"Eko. Ada cerita tentang seorang pemuda yang bisa mendengarkan lubuk hatinya yang paling dalam, ya ternyata yang bicara itu adalah setan," kata Budi.
"Ooooo cerita itu," kata Eko.
"Eko tahu cerita itu toh," kata Budi.
"Ya iyalah," kata Eko.
"Aku kirain....tidak," kata Budi.
"Aku kan ikutin perkembangan ini dan itu, ya jadinya tahu sih ini dan itu," kata Eko.
"Jadi...Eko. Kalau cerita yang baru ceritakan di kaitkan dunia kenyataan. Ada apa tidak?!" kata Budi.
"Ya kemungkinan ada sih. Contoh saja di berita di Tv : seorang yang di kenal alim, ya bisa di sebut ustad gitu. Ternyata bisa melakukan keburukan yang ini dan itu, ya merugikan orang lain. Berarti orang itu di bisikan keburukan sampai ke lubuk hatinya paling dalam, ya sama setan. Berarti orang itu kalah dari setan, ya orang itu membimbing dirinya jadi baik, ya gagal deh," kata Eko.
"Kehilangan kesadaran sejenak, ya sudah di kendalikan setan. Seperti penyakit kejiwaan yang berganti jiwa gitu," kata Budi.
"Maka itu. Banyak nasehat dari orang tua yang membimbing dirinya dengan baik, ya untuk dirinya, keluarga, dan juga orang lain. Pemuda itu, ya dekat kan diri mu pada kebaikan, ya seperti kita ini, ya saling menasehati, ya tujuan mengingatkan, ya agar jauh dari keburukan sampai keburukan seperti bisikan setan sampai kelubuk hati yang paling dalem, ya ibadah di jalankan dengan baik dan juga benar, ya sesuai dengan aturan yang ada di dalam ajaran agama yang di yakini," kata Eko.
"Memang sih kita ini di jalan kebaikan dan saling menasehati agar jauh dari keburukan ini dan itu, ya ibadah yang baik dan juga benar. Emmmmn kalau di ingat cerita masa lalu, ya perpecahan manusia, ya sampai perang. Bisa saja ulah dari bisikan setan dari lubuk paling dalem di dalam hati dong?!" kata Budi.
"Bisa jadi sih. Perangnya dari urusan negara sampai urusan agama. Ya otomatis banyak manusia yang jatuh karena bisikan setan yang paling dalam lubuk hati," kata Eko.
"Sampai-sampai urusan cinta pun di pengaruhi oleh bisikan setan yang paling dalem di lubuk hati, ya kan Eko?!" kata Budi.
"Bisa jadi sih. Namanya juga kalah dari setan," kata Eko.
"Setan....selalu membuat kekacauan di mana-mana, ya agar manusia jatuh pada lumpurnya dunia ini, ya keburukan ini dan itu," kata Budi.
"Sudahlah tidak perlu di bahas lebih jauh lagi. Lebih baik main catur saja!" kata Eko.
"Ok...main catur!" kata Budi.
Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di atas meja. Budi dan Eko menyusun dengan baik, ya bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik.