CAMPUR ADUK

Wednesday, February 16, 2022

AKAL KRIMINAL

Eko sedang duduk di depan rumahnya, ya sedang baca koran sambil menikmati minum kopi dan juga gorengan lah. Budi yang selesai ngobrol dengan Andi di jalan, ya Budi bergerak menuju rumah Eko, ya Budi mengendarai motornya dengan baik. Sedangkan Andi membawa motornya dengan baik, ya menuju rumahnya lah. Sekitar lima belas menit, ya Budi sampai di rumah Eko. Budi memarkirkan dengan baik motornya di depan rumah Eko. 

Budi duduk dengan baik, ya sebelah Eko. Ya Eko berhenti baca koran dan koran di taruh di meja lah. 

"Eko. Aku bertemu dengan Andi di jalan," kata Budi. 

"Apa kabarnya dengan Andi?" kata Eko. 

"Andi, ya kabarnya baik-baik saja," kata Budi. 

"Andi nyaman tinggal di lingkungan baru di daerah kemiling, ya perumahan gitu. Yang lama kan di jalan samratulangi, gang pisang, kelurahan gedong air," kata Eko. 

"Nyaman di lingkungan baru," kata Budi. 

"Syukurlah kalau nyaman," kata Eko. 

"Andi pun cerita daerah kemiling, ya kisah masa lalu sih," kata Budi. 

"Cerita masa lalu," kata Eko. 

"Pencurian dan juga penipuan. Kriminalitas. Ya pencurian yang di lalukan remaja," kata Budi. 

"Remaja...mencuri. Orang tuanya tidak tahu tingkah anaknya yang kerjaan bergaul sana-sini, ya jadi mencuri, ya mengambil barang yang bukan haknya," kata Eko. 

"Memang sih terkadang orang tua tidak tahu kelakuan anaknya, ya melakukan tindakan kriminalitas," kata Budi. 

"Terus ceritanya!" kata Eko. 

"Ya ceritanya. Ya pencurian, ya tidak tertangkap lah sampai sekarang," kata Budi. 

"Di Lampung ini. Banyak cerita pencurian dan penipuan dari masa lampau, ya tidak tertangkap. Ya pinternya pencurinya dari pada polisi dan sapam," kata Eko. 

"Karena pencurian banyak. Ya jadinya kan di rekrut polisi dan sapam untuk menanggulangi masalah. Polisi dan sapam, ya dapet kerjaan, ya di gaji. Sedangkan pencuri, ya tetap mencuri dengan kerjaan bodohnya itu, ya membuat kekacauan sana sini. Dan akhirnya, ya mendapatkan kerja yang baik polisi dan sapam. Ya jadinya pencuri itu bodoh memberikan kerjaan pada polisi dan sapam untuk menanggulangi masalah pencurian ini dan itu. Kan orang yang jadi pencuri itu kebanyakan orang miskin dan juga pengangguran. Sedang penipu, ya orang miskin yang mencari kelengahan orang dalam urusan ini dan itu," kata Budi. 

"Kadang yang jadi pencuri itu, ya anak orang kaya," kata Eko. 

"Penipuan juga, ya ada anak orang kaya menjalankan kerjaan itu," kata Budi. 

"Keadaan dan juga pergaulan," kata Eko. 

"Semua itu cerita masa lalu kerjaan orang yang pernah merugikan orang lain dengan kerjaannya pencuri dan penipuan," kata Budi. 

"Kadang yang sakit itu. Orang miskin yang berusaha dengan baik, ya dengan dagang keliling sana sini, ya tempat jualannya pindah-pindah gitu. Uang pedagang itu di curi, ya sama pencuri. Sakit banget rasa ya, orang dagang itu dan juga keadaannya miskin lagi," kata Eko. 

"Ya...namanya pencuri tidak punya akal baik, ya yang ada akal buruk saja," kata Budi. 

"Sekarang ini, ya pernah jadi pencuri dan penipu, ya hidupnya pasti jadi baik, ya masa lalunya dan tidak pernah di tangkap. Mungkin sudah tobat jadi baik," kata Eko. 

"Mungkin jadi baik. Kan ada cerita juga, ya susah jadi baik, ya dengan cara mencuri dan menipu....teman sendiri. Penyakitnya pencuri," kata Budi. 

"Repot urusan dengan orang yang akalnya kriminal, ya sampai menganiaya orang dengan perkara ini dan itu. Itu pun tidak pernah di tangkap sama polisi orang yang begitu juga," kata Eko. 

"Ya...begitu licinnya orang-orang yang akalnya kriminal," kata Budi. 

"Karena banyak yang menutupi keburukan ini dan itu. Ya orang-orang yang akalnya jahat itu tidak tertangkap sama polisi," kata Eko. 

"Kalau daerah lain, ya kota, ya Provinsi lain gitu?!" kata Budi. 

"Mungkin banyak kriminalitas yang tidak tertangkap sama pihak-pihak berwajib," kata Eko. 

"Ya kalau begitu sudah ah ngobrolin tentang orang-orang yang kelakuannya di masa lalu, ya akalnya buruk...akal kriminal. Kalau sekarang terjadi kriminalitas ini dan itu, ya ada yang menangani dengan baik. Sekedar obrolan lulusan SMA," kata Budi. 

"Emmmm," kata Eko. 

"Main catur!" kata Budi. 

"Ok...main catur!" kata Eko. 

Eko mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja papan catur. Eko dan Budi, ya menyusun dengan baik, ya bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik. 

SAJEN

Budi dan Eko duduk di rumah Budi, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan lah.

"Sajen," kata Budi.

"Ada apa dengan sajen?!" kata Eko.

"Ritual-ritual yang adakan manusia, ya sajen itu di persembahkan kepada yang di sembah manusia. Ya ajaran yang di yakini manusia," kata Budi.

"Itu penjelasannya. Atau jangan-jangan ada kaitan dengan film dan juga berita?!" kata Eko.

"Bisa jadi sih!" kata Budi.

"Dukun....melakukan hal di omongin Budi, ya sajen," kata Eko. 

"Memang kerjaan dukun, ya melakukan sajen ini dan itu. Ya berdasarkan ilmunya....silsilah suku keturunan, ya tradisi ini dan itu," kata Budi. 

"Agama," kata Eko. 

"Agama. Yang masih kaitan sih, ya tata caranya di gunakan sama dukun sih....Hindu, Kong hu cu, dan Budha," kata Eko. 

"Benda-benda yang di pakai dalam urusan ritual ini dan itu," kata Budi. 

"Mendatangi dukun dengan alasan apa pun. Sholatnya tidak di terima selama 40 hari," kata Eko. 

"Berdasarkan di tulis di kitab," kata Budi. 

"Syirik," kata Budi. 

"Tuhan siapa ya? Ganjil urusan sholat tidak di terima selama 40 hari?!" kata Eko. 

"Tuhannya berarti tersinggung dengan syirik itu. Aneh. Tuhannya berarti manusia. Katanya Tuhan itu penerima tobat, maha pemaaf," kata Budi. 

"Jangan-jangan Tuhannya orang Arab. Karena kan ada yang membahas tentang....Tuhan bukan orang Arab," kata Eko. 

"Berarti Muhammad. Karena Muhammad yang membangun ajaran dari independennya, ke Ibrahim," kata Budi. 

"Bisa jadi sih," kata Eko. 

"Obrolan makin ngacok!" kata Budi. 

"Obrolan terkadang ngacok sana-sini. Biasa obrolan lulusan SMA," kata Eko. 

"Memang obrolan lulusan SMA," kata Budi. 

"Sebenarnya....jangan-jangan untuk menaikin sesuatu urusan sajen?!" kata Eko. 

"Agama, ya Eko?!" kata Budi. 

"Ya...agama..iya. Berita Iya. Dan...film juga iya," kata Eko. 

"Kalau begitu kita main sepak bola saja!" kata Budi. 

"Apa aku tidak salah denger?!" kata Eko. 

"Ya...tidak salah sih!" kata Budi. 

"Biasanya main catur!" kata Eko. 

"Biasanya sih main catur. Ya suasana yang lain gitu," kata Budi. 

"Ok...main sepak bola!" kata Eko. 

"Kalau begitu aku ambil mainannya!" kata Budi. 

"Emmmm," kata Eko. 

Budi beranjak dari duduknya, ya ke dalam rumahnya. Budi mengeluarkan meja permainan sepak bola yang di buatnya sendiri. Eko melihat dengan baik meja permainan sepak bola dan berkata "Keren juga meja permainan sepak bola ini". 

"Ya begitulah. Buat sendiri meja permainan sepak bola," kata Budi. 

"Ok..mulai permainannya!" kata Eko. 

"Ok...kita main!" kata Budi. 

Budi dan Eko bermain dengan baik, ya permainan sepak bola setelah bola di masukkan ke dalam arena permainan. Dengan kendali baik Budi dan Eko...memainkan boneka pemain sepak bola. Permainan makin seru sampai mencetak gol. 

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK