Budi duduk di depan rumahnya dengan keadaan santai banget gitu, ya sedang membaca cerpen yang ceritanya menarik gitu, ya sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus gitu.
Isi cerita yang di baca Budi :
Pada tahun 1890 di London, detektif swasta Sherlock Holllmes dan rekannya Dr. John Watson mencegah pembunuhan ritual seorang wanita oleh Lord Henry Blackwood, yang telah membunuh lima wanita muda lainnya. Inspektur Lestrade dan polisi menangkap Blackwood. Dua bulan kemudian, Watson, bertunangan dengan Mary Morstan, ya pindah dari 221B Baker Street ; dia berharap tidak harus berurusan dengan keeksentrikan Holmes. Blackwood, yang mengaku memiliki kekuatan supernatural, dijatuhi hukuman mati dengan cara digantung tetapi sebelumnya dia meminta untuk bertemu Holmes, memperingatkannya tentang tiga kematian lagi yang tak terhentikan yang akan menyebabkan perubahan besar pada dunia.
Holmes dikunjungi oleh mantan musuhnya Irene Adler yang memintanya untuk menemukan orang hilang bernama Luke Reordan. Setelah kepergiannya, Holmes mengikutinya saat dia bertemu dengan majikan rahasianya, menyimpulkan bahwa pria tersebut adalah seorang profesor dan dia mengintimidasi Adler. Sementara itu, penampakan Blackwood yang masih hidup dan makamnya dihancurkan dari dalam ke luar mengarah pada keyakinan bahwa Blackwood telah bangkit dari kubur. Reordan ditemukan tewas di dalam peti mati Blackwood. Mengikuti serangkaian petunjuk dari tubuh tersebut, Holmes dan Watson menemukan tempat persembunyian Reordan dan menemukan eksperimen yang mencoba menggabungkan sains dengan sihir. Setelah mereka selamat dari pertempuran dengan anak buah Blackwood ketika mereka mencoba membakar laboratorium, Holmes dibawa ke Kuil Empat Ordo, sebuah persaudaraan sihir rahasia dengan pengaruh politik yang besar. Para pemimpinnya — Ketua Hakim Sir Thomas Rotheram, Duta Besar AS Standish, dan Menteri Dalam Negeri Lord Coward — meminta Holmes untuk menghentikan Blackwood, mantan anggota masyarakat dan anak haram rahasia Sir Thomas.
Malam itu, Sir Thomas tenggelam di bak mandinya saat Blackwood mengawasi, dan malam berikutnya Lord Coward mengadakan pertemuan Ordo. Dia mencalonkan Blackwood untuk mengambil alih komando menggantikan Sir Thomas dan Blackwood mengungkapkan kepada kelompok niatnya untuk menguasai Kerajaan Inggris dan menaklukkan kembali Amerika Serikat. Standish mencoba menembak Blackwood tetapi terbakar ketika dia menarik pelatuk senjatanya, jatuh dari jendela hingga tewas. Coward mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Holmes, menyebabkan dia bersembunyi. Holmes mempelajari ritual Ordo dan mengenali simbol-simbol mereka dalam pementasan pembunuhan Blackwood; dari sini, ia menyimpulkan bahwa sasaran pembunuhan terakhir adalah setiap anggota Parlemen terpilih. Dengan bantuan Lestrade, Holmes memalsukan penangkapannya dan dibawa menemui Coward, di mana dia menggunakan bukti pada pakaian Coward untuk menyimpulkan Blackwood telah melakukan upacara di selokan di bawah Istana Westminster. Holmes lolos.
Holmes, Watson dan Adler menemukan orang-orang Blackwood di selokan menjaga perangkat berdasarkan eksperimen Reordan, yang dirancang untuk melepaskan gas sianida ke ruang Parlemen dan membunuh semua orang kecuali pendukung Blackwood, yang diam-diam telah dia berikan penawarnya. Blackwood datang ke hadapan Parlemen dan mengumumkan kematian mereka yang akan datang, kemudian mencoba mengaktifkan perangkat sianida dengan kendali jarak jauh; Adler mampu menonaktifkannya dengan ledakan terkendali. Pengecut ditangkap saat Blackwood melarikan diri dari Parlemen. Holmes mengejar Adler, yang telah mengambil tabung sianida dari perangkat tersebut, melalui selokan, ke puncak Tower Bridge yang belum selesai tetapi dihadang oleh Blackwood. Blackwood dan Holmes bertarung, yang terakhir mengungkapkan bahwa dia telah menyimpulkan bagaimana semua prestasi supernatural Blackwood hanyalah hasil karya sains dan tipu daya. Terjerat tali, Blackwood terjatuh dari jembatan yang digantung dengan rantai. Adler memberi tahu Holmes bahwa majikannya adalah Profesor Moriarty, dan dia tidak boleh diremehkan.
Saat Watson keluar dari 221B, polisi melaporkan kepada Holmes bahwa seorang petugas tewas ditemukan di dekat perangkat Blackwood. Moriarty menggunakan konfrontasi dengan Adler dan Blackwood sebagai pengalih perhatian sementara dia mengambil komponen kunci, berdasarkan ilmu radio yang masih bayi ya dari mesin. Holmes menganggap kasus itu dibuka kembali.
***
Budi selesai baca cerpen yang ceritanya menarik banget, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja. Yaaa Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus.
"Nyanyi ah!" kata Budi.
Budi mengambil gitar yang di taruh di samping kursi, ya gitar di mainkan dengan baik dan bernyanyi dengan baik, ya judul lagunya
Kembang Wangi. Lirik lagu yang dinyanyikan Budi :
"Kembang seng wangi
Nggo sandaran kupu kupu
Kowe tak sayangi dadi separuh nyowoku
Bakal tak jogo tak sirami saben dino
Mugo tetep iso mekar lan wangi
Dadi tondo tresno sejati
Maturnuwun gusti pun maringi tresno gemati
Seng tak sayang raiso keganti
Masio akeh alangan seng awakdewe adepi
Iso dirampungi mergo tulus ati
Bebasan koyo langit
Dikebaki lintang lintang
Seng madangi petenge atiku
Maturnuwun wes dadi
Mawar seng wangi
Titipane gusti seng tak jagani
Kembang seng wangi nggo sandaran kupu kupu
Kowe tak sayangi dadi separoh nyowoku
Bakal tak jogo tak sirami saben dino
Mugo tetep iso mekar lan wangi
Dadi tondo tresno sejati
Hoouuu hooo hooo
Raiso keganti
Selawase kowe
Bebasan koyo langit
Dikebaki lintang lintang
Seng madangi petenge atiku
Maturnuwun wes dadi
Mawar seng wangi
Titipane gusti seng tak jagani
Kembang seng wangi nggo sandaran kupu kupu
Kowe tak sayangi dadi separoh nyowoku
Bakal tak jogo tak sirami saben dino
Mugo tetep iso mekar lan wangi
Dadi tondo tresno sejati
Kembang seng wangi nggo sandaran kupu kupu
Kowe tak sayangi dadi separoh nyowoku
Bakal tak jogo tak sirami saben dino
Mugo tetep iso mekar lan wangi
Dadi tondo tresno sejati
Dadi tondo tresno sejati"
***
Budi selesai bernyanyi, ya gitar di taruh di samping kursi. Yaaaa Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan dengan baik di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik di depan rumah Budi.
"Hidup ini tetap sama!" kata Budi.
"Yaaa realitanya begitu!" kata Eko.
"Yaaa antara baik dan buruk. Antara kaya dan miskin," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Kalau cerita tentang perselingkuhan," kata Budi.
"Budi mau cerita, ya?" kata Eko.
"Ya aku ingin cerita sih. Yaaa memang lebih baik di obrolin saja!" kata Budi.
"Di obrolin tentang perselingkuhan. Oke!" kata Eko.
"Yaaa aku jadi tokoh cerita, ya Budi menjalin hubungan baik dengan Tasya. Budi main di belakang Tasya, ya perselingkuhan dengan cewek cantik bernama Yanti. Sampai Tasya tahu hubungan Budi dengan Yanti. Ya Budi memilih Tasya, ya meninggalkan Yanti. Yaa Yanti tidak ingin di tinggal Budi, ya sampai mencoba bunuh diri gitu. Budi menghalangi bunuh diri Yanti dan menjalin cinta kembali demi Yanti. Yaaa Budi putus hubungan dengan Tasya. Budi bersama Yanti. Gimana pendapat Eko?" kata Budi.
"Bunuh diri. Sakit jiwa," kata Eko.
"Bisa di bilang begitu sih!" kata Budi.
"Salah milih cewek itu mah," kata Eko.
"Terbuai kecantikan cewek, ya terkadang cowok bisa salah milih," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Cowoknya selingkuh. Memang salah," kata Budi.
"Memang salah selingkuh itu," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Kalau tidak di cegah bunuh diri. Tokoh Yanti, ya jadi hantu penasaran," kata Eko.
"Hantu. Takut!" kata Budi.
"Hantu Yanti, ya mencari tokoh Budi, ya untuk ikut bersamanya. Mati dan jadi hantu penasaran," kata Eko.
"Tokoh Budi berusaha dengan baik, ya tidak mati karena hantu Yanti. Budi menjalankan ibadah dengan baik. Hantu Yanti kalah dan menghilang. Budi menjalin hubungan baik dengan Tasya," kata Budi.
"Ibadah yang baik, ya menolak bala," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Kalau ngomongin berita Tv. Yaaa ganti topik obrolan," kata Budi.
"Berita yang mana?" kata Eko.
"Yaaaa berita perang. Antara Israel dan Palestina," kata Budi.
"Perang toh!" kata Eko.
"Suku apa ya? Ya kedua belah pihak yang sedang perang tersebut," kata Budi.
"Sukunya. Berdasarkan baca buku sejarah sih, ya kedua belah pihak yang sedang berperang tertulis dengan baik, ya suku yang ada di dalam kitab ajaran agama," kata Eko.
"Oooo suku yang tertulis di dalam kitab ajaran toh," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Berarti. Apakah ada manusia yang dapat melampauin batasannya manusianya, ya sampai dapat mendengarkan Roh?" kata Budi.
"Kalau itu sih. Mana tahu lah?" kata Eko.
"Iya sih Eko tidak tahu. Aku pun tidak tahu," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Seharus itu, ya suku-suku itu, ya membangkitkan kemampuan manusia, ya sampai mendengarkan Roh, ya jadi bisa menunjukkan kebenaran pada ajaran agama yang di yakini. Ya dasarnya ilmu gitu," kata Budi.
"Seharusnya bisa menunjukkan kebenaran karena suku-suku tersebut di tulis ajaran agama!" kata Eko.
"Kenyataan tetap kenyataan," kata Budi.
"Ya realitanya seperti itu," kata Eko.
"Yaaaa kalau obrolan di buat seandainya. Ya ada manusia yang dapat mendengarkan Roh, ya di daerah konflik perang. Mungkin bisa menyelesaikan masalah. Ya perang bisa diakhiri gitu," kata Budi.
"Kalau seandainya obrolan. Ya buat mungkin saja lah!" kata Eko.
"Ya aku paham omongan Eko!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Ya sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Aku paham omongan Budi!" kata Eko.
"Yaaa kalau begitu, ya main catur saja!" kata Budi.
"Oke. Main catur!" kata Eko.
Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas meja gitu. Eko dan Budi menyusun dengan baik, ya bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik.