Budi duduk santai di depan rumahnya.
"Nyanyi ah. Main gitar. Menghibur diri," kata Budi.
Budi mengambil gitar yang di taruh di samping kursi, ya gitar di mainkan dengan baik dan bernyanyi dengan baik gitu.
Lirik lagu yang dinyanyikan Budi :
***
Budi selesai bernyanyi dan selesai main gitar, ya gitar di taruh di samping kursi.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum kopi dan makan gorengan gitu.
"Baca cerpen saja!" kata Budi.
Budi mengambil buku di bawah meja, ya buku di buka dengan baik dan di baca cerpen yang cerita menarik gitu.
Isi cerita yang di baca Budi :
Saat Raja Arthur bersiap untuk berperang melawan mantan temannya, Sir Lancelot, dia merenungkan keadaan menyedihkan yang membawanya ke situasi ini. Arthur mengingat kembali malam pernikahannya dengan Guenevere. Ini adalah pernikahan yang diatur, dan dia takut dengan apa yang ada di depan ("Aku Ingin Tahu Apa yang Dilakukan Raja Malam Ini"). Guenevere sendiri khawatir menikahi pria yang belum pernah dia temui dan merindukan kehidupan romantis seorang gadis yang bertengkar ("The Simple Joys of Maidenhood"). Mereka berbicara, dan karena dia tidak tahu identitas aslinya, dia berfantasi tentang melarikan diri dengan dia. Arthur mengatakan padanya betapa indahnya tempat kerajaannya ("Camelot"). Dia menemukan dirinya tertarik padanya, tetapi mereka terganggu oleh anak buahnya dan rombongannya. Identitas Arthur terungkap, dan Guenevere dengan senang hati pergi bersamanya untuk menikah.
Empat tahun kemudian, Arthur mengeksplorasi dengan Guenevere idenya untuk "Meja Bundar" yang akan menampung semua ksatria bangsawan dari kerajaan, yang mencerminkan tidak hanya tipe ideal demokrasi yang kasar, tetapi juga penyatuan politik Inggris. Terinspirasi oleh ide-ide Arthur, Ksatria Prancis Lancelot pergi ke Inggris dengan pengawalnya Dap, membual tentang kebajikan superiornya ("C'est Moi"). Kehebatan Lancelot mengesankan Arthur, dan mereka menjadi teman; namun, banyak ksatria yang langsung membenci Lancelot karena sikapnya yang benar dan sombong. Kembali di Camelot, Guinevere dan para wanita bermain-main dan mengumpulkan bunga untuk merayakan datangnya musim semi ("Bulan Lusty of May").
Guenevere, yang awalnya tidak menyukai Lancelot, menghasut tiga ksatria terbaik untuk menantangnya berkelahi ("Kemudian Anda Boleh Membawa Saya Ke Pameran"). Arthur merenungkan seberapa jauh Guenevere baru-baru ini ("Cara Menangani Wanita"). Rencana Guenevere menjadi kacau karena Lancelot dengan mudah mengalahkan ketiganya, melukai Sir Dinadan secara kritis. Lancelot yang ketakutan memohon agar Sir Dinadan tetap hidup, dan saat dia meletakkan tangannya di atasnya, Dinadan secara ajaib pulih. Guenevere begitu kewalahan dan rendah hati sehingga perasaannya terhadap Lancelot mulai berubah. Terlepas dari sumpah selibatnya, Lancelot jatuh cinta pada Guenevere.
Guinevere dan Lancelot bertemu secara rahasia untuk membahas masa depan mereka. Lancelot bersumpah bahwa dia harus pergi dan tidak pernah kembali, tetapi merasa tidak mungkin untuk mempertimbangkan meninggalkan Guenevere ("Jika Pernah Aku Akan Meninggalkanmu"). Arthur memutuskan untuk mengatasi skandal itu. Mordred, anak haram Arthur, tiba di Camelot bertekad untuk menjatuhkan persekutuan Meja Bundar dengan menimbulkan masalah. Semua ini berdampak pada watak Arthur, dan Guenevere mencoba menghiburnya ("Apa yang Dilakukan Rakyat Sederhana?") terlepas dari emosinya yang bertentangan.
Mordred meyakinkan Arthur untuk tidak berburu sepanjang malam sebagai ujian, mengetahui bahwa Lancelot akan mengunjungi Guenevere di kamar tidurnya. Lancelot dan Guenevere menyanyikan cinta terlarang mereka dan betapa salahnya semua itu ("I Loved You Once In Silence"). Mordred dan beberapa ksatria menangkap kekasih bersama-sama. Lancelot lolos, tapi Guenevere ditangkap. Berkat pengadilan sipil baru Arthur dan pengadilan oleh juri, dia dijatuhi hukuman mati dengan dibakar di tiang pancang. Terikat oleh hukumnya sendiri, Arthur tidak bisa membiarkannya. Persiapan dibuat untuk pembakaran Guenevere ("Guenevere"), tetapi Lancelot menyelamatkannya pada menit terakhir, sangat melegakan Arthur.
Di medan perang, Arthur menerima kunjungan kejutan dari Lancelot dan Guenevere, di tepi hutan, di mana dia tinggal di sebuah biara. Ketiganya berbagi perpisahan emosional. Sebelum pertempuran, Arthur tersandung di seorang anak muda bernama Tom, yang mendukung komitmennya untuk ideal asli Arthur "Tidak mungkin 'membuat' benar, tapi mungkin 'untuk' benar." Arthur menyadari bahwa, meskipun sebagian besar rencananya gagal, cita-cita Camelot masih hidup dalam diri bocah sederhana ini. Arthur ksatria Tom dan memberinya perintah—berlari di belakang garis dan selamat dari pertempuran, sehingga dia bisa memberi tahu generasi mendatang tentang legenda Camelot. Menonton Tom pergi, Arthur mendapatkan kembali harapannya untuk masa depan ("Camelot (reprise)").
***
Budi selesai baca cerpen yang cerita menarik, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum kopi dan makan gorengan. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi.
"Gorengan," kata Eko.
Eko mengambil gorengan di piring, ya di makan dengan baik gorengan gitu.
"Enak gorengannya," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Gorengannya. Beli apa buat Budi?" kata Eko.
"Beli lah!" kata Budi.
"Oooo beli toh. Gorengan memang enak!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Budi mengambil aqua gelas di bawah meja, ya tepatnya di dalam kardus gitu. Aqua gelas di taruh di atas meja sama Budi. Eko mengambil aqua gelas di meja, ya aqua gelas di minum dengan baik.
"Ngomongin berita Tv," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
Eko menaruh gelas aqua di meja gitu.
"Berita tentang calon Presiden dan wakilnya, ya satu, dua, dan tiga, ya tetap bergulir berita dengan baik dengan tujuan meraup suara terbanyak di Pemilu," kata Budi.
"Ada kata-kata bijak untuk urusan manusia, ya apa yang di kerjakan?. Manusia berencana dengan baik, ya Tuhan yang menentukan keberhasilan dari usaha manusia," kata Eko.
"Kata-kata bijak itu tepat. Siapa pun pemenang dalam Pemilu? Tujuannya untuk kebaikan bersama, ya rakyat Indonesia," kata Budi.
"Demokrasi," kata Eko.
"Ya Demokrasi di Indonesia," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Berita tetap ada pro dan kontra, ya kan Eko?" kata Budi.
"Nama juga berita. Pro dan kontra, ya hal biasa," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Main permainan ular tangga saja!" kata Eko.
"Ya oke main permainan ular tangga!" kata Budi.
Budi mengambil permainan ular tangga di bawah meja, ya permainan di taruh di atas meja. Eko dan Budi main permainan ular tangga dengan baik gitu.
"Ngomong-ngomong Budi masih ngumpulkan data ini dan itu, ya berkaitan urusan pemerintahan?" kata Eko.
"Masih lah Eko. Ngumpulin data ini dan itu. Ya tujuan aku belajar," kata Budi.
"Demi keinginan Budi, ya kerja di pemerintahan dan tidak selamanya jadi buruh. Budi tetap mengumpulkan data ini dan itu, ya tujuan belajar," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
Eko dan Budi terus main permainan ular tangga gitu. Tiba-tiba ada cicak jatuh, ya jatuhnya ke meja gitu. Eko dan Budi terkejut cicak jatuh, ya ada di meja. Cicak cepat berlari turun dari meja gitu. Budi dan Eko berkata bersamaan, ya bernyanyi "Cicak. Cicak di dinding. Diam-diam merayap. Datang seekor nyamuk. Hap! Lalu di tangkap".
Eko dan Budi tetap terus main permainan ular tangga dengan baik gitu.
"Aku teringat nama artis yang terkait dengan Cicak," kata Budi.
"Nama artis," kata Eko.
"Eca. Eca di dinding," kata Budi.
"Mendekati nama artis Eca dengan Cicak," kata Eko.
"Cerita kisah cinta artis Eca dengan cowok ganteng. Kisah cinta menarik, ya kan Eko?" kata Budi.
"Memang sih. Kisah cinta artis Eca menarik dengan cowok ganteng yang namanya Alam, ya nama sama dengan nama penyanyi Alam yang menyanyikan lagu Mbah Dukun," kata Eko.
"Nama cowok ganteng itu Alam yang ada kisah cinta dengan artis Eca," kata Budi.
"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA, ya kan Budi?" kata Eko.
"Memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Sedangkan ngomongin acara Tv yang ini dan itu, ya tetap bagus seperti biasa. Menghibur penonton di rumah!" kata Budi.
"Realitanya begitu!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
Eko dan Budi tetap asik main permainan ular tangga gitu.