Dateng sesosok yang gagah ke dalam sebuah ruangan. Dengan santai Toni menyambutnya dan mempersilakan duduk. Toni memberikan sebuah amplop kuning ke pada tamunya. Dengan tanggap tamunya membuka amplop yang di serahkan Toni.
"Jadi ini orang saya buat mati," kata Pemuda.
"Iya itu orang kamu buat mati," saut Toni.
"Bagaimana uang bayaran saya?" tanya Pemuda.
"Setengah pembayaran sudah di tranfer di rekening kamu. Setengah lagi saya berikan setelah pekerjaan kamu selesai," kata Toni.
"Ok...saya terima pekerjaan ini. Tunggu saja beritannya di seluruh media tentang pembunuhan kepala negara," kata Pemuda.
"Oh..iya...saya ingatkan.. jangan sampai tercium oleh pihak berwajib. Jangan sampai kejadian seperti pemberitaan Teroris yang di kaitkan dengan bom bunuh diri," kata Toni.
"Beres....... saya bekerja sendiri. Agar tidak ada pihak yang mengetahui pekerjaan saya. Kalau begitu saya permisi dulu," kata Pemuda.
"Iya..silakan," saut Toni.
Si Pemuda bersalaman dengan Toni. Setelah itu Pemuda keluar dari kantor Toni. Pemuda mulai menjalankan misinya. Toni segera memanggil sekertaris cantiknya ke dalam kantor.
"Apa yang bisa saya bantu Bos," kata Mila dengan santun.
Toni pun bangun dari tempat duduknya. Lalu mendekati Mila yang cantik dan aduhai. Toni dengan cepat memeluknya. Mila sedikit terkejut, tapi dengan santai menerima pelukan dari Toni.
"Mila yang cantik....saya akan teransfer uang cukup untuk menutup mulut kamu. Jangan ada yang tahu keberadaan klain saya yang baru dateng," kata Toni.
"Baik Bos......Mila akan tutup mulut agar urusan Bos berjalan lancar," jawab Mila.
"Kalau begitu ....ke restoran atau ke hotel?" ajakan Toni.
"Saya..maunya ke restoran.........., saya gak mut main di hotel," kata Mila.
"Bagus..............saya suka dengan kamu........... Kalau begitu berkemas kamu Mila yang cantik. Saya mengajak kamu makan siang," kata Toni.
"Baik Bos," jawab Mila dengan merdu.
Toni melepaskan rangkulannya. Mila keluar dari kantor di sertai oleh Toni. Mila langsung ke meja kerjanya untuk mengambil tas. Setelah itu Toni dan Mila bergandengan tangan sampai keluar dari gedung dan masuk mobil mewah di parkiran. Toni dengan tanggap mengendarai mobil mewahnya sedangkan Mila duduk di sebelahnya dengan penuh anggun. Toni membawa mobil dengan penuh ketenangan sampai ke restoran mewah untuk makan siang.
Sedangkan Pemuda yang dapet misi Toni segera pulang ke rumah menyiapkan sebuah senapan di simpan di buah tas hitam. Waktu begitu cepat berlalu. Pemuda telah menunggu hari yang di tentukan untuk membunuh. Dengan mengendarai motor sang Pemuda langsung menuju sebuah gedung tidak layak huni. Pemuda telah memperhitungkan jarak tembak ke target yang akan di bunuhnya.
Pemuda dengan sabar menunggu di lantai atas gedung. Sebuah seniper sudah di siapkan ke sasaran. Waktu menunjukkan pukul WIB 12.00. Sebuah kendaraan sampai pada sebuah gedung. Keluar seorang dari mobil yang di jaga ketat oleh para pihak berwajib.
Pemuda telah memperhitungkan semuanya dan melihat jelas sasarannya dengan teropong. Pemuda langsung menembak ke arah kepala si sasarannya. Peluru meluncur dengan cepat keluar dari seniper langsung mengenai sasaran.
"Pekerjaan saya beres," kata Pemuda.
Pemuda dengan membereskan semua alat kerjanya di masukkan ke dalam tas. Turunlah Pemuda dengan cepat keluar dari gedung. Di sisilah kehebohan terjadi di tempat kejadian. Pemberitaan merebak seluruh media. Para pihak berwajib bergerak cepat mengefakuasi tempat kejadian.
Toni yang lagi santai duduk di dalam ruang karoke bersama Mila. Tiba-tiba mendapat pesan dari Pemuda lewat sms "Target mati." Toni langsung mengeceknya lewat Tv. Pemberitaan setiap cenel Tv heboh dengan penembakan yang membunuh salah satu kepala negara.
Toni pun senang dengan kerja orang suruhannya. Dengan segera Toni mentranfer setengah bayaran ke orang suruhannya.
"Saya tidak salah pilih orang dalam menjalan tugas di dalam dunia hitam. Pantes di julukin si Pemuda berdarah dingin," kata Toni.
Toni pun melanjutkan bersenang-senangnya bersama Mila di ruang karoke yang di sewanya. Kegembiraan terus sampai terpuaskan. Pemuda pun mendapat bayarannya dengan cepat. Pemuda langsung membakar semua alat kerjanya agar tidak tercium oleh pihak berwajib di sebuah rumah yang sepi di pinggiran hutan. Pemuda langsung berbaur ke lingkungan baru dengan indetitas di kenal seorang guru di sebuah sekolah SMA. Pemuda tersebut di kenal dengan nama Pak Widodo.