Malam hari. Setelah nonton Tv yang acara menarik dan bagus....Gendang (Generasi Dangdut) di chenel TVRI, ya seperti biasa sih...Budi duduk santai di depan rumahnya sedang baca cerpen yang cerita menarik, ya sambil menikmati minum teh dan makan singkong rebus.
Isi cerita yang di baca Budi :
Seorang pria diam-diam meninggalkan hotel The Pune Kitchen setelah diam-diam meninggalkan tas berisi bom. Beberapa saat kemudian, bom meledak, yaaa menewaskan beberapa orang, dan melukai banyak lainnya.
Di PMO, New Delhi, terjadi pertemuan yang memanas di mana seorang pejabat tinggi mencaci-maki badan mata-mata atas kegagalan intelijen yang terus-menerus sehingga menyebabkan lebih banyak serangan terhadap India akhir-akhir ini. Sebuah kelompok yang dipimpin oleh Prabhat Kumar mengajukan diri untuk melacak dalang di balik serangan ini, Yusuf (yang dijuluki GHOST), yang menurut laporan intelijen, bersembunyi di Nepal dengan menyamar sebagai seorang dokter. Atasannya, Rajesh Singh, menentang keras hal ini karena Nepal secara strategis penting bagi India, tetapi akhirnya menyerah dengan ultimatum empat hari.
Tim yang terdiri dari Shaumik, Javed, Amit, Bittu, dan Ravi memasuki Kathmandu dengan menyamar sebagai turis. Di sana, Prabhat bertemu dengan seorang informan bernama Laluji yang mengatakan kepadanya bahwa dia mungkin telah melihat orang yang mereka cari di sebuah rumah di Pokhra, dekat ibu kota. Sementara itu, ISI mendapat informasi tentang para agen tersebut karena mereka curiga dengan bahasa tubuh mereka dan fakta bahwa mereka berada di Kathmandu sebagai turis tanpa anak-anak atau wanita. Mereka mengaktifkan sumber mereka, tetapi tidak ada gunanya. Marah, mereka menambah tenaga kerja dan amunisi mereka, untuk berjaga-jaga. Di sisi lain, Prabhat memutuskan untuk pergi ke tempat di mana Laluji telah melihat HANTU. Saat mengikuti Laluji, Prabhat mengenali Yusuf saat yang terakhir melewatinya dengan sepeda motor. Dia memberi tahu Singh, yang terpaksa memberi tahu tentang perkembangan yang sedang berlangsung dengan manajemen seniornya, yang mencemoohnya karena keputusan tergesa-gesa ini tanpa mengawasi siapa pun, tetapi memutuskan untuk membantu tim.
Keadaan berubah ketika Prabhat diberitahu tentang ISI yang mengikuti tim tersebut. Karena waktu yang hampir habis, Prabhat memutuskan untuk menangkap Yusuf pada malam yang sama. Ia meminta bantuan, dan tim polisi lokal yang terdiri dari tiga orang bergabung dengan mereka, yang membuatnya terkejut. Saat tim tersebut masuk ke dalam rumah, duta besar India menerima telepon bahwa orang yang mereka curigai adalah seorang teknisi turbin dan bukan seorang dokter, yang membuat tim tersebut semakin tertekan. Prabhat yang sekarang tampak marah menelepon duta besar dan memberinya waktu lima menit untuk memanggil tim Nepal atau tim tersebut akan masuk ke dalam. Sementara itu, ISI menyadari bahwa orang-orang India ada di sana untuk menangkap Yusuf dari Pokhra, tempat ia bersembunyi, dan mereka pergi untuk menghadapi rekan-rekan mereka dari India.
Karena tidak ada pilihan lain, Prabhat dan timnya menyerbu masuk meskipun sudah diperingatkan oleh polisi, dan menemukan Yusuf bersama Maachis, teroris lain yang dicari. Mereka membawa keduanya dan segera berangkat ke India. ISI mengejar mereka dan hampir mengejar orang-orang India itu, tetapi Prabhat berhasil menyeberangi perbatasan Nepal dan gerbang ditutup saat ISI mendekat. Terungkap bahwa kepala petugas keamanan diyakinkan oleh Prabhat untuk membantu mereka dalam misi ini. Penangkapan Yusuf dan Maachis dipublikasikan dan tim merayakannya dengan tenang.
***
Budi selesai baca cerpen yang ceritanya bagus, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum teh dan makan singkong rebus gitu. Eko datang ke rumah Budi, ya motor Eko di parkirkan di depan rumah Budi gitu. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi gitu. Memang di meja Eko melihat dengan baik ada tekok kaleng yang berisi teh, ya piring yang ada singkong rebus, ya ada mainan yang terbuat dari kardus, ya dan buku gambar gitu.
"Mainan," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Eko mengambil mainan gitu.
"Budi buat mainan berupa jam yang terbuat dari kardus, ya jamnya Ben 10," kata Eko.
"Iya aku buat mainan jamnya Ben 10 dari kardus!" kata Budi.
"Nilai kreatifitas Budi buat mainan jam Ben 10!" kata Eko.
"Memang nilai kreatifitas...aku buat mainan jam Ben 10!" kata Budi.
"Cerita Ben 10...bagus kan Budi?" kata Eko.
"Memang Eko...cerita Ben 10 bagus!" kata Budi.
"Terhibur yang menonton acara Tv Ben 10!" kata Eko.
"Terhibur dengan baik...menonton acara Tv Ben 10!" kata Budi.
Eko menaruh mainan jam Ben 10 yang terbuat dari kardus...di meja gitu, ya dan Eko mengambil buku gambar dengan baik gitu.
"Budi buat gambar apa...di buku gambar, ya Budi?" kata Eko.
"Ya Eko buka saja buku gambar dengan baik! Eko akan tahu sendiri...apa yang aku gambar?" kata Budi.
"Ok...aku buka buku gambar!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Eko membuka buku gambar, ya di lihat dengan baik gambar-gambar yang di buat Budi gitu.
"Budi gambar artis cewek cantik Korea di buku gambar," kata Eko.
"Becandakan Eko?" kata Budi.
"Aku memang becanda sih. Yang di gambar Budi...di buku gambar...bukan artis cewek cantik Korea," kata Eko.
"Memang bukan artis cewek cantik Korea yang aku gambar," kata Budi.
"Budi suka dengan baik Digimon...di gambar dengan baik Digimon," kata Eko.
"Memang aku suka dengan acara Tv...Digimon...jadi aku gambar dengan baik Digimon," kata Budi.
"Memang sih acara Tv...Digimon...bagus, ya menghibur penonton yang menonton acara Tv...Digimon," kata Eko.
"Ya memang sih terhibur dengan baik yang menonton acara Tv...Digimon," kata Budi.
"Gambar-gambar yang di buat Budi di buku gambar..bagus!" kata Eko.
"Terimakasih Eko pujiannya!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Eko menutup buku gambar dan buku gambar di taruh di meja gitu.
"Main kartu Domino saja Budi!" kata Eko.
"Okey main kartu Domino!" kata Budi.
Budi mengambil permainan kartu Domino di bawah meja, ya kartu Domino di kocok dengan baik dan kartu Domino di bagikan dengan baik gitu. Eko dan Budi main kartu Domino dengan baik gitu.
"Budi mau cerita apa tidak?" kata Eko.
"Aku mau cerita Eko!" kata Budi.
"Silakan Budi bercerita dengan baik!" kata Eko.
"Begini ceritanya!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Victoria yang berasal dari Solo, ya Victoria tinggal di Bekasi dengan kedua orang tuanya gitu. Andre dan Ayu...orang tua Victoria gitu. Victoria kerja dengan baik di kafe yang ada live musik gitu, ya pemilik kafe adalah Adit gitu. Ya Adit jomblo sih sekarang. Memang sih Adit pernah pacaran dengan cewek yang bernama Vio, ya tapi Vio meninggalkan Adit demi menikah dengan bule yang bernama William gitu. William dan Vio sekarang tinggal di Australia gitu. Penyanyi di kafe adalah Irsyad gitu. Ya Irsyad berpacaran dengan cewek cantik yang bernama Reina gitu. Ya Reina menjalankan kuliah dengan baik di Universitas gitu. Jolina memang kerja di kafe Adit gitu, ya jadi Jolina berteman dengan baik sama Victoria dan juga Irsyad gitu. Ya Jolina memang orang asli Bekasi karena lahir di Bekasi gitu, ya Jolina tinggal bersama Ibu yang tersayang Hesti gitu. Ayah Jolina yang bernama Andhika telah lama meninggal gitu. Cerita tentang kehidupan di Bekasi, ya sama saja dengan berita di media ini dan itu...sih. Urusan usaha-usaha yang di jalankan orang-orang tetap terjadi kompetisi dengan baik gitu...hasil sih....rezeki masing-masing gitu. Gema dan Gibran memang berasal dari Solo, ya sekarang tinggal di Bekasi gitu dan keduanya kerja dengan baik di restoran gitu, ya pemilik restoran adalah Rakha gitu. Ya Rakha menjalankan rumah tangganya dengan baik sama Mala gitu. Victoria berteman baik sama Gema dan Gibran gitu, ya dari di masa SMA di Solo sampai sekarang gitu. Suatu hari, ya Victoria mengalami masalah di jalan karena kejambretan gitu...untung saja Victoria di tolong cowok baik yang bernama Fattah gitu. Pejahat telah di tangkap polisi kepolisian Lapor Pak!, ya penjahat di penjara polisi gitu. Victoria berteman baik sama Fattah gitu. Fattah itu baik dan ganteng, ya kerjaannya dokter di sebuah rumah sakit...jadi Victoria suka dengan Fattah gitu. Keinginan Victoria sih.. ingin jadian sama Fattah gitu. Suatu hari, ya Jolina bertemu dengan cowok ganteng setelah membeli pakaian di Mall gitu, ya Jolina berkenalan dengan cowok ganteng gitu jadi Jolina jadi tahu deh nama cowok ganteng adalah Fattah gitu. Fattah dan Jolina berteman baik gitu. Keinginan Jolina sih ingin jadian dengan Fattah yang kerjaannya dokter di sebuah rumah sakit gitu. Victoria dan Jolina yang berteman baik jadinya bersaing karena keduanya menyukai cowok yang sama, ya Fattah gitu. Ketika Fattah ke kafe, ya Victoria dan Jolina memberikan pelayan terbaik untuk Fattah gitu. Adit dan Irsyad melihat dengan baik ulah Victoria dan Jolina yang suka dengan Fattah gitu. Fattah senang sih berteman dengan Victoria dan Jolina gitu. Ya Fattah yang di jodohkan sama orang tuanya dengan cewek yang bernama Indah gitu. Ya Indah kerjaannya model gitu. Victoria dan Jolina memang tahu sih, ya Fattah di jodohkan sama Indah gitu. Ya Victoria dan Jolina tetap berusaha dengan baik jadian sama Fattah, ya Victoria dan Jolina bersaing dengan Indah urusan Fattah gitu. Gema berteman baik dengan Kiara gitu. Kiara memang keadaannya buta gitu. Surya dan Bulan menjaga dengan baik Kiara yang keadaannya buta gitu. Fattah batal perjodohan dengan Indah gitu. Indah menikah dengan Raja gitu. Raja kerjaannya pengacara gitu. Victoria dan Jolina senang sih...Fattah batal perjodohan dengan Indah gitu. Ya Victoria dan Jolina tetap bersaing dengan baik sih...untuk jadian sama Fattah gitu. Gibran berteman baik sama Adara gitu. Ya Adara pedagang sayur di pasar gitu. Fattah memang menyukai Victoria dan Jolina gitu. Ya Fattah memilih dengan baik sih, ya memilih dengan hati gitu...jadi yang terpilih adalah Victoria gitu. Fattah dan Victoria menjalin kisah cinta dengan baik gitu. Jolina yang gagal jadian sama Fattah, ya tidak ada masalah sih...nama juga usaha gitu. Adit selama ini suka dengan Jolina gitu. Ya Adit dan Jolina jadian gitu. Hubungan kisah cinta di jalankan dengan baik Adit dan Jolina gitu. Gema dan Gibran sebagai teman baiknya Victoria gitu, ya Gema dan Gibran senang dengan baik...Victoria menjalankan kisah cinta yang baik dengan Fattah gitu. Gema yang suka sama Kiara, ya Gema jadian sama Kiara gitu. Gibran yang suka dengan Adara, ya Gibran jadian sama Adara. Begitulah ceritanya!" kata Budi.
"Cerita yang bagus," kata Eko.
"Sekedar cerita saja!" kata Budi.
"Kisah persahabatan tokoh Victoria, tokoh Gema, dan tokoh Gibran, yaaa dan juga kisah cinta," kata Eko.
"Begitulah ceritanya!" kata Budi.
"Tokoh Victoria dan tokoh Jolina...bersaing dengan baik untuk jadian sama tokoh Fattah yang kerjaannya dokter di sebuah rumah sakit. Tokoh Victoria berhasil jadian sama tokoh Fattah," kata Eko.
"Yaaa begitulah ceritanya!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Budi dan Eko, yaaa asik main kartu Domino gitu.
"Ngomong-ngomong Budi...gimana kabar teman Budi...Daniel?" kata Eko.
"Kabar teman aku.....Daniel....baik Eko?" kata Budi.
"Baik toh...kabar Daniel," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Budi bertemu dengan Daniel...yang di obrolin...banyak hal seperti biasanya kan Budi?" kata Eko.
"Ya memang sih Eko yang aku obrolin sama Daniel.....banyak hal sih," kata Budi.
"Yang di obrolin masih berkaitan dengan lingkungan sosial masyarakat," kata Eko.
"Ya cerita...obrolan masih...berkaitan banget dengan lingkungan sosial masyarakat...Lampung," kata Budi.
"Realita dan berita di media ini dan itu," kata Eko.
"Ya iya lah...Eko.....realita dan berita di media ini dan itu," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Di dalam struktur ini dan itu...masih kan orang-orang yang ini dan itu kan Budi?" kata Eko.
"Masih Eko....di dalam struktur ini dan itu... orang-orang yang ini dan itu," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Budi dan Eko tetap asik main kartu Domino gitu.