Eko pun duduk dan berkata "Jagung rebus. Beli atau kah masak sendiri jagung rebusnya Budi?"
"Beli Eko. Kebetulan aku bertemu dengan penjual jagung rebus, ya beli jagung rebus gitu," kata Budi.
"Oooooo beli toh," kata Eko.
Eko mengambil jagung rebus di piring, ya di mejalah. Eko makan jagung rebus dengan baik.
"Enaknya jagung rebus. Manis rasanya," kata Eko.
"Memang manis rasa jagung rebusnya," kata Budi.
Budi dan Eko terus makan jagung rebus yang rasa manis itu dengan baik banget.
"Eko aku ingin cerita," kata Budi.
"Cerita saja!" kata Eko.
"Baiklah aku cerita. Seorang Bapak itu sebatang kara karena istri dan anaknya meninggal karena sakit. Bapak itu tegar menghadapi ujian di tinggal orang-orang yang di cintainya. Bapak itu pun memutuskan untuk meninggalkan kampungnya, ya merantau di kota. Sampai di kota. Ya kotanya Bandar Lampung saja ceritanya. Bapak itu pun tinggal di pemukiman orang miskin. Bapak itu berbaur dengan baik dengan orang-orang sekitar. Nama nya orang-orang miskin, ya tidak muluk-muluk dalam pergaulannya karena menunjukkan realita kehidupan yang miskin, ya pas-pasan lah rezekinya. Ya beda dengan orang-orang kaya, ya menunjukkan harta bendanya, ya terlihat banget dari gaya dan juga rumahnya. Bapak itu hidup tempat tinggal baru, ya masih bingung mau kerja apa?. Bapak itu pun pergi ke pasar untuk belanja keperluaannya. Sampai di pasar. Bapak itu melihat penjual jagung. Bapak itu berkata "Apa aku jualan jagung rebus saja ya?". Bapak itu berpikir dengan baik dan akhirnya benar-benar memutuskan untuk berjualan jagung rebus. Bapak itu pulang ke rumahnya setelah belanja di pasar. Di rumahnya, ya Bapak itu mulai menyusun rencananya untuk berjualan jagung rebus. Bapak itu kreatif sih, ya jadi membuat gerobak jagung rebus. Setelah jati gerobak jagung rebus dan Bapak itu telah memasak jagung rebus dengan baik, ya di jual dengan baiklah jagung rebus. Dengan sabar Bapak itu menjual jagung rebusnya. Ya ada saja yang beli nama juga jalan rezeki dari orang mengusahakan dalam usaha yang di tekunin dengan baik. Bapak itu bersyukur dengan baik dari usaha yang di jalankannya dengan baik, ya dengan cara ibadah dengan baik. Suatu ketika Bapak, ya berjodoh dengan janda tapi miskin sih. Bapak itu pun memutuskan untuk berumah tangga dengan janda tersebut. Setelah janda itu di nikahi sama Bapak itu, ya ternyata janda itu punya hutang. Maklum sih nama juga janda miskin pasti masalahnya hutang, ya demi hidup ini lah. Bapak itu sebagai suami yang baik, ya membayar hutang istrinya. Ya hutang istrinya, ya tidak besar, ya biasa saja sih. Hidup berumah tangga dengan baik, ya mendapatkan buah cinta gitu. Bapak itu terus bersyukur dengan baik jalan hidup barunya di kota dengan cara ibadah dengan baik pula. Begitulah ceritanya," kata Budi.
Budi memang cerita sambil makan jagung, ya jadinya jagung habis di makan Budi satu buah. Budi mengambil gelas berisi kopi di meja, ya di minum dengan baik kopi lah.
"Cerita yang bagus," kata Eko.
Eko selesai makan jagung rebus satu buah, ya Eko pun membuat kopi dan benda-benda untuk membuat kopi ada di meja dengan baik. Kopi selesai di buat Eko, ya segera di minum dengan baik lah kopi. Budi menaruh kopinya di meja dengan baik.
"Realita kehidupan ini sebenarnya yang namanya usaha, ya pasang surut air laut," kata Budi.
Eko menaruh gelas berisi kopi di mejalah.
"Realitanya kehidupan ini dalam usaha. Pedagang itu.....ada yang bisa bertahan dalam usahanya dan ada juga tidak. Pada akhirnya kreatifitas dalam menjalankan usaha harus di jalankan dengan baik dengan tujuan bisa bertahan dalam usaha yang di jalankan. Jika telah di usahakan tetap tidak bisa bertahan, ya biasa mencari jalan lain, ya jualan yang lain di sesuaikan dengan gejala pasar," kata Eko.
"Membaca keadaan pasar dengan baik," kata Budi.
"Ilmu ekonomi," kata Eko.
"Di bangku sekolah tingkat SMA, ya di jelaskan dengan baik......ilmu ekonomi. Untuk lebih jauh tentang ilmu ekonomi, ya Universitas," kata Budi.
"Orang-orang yang berpendidikan di Universitas, ya kerjaannya meneliti ini dan itu, ya sampai lulus di Universitas dan kerja di bidang apa pun, ya tetap meneliti ini dan itu dengan tujuannya urusan kerja lah. Karena hidup ini penuh dengan persaingan dengan tujuan kaya raya," kata Eko.
"Seperti kita lulusan SMA. Ya menjalankan hidup ini biasa-biasa saja karena ilmunya masih ilmu SMA," kata Budi.
"Emmmm," kata Eko.
Abdul pun dateng ke rumah Budi, ya memarkirkan dengan baik motornya di depan rumah Budi. Abdul duduk bersama Eko dan Budi. Abdul melihat di piring ada jagung rebus.
"Tumben jagung rebus. Biasanya gorengan?" kata Abdul.
"Biasanya gorengan. Budi beli jagung rebus sama penjual jagung rebus," kata Eko.
"Aku kepengen makan jagung rebus, ya jadinya aku beli jagung rebus lah," kata Budi.
"Ooooo Budi kepengen makan jagung rebus toh," kata Abdul.
Abdul mengambil jagung rebus, ya di makan dengan baik jagung rebus.
"Emmmm....enak jagung rebusnya. Manis rasanya," kata Abdul.
"Kalau begitu main kartu remi saja!" kata Eko.
"Ok main kartu remi saja!" kata Budi.
"Emmm," kata Abdul.
Abdul masih asik makan jagung rebus yang rasa manis itu. Budi mengambil kartu remi di bawah meja, ya di kocok dengan baik kartu remi. Abdul merasa haus, ya membuat kopi lah dan benda-benda untuk membuat kopi, ya ada di mejalah. Budi membagikan kartu remi dengan baik. Kopi jadi, ya di minum dengan baik lah kopi sama Abdul.
"Enak kopinya," kata Abdul.
Abdul menaruh gelas kopi di meja dengan baik. Abdul masih makan jagung rebus lah. Karena kartu remi telah di bagikan dengan baik. Maka itu ketiga main kartu dengan baik lah, ya sambil menikmati minum kopi dan juga makan jagung rebus lah.