Pagi-pagi sekali Dono, Kasino, dan Indro bangun dari tidur dan segera membereskan perlengkapan kemping. Barang-barang bawaan di bawa dan ti taruh di dalam mobil mikrolet. Tiba-tiba perut Dono melilit. Dengan cepat Dono mencari tempat untuk buang hajat. Berjalan Dono ke dalam hutan. Di balik pohon Dono mulai melakukan kegiatan pupnya.
Baru mau nongrong Dono. Seekor ular berjalan mendekatinya. Dono pun tidak menggrubisnya benda yang bergerak di tanah. Ketika ular menunjukkan kepalanya. Dono dengan sangat terkejut sekali dan berteriak "Ular." Dono pun berlari terbirit-birit sampai lupa dengan buang hajatnya.
Kasino dan Indro mendengar teriakan Dono. Sontak menghentikan pekerjaannya mereka. Lalu Kasino dan Indro menghampiri Dono yang berlari ketakutan sekali.
"Ada....apa Dono?" tanya Kasino.
"Ada.....ada.....ular...," jawab Dono.
"Makanya..hati-hati...jangan pupnya terlalu jauh....sampai-sampai masuk hutan. Di pinggir danau kan bisa," kata Kasino.
"Untung saja.......gak di patok ular. Malah bikin masalah yang paling parah.....alias.....menjelang..akhir hidup," saut Indro.
"Indro..jangan ngomong..yang aneh-aneh....," ujar Kasino.
"Bukannya simpatik...eh malah meledek. Ularnya bukan ular berbisa.....tapi ular piton," penjelasan Dono.
"Piton....beneran......Dono?" tanya Indro.
"Iya...ular..piton," jawab Dono dengan jujur banget.
"Sip.....ular piton mau saya makan untuk sarapan pagi...ini. Karena perbekalan hari ini sudah habis," kata Indro.
"Gak...salah denger...Indro..mau menyantap ular piton. Kaya gak ada makan yang lain?" kata Kasino.
"Ya...gak ada. Nunggu kalian mancing ikan. Itu sih namanya makan waktu. Bongkar lagi peralatan memancing. Repot lagi. Kalau ini kan langsung tangkep, potong dan di masak," kata Indro.
"Terserah kamu Indro...saya mau buang hajat lagi," kata Dono.
"Saya.........pergi ke pinggir Danau..!" saran Kasino.
"Iya...," saut Dono.
Dono pun bergegas pergi ke pinggir danau untuk kegiatan pupnya. Sedangkan Kasino kembali beres-beres. Indro yang antusias segera mengambil kayu dan pisau kecil untuk berjaga-jaga dalam pencarian ular piton. Dengan hati-hati Indro masuk ke dalam hutan. Mencari Indro ke beradaan ular yang di burunya berdasarkan informasi Dono. Indro pun menyisir hutan dengan pelan-pelan sampai jenuh sekali. Indro pun putus asa karena ular piton tidak di temukannya. Indro istirahat di bawah pohon rindang.
Perutnya mulai berbunyi "Keriuk." Indro sangat kelaparan sekali. Lalu melihatlah sebuah buah matang di atas pohon.
"Asikkkk...makanan," teriak Indro.
Indro langsung memanjat pohon mangga dengan sangat cepat sekali dan memetik buah tersebut. Lalu Indro mencoba memakan buah makan mangga yang matang di pohon.
"Manis....banget," kata Indro.
Indro terus memakan buah mangga dengan lahap banget sampai perutnya kenyang. Indro pun turun dari pohon dengan membawa beberapa buah untuk teman-temannya. Indro dengan penuh gembira keluar dari hutan. Sampai di tempat kemping Indro memberikan buah hasil memetik di hutan ke pada Kasino.
"Loh..buah mangga.....mana pitonnya?" tanya Kasino.
"Ular..pitonnya gak..ke temu. Yang ada mangga yang manis...ini," jawab Indro.
"Kalau di pikir..lebih baik buah mangga dari pada makan ular piton......," ujar Kasino.
Kasino pun mencoba memakan buah mangga yang bawa Indro.
"Enak....dan manis sekali," celoteh Kasino.
"Manis..kan," saut Indro.
Kasino pun dengan lahap memakan buah mangga yang manis sampai perutnya kenyang. Dono pun dateng setelah pup menghampiri teman-temannya.
"Indro..mana ular yang mau kita santap?" tanya Dono.
"Gak ada.....ular pitonnya....yang ada buah mangga...........," saut Indro.
"Iya....cuma..mangga....yang manis ini," ujar Kasino.
"Kebetulan saya..laper.....," kata Dono.
"Gak salah denger Dono.....baru buang hajat.....langsung makan......," kata Indro.
"Kalau....Dono..mah udah biasa...perutnya gak bisa di kompromi," kata Kasino.
"Bodok...amat ocehan kalian yang penting makan," kata Dono.
Dono dengan santai memakan buah mangga sampai perutnya kenyang. Semua barang sudah masuk ke mobil mikrolet. Dono, Kasino dan Indro berangkat untuk pulang ke rumah dan meninggalkan danau tempat mereka liburan. Dengan santai Indro membawa mobilnya. Dengan riang gembira mereka bernyanyi mengikuti musik yang di setel.
Saat lagi asik mereka bertiga di dalam mobil mikrolet. Mereka bertiga terpana dengan pemandangan sebuah tempat yang penuh dengan banyak orang. Indro mulai pelan-pelan mengendarai mobilnya dan menepi dan ingin tahu kejadian yang di krumunin orang-orang. Ketiganya keluar dari mobil dan melihat dengan jelas sebuah traktor menghancurkan bangunan rumah warga dan lahan pertaniannya. Indro pun mendatengin Bapak tua yang lagi bersedih.
"Permisi pak ada masalah apa Pak di sini....sampai warga heboh di sini?," tanya Indro.
"Biasa...nak......penggusuran...nak. Karena saya orang miskin...cuma numpang di tanah orang bertahun-tahun untuk menyambung hidup. Saya masih bingung mau pindah kemana.....," kata Bapak tua.
"Astafirohulazimmmmm...yang sabar..ya Pak," kata Indro yang iba.
Dono dan Kasino pun sibuk melihat pertengkaran warga dengan aparat ke polisian saat terjadi penggusuran. Akhirnya Dono dan Kasino mendekati Indro yang bersama Bapak tua.
"Indro...tambah panas..aja..di sini..suasananya.......," kata Kasino.
"Iya...," saut Indro.
"Oh...iya...masalah lahan tanah ini yang di gusur jelas......gak..ya..suratnya?" ujar Dono.
"Mana...saya..tahu...," saut Kasino.
"Awalnya gak jelas..nak..surat menyuratnya mengenai tanah ini. Karena sengketa antara orang pribumi dengan orang cina. Selang berapa tahun...ya begini........tanah ini ternyata milik orang cina..... Warga yang menempati jadi bingung. Karena kami izin pemilik tanah ini...orang kita sendiri.....pribumi asli Indonesia. Kenyataannya ternyata...di jual..sama..cina. Tetapi surat menyuratnya tetap tidak jelas," kata Bapak tua.
"Wah..ini...main politik...uang. Siapa yang kuat mengeluarkan uang paling besar bisa mendapatkan tanah sengketa ini. Apalagi...pihak kepolisian ikut di boking bagi pihak yang punya banyak duit. Jatuhnya sih KKN terlihat sekarang," kata Dono.
"Mungkin juga.....tetapi....jalan itu lebih tepat..untuk mendapatkan tanah yang bermasalah. Agar di selesaikan lewat sistem kerja pemerintahan. Supaya proyek berjalan dengan cepat dan lancar. Agar..di kemudian hari menguntungkan bagi pemenang tender tanah," saut Kasino.
"Tetap.....saja...warga jadi korban orang kepentingan. Demi tender proyek swasta atau pemerintah," kata Indro.
"Ya...mau apalagi......? hidup di dunia yang kuat pemenang segalanya. Yang lemah tertindas," kata Dono.
"Bagaimana....dengan hukum yang melindungi warga kecil......?" tanya Indro.
"Jaman now............................gak usah di omongin ah. Uang rajanya dunia..ini dapet mengubah yang bener bisa jadi salah. Yang salah bisa jadi bener," kata Kasino.
"Kalau begitu......sih.....kasihan warga miskinnya......," saut Dono.
"Saya...........berusaha untuk ikhlas.........menjalani hidup di dunia ini. Walau saya tahu permainannya ada yang kotor dalam surat menyurat urusan pertanahan di daerah sini," kata Bapak tua yang merunduk kepala.
"Saya mengerti...dengan apa bapak rasakan!?" saut Indro.
Dono mengeluarkan uang dari dompetnya, lalu di berikan kepada Bapak tua.
"Ini......maksudnya apa..nak?" tanya Bapak tua.
"Ada..sedikit rezeki saya..untuk membantu....Bapak...saja," kata Dono.
Kasino dan Indro tergerak hatinya dan mengeluarkan uangnya dari dompetnya. Lalu uang tersebut di berikan kepada Bapak tua yang tertimpa masalah.
"Terima....kasih.....semuanya...atas bantuannya. Semoga Alloh SWT selalu menyertai kalian bertiga yang berbudi luhur yang baik pada saya," kata Bapak tua dengan meneteskan air matanya.
"Iya..sama-sama Pak," jawab ketiganya.
Dono, Kasino, dan Indro pun pamitan dengan Bapak tua untuk melanjutkan perjalan pulang. Ketiganya masuk ke dalam mobil mikrolet. Dengan santai Indro melajukan mobil mikroletnya. Dengan berdendang ria mereka bernyanyi di iringi musik yang lagi hit. Waktu menunjukkan siang hari tepatnya jam 12.00 WIB. Indro pun langsung memarkirkan mobilnya ke sebuah mesjid dekat rumah makan.
Azan pun di kumandangkan. Dono, Kasino, dan Indro segera keluar dari mobil dan mengambil wudu untuk ikut sholat berjamaah. Dengan khusuknya ketiganya menjalankan kewajiban sebagai muslim yang baik menegakkan sholat. Setelah selesai Sholat Dono, Kasino, dan Indro langsung mampir ke rumah makan untuk makan siang.