Awin seperti biasanya pergi ke pasar bambu kuning untuk setok warungnya. Saat mau masuk toko ketemu dengan seorang cewek cantik bernama Mely teman kerja Awin saat di pasar tengah.
"Win..apa kabar dan apa kerjaan kamu sekarang?" kata Mely.
"Baik Mely...sekarang saya usaha warung di rumah dengan modal kecil-kecilan untuk menyambung hidup. Oh ya. Gimana dengan kamu. Kerjaan kamu apa Mely?" kata Awin.
"Ya tetap....masih ikut orang belum bisa bikin usaha kaya kamu. Maklum kamu tahu saya SMP saja gak lulus. Karena orang tua saya orang miskin dan mencari rezeki serabutan sana sini. Dan saya dapet rezeki langsung nolong urusan keluarga. Ekonomi!!!" kata Mely.
"Oh..begitu. Kalau begitu saya permisi dulu ada urusan kerjaan. Belanjs untuk stok warung," kata Awin.
"Iya silakan. Saya juga lagi nganter barang pesanan orang. Lain kali kita ngobrol lagi. Daaa Awin," kata Mely.
"Daaa...," saut Awin.
Mely menjauh dari Awin untuk mengurusin kerjaannya. Awin langsung menuju toko untuk memesan barang yang di perlukan. Tapi Awin terdiam sejenak dan hatinya berkata "Kalau berteman satu suku Jawa enak juga di jadikan teman baik. Kalau suku Lampung. Ah...males sebenarnya kalau bener sih gak apa-apa kalau salah sih ngeyelnya minta ampun karena dalam dirinya telah terjangkit virus komputer sombong yaitu menyatakan dirinya benar terus alias piil."
Awin pun menghentikan lamunannya sejenak. Bergeraklah Awin ke toko untuk membeli barang. Bertemulah dengan Yoga teman Awin dari Bandar Jaya tempat kelahirannya bekerja jadi pegawai toko di daerah pasar bambu kuning.
"Yoga....seperti biasa pesanan saya!" kata Awin.
"Beres....saya siapkan!!!," saut Yoga.
Yoga langsung mengemas barang di pinta Awin. Kadang sambil di ajak ngobrol oleh Awin untuk menghilangkan rasa jenuh dan capek pada kerjaan. Yoga tipe anak yang ulet bekerja sekali walau hanya lulusan SMA Bandar Jaya yang mencari makan di Kota Bandar Lampung tapi bisa bawa diri karena Bos Yoga orang baik maklum kerja sama suku Jawa masih banyak pengertiaannya dari pada suku yang lain tapi yang paling parah sih suku Cina kalau ada urusan masalah keluarga di masukkan ke persoalan kerjaan di situ jeleknya. Awin senang belanja di toko Pak Kasam karena pelayanannya baik. Apalagi Yoga setelah usai bekerjs main kerumah Awin untuk ngobrol tentang apapun termasuk urusan cewek. Wajar cowok masih dalam proses pencarian pasangan hidup yang mudah di ajak kerja sama membangun keluarga. Karena alasannya dari kalangan orang miskin Awin dan Yoga.
"Win barang kamu sudah saya...susun rapih dan tinggal di bawa. Oh ya jangan lupa di bayarnya sama Pak Kasam....Bos...win..
," kata Yoga.
"Ok beres," saut Awin.
Awin segera membayar barang pesanannya sama Pak Kasam sesuai nota yang di catet oleh Yoga. Pak Kasam mengecek kerjaannya dengan baik baru deh membayarnya dengan uang pas sama Awin. Setelah itu baru barang pesanan Awin di bawa dengan dua tangannya yang kuat.
Berjalan Awin mencari angkot untuk pulang. Saat menunggu di pinggir jalan melihat semua ulah manusia di pasar bambu kuning kaya dengan urusan mereks masing-masing memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. Awin melihat ulah Sapol PP di pasar yang jaga ke amanan pasar, tapi cuma kelayak keluyuk gak jelas dan kadang duduk di posko mereka kaya orang boring alias jenuh dengan kerjaan mereka. Padahal posko Sapol PP dekatan dengan kantor polisi pasar bambu kuning.
"2 Keamanan jaga keamanan di pasar bambu kuning. Tetap saja harus berhati-hati menjaga diri dan barang belanjaan. Kalau gak barang belanjaan bisa di bawa lari pencopet yang berpura-pura jadi orang pasar. Pada akhirnya kalau sampe kejadian tersebut terjadi 2 keaman itu yang di naungi sistem pemerintah tidak berguna cuma bisanya hanya ingin gajinya besar saja tapi kulitas kerjaannya gak ada," gerutu Awin.
Angkot pun dateng dan segera Awin masuk ke dalam angkot. Dalam angkot Awin bersabar banget di anterkan sampe tujuan. Selang berapa saat sampe di tujuan lalu di suruh sopir anggkot minggir. Sopir angkot mengikuti mau penumpangnya mau turun. Baru deh Awin bayar uang pas ke sopir angkot. Awin berjalan menuju rumahnya dengan bawa barang belanjaan yang banyak untuk di dagangkan.
Belum sampe rumah ada motor parkir di depan rumah dan mengenal orang tersebut Canda suku Lampung asli. Tiba-tiba cewek markirin mobilnya dan menyerempet motor Canda sampe jatuh.
Canda marah dan menyuruh mobil di bawa cewek keluar dari mobil untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Saat cewek itu keluar marah-marah dan ngomongnya langsung nanya sukunya Canda. Lalu Canda pun nanya ke cewek itu suku apa? Ternyata sama-sama suku Lampung yang keras kepalanya.
Karena ribut di jalan dan solusinya gak ada. Padahal Canda minta ganti rugi. Tetap saja cewek yang menyerempet motornya Canda sampe jatuh pergi begitu saja gak mau bertanggung jawab.
Awin yang menonton sama warga lain tahu cewek yang belagu itu. Memang tetangganya Awin yang sombongnya minta ampun maklum orang kaya sombong apalagi orang Lampung. Cewek itu nama Nina dan orang tuanya pegawai negeri alias pejabat di kota Bandar Lampung dan Nina pun bisa masuk jadi pegawai negeri dasarnya rekomendasi orang tuanya alias KKN di Lampung gak ketulungan.
Awin dan warga sekitar males berurusan dengan suku Lampung lebih baik menghindar. Awin menemui Canda selayaknya orang baik memberikan saran ke temannya si tukang ojek kerjaannya yaitu "Minta ganti rugi sama Bapaknya biar malu tuh orang tuanya dengan ulah anaknya yang bertindak semaunya kaya Lampung punya mereka aja."
Canda menerima saran Awin dengan bantuan saksi warga lain. Lalu Awin pun masuk rumahnya dan segera beres-beres rumah untuk membuka warung karena barang yang mau di jual sudah ada semuanya.
Dengan sabar Awin menunggu barang dagangannya di rumahnya. Dateng teman Awin berkunjung untuk main sekalian belanja di warung Awin.
Awin pun ngobrol dengan temannya Eko ya suku Jawa. Keduanya bercerita tentang banyak hal termasuk urusan pribadi masing-masing. Kadang Eko nanya tentang masalah Pemilu Presiden siapa yang mau di pilih? Ya karena obrolanya open sih Awin milih Joko Widodo sedangkan Eko milih Prabowo. Walau berseberangan masalah pilihan tetap Awin dan Eko tahu yang menang pasti membangun negeri ini.
Ya kadang mereka berdua hanya mengikuti perubahan zaman saja dan juga yang di pilih masih sukunya sendiri berdasarkan silsilahnya.
Awin terus ngobrol dengan Eko sampai membicarakan tetangga depan Awin yang cantik yang ngesir oleh Eko. Awin ya asik-asik aja kalau temannya menyukai tetangganya Awin yang cantik si Sisi padahal Awin suka sama Sisi tapi tidak berani menyatakan cintanya karena Awin orang miskin. Jelas saja SD gak lulus demi membantu orang tuanya yang menanggulangi ekonomi keluarga.
Sampai waktu berganti malam Awin menutup warungnya dan menjalankan aktivitas yang lain pergi ke mesjid untuk mengaji untuk bekal Akherat.
Karya : No