Budi duduk santai di depan rumahnya.
"Nyanyi saja dan main gitar, ya menghibur diri," kata Budi.
Budi mengambil gitar yang di taruh di samping kursi, ya gitar di mainkan dengan baik dan bernyanyi dengan baik.
Lirik lagu yang dinyanyikan Budi :
Isi cerita yang di baca Budi :
Sushil Kumar "SK" Pant, Lalita "Nauti" Nautiyal, dan Sundar Mohan Tripathi adalah sahabat masa kecil yang tinggal di Tehri Uttarakhand. SK adalah pengacara yang tidak bermoral yang menghasilkan uang dari penyelesaian di luar pengadilan. Nauti adalah perancang busana yang sangat menghargai dirinya sendiri. Karena ingin menikah, ia memutuskan untuk berkencan dengan kedua sahabat masa kecilnya, masing-masing selama seminggu. Keadaan menjadi buruk saat SK memergoki Nauti dan Tripathi berciuman. Patah hati, ia mulai mengejek dan menghindari mereka.
Percetakan kota kecil Tripathi dikenai tagihan listrik yang membengkak sebesar ₹ 150.000 (US$1.800), yang meningkat menjadi ₹ 5,4 juta (US$65.000) dalam beberapa bulan berikutnya. Ia bersama Nauti mengunjungi SK untuk mencari solusi, tetapi sebaliknya, ia malah menghina mereka. Karena tidak tahu harus ke mana, Tripathi bunuh diri. SK terkejut dengan kejadian tersebut dan berubah pikiran. Ia memutuskan untuk melawan SPTL, perusahaan listrik swasta yang bertanggung jawab atas tagihan yang membengkak. SPTL menunjuk Gulnaar Rizvi sebagai pengacara mereka untuk melawan SK dalam kasus tersebut.
Pada sidang terakhir kasus dengan SK yang akan menang, Tripathi muncul kembali dan mengungkap tentang percobaan bunuh dirinya dan perjuangannya menghadapi tagihan yang membengkak. Pengadilan membebaskan tagihan Tripathi dan membatalkan Lisensi SPTL. Pengadilan juga memerintahkan mereka untuk membayar Tripathi ₹ 1 juta (US$12.000), dan yang lainnya ₹ 50.000 (US$600) dengan keluhan serupa sebagai kompensasi. Tripathi dijatuhi hukuman enam bulan penjara karena mencoba menipu perusahaan asuransi dengan kematiannya yang palsu. Gulnaar dan SK terlihat berpacaran setelah kasus tersebut.
***
Budi selesai baca cerpen yang ceritanya bagus, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus. Eko datang ke rumah Budi, ya motor Eko di parkirkan di depan rumah Budi gitu. Ya Eko duduk dengan baik dekat Budi, ya Eko menaruh kresek plastik di meja gitu.
"Isi plastik kresek apa Eko?" kata Budi.
"Isi plastik kresek pempek," kata Eko.
"Eko beli pempek toh," kata Budi.
"Iya aku beli pempek," kata Eko.
"Yang buat pempeknya orang asli Palembang apa bukan Eko?" kata Budi.
"Rahasia," kata Eko.
"Eko main rahasia segala," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Ya tidak masalah sih Eko...tidak memberitahu kan sih. Yaaa aku yang tinggal di kota Bandar Lampung, ya biasanya...yang buat pempek yang aku kenal...sih..., ya ada orang Lampung, ada orang Palembang, ada orang Jawa, ada orang China dan lain-lain," kata Budi.
"Nama juga manusia berusaha hidup di kota Bandar Lampung...yang penuh dengan kompetisi urusan ekonomi, ya usaha yang di gelutin dengan baik...pempek," kata Eko.
"Usaha dan usaha....di kota Bandar Lampung. Memang kompetisi sih...antara usaha yang satu dengan usaha yang lain. Hasil sih...rezeki masing-masing, ya bagi yang memahami ilmu agama yang di yakini," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Aku sih...kepengennya makan bakso yang terkenal di kota Bandar Lampung...gitu," kata Budi.
"Ooo Budi maunya makan bakso yang terkenal di kota Bandar Lampung toh. Wali kota Bandar Lampung juga tahu tuh...bakso yang terkenal di kota Bandar Lampung," kata Eko.
"Adanya pempek di beliin Eko, ya jadi aku...makan pempek saja!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
Ceritanya Eko dan Budi makan pempek dengan baik gitu, ya sampai pempek habis di makan gitu.
"Enak pempek yang di beli...Eko?" kata Budi.
"Memang pempeknya enak!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Hidup ini tetap sama...kan Budi?" kata Eko.
"Hidup ini...memang tetap sama Eko!" kata Budi.
"Pasar modern dan pasar tradisional...tetap berjalan dengan baik," kata Eko.
"Realitanya memang begitu," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Main kartu Domino saja Budi!" kata Eko.
"Okey main kartu Domino!" kata Budi.
Budi mengambil kartu Domino di bawah meja, ya kartu Domino di kocok dengan baik dan kartu Domino di bagikan dengan baik gitu. Eko dan Budi main permainan kartu Domino dengan baik gitu.
"Ngomong-ngomong Budi, ya aku ingin pendapat Budi tentang sesuatu," kata Eko.
"Pendapat aku," kata Budi.
"Berdasarkan berita di Tv sih," kata Eko.
"Berita di Tv," kata Budi.
"Kan Budi...biasa ngumpulin data ini dan itu....lapisan sosial masyarakat yang ada di kota Bandar Lampung, ya dasarnya Budi tinggal di kota Bandar Lampung," kata Eko.
"Ya karena aku ingin kerja di pemerintahan jadi aku memang mengumpulkan dengan data ini dan itu...di lapisan sosial masyarakat yang ada kota Bandar Lampung," kata Budi.
"Ada pejabat pemerintahan dari daerah Jawa Barat, ya inginnya pejabat itu...di kritik....dengan baik sistem kerja yang di jalankan kan. Gimana pendapat Budi?" kata Eko.
"Kritik toh," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Ya bagus sih...jika pejabat pemerintahan di Jawa Barat, ya ingin di kritik dari sistem kerja yang di jalankan gitu," kata Budi.
"Bagus toh," kata Eko.
"Kalau aku tinggal di Jawa Barat, ya aku siap mengkritik dengan baik untuk mengkritik kerja dari pejabat pemerintahan di Jawa Barat, ya berdasarkan data ini dan itu...yang aku ambil dari lapisan sosial masyarakat...pemerintahan dan swasta," kata Budi.
"Budi mengkritik berdasarkan data ini dan itu kalau tinggal di Jawa Barat," kata Eko.
"Pejabat pemerintahan lulusan Universitas dengan baik, ya hasil usaha sendiri....senang banget di kritik. Bagi pejabat pemerintahan lulusan Universitas bantuan orang lain, ya biasanya ketakutan di kritik ini dan itu, ya karena dasar data ini dan itu....dari pengumuman lapisan sosial masyarakat...pemerintah dan swasta," Budi.
"Memang hidup ini...ada yang benar-benar lulusan Universitas terbaik. Ada juga lulusan Universitas...berdasarkan bantuan orang lain, ya orang itu...orang pinter di bidangnya," kata Eko.
"Kritik itu...tujuannya untuk lebih baik lagi sistem kerja yang di jalankan demi kebaikan bersama gitu," kata Budi.
"Omongan Budi seperti omongan lulusan Universitas, ya padahal Budi hanya lulusan SMA!" kata Eko.
"Memang aku hanya lulusan SMA!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Budi dan Eko tetap asik main permainan Domino gitu.