Eko duduk di depan rumahnya, ya sedang menikmati minum kopi dan makan gorengan gitu.
"Baca buku ah!" kata Eko.
Eko mengambil buku di meja, ya di buka dengan baik, ya di pilih-pilih dengan baik cerpen yang ingin di baca. Terpilihlah salah satu cerpen yang di baca Eko dengan baik gitu.
Isi cerita yang baca Eko :
Mantan agen operasi hitam CIA Frank Moses menjalani kehidupan yang tenang di pinggiran kota dan menciptakan peluang untuk berbicara dengan karyawan pusat panggilan pensiun Sarah Ross. Pasukan pembunuh mencoba membunuh Frank, tetapi dia sendirian membunuh seluruh pasukan dan pergi ke rumah Sarah untuk melindunginya. Sarah menolak pergi bersama Frank jadi dia menculiknya. Agen CIA William Cooper ditugaskan oleh bos korupnya Cynthia untuk membunuh Frank.
Frank mengikat Sarah di kamar motel Louisiana saat dia mengunjungi mantan mentornya Joe di panti jompo untuk membantu mengidentifikasi pasukan. Dia mengetahui regu yang sama membunuh seorang reporter surat kabar di New York. Sarah lepas dan menelepon 9-1-1, secara tidak sengaja memberi tahu Cooper tentang lokasinya. Frank menyelamatkannya. Cooper mengejar mereka dengan mobil tetapi mereka melarikan diri ke New York City untuk menyelidiki reporter yang terbunuh. Mereka menemukan daftar nama yang sedang diselidiki reporter, yang hampir semuanya baru saja meninggal. Frank menelepon Joe tetapi diberi tahu bahwa Joe telah dibunuh.
Frank dan Sarah menemukan pensiunan agen Marvin Boggs di Florida, yang namanya ada dalam daftar. Marvin menemukan semua nama dalam daftar itu terkait dengan misi rahasia tahun 1981 di Guatemala. Tiga track down pilot Gabriel Singer yang menerbangkan misi tersebut. Dia membantu Frank dan Marvin mengingat misinya tetapi dibunuh oleh penembak jitu di helikopter. Frank, Marvin, dan Sarah melarikan diri. Frank mendapatkan bantuan pensiunan agen FSB Ivan Simanov dengan imbalan bantuan, dan dengan Sarah menyusup ke Gudang Catatan Aman di CIA untuk mendapatkan file Guatemala. Penjaga catatan memberi tahu Frank bahwa Cooper menarik file-nya, jadi Frank melakukan kunjungan mendadak ke Cooper di kantornya. Frank membuat bahu Cooper terkilir dan Cooper menembak dan melukai Frank. Frank dan Sarah menemukan Marvin di tahan di bawah todongan senjata oleh Joe, yang selamat dari serangan di panti jompo. Kelompok tersebut mencari bantuan dari pensiunan pembunuh Inggris Victoria Winslow, yang menjahit luka Frank dan bergabung dengan kelompok tersebut saat mereka memutuskan untuk bertemu dengan Alexander Dunning, ya seorang pedagang senjata yang merupakan satu-satunya nama yang tersisa dalam daftar yang masih hidup. selain Frank dan Marvin.
Joe bertemu dengan Dunning dengan menyamar sebagai panglima perang Afrika yang ingin membeli senjata. Dunning mengungkapkan pembunuhan itu diperintahkan oleh Wakil Presiden AS untuk menutupi pembunuhan massal VP terhadap penduduk desa yang tidak bersalah di Guatemala. Sementara itu, Cooper menerima tip yang membawanya ke rumah Dunning tempat dia menghadapi Frank. Joe mengorbankan hidupnya untuk membantu Frank dan Marvin melarikan diri tetapi Sarah di tangkap oleh Cooper. Frank masuk ke rumah Cooper saat keluarganya ada dan menelepon Cooper, mengatakan dia berniat membunuh VP dan jika Sarah dilukai dia akan membunuh keluarga Cooper.
Menemukan file Guatemala yang ditinggalkan Frank untuknya, Cooper menyadari bahwa dia digunakan dalam penyamaran dan dirinya ditugaskan ke detail keamanan VP. Kelompok tersebut menculik VP dari makan malam penggalangan dana tetapi Victoria ditembak dan diselamatkan oleh Ivan. Frank menelepon Cooper dan mengatur untuk menukar VP dengan Sarah. Cooper, Cynthia, dan Dunning membawa Sarah dan bertemu dengan Frank. Dunning menembak VP dan menawarkan untuk menjadikan Cooper Direktur CIA jika Cooper membunuh Frank dan Sarah. Cooper malah membunuh Cynthia sementara Frank menyerang Dunning dan membunuhnya. Frank dan Sarah bersatu kembali dan Cooper menyuruh mereka semua pergi dan dia akan membereskan situasinya.
Kelompok itu pergi dengan mobil Ivan dan Ivan mendapat uang tunai dari Frank. Sarah bersikeras dia pergi bersama Frank dan Marvin untuk menangani masalah di Moldova. Frank dan Marvin kemudian diperlihatkan melarikan diri dari pasukan Moldova dengan perangkat nuklir curian.
***
Eko selesai baca cerpen, ya buku di tutup dengan baik gitu dan buku di taruh di bawah meja.
"Budi belum dateng. Kalau begitu baca koran saja!" kata Eko.
Eko mengambil koran di bawah meja, ya koran di baca dengan baik. Berita-berita di koran, ya ceritanya menarik-menarik ceritanya gitu. Sampai waktunya, ya Budi dateng ke rumah Eko, ya memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Eko. Ya karena Budi telah dateng, ya Eko berhenti baca koran dan koran di taruh di bawah meja. Budi duduk dengan baik, ya dekat Eko.
"Eko," kata Budi.
"Apa?" kata Eko.
"Aku punya cerita," kata Budi.
"Cerita saja!" kata Eko.
"Cerita seperti ini. Seorang pemuda yang terlahir dari keadaan miskin, ya terus berjuang demi hidup di Lampung ini. Memang benar di kota Lampung terjadi pembangunan ini dan itu. Hal itu, ya tidak mempengaruhi keadaan bagi orang yang terlahir miskin. Pemuda itu tetap berusaha dengan menanggulangi kehidupan keluar dari kemiskinan dengan kerja sama orang, ya dengan gaji kecil yang penting bisa hidup dengan baik saja. Ujian hidup tetap ujian hidup. Dari orang tidak suka, ya pada pemuda itu, ya padahal sudah berjalan dengan baik. Usaha sambilannya pemuda itu, ya kredit baju. Ternyata orang-orang yang di kreditin tidak bayar dengan alasan tidak punya uang untuk membayarnya. Pemuda bersabar dengan usaha tersebut, ya sampai akhirnya tuh usaha bangkrut dan mengikhlaskan utang orang-orang yang berhutang padanya. Pemuda berkata "Semoga Tuhan mengganti yang lebih baik". Pemuda itu belajar agama dan memuja Tuhan dengan baik, ya bersabar dari ujian-ujian hidup ini. Sampai pemuda itu, ya terusir dari tempat tinggalnya, ya numpang di tanah orang gitu. Pemuda berkata "Ujian hidup ini berat banget bagi terlahir miskin. Tuhan berat amat ujian hidup ini". Pemuda mendapatkan tempat tinggal baik, ya tetap bersabar dengan baik jalan hidupnya. Tetap saja, ya nasif hidup pemuda itu di uji dari orang-orang yang tidak suka padanya. Pemuda berkata "apakah ini nasif buruk?". Pemuda tetap sabar menjalankan hidup ini, ya karena belajar agama dan memuja Tuhan dengan baik. Sampai di hari lebaran. Pemuda berlebaran dengan baik bersama pemuda yang lain, ya nasifnya sama dengan pemuda itu, ya hidup dalam kemiskinan. Pemuda itu, ya menundukkan kepala di hari lebaran karena melihat orang-orang kaya yang hidupnya lebih baik dari keadaan pemuda tersebut. Pemuda berkata "Nasif orang miskin. Hidup cuma bertahan hidup dengan baik. Orang kaya menikmati hidup ini dengan baik". Pemuda itu, ya lebaran di jalankan dengan baik bersama temannya yang keadaannya miskin. Begitulah ceritanya!" kata Budi.
"Cerita yang bagus. Cerita kehidupan ini," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Hidup ini penuh dengan ujian. Harus bersabar menghadapi ujian hidup ini. Terkadang tidak ada yang nolong kita, ya walau kita telah berbuat baik pada orang lain. Maka itu, ya apa yang kita punya terkadang diikhlaskan dengan baik. Usaha pun bisa saja gagal karena keadaan ini dan itu," kata Eko.
"Realita kehidupan ini," kata Budi.
"Tetap saja, ya bagi orang miskin punya harapan. Semoga esok hari, ya lebih baik dari hari ini. Perubahan dalam hidup ini, ya keluar dari kemiskinan. Ya menikmati hidup selayaknya hidup seperti orang-orang kaya gitu," kata Eko.
"Harapan masih ada demi hidup ini," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Sekedar obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Memang sekedar obrolan lulusan SMA!" kata Eko.
"Main catur saja!" kata Budi.
"Ok. Main catur!" kata Eko.
Eko mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas meja. Eko dan Budi menyusun bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik.