CAMPUR ADUK

Wednesday, December 16, 2020

MAKLUK YANG BERPIKIR

Kasino ada urusan kerjaan, ya keluar rumah dengan menggunakan motor menuju tempat kerjaan. Indro masih nonton Tv sih di ruang tamu. Saat iklan, ya Indro pindah duduknya dari ruang tengah ke ruang tamu. Dono berhenti baca bukunya dan buku di taruh di meja. Indro memang duduk di sebelah Dono. 

"Don, aku ingin pendapat mu tentang sesuatu?!" kata Indro. 

"Apa itu?" kata Dono. 

"Ada pejabat yang jadi sekarang ini, ya dulu suaminya yang menjabat dan sekarang istrinya. Dulu Bapaknya yang menjabat dan  sekarang anaknya yang menjabat. Gimana pendapatmu Don?!" kata Indro. 

"Hidup silih berganti. Siapa yang mampu di persilakan duduk jadi pejabat dan memimpin negeri ini?! Contohnya : yang bangun negeri ini....Ir. Soekarno pada masa lalu. Lalu anaknya mampu jadi pemimpin Ibu Megawati. Di sebut dinasti politik tidak ada masalah itu mah. Asalkan mampu saja memimpin. Itu saja sudah cukup. Manusia itu makluk yang merencanakan sesuatu jadi kenyataan. Jika yang di usahakan jadi kenyataan sesuai dengan rencana, ya sebenarnya di kabulkan Tuhan. Harus di sadari bagi manusia yang selalu berusaha dan berdoa," kata Dono. 

"Jadi tidak masalah toh. Harus mampu jadi pemimpin toh. Itu saja memang sudah cukup sih," kata Indro. 

"Ada bahan obrolan yang lain?" kata Dono. 

"Ada sih!" kata Indro. 

"Apa itu?" kata Dono. 

"Don. Sebenarnya bisa bicara dengan Roh kan?" kata Indro. 

"Iya. Memang ya kenapa?" kata Dono. 

"Kalau semua ini benar. Apa mungkin dapat meruntuhkan seluruh ajaran di muka bumi ini yang di warisan turun menurun, yang cerita tentang ajaran itu yang begini dan begitu dengan tujuan ini dan itu?" kata Indro. 

"Ya.....tidak mungkin runtuhlah tuh ajaran di muka bumi yang berkembang turun menurun. Harus di lihat dari banyak manusia yang mempercayai ajaran yang di yakini di muka bumi," kata Dono. 

"Iya juga ya, tidak mungkin. Berarti tetap sesuai ajaran yang di yakini manusia, walau kebenaran itu ada, ya Dono bisa bicara dengan Roh!" kata Indro. 

"Manusia itu makluk yang berpikir. Apa baik untuk dirinya dan apa tidak baik untuk orang lain? Untuk orang sadar. Kalau tidak sadar sih, ya menghancurkan orang lain demi keuntungan diri sendiri dan kelompok," kata Dono. 

"Manusia itu makluk yang berpikir. Percaya Dono bisa bicara dengan Roh, ya boleh. Tidak percaya bahwa Dono tidak bisa bicara dengan Roh, ya boleh juga!" kata Indro. 

"Mana baiknya sih pilih dengan baik. Aku cuma cerita saja!" kata Dono. 

"Aku mengerti, Don. Cuma cerita saja!" kata Indro. 

"Sudahlah tidak perlu di bahas panjang lebar. Aku main game saja ah. Biasa nikmatin hidup!" kata Dono. 

"Iya, aku lebih baik nonton Tv lagi!" kata Indro

"Emmmm," kata Dono. 

Dono main game di Hp-nya. Indro ke ruang tengah untuk kembali nonton Tv. Ya acara Tv bagus sih, jadi Indro fokus nonton acara Tv yang bagus itu. Kasino, ya masih sibuk di tempat kerjaannya urusan kerjaanlah. 

TITIK

Dono duduk di ruang tamu setelah menyelesaikan pekerjaannya. Buku di meja di ambil Dono untuk di baca.

"Kehidupan ini terus berjalan sesuai rencana," kata Dono. 

Roh muncul di sebelah kanan Dono dan berkata "Seperti biasa hidup ini. Kamu titik. Manusia lain terus menjalankan kehidupan untuk menggapai mimpi dan harapan sesuai rencana jadi kenyataan." 

"Iya. Aku titik berhenti tidak mengejar mimpi dan harapan itu jadi kenyataan. Manusia lain tetap dengan rencananya masing-masing untuk menggapai semua mimpi dan harapan jadi kenyataan. Sudah di dapatkan masih kurang dan kurang. Kaya pejabat. Sudah jadi pejabat, ya ingin terus menjadi pejabat," kata Dono. 

"Sehebat-hebatnya manusia merencanakan segala hal di dunia ini jadi kenyataan apa yang di bangun di muka bumi ini. Manusia tidak akan bisa keluar dari tangannya Tuhan," kata Roh. 

"Manusia itu titik kehidupan yang berjalan di muka bumi ini bersama makluk yang lain untuk mengisi dunia ini. Tuhan terus mengawasi setiap ciptaan-Nya di muka bumi ini," kata Dono. 

Dono pun membaca bukunya dengan baik. Kasino dan Indro duduk di ruang tengah untuk nonton Tv. Di pilihlah acara yang bagus. 

"Hidup cuma gini-gini aja!" kata Indro. 

"Cuma gini-gini aja tidak lebih. Hidup sederhana," kata Dono. 

"Di luar sana banyak manusia yang masih berusaha lebih keras lagi untuk menggapai semuanya jadi kenyataan," kata Indro. 

"Aku telah sadar dengan hidup ini. Cukup untuk makan dan minum, ya perut ku kenyang dan tidak lapar lagi. Jadi aku tidak ngoyo mengumpulkan kekayaan dunia ini yang semu belaka," kata Kasino. 

"Semuanya memang semu. Kala manusia mati, ya benda yang di usahakan di tinggalkan....jadi sejarah kehidupan," kata Indro. 

"Kenyataan hidup seperti itu," kata Kasino. 

"Harta di warisan ke keturunan. Hidup terus berlanjut mengikuti alur kehidupan manusia yang menciptakan benda-benda ini dan itu untuk di jual mencari keuntungan hidup. Pada akhirnya benda yang rusak yang di ciptakan itu di buang jadi sampah. Siklus terus berjalan seperti itu terus menerus," kata Indro. 

"Namanya hidup seperti itulah terus berlanjut. Bila mati, ya titik saja," kata Kasino. 

"Hidup ini awalnya mudah, jadi repot banget. Ya contohnya : sampah saja. Dengan alasan kotor, bau, membuat saluran air mampetlah dan sebagainya. Jadi sampah harus di benahi, ya di buang di tempat pembuangan sampah. Ya segala hal jadi benar-benar repot banget," kata Indro. 

"Udara meniup tanah dan terangkatlah debu dan terbanglah debu ke lantai rumah orang kaya. Orang kaya berkata "Kotoran debu ini, penyakit ini",  Maka orang kaya tersebut membersihkan debu tersebut dengan baik  dan di buang ke tempat pembuangan sampah. Keesokan harinya di jalanan seperti itu, sampai mati tuh orang. Baru lah berhenti semuanya. Tapi generasi selanjutnya, ya mengikuti warisan tersebut. Jadi di ulang-ulang. Sadar pun tidak, apa yang di lakukan?!" kata Kasino. 

"Kebanyakan tidak sadar. Bahwa semuanya di ulang-ulang. Maka itu lebih baik hidup di masa lalu yang sepi dan jauh dari perkembangan peradaban ini dan itu. Tidak ngoyo dengan hidup ini. Sederhana itu lebih baik," kata Indro. 

"Sederhana itu lebih baik. Titik!" kata Kasino. 

"Titik!" kata Indro. 

Indro dan Kasino fokus nonton Tv yang acaranya bagus banget. Dono di ruang tamu masih terus baca buku. Keadaan di luar rumah, ya warga masyarakat sekitar masih sibuk dengan urusan masing-masing demi hidup terus berlanjut. 

"Film horor pocong ini bagus ya Kasino?!" kata Indro. 

"Iya. Pocong. Kain kafan itu mengingatkan manusia. Untuk sadar. Bahwa akhir kehidupan ini, ya mati," kata Kasino. 

"Mati itu titik dari cerita manusia yang menjalankan hidup untuk mengisi dunia ini dengan berbagai banyak hal untuk menikmati hidup ini," kata Indro. 

"Manusia tetap tidak bisa keluar dari kekuasaan Tuhan," kata Kasino. 

"Kenyataannya seperti itu," kata Indro. 

"Aku sadar, ya manusia lain belum tentu lah?!" kata Kasino. 

"Aku sadar. Manusia yang lain, ya belum tentu sadar. Masih buta dengan seisi dunia ini yang pada akhirnya semua itu hanyalah kesemuan belaka," kata Indro. 

Indro dan Kasino, ya fokus nonton Tv. Dono terus asik baca bukunya. 

PUJIAN

Di luar rumah hujan rintik-rintik. Malam jadi dingin. Indro membuat kopi di dapur. Kopi jadi di bawa ke ruang tengah. Kasino sedang nonton Tv sambil minum teh. Indro duduk di sebelah Kasino dan minum kopinya. 

"Enak kopinya," kata Indro. 

Indro menaruh cangkir kopi di meja. 

"Agnes," kata Kasino. 

Kasino pun menaruh cangkir teh di meja. Indro yang mendengar omongan Kasino yang menyebut nama cewek, jadi aneh saja. Jadi Indro pun bertanya ke Kasino "Siapa Agnes?" 

"Agnes. Bukan siapa-siapa?" kata Kasino. 

"Ayolah Kasino....siapa Agnes itu?" kata Indro membujuk. 

"Agnes, ya cewek," kata Kasino. 

"Agnes, ya biasa yang menggunakannya nama itu cewek. Ayolah Kasino siapa Agnes itu?" kata Indro. 

"Agnes itu. Cewek yang cantik, ya muslim kelihatannya?!" kata Kasino. 

"Waduh bertele-tele amat cerita Agnes ini. Jangan-jangan artis lagi. Yang aku tahu, ya Agnes Monica," kata Indro. 

"Kalau Monica aku tahu, ya temannya penulis," kata Kasino. 

"Teman penulis zaman SMA, ya nama Monica. Iya juga ya. Sebenarnya itu siapa Agnes itu?" kata Indro. 

"Mau tahu banget. Pada sudah mendekati, Indro!" kata Kasino. 

"Artis. Cek di Hp ah siapa Agnes, tujuannya menebak Agnes yang di pikirkan Kasino, sampai menyebut namanya....kaya orang jatuh cinta saja pada seorang cewek gitu?!" kata Indro. 

Indro membuka jaringan di internet di Hp dan menulis nama Agnes di kolom pencarian di jaringan Google. Dengan cepat muncul Agnes yang ini dan itu. Indro membaca dengan baik beberapa artikel yang terbaru. Sampai menemukan yang kemungkinan mendekati gitu. 

"Ooooo. Agnes, peserta Academy Pop dari Malang toh!" kata Indro. 

"Nah itu tahu siapa Agnes," kata Kasino. 

Indro menghentikan pencarian di jaringan internet di Hp-nya. 

"Memang sih....aku akui Agnes itu cantik. Tapi kenapa Kasino menyebutnya?!" kata Indro. 

"Cuma kepikiran saja dan menyebutnya," kata Kasino. 

"Cuma sebatas itu. Aku kirain beneran suka sama Agnes, kaya Dono juga. Nanti tuh nama di pakai jadi bahan tokoh dalam tulisan di Blognya," kata Indro. 

"Cuma terkesan sama cewek cantik boleh kan. Tapi tidak di laksanakan," kata Kasino. 

"Itu kebiasaannya penulis saja terkesan sama cewek dan di puji cantik. Ya cewek senenglah sekedar pujian saja tapi niat untuk mengambil hati mana mau penulisnya," kata Indro. 

"Kenyataan seperti itukan dalam kehidupan penulis. Penulis memuji teman ceweknya saja, tapi tidak ingin mengambil hatinya. Cuma pujian menyenangkan cewek. Ya cewek ya senenglah di puji cowok," kata Kasino. 

"Cewek memang senenglah di puji cantik, apalagi dari cowok," kata Indro menegaskan omongan Kasino. 

Indro dan Kasino, ya fokus nonton Tv. Di luar rumah hujan yang rintik-rintik jadi deras banget, ya keadaan jadi dingin banget. Dono di ruang tamu sedang asik baca buku. 
 
"Bagaimana pendapat Kasino dengan penampilan peserta Academy Pop Indosiar?" kata Indro.

"Pertanyaan yang bagus. Pendapat ku, ya bagus lah penampilannya!" kata Kasino.

"Bagus toh. Bagaimana dengan peserta Indonesian Idol, penampilannya?" kata Indro.

"Masih proses yang itu mah. Sama aja sebenarnya. Bagus!" kata Kasino.

"Bagus toh. Ok. Bagus!" kata Indro.

Indro dan Kasino fokus nonton Tv. Dono tetap serius baca buku di ruang tamu. Hujan di luar rumah masih deras sekali, ya tetap keadaan jadi dingin sih. 

"Tasya," kata Indro. 

Kasino mendengar omongan Indro, ya aneh menyebut nama cewek Tasya, jadi bertanya "Tasya siapa Indro?" 

"Tasya aja Kasino tidak tahu?!" kata Indro. 

"Tasya.....peserta Academy Pop, ya Indro?!" kata Kasino. 

"Salah," kata Indro. 

"Ini mah jatuhnya permainannya Indro," kata Kasino. 

"Tadi Kasino, kan permainan Kasino," kata Indro. 

"Iya deh. Satu samalah. Paling juga nama tokoh cewek di sinetron di ANTV," kata Kasino. 

"Benar sekali. 1000 poin Kasino!" kata Indro. 

"Seperti biasa kan!" kata Kasino. 

"Yo,....i," kata Indro. 

Indro dan Kasino kembali fokus nonton Tv yang acaranya bagus gitu. Dono tetap asik baca buku di ruang tamu. Keadaan di luar, ya masih hujan tapi tidak deras lagi. 

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK