Setelah sholat dzuhur. Dono melihat mamang yang jualan mainan di SDN 3 dan mendekatinya untuk membeli mainan. Dono memilih mainan yang di jejer di lapaknya mamang penjual mainan. Akhirnya Dono memutuskan untuk membeli pistol air dan di bayar dengan uang pas lalu berajak dari situ untuk pulang ke rumah.
Tahunya Dono berpapasan dengan Indro.
"Don dari mana?" tanya Indro.
"Saya abis sholat dzuhur setelah itu beli mainan pistol air," cerita Dono.
"Dasar anak kecil," kata Indro.
"Ngeledek apa ngejek ini?" kata Dono
"Ngeledek Don. Becanda. Guyon Don. Tetapi kenapa kamu membeli pistol mainan tersebut?" kata Indro.
"Terkenang masa kecil aja yang pertama. Yang kedua melariskan jualan mamang penjual mainan yang jualan di SDN 3. Itu saja," penjelasan Dono.
"Dasar orang baik. Rezekinya di bagikan ke orang lain demi membeli pistol mainan yang gak penting. Sampai di rumah cuma di geletakan saja. Seperti biasanya. Di rumah terlalu banyak mainan yang kamu beli demi masa kecil kamu Don....padahal iba."
"Ya.....begitu saya Indro."
"Dari dulu sampai sekarang kamu tetap pemikiran kamu anak kecil. Baik dan lugu. Padahal tubuh kamu dewasa dan sudah pantes punya anak," kata Indro.
"Untuk berbuat kebaikan banyak cara kan. Demi menciptakan kebaikan di muka bumi," kata Dono.
"Iya...sama. Dengan kamu menulis di Blog kamu. Lebih banyak wanita di angkat dalam tulisan kamu dengan pujian yang paling benar dan baik sekaligus menggunakan namanya untuk bahan cerita kamu. Istilah kata kembar namanya. Padahal benaran kamu memujinya. Contohnya saat nonton Tv. Artis dangdut bernama Aulia terlihat cantik banget saat menyanyi di panggung dangdut. Itu sih benar-bener kejujuran dari tokoh yang angkat penulis yaitu Dono dan sebenarnya Dono ya... penulis juga," penjelasan Indro.
"Kebiasaan..mengungkap rahasia kebenaran. Sisi kebaikan dari penulis dengan tokoh Dono," tambahan Dono.
"Nama juga cerita. Pasti ada ending cerita yang paling jujur kan. Maka bisa menjadi realita kenyataan yang sebenarnya," kata Indro.
"Yo.i," saut Dono.
"Kalau begitu saya kerja lagi Don ke tempat Kasino yang baru bikin usaha baru kedai makan," kata Indro.
"Iya," jawab Dono.
Indro dengan ngebut ke kedai makan yang tidak jauh dari situ. Dono melanjutkan jalan pulangnya. Terlihat di mata Dono seorang biksu yang meminta sedekah pada pengikutnya di salah satu toko cina. Rasa ibanya muncul pada Dono dan mendekati biksu tersebut dan memberikan sodakoh berbentuk uang yang cukup di masukan ke dalam mangkok yang di bawanya.
"Semoga Budha membalasnya kebaikan anda," kata biksu.
"Sama-sama," jawab Dono.
Dono pun meninggalkan biksu tersebut begitu saja menuju pulang ke rumahnya. Sampai di rumah. Dono seperti biasa mulai mengetik lagi di depan komputer di kamarnya dengan mengeluarkan semua ide-idenya di tuangkan dalam tulisan sampai selesai.
Karya: No