CAMPUR ADUK

Monday, November 16, 2020

RADEN KIAN SANTANG

Dono di halaman belakang sedang membuat pistol mainan dari bambu. Kasino sedang nonton Tv di ruang tengah. Indro sedang asik masak di dapur sambil menyanyikan lagi Caca Handika.

Isi lagu yang di nyanyikan Indro sambil.

"Masak, masak sendiri
Makan, makan sendiri
Cuci baju sendiri
Tidur kusendiri
Cinta aku tak punya
Kekasih pun tiada
Semuanya telah pergi tak tau kemana
Hidup serasa kaku bagaikan angka satu
Meranalah kini merana
Masak, masak sendiri
Makan, makan sendiri
Cuci baju sendiri
Tidur kusendiri
Aduh, duh, duh, duh, duh, duh, duh, duh
Ingin rasanya diriku
Bercinta seperti dulu
Tapi kutakut gagal lagi
Aduh, duh, duh, duh, duh, duh, duh, duh
Kemana harus kemana
Diriku membuang sepi
Yang selalu menyiksa diri
Atau kurelakan begini
Masak, masak sendiri
Makan, makan sendiri
Cuci baju sendiri
Tidur kusendiri
Aduh, duh, duh, duh, duh, duh, duh, duh
Ingin rasanya diriku
Bercinta seperti dulu
Tapi kutakut gagal lagi
Aduh, duh, duh, duh, duh, duh, duh, duh
Kemana harus kemana
Diriku membuang sepi
Yang selalu menyiksa diri
Atau kurelakan begini
Masak, masak sendiri
Makan, makan sendiri
Cuci baju sendiri
Tidur kusendiri
Cinta aku tak punya
Kekasih pun tiada
Semuanya telah pergi
Tak tau kemana
Hidup serasa kaku bagaikan angka satu
Meranalah kini merana
Masak, masak sendiri
Makan, makan sendiri
Cuci baju sendiri
Tidur kusendiri".

Lagu yang di nyanyikan selesai, ya masakan Indro pun mateng semua dan di taruh di lemari makan. Indro pun duduk di ruang makan.

"Istirahat...ah. Main game di Hp ku," kata Indro.

Indro main game di Hp-nya dengan penuh keasikan. Dono selesai membuat pistol maninan dari bambu dan di coba dengan baik.

"Pistol buatan ku bagus juga," kata Dono. 

Dono pun masuk ke dalam rumah. Di ruang makan, ya Dono duduk dan menaruh pistol mainan di meja. Indro memang melihat pistol mainan yang terbuat dari bambu. Indro menghentikan main game di Hp-nya. Dono menuangkan tekok yang berisi teh ke cangkir dan meminumnya.

"Enak teh ini," kata Dono.

Indro memang mengambil pistol mainan di meja dan berkata "Kreatif Don.....pistol mainan ini yang terbuat dari bambu".

"Ya, cuma sekedar iseng-iseng saja," kata Dono.

Dono minum teh lagi.

"Oh begitu cuma iseng aja," kata Indro.

Dono menaruh cangkir di meja. Indro menaruh pistol mainan di meja. Indro main game lagi di Hp-nya. Dono, ya main game di Hp-nya. Pintu depan rumah di ketuk dan juga ada suaranya seperti ini "Paket". Kasino mendengarnya, ya segera membuka pintu depan rumah. Ternyata tidak ada orang, yang ada sebuah kotak di lantai. Kasino mengambil kotak tersebut dan pintu rumah di tutup.

"Kaya aku memang mendengar omongan orang, ya kata paket. Tapi orangnya tidak ada, cuma kotak saja," kata Kasino.

Kasino duduk di ruang tamu dan kotak di taruh di meja.

"Apa isi kotak ini, jadi penasaran?!" katanya Kasino.

Dono dan Indro, ya menghentikan main game di Hp-nya, ya ke ruang tamu. 

"Kasino....kotak apa itu?" kata Dono.

"Iya kotak apa yang di meja itu Kasino?" kata Indro.

"Aku mana tahu," kata Kasino.

Dono dan Indro, ya duduk di ruang tamu sambil mengamati kotak di meja.

"Jangan-jangan ini kotak jebakan," kata Indro.

"Prank, ya," kata Kasino.

"Mungkin juga," kata Dono.

"Aku buka ah," kata Kasino.

Kasino membuka kotak. Ternyata isinya kotak adalah sebuah senjata tradisional dari Jawa Barat, ya Kujang.

"Kujang," kata Kasino.

"Iya....Kujang," kata Indro.

"Kujang," kata Dono.

Dono pun memeriksa kotak lebih teliti lagi dan menemukan lontar yang bertuliskan "Tolong. Pulangkan Kujang ini kepemiliknya!".

"Jadi kita harus memulangkan Kujang ini kepemiliknya, berdasar petunjuk dari lontar ini," kata Dono.

"Kemana harus memulangkannya?" kata Indro.

"Pastinya ke Jawa Barat lah," kata Kasino.

"Jauh juga kita ke Jawa Barat," kata Indro.

"Kalau begitu kita ke Jawa Barat," kata Kasino. 

"Ok...kita ke Jawa Barat," kata Dono.

"Ok," kata Indro.

Dono, Kasino dan Indro bersiap untuk pergi. Dono membawa pistol mainannya yang terbuat dari bambu, ya jaga-jaga saja. Indro pun membawa keris pusaka warisan kakeknya untuk jaga-jaga saja kalau di gunakan  untuk membela diri saja. Kasino membawa ketapel untuk jaga-jaga saja. Ketiganya sudah siap dan di ruang tamu. 

"Ayo berangkat ke Jawa Barat," kata Indro.

"Ayo," kata Dono.

"Ayo," kata Kasino.

Kujang pun di pegang bertiga dengan Dono, Kasino dan Indro. Sontak energi keluar dari Kujang dan melingkari Dono, Kasino dan Indro. Ketiganya menghilang dan terbawa melewati lintasan waktu ke zaman kerajaan di daerah Jawa Barat. Dono, Kasino dan Indro sampai juga. 

"Wah masih hutan, ya...era kerajaan di Jawa Barat," kata Indro.

Kasino menyimpan Kujang dengan baik.

"Iya hutan," kata Dono.

"Benar-benar hutan," kata Kasino.

Dari semak belukar ada yang bergerak. Dono, Kasino dan Indro....ya waspada untuk menghadapi makluk yang bersembunyi di semak belukar sambil mengeluarkan senjata masing-masing. Keluarlah babi hutan yang besar banget. Babi hutan menyerang Dono, Kasino dan Indro. Jadi ketiganya kabur dari situ di kejar-kejar babi hutan. Ketiganya terus berlari dan berlari. Sampai pada akhirnya ketiganya memutuskan dengan
cepat untuk naik pohon. 

Babi hutan masih saja ngamuk sana sini. Dono memastikan pohon yang ia panjat ternyata pohon yang mengandung zat, yang dapat membuat binatang pingsan jika di masukkan ke dalam tubuhnya. Dono menancapkan peluru ke pohon yang ujungnya tajam terbuat dari logam. Setelah itu peluru pun di cabut dan di pasang di pistol mainan yang terbuat dari bambu. Dono mengarahkan pistolnya ke arah babi hutan yang
ngamuk di bawah pohon. 

Dono menembaknya. Peluru melesat dan mengenai babi hutan. Babi hutan pun mulai sempoyongan dan akhirnya jatuh ke tanah, ya pingsan. Dono, Kasino dan Indro, ya turun dari pohon karena keadaan sudah aman.

"Dono.....hebat juga senjata buatan mu itu bisa mengalahkan babi hutan yang besar ini," pujian Indro.

"Iya," kata Dono.

"Jadi ini Babi mau di apakan ya?" kata Kasino.

"Kita sembelih saja. Dan kita masak jadi makan enak," kata Indro.

"Ide yang menarik tuh," kata Kasino.

"Cari makan yang lain aja!" kata Dono.

"Kalau di pikir dengan baik. Ini di hutan kan. Makan yang baik. Buah- buah saja," kata Indro.

"Cari buah-buahan saja," kata Kasino.

"Ayo kita cari makannya buah-buahan saja!" kata Dono.

"Ayo," kata Indro dan Kasino bersamaan.

Ketiganya mencari buah-buahan dan membiarkan babi hutan yang pingsan begitu saja. Sebuah pohon mangga di temukan. Kasino dengan menggunakan ketapelnya menjatuhkan buah mangga. Dono dan Indro mengumpulkan buah mangga yang jatuh di ketapel sama Kasino. Terkumpullah buah mangga yang banyak. Ketiganya memakannya dengan penuh kesantaian.

"Harus kemana kita memulangkan Kujang, petunjuknya tidak ada," kata Indro.

"Mungkin ke Raja Siliwangi, kaya di sinetron 'Kembalinya Raden Kian Santang'...," kata Kasino.

"Mungkin juga ya. Raja Siliwangi kan....senjata pusakanya Kujang kembar, mungkin yang di pegang Kasino itu salah satunya," kata Dono.

"Jadi kita cari Raja Siliwangi," kata Indro.

"Iya," kata Dono dan Kasino bersamaan.

Ketiganya sepakat untuk mencari Raja Siliwangi untuk memulangkan Kujang. Setelah makan buah makan. Dono, Kasino dan Indro bergerak mencari Raja Siliwangi. Sampai bertemu penduduk setempat untuk bertanya keberadaan Raja Siliwangi. Penduduk memberitahukan Raja Siliwangi di istananya. Dono, Kasino dan Indro ke istana kerajaan Pajajaran.

Terjadilah pertengkaran di jalan. Pertarungan itu sangat sengit. Kian Santang bertarung dengan Mahesa. Jurus hebat di keluarkan keduanya sampai ilmu tenaga dalam di keluarkan keduanya. Kian Santang tedesak karena Surawisesa membantu Mahesa dengan mengeluarkan tenaga dalam. Sampai Kian Santang pun terkena serangan tenaga dalamnya Mahesa. 

Surawisesa pun menyerang Kian Santang yang terluka. Indro langsung bergerak menolong orang yang terluka dari pertarungan yang tidak seimbang itu dengan cara menahan serangan tenaga dalamnya Surawisesa dengan keris pusaka. Indro pun membalikan kekuatan tenaga dalamnya Surawisesa sampai Surawisesa terpental.

"Kau...ternyata hebat juga orang asing," kata Surawisesa yang menahan rasa sakit.

"Indro gitu," katanya dengan bangga.

Mahesa pun menyerang Indro dengan jurus-jurusnya yang hebat. Indro menghindari serangan Mahesa. 

"Hebat juga..hay orang asing bisa menghindari serangan serangan ku," kata Mahesa.

"Aku sering berlatih silat. Aku mampu menghindari jurus-jurus seperti itu," kata Indro.

"Jadi kau sering berlatih ilmu bela diri dengan baik juga," kata Mahesa.

"Kalau begitu aku yang menyerang ya. Untuk sedikit pelajaran dari anda," kata Indro. 

Indro pun menyerang Mahesa dengan juru-jurus silatnya. Pertarungan sengit banget. Mehesa mengeluarkan tenaga dalam lagi dan di serang ke Indro. Ya Indro membalikan kekuatan tenaga dalamnya Mahesa dengan keris pusaka. Mahesa pun terpental dan terluka.

"Hebat kau orang asing. Lain kali aku bertarung dengan mu lagi," kata Mahesa.

Mahesa pun meninggalkan tempat tersebut bersama Surawisesa. 

"Hebat Indro mengalahkan keduanya," pujian Dono.

"Jempolan banget," pujian Kasino.

"Semua karena keris pusaka ini. Tampa keris pusaka ini aku kalah. Abisnya aku cuma punya silat saja, tidak punya ilmu tenaga dalam gitu," kata Indro.

"Keris pusaka warisan kakek Indro memang hebat," kata Dono.

"Memang hebat keris pusaka...Indro," kata Kasino.

"Iya," kata Indro.

Kian Santang pun berterima kasih ke Indro yang telah menolongnya, sekaligus berkenalan gitu. Ternyata Dono, Kasino dan Indro tidak menyangka yang di tolongnya Raden Kian Santang, anaknya Raja Siliwangi. Kasino meminta ke Kian Santang untuk bertemu dengan Raja Siliwangi untuk memulangkan Kujang, ya kemungkinan milik Raja Siliwangi. 

Kian Santang pun mengambulkan permintaan orang yang telah menolongnya untuk menghadap Raja Siliwangi di istana kerjaan Pejajaran. 

Di dalam istana kerjaan Pajajaran. Dono, Kasino dan Indro bertemu dengan Raja Siliwangi untuk memulangkan Kujang. Ternyata Kujangnya Raja Siliwangi masih sepasang. Jadi Kujang yang di pegang Kasino bukan miliknya Raja Siliwangi. 

Dono, Kasino dan Indro pun meninggalkan istana kerjaan Pajajaran. Kian Santang pun membantu Dono, Kasino dan Indro untuk menemukan pemilik Kujang. 

Di pejalanan. Rara Santang bertarung dengan orang-orang yang bercadar. Kian Santang menolong Rara Santang, ya begitu juga Dono, Kasino dan Indro. Dono menggunakan senjata pistol mainannya yang terbuat dari bambu, ya menembak lawannya sampai kena dan akhirnya pingsan. Kasino, ya menembakkin dengan ketapel sampai lawannya kabur. 

Indro dengan senjata keris pusaka, ya menghempaskan lawannya. Kian Santang mengalahkan lawannya dengan jurus-jurus silat yang hebat banget. Sampai akhirnya Rara Santang mengetahui lawan bertarung karena cadarnya yang menutup mukanya terlepas adalah Yudakara. 

Pertarungan dengan sengit banget. Kian Santang membantu pertarungan tersebut Rara Santang melawan Yudakara. Jadinya Yudakara kalah dan pergi dari situ. Rara Santang berterima kasih pada Kian Santang dan juga Dono, Kasino dan Indro yang membantu mengalahkan Yudakara beserta anak buahnya. Rara Santang kembali ke istana kerajaan Pajajaran

Dono, Kasino dan Indro melanjutkan perjalanan di temanin Kian Santang. Sampai bertemulah seorang pertapa tua yang sedang duduk bersemedi di bawah pohon besar. Kasino pun merasa ada kekuatan yang aneh pada pertapa tua tersebut. Kujang pun menunjukkan reaksinya. Kasino pun memulangkan Kujang tersebut ke pertapa tua tersebut. 

Setelah Kujang di pegang sama pertapa tua, ya pertapa tua pun menghilang dan mengucapkan "Terima Kasih".

"Misi berhasil," kata Kasino.

"Yes, misi berhasil," kata Indro.

"Urusan kita selesai," kata Dono.

Dono pun memberikan pistol mainannya yang terbuat dari bambu ke Kian Santang sebagai kenangan saja dan juga tanda persahabatan. Kasino pun memberikan ketapelnya untuk Kian Santang untuk kenang-kenangan saja  dan juga sebagai tanda persahabatan. Indro, hanya memberikan gelang saja ke Kian Santang sebagai kenang-kenangan saja dan juga sebagai tanda persahabatan.

Setelah itu Indro memegang keris pusaka bersama Dono dan Kasino. Energi pun keluar dari keris pusaka dan melingkari Dono, Kasino dan Indro. Ketiganya menghilang. Kian Santang kembali ke istana kerajaan Pajajaran. 

Melewati lintasan waktu, ya Dono, Kasino dan Indro sampai di rumah. Indro pun menyimpan keris pusaka di kamarnya. Dono, Kasino, ya duduk di ruang makan untuk makan. Indro keluar dari kamar, ya duduk di ruang makan untuk makan juga. Ketiganya kelaparan karena telah bertualang ke masa lampau ke kerajaan Pajajaran dan berteman baik dengan Raden Kian Santang.

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK