CAMPUR ADUK

Friday, November 13, 2020

LONTE

Dono sedang duduk ruang makan, ya sedang mengetik di leptopnya. Indro di ruang tamu sedang asik baca artikel di Hp-nya. Indro tertarik dengan berita artis yang sering banget bikin kontrafersi ini dan itu.

"Artis Nikita Mirzani sering banget bikin berita kontrafersi yang ini dan itu, ya heboh banget dan juga menarik untuk di baca. Sekarang ini persoalan tentang 'Lonte', ya di katain gitu," kata Indro.

Indro membaca artikel selanjutnya tentang olahraga sepak bola.

"Berita sepak bola menarik yang ini dan itu," kata Indro.

Indro menghentikan baca artikel di Hp-nya. Hp pun di taruh di meja oleh Indro. Ya Indro mengambil gitar di meja dan ingin di mainkan.

"Nyanyiin lagu apa ya?" kata Indro yang berpikir. "Aaaaa ini saja, lagunya Iwan Fals yang ada kaitannya dengan beritanya artis Nikita Mirzani," kata Indro.

Indro memainkan gitarnya dan menyanyikan lagu 'Lontekku'.

Isi lirik lagu yang dinyanyikan Indro :

Hembusan angin malam waktu itu
Bawa lari 'ku dalam dekapanmu
Kau usap luka di sekujur tubuh ini
"Sembunyilah sembunyi, " ucapmu
Nampak jelas rasa takut di wajahmu
Saat petugas datang mencariku
Lonteku, terima kasih
Atas pertolonganmu di malam itu
Lonteku, dekat padaku
Mari kita lanjutkan cerita hari esok
Walau kita berjalan dalam dunia hitam
Benih cinta tak pandang siapa
Meski semua orang singkirkan kita
Genggam tangan erat-erat
Kita melangkah
Lonteku, terima kasih
Atas pertolonganmu di malam itu
Lonteku, dekat padaku
Mari kita lanjutkan cerita hari esok
Walau kita berjalan dalam dunia hitam
Benih cinta tak pandang siapa
Meski semua orang singkirkan kita
Genggam tangan erat-erat
Kita melangkah
Lonteku, terima kasih
Atas pertolonganmu di malam itu
Lonteku, dekat padaku
Mari kita lanjutkan cerita hari esok
Lonteku, terima kasih
Atas pertolonganmu di malam itu
Lonteku, dekat padaku
Mari kita lanjutkan cerita hari esok

Karya : Iwan Fals

Indro pun selesai menyanyikan lagu ' Lontekku'. Indro pun menaruh gitar di meja dan juga mengambil Hp di meja. Indro beranjak dari duduk di ruang tamu ke dapur untuk memasak. Dono di ruang makan sedang asik mengetik di leptopnya, ya tiba-tiba berhenti dan berkata "Jalan cerita cinta harus di buat menarik lagi, ya seperti cerita di sinetron-sinetron gitu". Dono pun mengetik kembali dengan penuh keseriusan, tentang kisah cinta yang menarik dan juga konfliknya yang menarik juga. Kasino di kamar sedang asik membuat  pembukuan di Leptopnya. Kasino berhentikan menyusun data di leptopnya dan berkata "Aku jenuh".

Kasino pun menghidupkan musik di Hp-nya, ya di sesuaikan dengan keinginan Kasino. Ya Kasino pun mendengarkan lagu itu dengan baik dan juga bernyanyi mengikuti lagu yang di nyanyikan sambil mengerjakan pekerjaannya. Lagu yang di yang di dengerin Kasino adalah Kopi Dangdut. Selang berapa saat Indro selesai memasak di dapur. Satu piring bakwan goreng buatan Indro, ya di bawa ke ruang makan. Indro menaruh sepiring bakwan goreng di meja dan juga duduk.

Indro berkata pada Dono "Don, bakwan goreng!"

"Iya," kata Dono sambil menghentikan mengetik di Hp-nya.

Dono mengambil bakwan goreng di piring dan segera di makannya.

"Emmmm...enak bakwan goreng ini," kata Dono.

Indro sedang asik makan bakwan goreng tersebut. 

"Don.....apa pendapat mu tentang cewek malam?" kata Indro.

"Cewek malam, ah biasa aja," kata Dono.

"Tanggapannya cuma begitu saja Don?!" kata Indro.

"Kan...cuma cewek malam yang keluarnya pada malam hari kan. Ya biasa saja," kata Dono.

"Bukan itu Don. Cewek malam, bahasa halus saja. Yang di maksud cewek malam? Ya pelacur nama lainnya 'Lonte'....," kata Indro.

"Ooooooo......pelacur toh," kata Dono.

"Jadi tanggapan Dono gimana?!" kata Indro.

"Biasa....aja sih," kata Dono.

"Kok biasa lagi," kata Indro.

"Kan...memang biasa aja, ya di sinetron aja ada cerita yang di kaitkan dengan pelacuran nama lainnya 'Lonte'....," kata Dono.

"Ooooo iya-iya. Sinetron 'Samudra Cinta', bener Don! Memang sih di kaitkan dengan permasalahan pelacuran gitu. Cerita Sinetron 'Samudra Cinta'.....bagus gitu," kata Indro.

"Cewek yang terjebak keadaan di dunia malam sampai jadi pelacur, ya sebenarnya salah sih. Tapi jalan kebaikan itu masih ada, ya taubat. Ingin keluar dari kegelapan jiwa tersebut. Banyak orang baik menerima orang-orang seperti itu, yang benar-benar kembali ke jalan yang benar," kata Dono.

"Memang iya sih banyak orang baik, ya bisa menerima orang-orang yang ingin kembali menjadi baik. Tapi Don ada berita tentang "Lonte', ya kata-katain gitu, gimana tanggapan mu Don?!" kata Indro.

"Ooooo berita itu toh. Ahhhh biasa itu mah. Berita kontrafersinya artis yang ini dan itu. Kalau aku mau menanggapi dengan baik, ya sederhana saja. Cuma permain anak kecil saja, ya tidak perlu sampai serius amat. Kalau beritanya sampai heboh ke ranah kepolisian, jatuhnya penghinaan yang di publikasikan sana sini yang kenyataanya jadinya menjatuhkan nama seseorang.....ya harus di tegaskan UU ITE-nya," kata Dono.

"Wah...kalau ranah kepolisian sih jadi heboh lagi berita ini dan itu sampai kepengadilan. Bener-bener berita yang heboh banget dan juga menarik di baca," kata Indro.

"Jelas menarik di bacalah. Heboh gitu!" kata Dono.

"Tapi Don...tulisan mu Don, ada yang 'Extrim' Don. Bisa kena UU ITE," kata Indro.

"Tulisan ku...kan cerpen, ya abstrak lagi. Nama yang di tulis di cerpenkan....nama yang di ambil sana sini, kalau cerita mengarah penghinaan ini dan itu, ya aku kan bisa minta maaf. Kan ada proses penjelasan sana sini di dalam isi cerpen. Kalau tidak bisa di terima, ya di simpan saja. padahal yang aku inginkan tanggapan orang yang ini dan itu, ya maksudku ? Komentar. Ya tempat komentar di siapkan. Padahal kalau dapet komentar ini dan itu.....ya di terima dengan baik, jika fatalnya penghinaan sih yang ini dan itu aku terima dengan lapang dada. Namanya juga main di dunia maya.....jaringan internet gitu," penjelasan Dono yang panjang lebar.

"Aku mengerti Don banget!" kata Indro.

"Sipp!" kata Dono.

Dono pun mengambil cangkir berisi teh dan meminumnya. Indro menuangkan tekok berisi teh ke cangkir dan meminumnya. 

"Enak teh ini," kata Indro.

Indro menaruh cangkir teh di meja begitu juga Dono.

"Aku mau nonton main game ah!" kata Indro.

"Emmmm," kata Dono.

Dono melanjutkan mengetiknya di leptopnya. Indro pun main game di Hp-nya. Sedangkan Kasino sibuk mengerjakan kerjaannya di kamarnya sambil mendengarkan lagu yang bagus-bagus gitu.

MENGHIBUR DIRI

Dono duduk di ruang tamu.

"Menghibur diri ah," kata Dono

Dono mengambil gitar di meja dan dimainkan gitarnya dan menyanyikan sebuah lagu yang ia sukai yang berjudul 'Titip Rindu Buat Ayah', ya suasana hati saja.

Isi lirik lagu yang di nyanyikan Dono :

Dimatamu masih tersimpan selaksa peristiwa
Benturan dan hempasan terpahat dikeningmu
Kau nampak tua dan lelah keringat mengucur deras
Namun kau tetap tabah hm
Meski nafasmu kadang tersengal
Memikul beban yang makin sarat
Kau tetap bertahan
Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini
Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan
Bahumu yang dulu kekar legam terbakar matahari
Kini kurus dan terbungkuk hm
Namun semangat tak pernah pudar
Meski langkahmu kadang gemetar
Kau tetap setia
Ayah dalam hening sepi kurindu
Untuk menuai padi milik kita
Tapi kerinduan tinggal hanya kerinduan
Anakmu sekarang banyak menanggung beban
Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini
Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan
Bahumu yang dulu kekar legam terbakar matahari
Kini kurus dan terbungkuk hm
Namun semangat tak pernah pudar
Meski langkahmu kadang gemetar
Kau tetap setia

Karya : Ebiet G. Ade

Dono selesai menyanyikan lagu 'Titip Rindu Buat Ayah'. Indro yang sedang asik nonton Tv, ya sinetron 'Ikatan Cinta', yang ada artis Amanda Manopo. Saat iklan, ya Indro pun pindah duduknya dari ruang tengah ke ruang tamu. Dono menaruh gitarnya di meja. Indro pun mengambil gitar di meja dan duduk gitu.

"Main lagu apa ya?!" kata Indro sedang berpikir sambil menggenjreng senar gitar.

"Indro lagu pop aja Indro," kata Dono menyarankan.

"Lagu pop, ya. Lagu apa Don....?!" kata Indro.

"Lagu...yang menarik apa ya? Oooo ini saja lagu JKT48," saran Dono.

"JKT48, yang beritanya yang ini dan itu...memang menarik sih beritanya. Aku pikir dengan baik, ya lagu dangdut aja yang masih kaitannya tentang berita Larangan Minuman Beralkohol," kata Indro.

"Boleh juga tuh," kata Dono.

"Ada berita tentang minuman yang terbuat dari air nira pohon lontar /siwalan, ya di jadikan minuman yang beralkohol. Arak atau tuak," kata Indro.

"Oooo berita itu. Aku baca juga sih," kata Dono.

"Padahal.....air nira dari pohon lontar itu, ya di minum langsung bagus untuk kesehatan. Karena air nira di permentasikan jadinya beralkohol. Sama halnya...dengan air tebu juga itu mah yang sering aku beli di pinggir jalan gitu. Kalau air tebu di permentasikan menjadi minuman beralkohol," kata Indro.

"Kaya sari anggur di minum langsung jadi minuman kesehatan. Ketika sari anggur di permentasikan jadilah minuman beralkohol. Nilai jual pun lebih mahal minuman yang beralkohol," kata Dono.

"Gara-gara nilai jual dari minuman beralkohol itu toh," kata Indro.

"Namanya manusia. Awalnya tuh minuman baik untuk tubuh, ya di ubah menjadi minuman yang tidak baik untuk tubuh. Ekonomi katanya. Padahal, ya enggak juga sih. Alasan manusia saja. Ingin mabuk-mabukan gitu. Apalagi dilihat dari budaya dan agama, kebiasaan...minuman beralkohol," kata Dono.

"Iya juga ya," kata Indro.

"Jadi nyanyiin lagu apa enggak?!" kata Dono.

"Jadi......'Mirasantika'.....," kata Indro.

Indro mulai memainkan gitarnya dan menyanyikan lagu 'Mirasantika'. Dono ya mengikuti saja sambil bertepuk tangan, ya tapi beritme gitu. 

Isi lagu yang di nyanyikan Indro :

Dulu aku suka padamu dulu aku memang suka
(Ya-ya-ya)
Dulu aku gila padamu dulu aku memang gila
(Ya-ya-ya)
Sebelum aku tahu kau dapat merusakkan jiwaku (o-o-o, o-o-o)
Sebelum aku tahu kau dapat menghancurkan hidupku
Sekarang tak-tak-tak-tak
'Ku tak mau tak mau tak-tak-tak-tak-tak
'Ku tak mau tak mau tak ('ku tak mau tak)
Sekarang tak-tak-tak-tak
'Ku tak sudi tak sudi tak-tak-tak-tak-tak
'Ku tak sudi tak sudi tak ('ku tak sudi tak)
Dulu aku suka padamu dulu aku memang suka
(Ya-ya-ya)
Dulu aku gila padamu dulu aku memang gila
Minuman keras (miras), apa pun namamu
Tak akan kureguk lagi
Dan tak akan kuminum lagi
Walau setetes (setetes)
Dan narkotika (tika), apa pun jenismu
Tak akan kukenal lagi
Dan tak akan kusentuh lagi
Walau secuil (secuil)
Gara-gara kamu orang bisa menjadi gila
Gara-gara kamu orang bisa putus sekolah
Gara-gara kamu orang bisa menjadi edan
Gara-gara kamu orang kehilangan masa depan
Mirasantika
Dulu aku suka padamu dulu aku memang suka
(Ya-ya-ya)
Dulu aku gila padamu dulu aku memang gila
(Ya-ya-ya)
Sebelum aku tahu kau dapat merusakkan jiwaku (o-o-o, o-o-o)
Sebelum aku tahu kau dapat menghancurkan hidupku
Sekarang tak-tak-tak-tak
'Ku tak mau tak mau tak-tak-tak-tak-tak
'Ku tak mau tak mau tak ('ku tak mau tak)
Sekarang tak-tak-tak-tak
'Ku tak sudi tak sudi tak-tak-tak-tak-tak
'Ku tak sudi tak sudi tak ('ku tak sudi tak)
Dulu aku suka padamu dulu aku memang suka
(Ya-ya-ya)
Dulu aku gila padamu dulu aku memang gila

Karya : Rhoma Irama.

Indro pun selesai menyanyikan lagu 'Mirasantika', ya gitar di taruh di meja. 

"Udahan nyanyinya Indro?" kata Dono.

"Udahan...nyanyinya dan main gitarnya," kata Indro.

"Kalau begitu aku mau baca buku," kata Dono sambil mengambil buku di meja.

"Aku...mau nonton Tv lagi. Sinetron 'Ikatan Cinta'....," kata Indro.

"Iya," kata Dono.

Dono membaca bukunya. Indro pindah duduknya dari ruang tamu ke ruang tengah. Kasino selesai dengan kerjaannya di kamarnya membuat pembukuan. Kasino pun keluar dari kamarnya dan ke ruang tengah untuk menonton Tv. Kasino duduk bersama Indro yang asik nonton Tv.

"Sinetron 'Ikatan Cinta', yang di beritakan di media ini dan itu....yang beberapa adegan yang bener-bener bikin suasana yang menggelitik rasa di hati, ya romatis banget gitu," kata Kasino.

"Memang iya...Kasino," kata Indro.

"Menurut bagus juga tuh sinetron "Ikatan Cinta'.....," pujian Kasino.

"Kalau begitu sama dengan aku," kata Indro.

"Fokus saja nonton Tv!" kata Kasino.

"Iya," kata Indro

Indro dan Kasino, ya fokus nonton Tv dengan acara Tv yang bagus banget. Dono, ya di ruang tamu masih asik baca buku.

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK