Eko duduk ruang tengah, ya sedang nonton Tv yang acaranya kuis gitu, ya sambil menikmati minum kopi dan makan combro gitu.
"Bagus acara kuisnya, ya permainannya," kata Eko.
Eko terus menonton Tv dengan baik. Ya sampai acara kuis berakhir dan di ganti acara lain gitu. Eko mematikan Tv pake remot dan pindah duduk dari ruang tengah ke depan rumah sambil membawa piring yang ada combro dan gelas berisi kopi. Ya gelas dan piring di taruh di meja, ya Eko duduk dengan baik dan segera mengambil buku di bawah meja. Buku di buka dengan baik, ya di pilih dengan baik cerpen yang ingin di baca. Terpilih salah satu cerpen yang ceritanya menarik banget, ya di baca dengan baik sama Eko gitu.
Isi cerita yang di baca Eko :
Kawasan hutan Aanegudde, suaka gajah. Seorang menteri negara tiba di tempat don lokal, Rana. Rana memaksa menteri untuk menandatangani kesepakatan untuk membuka resor di Anegudde. Menteri menandatangani dengan enggan setelah melihat pengawalnya dibunuh oleh Rana.
Adegan selanjutnya bergeser ke Prakash Raj memperkenalkan sebuah kuil kuno di kota kerajaan Mysore yang disebut kuil "Shankara Narayana", yang dikelola oleh Muth suci (asosiasi suci), dipimpin oleh paus (Anant Nag). Muth memiliki reputasi yang luar biasa karena tidak terlibat dalam politik apa pun dan juga sama-sama dihormati oleh orang Shaivite dan Vaishnavites. Kemudian masuk ke dalam gambar, pahlawan Krishna, dengan ibunya Girija Lokesh. Krishna adalah seorang pemuda yang beruntung, seorang Rajkumar yang tangguh penggemar, yang memiliki hati yang baik untuk orang-orang dan terlibat dalam perusahaan pembiayaan pinjaman kecil-kecilan. Terungkap bahwa keluarga Krishna sangat berbakti kepada Muth dan juga bahwa dia lahir setelah ayah Krishna berjanji bahwa Krishna akan dikirim untuk menjadi Paus Muth berikutnya setelah Anant Nag. Dalam konteks ini, Krishna mendapat sambutan hangat di Muth dan diminta oleh kepala Muth Anant Nag untuk mengambil kepemimpinan spiritual. Krishna menolak karena merasa masih terikat pada ambisi duniawi, dan dia meminta paus untuk menyarankan alternatif. Paus berkata bahwa Krishna harus menyumbangkan seekor gajah kepada Muth, jika dia tidak dapat mengambil alih kepemimpinan Muth.
Krishna pertama-tama mencoba beberapa cara untuk menghindari mengambil ashramam Sanyasa dengan berbagai cara negatif, tetapi setiap kali dalam usahanya, dia diberikan penghormatan dan perlindungan penuh. Krishna akhirnya pergi mencari gajah tersebut dan karenanya menginjakkan kaki di hutan Aaneguddi. Dia meminta bantuan petugas Hutan setempat "Agni" (Rangayana Raghu) yang memperkenalkannya kepada masyarakat suku hutan. Nenek moyang masyarakat suku ini telah berada di hutan itu sejak berabad-abad dan memelihara gajah setempat. Mereka berteman dengan Krishna, dan beberapa kejadian membuat Krishna bertemu dengan seekor gajah yang kuat, "Kalinga", yang ditakuti oleh penduduk suku karena kekasarannya. Krishna juga bertemu dengan seorang ahli ekologi muda (Amulya).
Don Rana setempat menyusun rencana untuk mengusir penduduk suku setempat dari rumah mereka dan membangun resor di sana. Ketika dia datang ke sana dengan anak buahnya, Krishna dan Amoolya memberontak dan membantu rakyat. Krishna melawan para antek dan menciptakan ketakutan di benak Rana. Rana membawa tangan kanannya Selva untuk membunuh Krishna, dan pada saat ini, gajah Kalinga datang untuk menyelamatkannya. Kepala suku melihat Krishna mengurangi kemarahan Kalinga dan menyimpulkan bahwa dia pasti inkarnasi dari Baahubali, pendekar garang di pasukan Raja Karunadu. Kepala suku kemudian menceritakan kisah tentang kegagahan Baahubali. Raja Karunadu akan diserang oleh raja Verma. Pada titik ini, Baahubali mengalahkan salah satu prajurit terkuat Verma. Sedih akan hal ini, Verma menggunakan cara licik dan membuat teman dekat Baahubali meracuni Baahubali. Saat dia diracuni, Verma menyerangnya dengan pasukannya bersama menteri pengkhianat Karunadu. Terlepas dari keadaan sekaratnya, Baahubali seorang diri mengalahkan seluruh pasukan Verma dan membunuh mereka. Dalam pertarungan ini, Baahubali kehilangan gajah peliharaannya, "Balarama" (gajah yang menjelma sebagai Kalinga), yang membunuh beberapa tentara musuh dan mati. Akhirnya Baahubali meninggal dunia, dan raja Karunadu menganugerahkan gelar "Gajakesari"
Sekarang, Krishna, setelah mengetahui kehidupan masa lalunya, menghadapi Rana dan anak buahnya dan hampir terbunuh. Paus Anantnag, setelah merasakan perjuangan Krishna untuk hidup, melakukan Mrityunjaya Homa di Muth. Ritual ini memperkuat Krishna, dan Kalinga membantunya menghabisi Rana dan antek-anteknya. Akhirnya, Paus Muth tiba di desa suku dan memberi tahu Krishna bahwa sudah takdirnya dia harus membantu orang-orang suku desa dan bahwa dia harus terus melindungi mereka seperti yang dia lakukan di kelahiran sebelumnya. Paus juga mengatakan kepadanya bahwa dia tidak perlu menjadi penerus berikutnya atau menyumbangkan gajah apa pun kepada Muth. Dia memberkati Krishna untuk menikahi Meera dan menjalani hidup yang sejahtera.
***
Cukup lama Eko baca cerpen yang ceritanya menarik, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja. Budi datang ke rumah Eko, ya memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Eko. Budi duduk dengan baik, ya dekat Eko.
"Masa lalu," kata Budi.
"Ada apa dengan kata-kata itu?" kata Eko.
"Ya setiap manusia hidup di muka Bumi ini, ya punya masa lalu. Di sebut sejarah hidup," kata Budi.
"Sejarah hidup atau masa lalu. Terselimuti hal-hal kepedihan dari hidup ini seperti kegagalan dari usaha, cinta yang kandas, kematian orang-orang yang di cintai, ya sampai hal-hal yang buruk ini dan itu jadi hidup ini penuh dengan kepedihan," kata Eko.
"Memang masa lalu atau sejarah hidup, ya terselimuti kepedihan hidup ini. Masa lalu atau sejarah hidup, ya ada yang membuat bahagia dari hal-hal seperti cinta antara cowok-cewek, cinta keluarga, makan-makanan enak, bermain dengan teman, dan banyak lagi yang membuat hal bahagia," kata Budi.
"Senangnya masa lalu atau sejarah hidup yang bahagia," kata Eko.
"Masa lalu itu, ya ada lebih buruk tentang hidup ini. Sejarah perjalanan negeri. Masa lalu yang di jajah bangsa ini dan itu," kata Budi.
"Sejarah masa penjajahan. Ceritanya penuh dengan kepedihan hidup," kata Eko.
"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA saja!" kata Budi.
"Aku paham omongan Budi," kata Eko.
"Sejarah tetap sejarah," kata Budi.
"Masa lalu tetap masa lalu. Sekedar jadi bahan pelajaran tentang masa lalu atau sejarah untuk melangkah ke masa depan lebih baik untuk sejarah negeri ini," kata Eko.
"Bahan pelajaran masa lalu dan sejarah. Ya penting itu, ya hari ini dan esok, ya sudah di sebut masa depan," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Ya kalau begitu main catur saja!" kata Budi.
"OK. Main catur!" kata Eko.
Eko mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja papan catur. Budi dan Eko menyusun dengan baik, ya bidak catur di atas papan catur.
"Orang-orang terkait dengan negara penjajah yang pernah menjajah negeri ini pada masa lalu. Ya masa sekarang datang ke negeri ini. Kita harus melupakan masa lalu yang menciptakan rasa sakit ini dan itu, ya kepedihan. Perang sudah tidak ada lagi. Masa sekarang bergadeng tangan untuk membangun peradaban manusia dengan jalan yang baik," kata Budi.
"Saling menghormati. Saling menghargai. Bergandengan tangan, ya tanda telah di maafkan. Bekerjasama yang baik membangun peradaban manusia dengan jalan baik. Masa sekarang di buat baik," kata Eko.
"Damai dan tenang," kata Budi.
"Iya damai dan tenang," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Keduanya main catur dengan baik giu.