohan mereka. Yaitu kegelapan hati mereka. Pada hal Alloh SWT telah melihatnya dengan baik. Jalan mereka masih tersesat karena selalu meminta petunjuk Alloh SWT."

Aku terus mendengarkan acara pengajian dengan selesai. Dan pulan bersama yang lain dan ikutan bersalaman dengan imamnya. Lagi-lagi Aku melihat kegelapan dari imamnya yang tidak suka dengan ku tetap Aku mengabaikan. Aku pulang ke rumah dengan berjalan kaki dan kata hati ku bicara "Benar-benar .....jauh di dalam di seorang pemimpin atau imam masih di penuhi kegelapan jiwa. Ternyata benar apa yang Aku lihat. Kesalahan ku kemarin menunjukkan kebenaran. Bahwa mereka berpura-pura menutupi kebenaran mereka yang asli. Yaitu ahli neraka di dalam ahli surga."

Sampa di rumah Aku pun melupakan semuanya dan menyetel Tv untuk menghilangkan kejenuhan ku. Lalu teringat dengan isi dari pengajian tadi.

"Harus terus mengikuti pengajian ini dan harus di sempat-sempatkan. Jangan terpengaruh dengan tontonan yang ada di Tv," celoteh Aku sedirian di dalam rumah.

Aku mengabaikan semuanya dengan tetap nonton Tv dengan seksama. Lalu Aku teringat sesuatu.

"Bener...mereka masih golongan pembohong belum golongan jujur. Toh mereka masih mengejar dunia dari pada akherat. Karena Hp, motor, mobil, yang mereka bawa ke mesjid sebagai sarana menjalankan hidup terlihat jelas di mataku. Sampai-sampai sendal yang di pakai mereka jadi saksi bahwa mereka tetap mengejar dunia dari pada akherat. Dan terkadang Aku pun bergaul dengan mereka selayaknya kawan. Ternyata mereka masih membohongi dirinya. Akherat dan akherat. Toh yang sebenarnya mereka masih terjebak oleh urusan dunia sampai di mesjid pun tidak bisa membebaskan pikiran dan hatinya. Maka jiwa mereka penuh dengan kegelapan. Maka pertanyaan ku adalah apakah mereka ini berhasil mendapatkan surga akherat atau sebenarnya neraka yang sebenarnya yaitu kesusahan, keresahan, kebimbangan, kebodohan, kegilaan dan akhirnya hancur sendiri tanpa di pengaruhi siapa pun," celoteh Aku.

Aku lagi-lagi mengabaikan semuanya dan tidak mau di ambil pusing. Aku tetap nonton Tv dengan baik toh bisa menghibur ku.

"Surga dunia yang benar itu adalah menikmati setiap waktu yang ada. Ketika mati apakah bisa Aku menikmati ini semua yaitu nonton Tv," celoteh Aku.

Aku pun beranjak dari duduk dan membuat makan malam di dapur dan mengambil mie yang di simpan di lemari makan.

"Cuma satu bungkus ini rezeki aku malam ini. Ternyata hanya segini nikmat surga dunia Aku. Mereka bercerita tentang surga akherat di mesjid, tapi surga kenyataannya adalah mie yang akan Aku masak untuk menghilangkan rasa lapar Aku," celoteh Aku.

Aku pun memasaknya mie tersebut dengan baik sampai jadi dan siap untuk di santap. Di depan Tv Aku menyantap makan mie yang masih panas.

"Enak..mie ini. Walau pun Aku...tahu nikmat ku hari ini hanya segini. Besok Aku harus mencarinya. Surga dunia telah Aku lewati dengan sebenarnya. Sedangkan surga akherat ...Aku serahkan pada Tuhan yang memutuskan yang paling baik. Bukan seperti mereka yang di dalam mesjid surga akherat yang memutuskan adalah para pemimpin mereka. Maka hancurlahn mereka dengan kesesatan. Karena yang di puja Tuhan adalah Alloh SWT malah manusia yaitu pemimpin di antara mereka. Gugur amalan mereka yang mereka bina. Yang terlihat benar di mataku. Salah Aku.....yang bikin ulah gak sengaja dan tidak Aku perhitungkan di antara mereka. Malah mereka terjebak oleh kata-kata ku yang mencari jawaban dari jalan hidup. Akhirnya Aku tahu sebenarnya hati mereka masih dalam kegelapan dunia. Surga tidak dapat malah nerakalah yang mereka jalani." celoteh Aku.

Aku pun tertawa melihat lawakan yang lucu dan melupakan keresahan dari dalam diri ku. Aku menikmati waktu yang sejenak ini makan mie sampai habis. Lalu Aku menaruh mangkuk mie dapur dan kembali untuk nonton. Ternyata penyakit lamaku kambuh. Aku mengalami serangan jantung. Dengan susah payah Aku menahan sakitnya dan sampai jatuh di lantai. Tidak ada yang menolong Aku di saat paling sulit. Aku pun mengikhlaskan keadaanku dan mengucap sebuah kata yang paling baik dan berusaha sadar "Allohhu Akbar."

Aku pun memejamkan mata selamanya.


Karya: No

SEANDAINYA SAYA JADI YESUS ATAU ISA

Siang hari yang cerah Muhammmad duduk di pinggir gereja yang terletak di tengah pasar. Muhammad melihat semua dengan baik kehidupan orang-orang yang sebenarnya. Sampai dateng bapak-bapak yang jadi umat di dalam gereja pada Muhammad dan duduk bersama Muhammad di pinggir gereja.

"Kenapa kamu termenung sendiri?" tanya bapak-bapak.

"Saya hanya lagi sedikit masalah, tapi tidak ada guna di bicarakan. Tapi sebenarnya siapa bapak ini?." kata Aku.

"Saya salah satu jamaah dari gereja ini dan nama saya Lukas."

"Saya....Muhammad."

"Kamu..muslim atau kristiani?" tanya bapak Lukas.

"Saya muslim," jawab Muhammad.

"Jadi kamu muslim," kata bapak Lukas.

"Iya. Tapi buat saya manusia sama di hadapan Tuhan yang membedakan iman dan takwanya," penjelasan Muhammad.

"Iya," jawab bapak Lukas dengan menunduk.

Bapak Lukas pun malah memilih meninggalkan Muhammad begitu saja. Tampa bicara lagi. Lalu Muhammad memanggilnya "Bapak Lukas..kenapa pergi?" 

Bapak Lukas lalu berhenti dan membalikkan tubuhnya.

"Maaf..saya tersentuh dengan omongan kamu. Karena saya pun punya masalah dan punya keraguan dalam agama yang di jalan saya," kata bapak Lukas.

"Setiap manusia awalnya ragu-ragu menjalankan agamanya barulah pasti. Akan saya contoh kan," kata Muhammad.

"Contoh apa?" tanya bapak Lukas.

"Hal yang sederhana pasti anda mengerti," kata Muhammad.

Aku pun bangun dari duduk di pinggir gereja. Lalu Aku berjalan bersama bapak Lukas mendatangi salah satu pengemis yang kakinya tidak satu di pinggir jalan. Muhammad pun meminjam uang sebesar Rp 2000  pada bapak Lukas. Pak Lukas memberikan dengan baik dan mengikuti mau Muhammad . 

Lalu Muhammad pun mendatangi pengemis itu dan memberikan uang  sebagai tanda iba. Sang pengemis pun senang dan Muhammad pun pergi begitu saja meninggalkan pengemis itu.

"Gimana bapak Lukas apa yang kamu pahami dari jalan saya lakukan itu," kata Muhammad.

"Ya...cuma iba dan menolong orang tersebut," kata bapak Lukas

"Itu..benar. Tetapi yang sebenarnya pengemis itu tidak tahu bahwa uang itu dari bapak orang kristiani," kata Muhammad.

"Saya mengerti. Bahwa di mata Tuhan sama aja yang membedakan iman dan takwanya," kata bapak Lukas.

"Itu..lah yang saya ajarkan. Apa yang bapak yakini jalani menjadi kristiani itu keputusan bapak. Dan saya pulangkan uang Rp 2000...ini," kata Muhammad.

"Tidak usah ganti saya ridho uang itu diberikan pengemis dan saya mengerti jadi kaum kristiani yang baik," kata bapak Lukas.

"Akhirnya anda mengerti. Jalan kita berbeda tapi tujuan tetap sama yaitu jalan kebaikan," kata Muhammad.

"Jadi ini jalan yang diajarkan Yesus yang sebenarnya pada saya bahwa jalan yang terbaik adalah menanam kebaikkan dan tidak pilih-pilih siapa yang akan di tolong," kata bapak Lukas.

"Itu jawabannya. Sama dengan niat bapak menolong saya. Tidak membedakan antara kaum muslim dan kristiani. Urusan manusia kita harus tolong menolong. Yang memutuskan mana yang benar antara jalan muslim dan kristiani bukan manusia tapi Tuhan," kata Muhammad.

"Iya..saya mengerti sebagai umat kristiani saya  banyak belajar dari anda dan mendapatkan makna dari kristus yang sebenarnya. Jadi saya permisi dulu ada sedikit pekerjaan," kata bapak Lukas.

"Iya....silakan," jawab Muhammad.

Bapak Lukas senang di dalam hatinya dan terlihat dari wajahnya. Muhammad kembali ke gereja dan langsung membereskan pekerjaan yang di tinggal di samping gereja. Muhammad mengangkat sapu di lantai. Dan Muhammad pun melanjutkan menyapunya di bagian kotor sampai bersih semuanya.

"Jalan saya seorang muslim tapi untuk hidup saya berjalan di mana pun yang penting halal. Walau hanya sebagai tukang pembersih salah satu gereja," celoteh Muhammad.

Muhammad pun meneruskan pekerjaan sampai selesai. Hari pun mulai sore dan Muhammad dibayar oleh pengurus gereja dengan upah yang setimpal hasil kerja hari ini.


Karya: No

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK