CAMPUR ADUK

Monday, October 25, 2021

UJIAN HIDUP

Budi dan Abdul duduk di depan rumah Budi, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan. Budi dan Abdul bernyanyi, ya main gitar Budi lah.

Lirik lagu yang dinyanyikan Budi dan Abdul dengan judul 'Cinta Sabun Mandi' :

Aduh nyai, dengarkanlah
Cintaku tulus dan suci sama nyai
Kalau kaca bisa pecah, kayu juga bisa patah
Tapi cintaku ka nyai tak akan bisa berubah
Sampai tua cintaku tak akan musnah
Cintaku kepada nyai tak seperti sabun mandi
Pabila sering dipakai, makin habis kurang wangi
Percayalah cintaku suci ka nyai
Kujual baju, celana, itu semua demi nyai
Aku kerja jadi kuli demi nyai
Walaupun Madonna cantik
Marilyin Monroe juga cantik
Tetapi bagiku lebih cantik nyai
Aku rela korban harta demi nyai
Aku rela korban nyawa demi nyai
Cintaku kepada nyai tak seperti sabun mandi
Pabila sering dipakai, makin habis kurang wangi
Percayalah cintaku suci ka nyai
Aduh, bagaimana nyai, urusan kakang teh?
Akang sudah habis-habisan
Asal tau saja nyai, sebelum isinya
Lemarinya dulu akang sudah jual, demi nyai
Jawab dong nyai!
Kujual baju, celana, itu semua demi nyai
Aku kerja jadi kuli demi nyai
Walaupun Madonna cantik
Marilyin Monroe juga cantik
Tetapi bagiku lebih cantik nyai
Aku rela korban harta demi nyai
Aku rela korban nyawa demi nyai
Kalau kaca bisa pecah, kayu juga bisa patah
Tapi cintaku ka nyai tak akan bisa berubah
Sampai tua cintaku tak akan musnah

***

Budi dan Abdul selesai bernyanyi, ya Budi berhenti main gitar dan gitar di taruh di samping kursi sih.

"Hidup ini di jalankan harus berhati-hati, ya kan Abdul," kata Budi.

"Memang hidup ini di jalankan harus berhati-hati dalam menjalankan hidup. Karena masih banyak orang yang tidak memahami ilmu agama, ya hidup di jalankan dengan berpura-pura baik, ya jadi teman tujuannya untuk menjatuhkan, ya bisa di bilang ujian hidup ini lah," kata Abdul.

"Di jatuhkan oleh orang-orang berengsek," kata Budi.

Budi mengambil tahu goreng di piring, ya di makan dengan baik tahu goreng.

"Dari perkara kecil sampai perkara besar, ya di rencanakan sama orang-orang berengsek untuk menjatuhkan orang," kata Abdul.

Abdul mengambil tahu goreng di piring, ya di makan dengan baik tahu goreng lah.

"Contohnya, ya berita di Tv, ya cerita kriminalitas. Orang baik di jatuhkan sama orang-orang berengsek dengan perkara ini dan itu, ya kadang sampai ajal menjemput orang baik itu," kata Budi.

Budi mengambil gelas berisi kopi di meja, ya di minum dengan baiklah kopilah.

"Contoh kenyataan sih. Pemuda, ya di jatuhkan sama orang-orang berengsek. Pemuda itu kelimpungan dalam menanggulangi masalahnya. Karena banyak orang berengsek di lingkungan, ya berpura-pura baik. Dari pencuri sampai penipu. Mungkin cerita ada kesamaan dari cerita di kota ini dan kota lainnya. Hal biasa cerita kan," kata Abdul.

Abdul mengambil gelas berisi kopi di meja, ya di minum dengan baiklah kopilah. Budi menaruh gelas berisi kopi di meja.

"Ya di kirain cuma pemuda itu saja yang di jatuhkan orang-orang berengsek. Ternyata banyak pemuda yang lain di jatuh kan orang-orang berengsek. Lingkungannya buruk banget sih. Padahal dekat banget dengan rumah ibadah, ya dari rumah ibadah umat islam sampai umat agama lain. Tetap saja orang berengsek bikin ulah dengan cara berpura-pura," kata Budi.

Abdul menaruh gelas berisi kopi di meja.

"Kadang jadi orang baik itu susah banget. Karena banyak orang-orang berengsek, ya menjatuhkan," kata Abdul.

"Iya jadi orang baik itu susah karena banyak orang-orang berengsek, ya menjatuhkan. Dengan menjalankan kesabaran dengan baik, ya sampai ujian di jatuhkan sama orang-orang berengsek, ya selesai," kata Budi.

"Sabar dan sabar dalam menjalankan kehidupan ini. Sampai ajal, ya tetap sabar dalam menjalankan hidup yang penuh dengan ujian," kata Abdul.

"Ya sudah lah. Lebih baik main catur saja!" kata Budi.

"Ok. Main catur!" kata Abdul.

Budi telah mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas meja. Budi dan Abdul menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik.

BUNGA SURGAWI

Budi dan Eko duduk di depan rumah Budi. Memang sih sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan. Budi dan Eko bernyanyi bersama yang main gitar Budi lah. 

Lirik lagu yang dinyanyikan Budi dan Eko dengan berjudul 'Bunga Surgawi' :

Kau
Bunga
Surgawi
Izinkan aku
Memujamu
Engkau bagai bunga datang dari surga
Harum aroma indahmu tiada terkira
Izinkanlah aku untuk menyuntingmu
Akan kujaga kusayang sepenuh jiwa
Kuberjanji setia padamu
Hanya menghisap madumu
Duhai bunga impian
Jangan ragu dan bimbang
Aku bukan si kumbang jalang
Kuingin engkau saja
Menghias relung jiwa
Karena hanya kau yang kucinta
Abadilah dalam asmara
Kuberjanji setia padamu
Hanya menghisap madumu
A-a-a-a-ah
A-a-a-a-a-a-ah
A-a-a-a-ah
A-a-a-a-a-a-ah
A-ah pam-pam-pam-pam
Pa-ram-pam
Aku bukan si kumbang jalang
(Kuingin engkau saja)
(Menghias relung jiwa)
Karena hanya kau yang kucinta
Aku bukan si kumbang jalang
(Kuingin engkau saja)
(Menghias relung jiwa)
Karena hanya kau yang kucinta
Abadilah dalam asmara
Abadilah dalam asmara
Abadilah dalam asmara

***

Eko dan Budi berhenti bernyanyi, ya Budi berhenti main gitarnya dan gitar di taruh di samping kursi. Eko mengambil tahu goreng di piring, ya di makan dengan baik.

"Cewek itu diumpakan seperti bunga surgawi, ya kan Eko?!" kata Budi.

Budi mengambil tahu goreng di piring, ya di makan dengan baik lah tahu goreng.

"Ya memang sih. Cewek diumpamakan bunga surgawi. Cantik parasnya. Anggun geraknya. Karakternya di dalam diri cewek, ya berkesan untuk cowok yang menyukainya," kata Eko.

Eko mengambil gelas berisi kopi di meja, ya di minum dengan baik lah kopi.

"Contohnya kaya Purnama....., ya Eko?!" kata Budi.

Budi mengambil gelas berisi kopi di meja, ya di minum dengan baik. Eko menaruh gelas berisi kopi di meja.

"Di buat umum. Malah di buat jadi khusus. Gimana Budi ini?!" kata Eko.

Budi menaruh gelas berisi kopi di meja.

"Maaf deh  Eko. Memang di buat umum untuk urusan menilai cewek, ya diumpamakan bunga surgawi!" kata Budi.

"Emmmmm," kata Eko.

"Oiya Eko ingin nanya sesuatu," kata Budi.

"Tentang apa?!" kata Eko.

"Tentang pemuda yang bisa mendengarkan suara roh," kata Budi.

"Ooooo tentang pemuda yang bisa mendengarkan suara roh. Silakan!" kata Eko.

"Begini Eko. Pemuda yang bisa mendengarkan suara roh itu. Apa mungkin di ikuti orang-orang yang ingin belajar dari ilmunya pemuda yang bisa mendengarkan suara roh, ya kaya cerita para nabi dan para wali allah?!" kata Budi.

"Ada kemungkinan sih," kata Eko.

"Oooooo kemungkinan ada toh," kata Budi.

"Manusia di bimbing manusia. Seperti guru dan murid, ya hal biasa kan," kata Eko.

"Iya juga ya. Manusia di bimbing manusia, ya hal biasa. Sedangkan pemuda itu di bimbing dengan baik sama roh, ya di jelaskan dengan baik isi kitab-kitab agama," kata Budi.

"Akherat telah di dapatkan dengan baik pemuda yang dapat mendengarkan suara roh," kata Eko.

"Memang akherat telah di dapatkan dengan baik sama pemuda yang mendengarkan roh," kata Budi.

"Sudah ngomongin itu. Lebih baik main catur saja!"" kata Eko.

"Ok. Main catur!" kata Budi.

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas mejalah papan catur. Bidak catur di susun dengan baik atas papan catur sama Budi dan Eko lah. Keduanya main catur dengan baik.

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK