Eko duduk di depan rumahnya, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan.
"Baca buku ah!" kata Eko.
Eko mengambil buku di meja, ya buku di buka dengan baik, ya di pilih-pilih dengan baik cerpen yang ingin di baca Eko. Terpilih dengan baik, ya cerpen yang ingin di baca Eko lah.
Isi cerita yang di baca Eko :
Di kota yang dilanda kejahatan kekerasan dan korupsi, detektif polisi yang kecewa, William Somerset, satu minggu lagi akan pensiun. Dia bermitra dengan David Mills, seorang detektif pemarah namun idealis yang baru saja pindah ke kota bersama istrinya, Tracy. Pada hari Senin, Somerset dan Mills menyelidiki seorang pria gemuk yang di paksa makan sampai perutnya pecah, membunuhnya, dan mengungkap kata "kerakusan" yang tertulis di dinding. Somerset gagal mendapatkan dirinya dan Mills dipindahkan ke kasus lain, percaya itu terlalu ekstrem untuk penyelidikan terakhirnya. Keesokan harinya, korban kedua, keserakahan, ditemukan, dipaksa memotong satu pon daging dari tubuhnya. Petunjuk di tempat kejadian mengarahkan Somerset dan Mills ke sloth korban, seorang pengedar narkoba, yang mereka temukan kurus dan tertahan di tempat tidur. Foto-foto mengungkapkan korban ditahan tepat selama satu tahun. Somerset menduga bahwa pembunuhan itu didasarkan pada tujuh dosa mematikan.
Tracy mengundang Somerset untuk berbagi makan malam dengannya dan Mills, membantu para detektif mengatasi rasa saling bermusuhan mereka satu sama lain. Pada hari Jumat, Tracy bertemu secara pribadi dengan Somerset karena dia tidak memiliki kenalan lain di kota. Dia mengungkapkan ketidakbahagiaannya pindah ke sana, terutama setelah mengetahui dia hamil, dan percaya bahwa kota itu adalah tempat yang tidak layak untuk membesarkan anak. Somerset bersimpati dengan Tracy, setelah meyakinkan mantan pacarnya untuk menggugurkan anak mereka karena alasan yang sama dan menyesalinya sejak saat itu; dia menasihatinya untuk memberi tahu Mills hanya jika dia berniat untuk menjaga anak itu.
Komentar oleh Mills menginspirasi Somerset untuk meneliti perpustakaan bagi siapa pun yang memeriksa buku berdasarkan tujuh dosa mematikan, membawa pasangan itu ke apartemen John Doe. Tersangka tiba-tiba kembali ke rumah dan dikejar oleh Mills, yang lumpuh setelah dipukul dengan besi ban oleh Doe. Mills ditahan di bawah todongan senjata untuk sementara, tetapi Doe memilih untuk melarikan diri. Polisi menyelidiki apartemen Doe, menemukan uang tunai dalam jumlah besar, ratusan buku catatan yang mengungkapkan psikopati Doe, dan foto beberapa korbannya, termasuk gambar yang diambil dari Somerset and Mills oleh apa yang mereka yakini sebagai jurnalis pengganggu di TKP Kemalasan. Doe menelepon apartemen itu dan berbicara tentang kekagumannya pada Mills.
Pada hari Sabtu, Somerset dan Mills menyelidiki korban keempat, nafsu, seorang pelacur yang diperkosa dengan tali pengikat yang dibuat khusus oleh seorang pria yang ditahan di bawah todongan senjata. Korban kebanggaan ditemukan keesokan harinya, seorang model yang mengambil nyawanya sendiri daripada hidup tanpa kecantikannya, setelah wajahnya dirusak oleh Doe. Saat Somerset dan Mills kembali ke kantor polisi, Doe datang dan menyerahkan diri. Dia mengancam untuk mengaku gila di persidangannya, berpotensi lolos dari hukuman, kecuali Mills dan Somerset mengantarnya ke lokasi yang dirahasiakan di mana mereka akan menemukan korban yang iri dan murka. Selama perjalanan ke sana, Doe menjelaskan bahwa dia percaya dirinya dipilih oleh Tuhan untuk mengirim pesan tentang keberadaan dan sikap apatis terhadap dosa. Doe tidak menyesali korbannya, percaya pembunuhan yang mengejutkan akan memaksa masyarakat untuk memperhatikannya.
Doe memimpin para detektif ke lokasi terpencil, di mana sebuah van pengiriman mendekat. Somerset mencegat kendaraan dan membuka paket yang diperintahkan oleh pengemudi untuk dikirimkan ke Mills pada waktu tertentu. Kesal dengan apa yang dia temukan, Somerset menyuruh Mills untuk meletakkan senjatanya. Doe mengungkapkan bahwa dia sendiri mewakili kecemburuan karena dia iri pada kehidupan Mills dengan Tracy, dan menyiratkan bahwa paket itu berisi kepalanya yang terpenggal. Dia mendesak Mills untuk menjadi murka, mengatakan kepadanya bahwa Tracy memohon untuk nyawanya dan anaknya yang belum lahir, dan senang menyadari bahwa Mills tidak mengetahui kehamilan tersebut. Terlepas dari permintaan Somerset, Mills yang putus asa dan marah menembak mati Doe, menyelesaikan rencananya. Saat pabrik katatonik dibawa pergi oleh polisi, Somerset memberi tahu kaptennya bahwa dia akan "ada". Sebuah narasi oleh Somerset mengatakan: "Ernest Hemingway pernah menulis 'Dunia adalah tempat yang indah dan layak untuk diperjuangkan.' Saya setuju dengan bagian kedua."
***
Eko selesai baca buku, ya buku di taruh di meja. Eko menikmati makan dan minumnya dengan baik gitu. Abdul dateng ke rumah Eko, ya memarkirkan dengan baik motornya dengan baik di depan rumah Eko. Abdul duduk dengan baik, ya dekat Eko.
"Eko. Ngomong-ngomong Budi main kesini?" kata Abdul.
"Budi tidak main ke rumah aku," kata Eko.
"Jadi Budi main ke mana?" kata Abdul.
"Main ke tempat temannya, ya daerah Natar gitu," kata Eko.
"Natar. Main tempat temannya toh. Jangan-jangan Budi, ya sambil ngobrol dengan temannya, ya tentang warga masyarakat di lingkungan dan juga sistem kerja pemerintah dari tingkat kelurahan. Ya kan Budi pernah ngomong gitu, ya Budi tidak ingin selamanya jadi buruh, ya ingin mengubah nasifnya kerja di pemerintahan," kata Abdul.
"Memang Budi pernah ngomong tentang dirinya, ya tidak ingin selamanya jadi buruh, ya ingin kerja di pemerintahan. Maka itu Budi belajar dengan baik, ya mencari data yang baik berdasarkan informasi terpercaya tentang warga masyarakat yang ini dan itu, ya sampai sistem kerja pemerintahan tingkat kelurahan. Hidup ini kan antara baik dan buruk. Maka itu, ya hidup tetap berhati-hati di ruang lingkup masyarakat apa pun. Karena masih ada orang-orang yang berpura-pura untuk menutupi kebenaran dirinya," kata Eko.
"Tingkah laku manusia, ya antara baik dan buruk. Yang harus di hati-hatiin, ya ada orang yang berpura-pura menutupi kebenaran. Contohnya : pegawai negeri tingkat kelurahan, ya membuat pungli urusan ini dan itu, ya RT-nya ikut terkait gitu. Cerita lama sih, ya contohnya," kata Abdul.
"Contoh lama juga tidak ada masalah. Ya obrolan lulusan SMA!" kata Eko.
"Memang obrolan lulusan SMA!" kata Abdul.
"Urusan pungli, ya cerita masa lalu, ya Polisi juga ada," kata Eko.
"Jadi pembelajaran tingkah manusia, ya mencari keuntungan dari sistem kerja yang berkaitan urusan ini dan itu. Ya melanggar aturan gitu," kata Abdul.
"Nama juga manusia. Ada yang beriman dan ada yang tidak punya iman, ya di tutupi dengan baik dengan cara pura-pura," kata Eko.
"Dengan punya iman yang baik, ya hasil belajar agama dengan baik, ya maka membimbing diri jadi di jalan yang baik. Ya beda dengan tidak punya iman, ya di tutupi dengan pura-pura, ya berbuat buruk ini dan itu, ya melanggar aturan ini dan itu," kata Abdul.
"Emmm," kata Eko.
"Ngomong-ngomong Eko. Budi masih ngomongin diri Budi, ya di tolak sama cewek, ya cewek kaya gitu?" kata Abdul.
"Masih sih. Ngomongin tentang cewek yang nolak Budi, ya cewek kaya. Ya Budi belajar banyak hal dengan keadaan dirinya di tolak cewek. Ya pake logika, ya pola berpikirnya. Budi terus mendewasakan dirinya dengan baik, ya dari pengalaman dirinya, ya menjalankan hidup ini," kata Eko.
"Kematangan berpikir. Dewasa!" kata Abdul.
"Ya jodoh kan rahasia Tuhan. Berusaha dan bersabar, ya dengan ujian hidup ini dan jangan lupa, ya berdoa dengan baik," kata Eko.
"Kata-kata bijak," kata Abdul.
"Ngomong-ngomong Abdul. Gimana dengan urusan kisah cinta Abdul dengan Putri?" kata Eko.
"Tetap tanda tanya. Kisah cintaku dengan Putri," kata Abdul.
"Tanda tanya toh?!" kata Eko.
"Jodoh itu rahasia Tuhan," kata Abdul.
"Emmm," kata Eko.
"Kalau di pikir dengan baik. Ya kalau tidak bisa di dapat saat aku masih bujang dan Putri masih gadis. Maka mungkin Putri, ya di dapatkan saat janda, ya mungkin aku jadi duda," kata Abdul.
"Alternatif cerita kan Abdul?" kata Eko.
"Iya!!!" kata Abdul.
"Main catur saja Abdul!" kata Eko.
"OK. Main catur saja!" kata Abdul.
Eko mengambil buku di meja, ya di taruh di bawah meja. Eko mengambil papan catur di bawa meja, ya di taruh di atas meja papan catur. Ya Abdul dan Eko, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik gitu.