Pendidikan sekolah selesai, ya segera pulang ke rumah. Selang berapa saat Bobo sampai di rumahnya.
"Aku pulang!!" kata Bobo.
Bobo masuk rumah.
"Bobo ganti baju kamu, setelah itu makan. Ibu telah menyiapkan di meja makan!" kata Ibu.
"Iya Ibu," saut Bobo.
Bobo pun masuk ke kamarnya, menaruh tas di meja belajar dan berganti pakaian. Baru deh makan gitu. Ibu tetap sibuk merawat dedek bayi. Bobo selesai makannya.
"Ibu....Bobo mau main layang-layang di lapangan," kata Bobo.
"Iya," saut Ibu
Bobo pun mengambil layang-layang di kamarnya, ya beserta benang senar yang digulung di kaleng bekas susu. Bobo pun keluar rumah.
"Bobo...jangan sore-sore pulangnya!" teriak Ibu.
"Iya....Ibu," saut Bobo dengan suara keras.
Bobo berjalan berjalan menuju lapangan, ya di tengah jalan bertemu Heru dan Angga yang ingin main layang-layang. Ketiga sahabat jadi main layang-layang di lapangan. Sampai di lapangan...segera di terbangkan layang-layang Bobo, Heru dan Angga.
Dengan penuh kebahagiaan ketiga sahabat memainkan layang-layang mereka bertiga yang melayang di udara.
"Bobo, ada yang mau ngadu layangan kamu tuh!" kata Heru.
"Iya, dari tadi itu layangan itu menyebut aku," kata Bobo.
"Lawan aja Bobo!" kata Angga.
Bobo memainkan layangan dengan baik karena memang di adu dengan layangan yang lain, tetapi tidak tahu siapa yang memainkannya. Pertarungan layang-layang sengit di udara. Bobo terus mengulur benangnya agar bisa memutuskan layang-layang lawan, efeknya gesekan gitu.
Usaha Bobo pun berhasil mengalahkan layang-layang lawannya.
"Aku menang," kata Bobo.
"Ya, hebat kamu Bobo!" pujian Heru.
"Hebat kamu Bobo!" pujian Angga.
"Bobo gitu," kata Bobo dengan bangga.
Bobo kembali asik main layang-layang bersama teman-teman. Sampai waktu berganti begitu cepat sekali, ya sore gitu. Bobo teringat omongan Ibunya "Pulangnya jangan sore-sore!".
Bobo segera menurunkan layang-layangnya yang terbang di udara. Heru dan Angga juga. Setelah layang-layang sudah di tangan, ya segera Bobo meninggalkan lapangan. Heru dan Angga juga. Saat di persimpangan jalan, ya Bobo berpisah dengan teman-temanya. Segera Bobo berjalan menuju rumahnya.
Sampai di rumah.
"Aku pulang," kata Bobo.
Bobo segera masuk kamarnya dan menaruh layang-layang beserta benang yang di gulung di kaleng bekas susu. Baru deh Bobo keluar dari kamar, langsung ke kamar mandi untuk mandilah. Selang berapa saat. Bobo pun telah segar banget dan memakai baju yang bersih dan segera duduk di sofa di ruang tengah untuk nonton Tv acara anak-anak di chanel RTV.
Ibu duduk juga bersama Bobo, ya biasa sih Ibu masih gedong dedek bayi yang masih butuh perhatian yang lebih gitu.
"Bobo gimana main layang-layang kamu?" tanya Ibu.
"Senang Ibu. Bobo berhasil mengalahkan lawan yang nyebot Bobo saat main layang-layang dengan asik gitu sama teman-teman di lapangan," cerita Bobo.
"Anak Ibu yang pinter," pujian Ibu.
Bobo pun senang mendengar Ibu memujinya. Bobo pun kembali asik nonton Tv gitu, yang acaranya anak-anak. Ya Ibu menemani Bobo nonton Tv dengan asik juga, padahal masih repot ngurus dedek bayi, adiknya Bobo.
CAMPUR ADUK
Tuesday, January 14, 2020
CANTIK, KUAT DAN TEGAR
Kasino sedang asik duduk di ruang tamu, ya sambil baca berita terbaru lewat Hpnya. Indro baru selesai mengerjakan kerjaannya di dapur, ya duduk bersama Kasino di ruang tamu.
"Kasino sedang baca berita apa?" tanya Indro.
"Lagi asik baca berita miss Belgia 2020, Celine yang terjatuh saat berjalan di catwalk gitu," kata Kasino.
"Mana aku lihat!" kata Indro.
"Pake Hp kamu Indro!" kata Kasino.
"Iya," saut Indro.
Indro pun mengambil Hpnya di meja belajar di kamarnya, ya segera mencari berita tentang miss Belgia 2020.
"Iya, Kasino. Miss Belgia 2020, Celine mengalami keserimpet pada langkah kakinya saat jalan di catwalk. Tetap sih. Cantik, kuat dan tegar banget gitu masalah yang di hadapinya. Padahal ya...memang gak sengajalah apalagi acara live lagi!?" kata Indro.
"Cantik, kuat dan tegar. Pujian yang hebat kamu Indro. Menilai sosok miss Belgia 2020, Celine," kata Kasino.
"Aku mau nonton Tv," kata Indro.
"Iya, sana!!!" kata Kasino.
Indro pun duduk di ruang tengah, ya nyetel Tv gitu dan mencari acara yang menarik gitu. Kasino ya....main game lah di Hpnya. Dono selesai mengetiknya di leptopnya, langsung keluar dari kamar dan duduk bersama Indro di ruang tengah untuk nonton Tv yang acara sinetron cinta gitu. Indro dan Dono asik nonton sinetron. Kasino asik juga main game di Hpnya.
MAIN KETAPEL
Hujan pun turun sangat deras. Bobo berlari dengan kencang menuju rumahnya, ya sampai sih. Bobo pun berganti pakaian gitu, di kamarnya. Teringat Bobo dengan Beny, ya membicarakan buat mainan yaitu ketapel gitu. Di luar rumah hujan masih deras. Dengan sabar Bobo bersabar menunggu hujan berhenti, sambil baca buku.
Hujan berhenti juga. Bobo mengambil gergaji dan segera ke halaman belakang untuk mencari batang pohon berbentuk 'Y'. Di cari-cari, ya depet gitu batang berbentuk 'Y', di pohon jambu. Segera batang pohon di potong oleh Bobo dengan gergaji.
"Aku berhasil mendapatkan batang yang bagus untuk buat ketapel," kata Bobo.
Bobo masuk rumah dan segera memotong karet ban bekas motor untuk karet ketapel. Dengan serius gitu memotong karet ban bekas motor, ya jadi dua dan panjang. Setelah itu baru di kaitkan dengan kayu yang berbentuk 'Y'.
"Aku berhasil membuat ketapel," kata Bobo.
Bobo mulai memainkan ketapel dengan pelurunya batu kerikil yang di arahkan di kaleng bekas minuman......di halaman belakang.
"Gelonteng," suara batu kerikil mengenai kaleng bekas susu.
"Aku berhasil menembak kaleng itu. Aku penembak jiku, kaya Usop.....temannya Lufy," kata Bobo.
Burung pun mencelok di pohon yang rindang gitu.
"Aku ingin menembak burung dengan ketapel yang aku buat," kata Bobo.
Bobo pun mengarahkan ketapelnya ke pohon yang ada burung gitu, walau hanya burung kutilang. Beberapa kali di lepaskan batu kerikil ke arah burung kutilang. Tapi tidak kena gitu....karena sasaran yang tembak Bobo, ya bergerak gitu.
"Gagal lagi," kata Bobo.
Bobo terus main ketapelnya. Ibu baru pulang dari rumah saudara dengan dedek bayi di gendong
Ibu. Seperti biasa Ibu memeriksa keadaan rumah. Terdengar suara gaduh di halaman belakang.
"Bobo!!!" panggilan Ibu.
"Iya, Ibu," kata Bobo.
"Bobo lagi ngapain?" tanya Ibu.
"Bobo lagi main ketapel Ibu," kata Bobo yang jujur.
Ibu melihat keadaan di sekitarnya.
"Bobo kamu menembak burung yang main di pohon, ya...?" tanya Ibu.
"Iya, Ibu," kata Bobo yang jujur.
"Bobo. Anak Ibu yang baik. Jangan main ketapel lagi dan sasaran yang kamu tembak itu makluk hidup. Kasihan Bobo," Ibu menasehatin Bobo.
"Iya, Ibu...Bobo tidak main ketapel lagi," kata Bobo yang menunduk.
"Sekarang lebih baik kamu belajar ke kamar sana!" perintah Ibu.
"Iya, Ibu," kata Bobo.
Bobo pun masuk ke dalam rumah, ya langsung ke kamarnya dan menaruh ketapel di dalam laci meja belajar. Karena di suruh Ibu belajar, ya Bobo nurut aja apa kata Ibu. Bobo pun belajar dengan serius mempelajari pelajaran yang sudah ia pelajari agar lebih paham lagi. Ibu mengurus dedek bayi yang masih butuh banyak perhatian gitu. Waktu berjalan dengan semestinya. Hari berganti malam gitu. Ayah pulang. Ya Ibu sudah menyiapkan makan malam. Bobo sudah di meja makan untuk makan malam. Ayah berganti pakaian, baru deh makan malam bersama. Bobo senang makan malam bersama Ayah dan Ibu, ya beserta adik Bobo yang masih bayi.
Hujan berhenti juga. Bobo mengambil gergaji dan segera ke halaman belakang untuk mencari batang pohon berbentuk 'Y'. Di cari-cari, ya depet gitu batang berbentuk 'Y', di pohon jambu. Segera batang pohon di potong oleh Bobo dengan gergaji.
"Aku berhasil mendapatkan batang yang bagus untuk buat ketapel," kata Bobo.
Bobo masuk rumah dan segera memotong karet ban bekas motor untuk karet ketapel. Dengan serius gitu memotong karet ban bekas motor, ya jadi dua dan panjang. Setelah itu baru di kaitkan dengan kayu yang berbentuk 'Y'.
"Aku berhasil membuat ketapel," kata Bobo.
Bobo mulai memainkan ketapel dengan pelurunya batu kerikil yang di arahkan di kaleng bekas minuman......di halaman belakang.
"Gelonteng," suara batu kerikil mengenai kaleng bekas susu.
"Aku berhasil menembak kaleng itu. Aku penembak jiku, kaya Usop.....temannya Lufy," kata Bobo.
Burung pun mencelok di pohon yang rindang gitu.
"Aku ingin menembak burung dengan ketapel yang aku buat," kata Bobo.
Bobo pun mengarahkan ketapelnya ke pohon yang ada burung gitu, walau hanya burung kutilang. Beberapa kali di lepaskan batu kerikil ke arah burung kutilang. Tapi tidak kena gitu....karena sasaran yang tembak Bobo, ya bergerak gitu.
"Gagal lagi," kata Bobo.
Bobo terus main ketapelnya. Ibu baru pulang dari rumah saudara dengan dedek bayi di gendong
Ibu. Seperti biasa Ibu memeriksa keadaan rumah. Terdengar suara gaduh di halaman belakang.
"Bobo!!!" panggilan Ibu.
"Iya, Ibu," kata Bobo.
"Bobo lagi ngapain?" tanya Ibu.
"Bobo lagi main ketapel Ibu," kata Bobo yang jujur.
Ibu melihat keadaan di sekitarnya.
"Bobo kamu menembak burung yang main di pohon, ya...?" tanya Ibu.
"Iya, Ibu," kata Bobo yang jujur.
"Bobo. Anak Ibu yang baik. Jangan main ketapel lagi dan sasaran yang kamu tembak itu makluk hidup. Kasihan Bobo," Ibu menasehatin Bobo.
"Iya, Ibu...Bobo tidak main ketapel lagi," kata Bobo yang menunduk.
"Sekarang lebih baik kamu belajar ke kamar sana!" perintah Ibu.
"Iya, Ibu," kata Bobo.
Bobo pun masuk ke dalam rumah, ya langsung ke kamarnya dan menaruh ketapel di dalam laci meja belajar. Karena di suruh Ibu belajar, ya Bobo nurut aja apa kata Ibu. Bobo pun belajar dengan serius mempelajari pelajaran yang sudah ia pelajari agar lebih paham lagi. Ibu mengurus dedek bayi yang masih butuh banyak perhatian gitu. Waktu berjalan dengan semestinya. Hari berganti malam gitu. Ayah pulang. Ya Ibu sudah menyiapkan makan malam. Bobo sudah di meja makan untuk makan malam. Ayah berganti pakaian, baru deh makan malam bersama. Bobo senang makan malam bersama Ayah dan Ibu, ya beserta adik Bobo yang masih bayi.
INVESTASI
Dono sedang asik duduk santai di warungnya Nabila, ya sambil menikmatin teh manis dan gorengan yang enak buatan Nabilayang cantik dan baik hatinya. Indro baru selesai urusannya dengan teman Dodo, urusan kerja, nama kerennya bisnis gitu.
Indro ke warungnya Nabila, ya untuk santai gitu.
"Nabila biasa kopi item satu gelas!" kata Indro sambil duduk bersama Dono.
"Iya, Abang," saut Nabila.
"Indro, kayanya kamu serius banget sama Dodo, aku melihat dari kejauhan gitu," kata Dono.
"Iya. Aku sedang ada kerjaan sama Dodo. Ya kerjaan gitu. Pasti menguntungkan. Sama dengan usaha Nabila," kata Indro.
"Kedai Kopi," saut Dono.
"Nanti...Nabila usaha ada pesaingnya dong," kata Nabila sambil menaruh gelas kopi di meja.
"Benar itu omongan Nabila. Pesaing bisnis," tambahan Dono.
"Namanya juga usaha. Pesaing dalam kerja yang sama sih gak ada apa-apa...kan. Aku dan Dodo berusaha mencari rezeki dengan cara baik," kata Indro.
"Iya deh. Aku mengerti," saut Dono.
"Nabila juga mengerti," saut Nabila.
"Kalau mengerti bagus itu," kata Indro sambil menyeruput kopi panasnya yang enak banget.
Dono membuka Hpnya dan menonton Tv online, ya di pilih chanel Tv yang di sukai dan acaranya berita gitu.
"Don, nonton apa ?" tanya Indro.
"Biasa berita hari ini. Topik paling utama sih biasa Pak Joko Widodo masih kaitannya dengan Investasi sih," kata Dono.
"Wah bagus tuh berita tentang Investasi. Kalau berhasil dalam kerja sama untuk penanaman modal di Indonesia. Benarlah....Indonesia maju di segala bidang," kata Indro yang antusias banget.
"Ya iya kamu senang urusan investasi. Kerjaan kamu, Indro dan Dodo. Iya sama aja investasi, ya bisnis kaya orang gedean gitu. Kalau usaha kamu berjalan baik, Indro. Aku...Investasi ke usaha kamu. Bagi-bagi keuntungan gitu dengan kesepakatan yang baik gitu," kata Dono.
"Itu tahu. Bahwa investasi itu menjanjikan keuntungan....kan," tambahan Indro.
"Abang Indro. Bukan Mas Dono tahu. Tapi sudah di jalankan di kedai kopi Nabila. Ya pada saat itu usaha Nabila mengalami kesulitan keuangan gitu, karena modal kedai kopi ini di pake untuk berobat Ayah, sakit. Ya untung aja ada Mas Dono, yang menyelamat usaha kedai kopi Nabila. Cuma kesepakatan bagi hasil aja gitu. Sampai sekarang bertahan," cerita Nabila.
"Wah....wah Dono. Kamu bukan tiori yang kamu ucapkan, tapi udah praktek toh. Hebat...kamu. Don," kata Indro.
"Namanya juga bisnis. Bisa modal besar atau modal kecilkan. Kalau itu menjanjikan apa salahnya, ya di jalankan dengan baik. Pasti untung," kata Dono.
"Bener-bener pandai membaca peluang bisnis.... kan Don," kata Indro.
"Yo.....i," saut Dono yang asik nonton Tv pake Hpnya, online lagi.
Indro terus makan gorengan sambil menikmati kopi yang enak. Nabila melayanin pembeli yang berkunjung di kedai kopi Nabila gitu. Dono senang sekali pertumbuhan dari usaha yang dijalankan oleh Nabila, ya kerja sama dalam penaman modal di usaha Nabila berjalan baik.
Indro ke warungnya Nabila, ya untuk santai gitu.
"Nabila biasa kopi item satu gelas!" kata Indro sambil duduk bersama Dono.
"Iya, Abang," saut Nabila.
"Indro, kayanya kamu serius banget sama Dodo, aku melihat dari kejauhan gitu," kata Dono.
"Iya. Aku sedang ada kerjaan sama Dodo. Ya kerjaan gitu. Pasti menguntungkan. Sama dengan usaha Nabila," kata Indro.
"Kedai Kopi," saut Dono.
"Nanti...Nabila usaha ada pesaingnya dong," kata Nabila sambil menaruh gelas kopi di meja.
"Benar itu omongan Nabila. Pesaing bisnis," tambahan Dono.
"Namanya juga usaha. Pesaing dalam kerja yang sama sih gak ada apa-apa...kan. Aku dan Dodo berusaha mencari rezeki dengan cara baik," kata Indro.
"Iya deh. Aku mengerti," saut Dono.
"Nabila juga mengerti," saut Nabila.
"Kalau mengerti bagus itu," kata Indro sambil menyeruput kopi panasnya yang enak banget.
Dono membuka Hpnya dan menonton Tv online, ya di pilih chanel Tv yang di sukai dan acaranya berita gitu.
"Don, nonton apa ?" tanya Indro.
"Biasa berita hari ini. Topik paling utama sih biasa Pak Joko Widodo masih kaitannya dengan Investasi sih," kata Dono.
"Wah bagus tuh berita tentang Investasi. Kalau berhasil dalam kerja sama untuk penanaman modal di Indonesia. Benarlah....Indonesia maju di segala bidang," kata Indro yang antusias banget.
"Ya iya kamu senang urusan investasi. Kerjaan kamu, Indro dan Dodo. Iya sama aja investasi, ya bisnis kaya orang gedean gitu. Kalau usaha kamu berjalan baik, Indro. Aku...Investasi ke usaha kamu. Bagi-bagi keuntungan gitu dengan kesepakatan yang baik gitu," kata Dono.
"Itu tahu. Bahwa investasi itu menjanjikan keuntungan....kan," tambahan Indro.
"Abang Indro. Bukan Mas Dono tahu. Tapi sudah di jalankan di kedai kopi Nabila. Ya pada saat itu usaha Nabila mengalami kesulitan keuangan gitu, karena modal kedai kopi ini di pake untuk berobat Ayah, sakit. Ya untung aja ada Mas Dono, yang menyelamat usaha kedai kopi Nabila. Cuma kesepakatan bagi hasil aja gitu. Sampai sekarang bertahan," cerita Nabila.
"Wah....wah Dono. Kamu bukan tiori yang kamu ucapkan, tapi udah praktek toh. Hebat...kamu. Don," kata Indro.
"Namanya juga bisnis. Bisa modal besar atau modal kecilkan. Kalau itu menjanjikan apa salahnya, ya di jalankan dengan baik. Pasti untung," kata Dono.
"Bener-bener pandai membaca peluang bisnis.... kan Don," kata Indro.
"Yo.....i," saut Dono yang asik nonton Tv pake Hpnya, online lagi.
Indro terus makan gorengan sambil menikmati kopi yang enak. Nabila melayanin pembeli yang berkunjung di kedai kopi Nabila gitu. Dono senang sekali pertumbuhan dari usaha yang dijalankan oleh Nabila, ya kerja sama dalam penaman modal di usaha Nabila berjalan baik.
Subscribe to:
Posts (Atom)
CAMPUR ADUK
MUMBAI XPRESS
Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...
CAMPUR ADUK
-
1. Asal Usul Pangeran Jayakusuma Alkisah cerita, ada sebuah kerajaan yang besar di daerah Timur dengan rajanya yang bernama Prabu Braw...
-
Sekurang-kurangnya sepuluh atau lima belas orang, laki-laki dan perempuan, berdiri dalam satu deretan panjang, berbaris dari belakang dan...
-
Pagi indah sekali di Baturaden. Matahari bersinar cerah menimpa pohon-pohon ceramah yang kelihatan hijau berkilat. Puncak Gunung Slamet m...