Setelah nonton Tv yang acara sepak bola, ya seperti biasa sih... Budi duduk santai di depan rumahnya sedang membaca cerpen yang cerita menarik, ya sambil menikmati minum teh dan makan singkong rebus.
Isi cerita yang di baca Budi :
Ketika Dorian Gray muda yang naif tiba di London Victoria akhir, ya dengan kereta api, untuk mewarisi warisan yang ditinggalkan oleh kakeknya yang kejam, ia tersapu ke dalam angin puyuh sosial oleh Lord Henry "Harry" Wotton yang karismatik, yang memperkenalkan Gray pada hedonistik. Kesenangan kota. Teman Lord Henry, seniman masyarakat Basil Hallward, melukis potret Gray untuk menangkap kekuatan penuh kecantikan mudanya. Ketika potret itu dibuka, Gray membuat janji sembrono : dia akan memberikan apa pun untuk tetap seperti yang ada di gambar-bahkan jiwanya.
Gray bertemu dan jatuh cinta dengan aktris muda pemula, Sibyl Vane. Setelah beberapa minggu, dia melamarnya. Lord Henry memberi tahu Gray bahwa memiliki anak adalah "awal dari akhir", dan setelah kedua pria itu mengunjungi rumah bordil, Gray meninggalkan Sibyl. Patah hati, wanita muda itu bunuh diri dengan tenggelam. Gray mengetahui kematiannya pada hari berikutnya dari saudara laki-lakinya, James ("Jim"), yang juga mengungkapkan bahwa Sybil sedang mengandung anak Gray. Marah, Jim mencoba membunuh Gray sebelum ditahan dan dibawa pergi oleh pihak berwenang. Kesedihan awal Gray segera menghilang saat Lord Henry membujuknya bahwa semua peristiwa hanyalah pengalaman dan tanpa konsekuensi. Gaya hidup hedonistiknya memburuk, menjauhkannya dari Hallward yang bersangkutan.
Gray kembali ke rumah suatu malam untuk menemukan bahwa potret Hallward tentang dirinya telah menjadi bengkok dan bengkok, dan dia segera menyadari bahwa janjinya telah menjadi kenyataan ; sementara potret itu menua, dosa pemiliknya bermanifestasi sebagai cacat fisik di kanvas. Tak lama kemudian, kutukan yang tertanam dalam potret Gray dimulai dengan sungguh-sungguh, mengakibatkan pembunuhan brutal Hallward setelah artis itu mengungkapkan rahasianya. Gray memotong-motong dan membuang tubuh Hallward di Sungai Thames, ya tetapi sisa-sisanya segera ditemukan dan akhirnya dikubur.
Gray memutuskan untuk meninggalkan London untuk berkeliling dunia dan dia mengundang Lord Henry untuk bergabung dengannya sebagai temannya, tetapi dia menolak, dengan alasan kehamilan istrinya. Setelah 25 tahun absen, Gray mengejutkan semua orang di pesta penyambutan dengan penampilan mudanya yang tidak berubah. Dia juga bertemu dan segera menjadi dekat dengan putri Lord Henry, Emily, anggota gerakan hak pilih Inggris, ya banyak ketidaksetujuan ayahnya.
Meskipun Gray tampak benar-benar tertarik untuk mengubah caranya saat dia menghabiskan waktu bersama Emily, masalahnya menjadi rumit ketika dia dihadapkan oleh Jim, yang terus membalas dendam atas kematian saudara perempuannya. Meskipun upaya Gray untuk menyesatkan Jim dengan menunjukkan usia yang tampak, Jim tetap menyimpulkan identitas aslinya, tetapi dibunuh oleh kereta api yang melaju saat mengejar Gray di London Underground. Sementara itu, ketika Gray membuat pengaturan untuk meninggalkan London bersama Emily, kecurigaan Lord Henry dikonfirmasi ketika sebuah studi tentang foto-foto lama memicu ingatan di mana Gray telah menyarankan bahwa dia akan menukar jiwanya dengan imbalan pemuda dan kecantikan abadi.
Mendobrak masuk ke rumah Gray, Lord Henry menemukan potret yang disembunyikan, tetapi dicegat oleh Gray sebelum dia bisa mengungkapnya. Saat Gray mencoba meyakinkannya tentang keaslian perasaannya terhadap Emily, Lord Henry tiba-tiba menemukan syal bernoda darah Basil di dalam sebuah kotak. Ini mendorong Gray untuk menyatakan bahwa dia adalah personifikasi dari kehidupan yang diimpikan oleh Lord Henry, tetapi tidak berani mengejarnya. Penuh kemarahan dan kesedihan, Gray mencoba mencekiknya tetapi terganggu oleh panggilan Emily cukup lama sehingga Lord Henry menjatuhkannya dan mengekspos potret itu.
Jijik dan ngeri melihat pemandangan terpelintir di kanvas, Lord Henry melemparkan lampu menyala ke potret itu, menyebabkannya terbakar, dan kemudian mengunci gerbang loteng untuk memastikan bahwa Gray dan lukisan itu dihancurkan. Emily memohon pada Gray untuk kuncinya, tetapi Gray malah mengakui cintanya padanya dan berbalik saat Lord Henry menyeret putrinya keluar dari rumah yang terbakar. Memutuskan untuk mengakhiri penderitaannya, Gray menusuk lukisan itu dengan poker, menyebabkan tubuhnya menua dengan cepat, sebelum loteng dikonsumsi oleh ledakan.
Beberapa bulan kemudian, setelah upaya yang sia-sia untuk berdamai dengan Emily, Lord Henry, dengan sebagian wajahnya terbakar, menuju ke lotengnya di mana dia menyimpan potret Gray seperti ketika Hallward melukisnya, dengan muram mencatat bahwa tidak ada yang akan melihatnya. sekarang. Saat Lord Henry pergi, mata potret itu bersinar, menyiratkan bahwa esensi gelisah Gray masih ada pada lukisan itu, bahkan setelah kehancuran fisiknya.
***
Budi selesai baca cerpen yang cerita menarik, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi.
"Singkong rebus," kata Eko.
Eko mengambil sepotong singkong rebus di piring, ya di makan dengan baik gitu.
"Enak singkong rebusnya!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Eko mengambil gelas bambu dan tekok. Ya tekok di tuangkan dengan baik, ya air teh masuk ke dalam gelas bambu gitu. Gelas bambu cukup terisi air teh dan tekok di taruh dengan baik gitu. Segera Eko minum teh dengan baik gitu.
"Emmm. Tehnya enak!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Eko menaruh gelas bambu di meja.
"Ngomongin kisah cinta," kata Eko.
"Kisah cinta," kata Budi.
"Manusia, ya senang kisah cinta yang romantis seperti alunan musik yang romantis, ya kan Budi?" kata Eko.
"Ya memang sih, ya manusia senang kisah cinta yang romantis. Tapi?" kata Budi.
"Tapi apa Budi?" kata Eko.
"Kisah cinta yang di jalankan manusia, ya ada kisah yang patah hati," kata Budi.
"Patah hati," kata Eko.
"Derita cinta, seperti lautan tidak bertepi saja," kata Budi.
"Ya derita cinta," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Eko.
Budi berpikir dengan baik dan berkata "Salah sasaran tembak."
"Salah sasaran tembak. Maksudnya Budi, ya melakukan kegiatan menembak?" kata Eko.
"Bukan urusan kaitan dengan kegiatan menembak!" kata Budi.
"Tidak ada kaitan toh!" kata Eko.
"Aku mau cerita!" kata Budi.
"Ooo Budi mau cerita. Berarti kata-kata itu, ya ada kaitan dengan cerita Budi toh," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Silakan Budi bercerita!" kata Eko.
"Begini ceritanya!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Jhon pemuda yang baik, ya orang tuanya kaya gitu. Kerjaan Jhon, ya menjalankan usaha kedai kopi gitu. Usaha yang di jalankan Jhon, ya hasilnya lumayan gitu. Hoby Jhon, ya foto gitu. Jadi ketika ada waktu luang, ya Jhon mengambil foto ini dan itu dengan kameranya gitu. Suatu hari, ya Jhon mengambil foto di sebuah taman. Jhon bertemu dengan cewek cantik gitu. Jadi Jhon berkenalan dengan cewek cantik tersebut. Cewek itu, ya namanya Naura gitu. Ya Naura masih menjalankan kuliah di Universitas gitu. Jhon ngobrol dengan baik sama Naura, ya tujuan berteman baik gitu. Jhon juga mengambil foto Naura dengan kamera yang di bawanya gitu. Naura senang bertemu cowok baik seperti Jhon gitu. Naura pun berpisah dengan Jhon, ya karena Naura ada urusan dengan temannya bernama Mely gitu. Mely masih menjalankan kuliah di Universitas. Jhon yang tertarik dengan Naura, ya jadi berusaha untuk jadian dengan Naura gitu. Jhon sudah tahu alamat rumah Naura, ya di beritahu Naura gitu. Ya Jhon mengirimkan puisi dan sebuket bunga ke rumah Naura. Ada kesalahan yang di buat Jhon, ya menulis nomor rumah yang salah, ya jadi puisi dan sebuket bunga ke rumah Laura, ya tetangga sebelah Naura gitu. Laura yang senang sebuket bunga dan puisi, ya di terima saja gitu. Ya Laura masih menjalankan kuliah dengan baik di Universitas gitu. Jhon terus melakukan pengiriman puisi dan sebuket bunga gitu. Laura senang menerima puisi dan sebuket bunga gitu. Suatu hari, ya Jhon bertemu Naura di taman gitu. Ya Jhon membicarakan tentang kiriman puisi dan sebuket bunga ke rumah Naura gitu. Ya Naura tidak pernah menerima puisi dan sebuket bunga dari Jhon gitu. Pertemuan Jhon dan Naura singkat karena Naura ada urusan dengan temannya, ya Mely gitu. Ya Jhon mengusut dengan baik tentang kirimannya sampai ke rumah Naura atau tidak?. Setelah di periksa dengan baik, ya ternyata salah kirim. Jhon berkata dalam hatinya "Salah sasaran tembak". Jhon mencari tahu tentang orang yang menerima puisi dan sebuket bunganya gitu. Setelah di usahakan, ya Jhon tahu yang menerima puisi dan sebuket bunga, ya cewek bernama Laura. Jhon melihat Laura yang cantik, ya suka gitu. Jhon mengabaikan urusan dengan Laura. Ya Jhon tetap menyukai Naura, ya jadi berusaha di dekatin dengan baik gitu. Ternyata oh ternyata, ya Naura sudah punya pacar yang bernama Dilan gitu. Ya Dilan masih menjalankan kuliah dengan baik di Universitas. Masa lalu Dilan tentang kisah cintanya, ya putus dari Milea gitu. Jhon berpikir dengan baik, ya jadinya memutuskan tidak jadi untuk jadian dengan Naura gitu. Ya Naura dan Dilan kisah cinta tetap berjalan dengan baik gitu. Suatu hari, ya Jhon bertemu dengan Laura di taman gitu. Jhon berkenalan dengan Laura, ya jadinya temanan gitu. Jhon mengambil foto Laura dengan kamera yang di bawa gitu. Semenjak pertemuan di taman, ya Jhon terus berteman dengan Laura gitu. Sampai Jhon memberitahu Laura tentang orang yang mengirim puisi dan sebuket bunga, ya adalah Jhon tapi salah alamat yang sebenarnya tujuannya Naura tetangga sebelah Laura gitu. Laura mengerti kiriman Jhon, ya salah alamat gitu. Ya Jhon yang tertarik dengan Laura, ya ingin jadian gitu. Laura yang suka dengan Jhon, ya menerimanya gitu. Ya Jhon senang jadian sama Laura gitu. Jhon berkata di dalam hatinya "Awalnya salah sasaran tembak. Sekarang jadian, ya tepat sasaran tembak. Jodoh". Jhon dan Laura menjalankan hubungan kisah cinta dengan baik gitu. Begitulah ceritanya," kata Budi.
"Cerita yang bagus," kata Eko.
"Sekedar cerita saja!" kata Budi.
"Salah sasaran tembak....maksudnya adalah kiriman puisi dan sebuket bunga, ya salah alamat toh," kata Eko.
"Begitulah ceritanya," kata Budi.
"Awal salah jadinya jadian, ya jodoh sih," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Kalau begitu. Main permainan ular tangga saja!" kata Eko.
"Ya oke main permainan ular tangga!" kata Budi.
Budi mengambil permainan ular tangga di bawah meja, ya permainan di taruh di atas meja. Eko dan Budi main permainan ular tangga dengan baik, ya sambil minum teh dan makan singkong rebus gitu.