CAMPUR ADUK

Wednesday, March 7, 2018

PINTU MAAF

Malam begitu larut di sebuah rumah yang besar banget. Dono dateng bertamu ke rumah Wulan dengan penampilan yang kinclong abis. Dono mencoba untuk masuk ke dalam rumahnya Wulan. Tapi Dono tetap merasa takut di tolak masuk oleh Wulan. Dengan sekian lama berpikir dan meneguhkan pendiriannnya Dono masuk ke dalam rumah melewati pintu gerbang yang tidak di tutup. 

Langkah pasti Dono untuk meminta maaf sekian kalinya. Sampai di depan pintu rumah Wulan. Dono pun mengetuk pintu dan tidak lupa mengucapkan salam "Asalamualaikum." Dono dengan bersabar menunggu di depan pintu. Di sisi lain Wulan melihat Dono dari balkon rumah lantai dua untuk memastikan siapa tamu yang dateng?.

"Lagi-lagi dia....cowok gak setia," gerutu Wulan denga suara kecil.

Dua orang gadis cantik mendatengin Wulan yang lagi melihatin ulah Dono  sedang berdiri menunggu pintu di bukain. Lalu  ke dua gadis itu juga melihat tingkah Dono yang lucu.

"Cepetan..bukain pintu........gak baik loe tamu di biarin begitu saja.....dosa tahu," kata Saskia.

"Ia...itu bener kata Saskia. Hormatin dia sebagai tamu saja. Jangan bawa perasaan. Tujuan awal aja orang yang bertamu. Satu mempelacar silaturahmi, ke dua panjang umur, dan ke tiga memudahkan rezeki," kata Soimah.

"Kata-kata kamu ...Imah kaya Ustajah aja," saut Wulan.

"Kan...memang bener.......Saoimah.........itu Ustajah.........," saut Saskia.

"Oh...iya...saya lupa. Kalau setelah lulus SMP.... Saoimah di pondokin sama orang tuanya. Setelah itu kuliah.......meningkatkan kariernya dengan menyanyi....sesuai jalur hoby saja," kata Wulan.

"Ini sih gara-gara urusan cinta yang kacau.  Cowok selingkuh......... ceweknya sakit hati. Tapi masih mengenang kenangan bersama dengan orang di sukai. Tetap saja kalau jengkel karena melanggar komitmen," kata Saskia.

"Gimana...ya...sebernya saya masih cinta. Tapi namanya selingkuh susah juga di maafinkan," kata Wulan.

"Itu...sih...bener....., Tapikan gak di tinggal nikahkan..... Jadi sakitnya kan gak begitu parah. Dan apalagi cowoknya sudah mengaku bersalah?," kata Saskia.

"Udah maafin...aja........ Jalanin hubungan selayaknya teman aja......biar tidak tambah dosa. Itulah kalau bermain dengan perasaan. Tahu rasa senangnya dan tahu rasa sakitnya," kata Soimah.

"Bener juga...saya anggap pelajaran aja hal ini. Saya maafin aja Mas Dono......., tapi saya tidak menganggap dia...orang pantas mengisi hati saya. Agar tidak menjadi penyakit. Kalau berkepanjangan saya....yang bingung jadi beban pikiran. Nanti kuliah saya terhambat gara-gara cowok gak setia," kata Wulan.

"Nah...itu jawabannya di maafin........ Jadi kamulah gadis yang baik hati yang mampu menghapuskan segala kesalahan orang....di sengaja atau tidak sengaja. Alloh SWT bersama orang.........yang berserah diri pada jalan kebaikan," saut Soimah.

"Kalau saya...pikir...itu yang lebih baik. Di maafin aja.....kan dia sudah sungguh-sungguh....meminta maafnya selama sebulan ini. Ya sudah waktunya memaafkan dia............. Tapi....tidak menjalin hubungan sebagai pacar...hanya teman......... Karena penghiatannya tidak di maafin oleh kaum wanita. Tidak setia dengan komitmen. Pemimpin yang bodoh," kata Saskia.

Wulan merasa lega d hatinya dengan dukungan ke dua sahabatnya. Lalu Wulan turun dari lantai dua dan menuju ruang tamu dan membuka pintu sembari menjawab salam dari Dono "Waalikumsalam."

"Dek Wulan .......seperti biasanya....Mas Dono.....meminta maaf karena kebodohan saya yang menyalahin janji yang kita sepakatin berdua," kata Dono dengan penuh kejujuran.

"Iya....Wulan maafin," kata Wulan.

"Hore....saya...di maafin...Wulan......... Jadi....kita lanjutin hubungan kita," saut Dono.

"Et..... kalau masalah itu Wulan tidak mau. Lebih baik Wulan teman aja.......dengan Mas Dono. Karena Mas Dono......tidak bisa menjaga perjanjian yang kita sepakatin. Wulan masih sakit karena penghiatan itu. Walau Wulan berusaha melupakannya...tetap saja......kenangan itu menyakitkan," kata Wulan.

"Jadi...cuma temanan...aja.....ya........," kata Dono yang merunduh malu.

"Ya....temen aja," tegas Wulan.

"Ini...ada sedikit kue .....Mas Dono beli di jalan.........untuk Wulan dan teman-teman," kata Dono.

"Kok tahu..........ada temen-temen Wulan main di sini," saut Wulan.

"Ya...tahulah....... tuh.........sendalnya," saut Dono.

"Oh..iya.........bener...sendal Saskia dan Saoimah," kata Wulan.

Dengan perasaan malu Wulan mengambil  kantong kresek berwarna putih yang di sodorkan Dono. Dengan pelan-pelan Wulan melihat isi kantong kresek untuk memastikan kue apa yang di beli Mas Dono?. 

"Astafirohhulazim...........kue kesukaan Wulan," kata Wulan dengan suara kecil.

"Dek Wulan ....Mas Dono pulang dulu...ya," kata Dono dengan murung.

"Iya...Mas...Dono," saut Wulan.

Dono pun meninggalkan Wulan yang berdiri di depan pintu. Selang berapa saat pun Wulan masuk ke dalam rumah dan menutup pintu. Dengan perasaan senang Dono mendapatin pintu maaf dari Wulan. Tapi satu sisi Dono pun pupus harapannya karena Wulan meminta hanya menjadi teman. Dono sadar banget dengan kebodohannya melukai hati orang yang di cintainya. Dono murung sampai di rumah dan duduk diam di sofa ruang tamu sambil menonton sinetron bertemakan cinta. Sedangkan Kasino dan Indro langsung berbaur bersama Dono yang sedang asik nonton sinetron. Suasana jadi hidup lagi. Karena kebersamaan dengan teman-teman terbaik Dono mulai menghilangkan semua rasa kegelisahannya.

ASIK-ASIK DI TAMAN

Sore yang indah di sebuah taman. Indro sedang asik makan es krim dan duduk dibawah pohon yang rindang selesai lari mengelilingi taman. Sambil matanya memandangin pemandangan yang indah. Dono pun melihat Indro yang sedang asik sendirian. Langsung Dono menghampiri Indro dan langsung duduk di sebelahnya.

"Lagi...nontonin cewek cantik daerah sini," kata Dono.

"Engak," saut Indro mengelak.

"Ngaku..aja.... kan gak di tangkep ini," kata Dono.

"Maksud mu polisi atau pacar!" kata Indro.

"Ya....itu sih sama aja. Pacar juga kaya polisikan.....jagain kita supaya tidak selingkuh sana sini," kata Dono.

"Iya...kaya...kamu yang selingkuhin Wulan dengan janda genit......mau kawin lagi," kata Indro menyindir.

"Jangan omongin itu......saya.....yang salah..tahu. Yang bener Wulan. Saya adalah pria yang gak setia....ternyata," kata Dono yang murung.

"Jangan lebay Dono. Saya tahu...sifat asli kamu yang sebenarnya. Kamu cuma iseng aja main di belakang Wulan. Padahal...kamu takut kehilangan Wulan. Dan sampai sekarang aja....curhatnya tentang Wulan. Gara-gara ketahuan selingkuh," kata Indro.

"Kok...tahu," saut Dono.

"Dari Kasino...menceritakan semua usaha kamu untuk meminta maaf agar Wulan mau menerima kamu lagi," kata Indro.

"Iya..itu bener. Ya....tetap saja saya di tolak sekian kalinya. Saya masih bingung untuk memulihkan hubungan saya dengan Wulan," kata Dono.

"Sabarin aja.................. Kan caranya sama ketika kamu mengejar Wulan menyatakan perasaan kamu padanya. Bahwa kamu suka dan cinta," kata Indro.

"Iya kamu bener.... Indro, tapi awalkan jalan mulus karena tidak ada noda keburukan. Kalau sekarang sih noda keburukan dari kesalahan selingkuh ini...yang susah......di maafin," kata Dono.

"Kamu kaya gak tahu cewek...aja..........Kita sungguh di tolak apalagi yang biasa-biasa aja!. Alasan yang pertama keinginan hati, yang ke dua materi, dan terakhir kejelasan hubungan yang lebih tepatnya pacaran atau menikah," kata Indro.

"Wah....bingung juga..ya," saut Dono.

Indro berajak dari duduknya dan membuang gelas es krimnya di sebuah tong sampah.  Setelah itu kembali duduk bersama Dono untuk melihat pemandangan yang indah di taman.

"Indro..benerkan kamu memandangin cewek daerah sini?" tanya Dono.

"Sudah tahu...masih..nanya... Kaya gak tahu mata lelaki," saut Indro.

"Saya...gak...tahu tuh," kata Dono.

"Ngeles.....aja............ Kaya bajai. Tuh...Wulan berdiri di belakang kamu," kata Indro.

"Haaaaaa.....beneran Wulan berdiri di belakang saya?" tanya Dono.

"Ya...iyalah.......ngapain saya bohong," kata Indro.

Dono yang mati ketakutan dengan keberadaan Wulan. Lalu mencoba menoleh kebelakang untuk memastikan omongan Indro.

"Haaaaaa.............gak ada," terkejut Dono.

"Kena ....batu saya bohongin. Ketahuan cinta mati sama Wulan," kata Indro.

"Dasar loe Indro bohongin saya," saut Dono.

"Bodok............," kata Indro.

Pelan-pelan Wulan menghampiri Dono dan Indro dan langsung berdiri di belakang Dono. Indro pun terkejut dengan ke datangan Wulan.

"Dono...Wulan.....dateng," kata Indro salah tingkah.

"Ah......kamu..mau bohongin saya lagi kan Indro," kata Dono.

"Kali..ini gak.............benerean Wulan berdiri di belakang kamu," kata Indro.

"Mana mungkin...Wulan. Biasanya jam segini...masih kuliah........," kata Dono.

"Beneran.......Dono. Tadi itu cuma mainan...sekarang ini sungguhan," saut Indro.

"Beneran........Wulan di belakang saya?" tanya Dono.

"Iya....," saut Indro.

Dono berdiri dari duduknya dan memutarbalik. Terlihat dengan jelas Wulan yang jutek abis.

"Dek......maafin.....saya....ya karena kehilafan saya sejenak," kata Dono menunduk kepala.

"Maafinnya entaran...... Anterin Wulan pulang ke rumah," katanya dengan tegas.

"Tetapi...saya gak bawa motor...Dek Wulan," kata Dono.

"Gak mau tahu.........yang penting anterin Wulan pulang," kata Dono.

"Dono...minjem aja sama dengan tukang ojek pangkalan aja. Cepetan sana....," saut Indro.

"Iya..bener juga.......," kata Dono.

"Dono hati-hati di jalan. Kayanya lampu kuning Dono......ada perubahan dari usaha kamu," kata Indro.

"Hus........," saut Dono.

Dono dan Wulan berjalan menuju tempat pangkalan ojek di pinggir gang. Sedang Indro beranjak dari duduknya dan melakukan lari keliling taman sekali lagi agar tubuhnya sehat dan bugar.

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK