Indro membawa motornya dengan baik banget menuju rumahnya. Tino yang kerjaannya sebagai tukang rongsokan. Hari ini Tino dapet rezeki lagi, ya ada seorang Ibu-ibu, ya janda gitu namanya Ibu Maya yang menjual sepedah yang sudah rusak gitu berjumlah tiga buah dan sebuah kompor rusak. Indro lewat depan rumah Ibu Maya yang menjual sepedah rusak dan kompor yang rusak kepada tukang rongsokan. Ibu Maya dan Tino terjadi kesepakan harga gitu. Tino memberikan uang ke Ibu Maya.
"Alhamdulillah rezeki hari ini untuk menjalankan hidup ini," kata hati Ibu Maya memegang uang hasil dari jual sepedah dan kompornya.
Tino membawa tiga sepedah dan kompor rusak ke tempat Pak Abah. Ya Pak Abah menerima tiga sepedah dan kompor rusak dari Tino dengan kesepakan yang baik. Tino mendapatkan uang dari Pak Abah.
"Alhamdulillah rezeki hari ini," kata Tino.
Tino masih di jalan kebaikan pastinya ada jalan rezeki di bulan Ramadhan ini jika mau berusaha. Walau sebenarnya keadaan kehidupan Tino sederhana banget maklum kerjaan sebagai tukang rongsokan. Tino masih terus menjalankan kerjaannya dengan baik hari ini.
***
Indro sampai di rumah. Motor di taruh di dalam rumah dengan baik sama Indro. Kasino masih merawat tanaman di halaman belakang. Indro duduk di ruang tamu bersama Dono yang asik baca buku.
"Dono," kata Indro.
"Apa?" kata Dono sambil menghentikan baca bukunya.
"Tadi di jalan menuju rumah. Aku melihat Ibu-ibu menjual tiga buah sepedah rusak dan kompor rusak pada tukang rongsokan," kata Indro.
"Hal biasa itu mah. Setiap manusia hidup di muka bumi ini. Menjalankan kehidupan dengan rencana masing-masih dengan tujuannya, ya bertahan hidup dengan keadaan," kata Dono.
"Memang biasa sih. Kerjaan tukang rongsokan itu lebih baik dari pada kerjaan orang-orang yang meminta-minta dan juga orang-orang yang mencuri barang, ya kaya berita di Tv tentang pencurian sepedah gitu," kata Indro.
"Pola pikir manusia. Satu sisi berpikir positif. Di sisi lain berpikir negatif," kata Dono.
"Memang bener omongan Dono. Pola pikirnya manusia antara positif dan negatif. Sama hal urusan dengan ibadah," kata Indro.
"Kalau ibadah di nilai dari taqwa manusia yang menjalankan agama yang di yakininya," kata Kasino.
"Aku paham Dono. Kalau melihat perjalan masa lalu saat aku berteman sana sini sih. Ya ada yang tekun ibadah dan ada tidak tekun ibadahnya, ya agama sekedar cantelan saja di KTP gitu," kata Indro.
"Seberapa besar manusia menjalankan agama tetap saja di nilai manusia. Ceritanya tidak jauh beda dari dulu sampai sekarang," kata Dono.
"Samahal dengan agama lain kan Don?!" kata Indro.
"Sama saja," kata Dono.
"Berarti para ahli agama tetap harus gencar-gencarnya membimbing manusia agar menjalankan agama dengan baik dan tidak boleh lepas gitu," kata Indro.
"Ya kenyataanya sih. Rumah ibadah tetap tegah berdiri walau gonjang-ganjingnya di pengaruhi keadaan yang ini dan itu," kata Dono.
"Salah satu yang mempengaruhi proses ibadah adalah covid-19 kan?!" kata Indro.
"Iya," kata Dono.
"Manusia banyak karena berkembang biak terus demi mengisi dunia ini, ya menikmati hidup di muka bumi ini. Walau hitungan waktunya sebentar dan berusaha lama gitu," kata Indro.
"Emmm," kata Dono.
"Padahal hidup di dunia ini. Aslinya. Banyak kebohongan atau hoaks dari cerita masa lalu demi tujuan ini dan itu," kata Indro.
"Yang sadar mengetahui kebohongan. Yang tidak sadar tetap tidak mengetahui kebohongan yang di buat pada masa lalu dan sampai sekarang masih berjalan dengan baik," kata Dono.
"Di Tv sering banget menjelaskan ini dan itu untuk menyelesaikan pokok masalah tentang kebohongan atau hoaks ini dan itu," kata Indro.
"Eeeem," kata Dono.
"Ya sudahlah Don. Aku nonton Tv saja!" kata Indro.
"Iya," kata Dono.
Dono melanjutkan baca bukunya. Indro pindah duduknya ke ruang tengah untuk nonton Tv. Kasino telah selesai merawat tanaman di potnya, ya istirahat gitu. Kasino main game di Hp-nya dengan penuh keasikan gitu.