CAMPUR ADUK

Monday, October 18, 2021

MISTERI KEHIDUPAN

Budi dan Eko duduk di depan rumah Budi, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan. Tiba-tiba terdengar dari mesjid yang cukup jauh, ya pemberitahuan tentang orang meninggal dunia. Budi dan Eko langsung berkata dengan baik "Inalilahi wainalilahi rojiun."

"Misteri kehidupan," kata Budi.

"Kok ngomong misterinya kehidupan?!" kata Eko.

"Umur manusia kan tidak ada yang tahu Eko. Tahu-tahu dapet kabar dari pemberitahuan dari mesjid, ya pake toa tentang orang meninggal," kata Budi.

"Memang sih umur tidak tahu, jadi misterinya kehidupan tentang manusia yang meninggal," kata Eko menegaskan omongan Budi.

"Yang meninggal itu sudah cukup menikmati kehidupan ini dengan baik. Meninggal di umur 71 tahun," kata Budi.

"Manusia berharap sih, ya menikmati umur lebih lama lagi. Ya 100 tahun," kata Eko.

"Harapan manusia menikmati hidup lebih lama, ya umur 100 tahun. Tetap saja keputusannya telah di sesuaikan dengan takdir masing-masing manusia yang hidup di muka bumi ini," kata Budi.

"Ya begitulah," kata Eko.

Eko mengambil tahu goreng di meja, ya tahu goreng di makan dengan baik.

"Eko aku punya pertanyaan," kata Budi.

"Tentang apa?!" kata Eko.

"Tentang keyakinan," kata Budi.

"Keyakinan," kata Eko.

"Iya keyakinan tentang agama yang ku yakinin. Mungkin sama dengan orang-orang yang resah dan ingin bertanya pada seorang tentang keyakinan agama yang di jalaninnya," kata Budi.

Budi mengambil tahu goreng di meja, ya tahu goreng di makan dengan baik.

"Mungkin lah!" kata Eko.

Eko mengambil gelas berisi kopi di meja, ya di minum dengan baik kopi.

"Apa kah benar jalan agama yang aku yakini ini?!" kata Budi.

Budi mengambil gelas berisi kopi di meja, ya di minum dengan baik kopi. Eko menaruh gelas berisi kopi di meja.

"Kalau itu sih. Cukup di yakini dan di jalankan dengan baik, ya sudah benarlah agama yang di yakini Budi. Ya sama dengan aku," kata Eko.

Budi menaruh gelas berisi kopi di meja.

"Cukup di yakini dan di jalankan dengan baik. Tidak adakah petunjuk lainnya," kata Budi.

"Petunjuk. Kan ada di dalam kitab-kitab agama jawabannya tentang pertanyaan manusia," kata Eko.

"Di kitab-kitab ajaran jawabannya toh," kata Budi.

"Mungkin dari satu cerita. Tentang pemuda yang dapat mendengarkan suara roh. Pemuda itu di beritahukan tentang kebenaran agama. Jadi agama itu di katakan benar, ya agama tersebut mengarahkan pada manusia untuk di jalan kebaikan," kata Eko.

"Selama di jalan kebaikan maka jalan agama ku benar, ya Eko?!" kata Budi.

"Ya iyalah. Selama di jalan kebaikan maka jalan Budi benar!" kata Eko.

"Berarti tetap agama itu cukup di yakini dan di jalanin dengan baik saja," kata Budi.

"Ya begitulah," kata Eko.

"Ya sudahlah. Aku hanya perlu membuang keraguan aku tentang agama yang ku yakini. Maka aku tetap terus menyakini agama yang aku yakini dengan baik, ya di jalanin dengan baik seperti biasanya. Contoh yang baik, ya orang tua ku. Meyakini agama dan di jalanin dengan baik agama, ya tanpa ada keraguan sedikit pun," kata Budi.

"Orang tua jadi contoh yang baik untuk anaknya dalam menyakini dan menjalankan agama dengan baik," kata Eko menegaskan omongan Budi.

"Kalau begitu. Main catur saja!" kata Budi.

"Ok. Main catur saja!" kata Eko.

Ya Budi telah mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh papan catur di atas meja. Budi dan Eko mulai menyusun dengan baik bidak catur di papan catur.

"Hidup pun harus di nikmati dengan baik," kata Budi.

"Ya begitulah. Hidup harus di nikmati dengan baik," kata Eko menegaskan omongan Budi.

"Tetap saja kehidupan ini masih penuh dengan misterinya kehidupan. Yang ini dan itu," kata Budi.

"Ya begitulah," kata Eko.

Eko dan Budi main catur dengan baik.

CINTA SUCI

Budi dan Abdul duduk di depan rumah Budi sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan. Memang keadaan lingkungan basa sih karena habis hujan sih. Budi dan Abdul menikmati kopi panas, ya jadinya anget deh keadaan di dalam tubuh sih. Budi main gitar dan bernyannyi, ya Abdul pun menyanyi sih.

Lirik lagu yang dinyanyikan Eko yang berjudul 'Cinta Suci' :

Hidup ini takkan indah
Tanpa kau ada di hati
Ceria ini takkan ada
Tanpa kau ada di sisi
Kekasihku, kau bunga mimpiku
Tiada yang lain hanya dirimu
Yang kusayang dan selalu kukenang
'Kan selalu bersama dalam suka dan duka
Dirimu satu yang kumau
Takkan lagi ada selain dirimu
Cinta suci hanyalah untukmu
Dengarlah kasih, kaulah dambaanku
Walau 'kan datang badai menghadang
Kita 'kan selalu bersama
Tetap satu dalam cinta
Tiada yang mampu merubah
Dirimu satu yang kumau
Takkan lagi ada selain dirimu
Cinta suci hanyalah untukmu
Dengarlah kasih, kaulah dambaanku
Wajah manis yang lembut dan ayu
Bagaikan untaian mutiara
Takkan kulepas hingga akhir masa
'Kan selalu bersama dalam suka dan duka
Dirimu satu yang kumau
Takkan lagi ada selain dirimu
Cinta suci hanyalah untukmu
Dengarlah kasih, kaulah dambaanku
Dengarlah kasih, kaulah dambaanku

***

Selesai menyanyikan lagu, ya Budi dan Abdul, ya Budi selesai main gitar dan gitar di taruh di samping kursi.

"Cinta suci ku persembahkan pada gadis yang mengisi hati ku dari SMA sampai sekarang," kata Abdul.

"Emmmmm. Abdul. Masing saja urusan cintanya sama Putri. Padahal belum pernah menyatakan cinta sama Putri, ya dari SMA sampai sekarang. Apa lagi jarak juga. Abdul di Bandar Lampung dan Putri di Jakarta," kata Budi.

"Budi. Budi. Kan sekedar saja di kaitkan dengan lagu yang baru kita nyanyikan," kata Abdul.

Abdul mengambil tahu goreng di piring, ya di makan dengan baik tahu goreng.

"Ooooo sekedar toh. Jadi sudah bisa melupakan Putri, ya Abdul?!" kata Budi.

Budi mengambil bakwan goreng di piring, ya di makan dengan baik bakwan goreng lah.

"Sebenarnya belum bisa melupakan Putri. Cantik pembawaan Putri dan juga karakter pembawaan Putri yang baik yang membuat ku terkesan dan terkenang, ya ingin bersamanya," kata Abdul.

"Benar-benar Putri susah untuk di lupakan sama Abdul," kata Budi.

"Emmm," kata Abdul.

Abdul mengambil gelas berisi kopi di meja, ya di minum dengan baik kopi sama Abdul.

"Mungkin dengan cewek lain, ya di jadiin pacar sama Abdul, ya bisa melupakan Putri?!" kata Budi.

Budi mengambil gelas berisi kopi di meja, ya di minum dengan baik kopi sama Budi. Abdul menaruh gelas berisi kopi di meja.

"Maksudnya cewek yang aku baru jadiin teman gitu?!" kata Abdul.

Budi menaruh gelas berisi kopi di meja lah.

"Iya maksud ku itu sih. Cewek yang baru Abdul jadiin teman. Kemungkinan besarkan bisa di jadiin pacar," kata Budi.

"Memang cewek itu cantik. Cuma pembawaan tuh cewek, ya menurut ku kurang sih kena ke hati," kata Abdul.

"Ooooo masih di pertimbangkan dengan baik," kata Budi.

"Apa mungkin aku membandingkan dengan Putri, ya cewek yang baru jadi teman ku itu?!" kata Abdul.

"Kalau di pikir dengan baik sih. Abdul memang membandingkan cewek yang baru di jadiin temen itu dengan Putri dari segi pembawaan diri seorang cewek yang dapat membuat Abdul terkesan sampai ke hati," kata Budi.

"Haaaa. Cinta suci, ya hanya untuk Putri seorang, cewek yang membuat ku terkesan sampai di ke dalam hati," kata Abdul.

"Abdul mikirin Putri. Sedang Putri mikirin Abdul apa enggak ya?!" kata Budi.

"Mana aku tahu," kata Abdul.

"Kalau begitu sih lebih baik kita main catur saja!" kata Budi.

"Ok. Main catur!" kata Abdul.

Ya Budi telah mengambil papan catur di bawah meja dan di taruh di atas meja. Budi dan Abdul, ya menyusun dengan baik bidak catur di papan catur. Keduanya main catur dengan baik lah. Sedangkan Eko ada urusan dengan Purnama, ya ngobrol asik di ruang tamu sih. Sedang Putri yang berada di Jakarta, ya di rumahnya lah. Putri di kamarnya sedang mengetik kerjaannya, ya tugas kuliahnya lah dengan baik.

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK