CAMPUR ADUK

Monday, August 7, 2023

EERAM

Budi duduk di depan rumahnya dengan keadaan santai banget gitu, ya sedang membaca cerpen yang ceritanya menarik gitu, ya sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus gitu.

Isi cerita yang di baca Budi :

Plot dibuka dengan air yang meluap dari sebuah apartemen sekitar pukul 02.00 di Blok E, yang dilihat oleh penjaga apartemen. Ketika dia pergi untuk menghentikan air, dia menyaksikan seorang wanita muda Ramya mati dan tenggelam di air karena sesak napas. Investigasi atas kematiannya dilakukan oleh Asisten Komisaris Polisi Vasudevan, yang merupakan seorang polisi yang jujur ​​dan jujur ​​dan juga mantan kekasih Ramya. Meskipun bukti tidak langsung mengklaim itu adalah bunuh diri, Vasu meragukannya dan mulai menyelidiki dari sudut lain.

Penyelidikan mengungkapkan bahwa Ramya berselingkuh dengan orang tak dikenal, dan kunjungannya yang sering ke flatnya dikonfirmasi oleh tetangga di gedung apartemen Ramya. Namun, Vasu tidak yakin, yakin bahwa ada seseorang di balik kematian Ramya dan menamainya Tuan X. Dia juga mengingat kehidupan cintanya dengan Ramya selama masa kuliah mereka. Vasu ditolak menikah dengan Ramya oleh ayahnya Shriraman karena dia tidak mau putrinya menikah dengan seorang petugas polisi. Ketika Vasu memintanya untuk menikah dengannya tanpa persetujuan ayahnya, dia menolak, dan mereka berpisah. Belakangan, Ramya menikah dengan seorang pengusaha kaya Balakrishnan. Sejak saat itu, hubungan antara Vasu dan Ramya terputus sepenuhnya. Vasu kemudian menjadi petugas polisi.

Sementara itu, kecelakaan aneh mulai terjadi di apartemen tempat Ramya meninggal. Kalyani Subramanyam, yang tinggal di flat seberang Ramya, meninggal karena sengatan listrik. Seorang mantan veteran tentara, Thiyagarajan, dalam perjalanannya ke Pondicherry, meninggal saat ujung payung menembus lehernya. Penjaga apartemen juga meninggal secara misterius. Vasu menghubungkan kematian dengan Ramya tapi tidak tahu persisnya. Dia menemukan bahwa air adalah unsur umum dalam semua kematian. Dia menunjuk beberapa asisten untuk tinggal di berbagai flat apartemen dan memberi tahu dia jika ada aktivitas yang mencurigakan. Para asisten menunjuk seorang pemuda datang ke sana untuk bertemu pacarnya Deepa. Vasu mengidentifikasi dia sebagai Tuan X dan mengikutinya ke teater, tetapi sebelum dia dapat menangkapnya, dia melihat "Tuan X" membenturkan kepalanya ke cermin kamar kecil. Vasu mencoba untuk menghentikannya, tetapi roh yang menakutkan menghentikannya untuk menyelamatkan Tn. X. Vasu kemudian melihat jejak kaki manusia berjalan di atas air dan memahami bahwa itu adalah karya entitas supernatural.

Warna merah dan air terus muncul bersama sebagai firasat dan memberi sinyal kepada Vasu bahwa pembunuhan akan segera terjadi. Dia tidak dapat meyakinkan atasannya bahwa kematian itu tidak disengaja. Vasu menyelidiki sudut kehidupan setelah kematian, dan menemukan bahwa roh dapat menghubungi dunia ini di media apa pun setelah kematian. Bisa juga melalui air. Vasu menyadari bahwa roh Ramya membunuh semua orang. Suatu malam, ketika saudara perempuan Ramya Divya mengunjungi Vasu di rumahnya untuk menghiburnya atas kematian Ramya, roh yang terakhir merasuki tubuhnya dan mengungkapkan kebenaran hidupnya setelah berpisah dari Vasu.

Ramya hidup bahagia bersama Bala tapi hanya sebentar. Bala adalah orang yang tidak menyukai barang bekas dalam hidupnya. Dia tidak bisa mencerna hubungan masa lalu istrinya dengan kekasihnya Vasu, dan karenanya mulai menyiksanya. Pembantu Ramya mengeluhkan Thiyagarajan di flat lain karena dia telah melecehkannya secara seksual. Ramya memperingatkan Thiyagarajan bahwa jika dia mengulanginya, dia akan memberitahukannya kepada istrinya. Ramya juga menasihati Deepa untuk berhenti memiliki pacar (Tuan X) karena akan merusak hidupnya, dan hal ini membuat Deepa tidak menyukainya. Tetangga apartemen seberang Ramya, Kalyani, menginginkan flat tempat Ramya tinggal, untuk putrinya. Tuan X memberi kesan bahwa dia datang mengunjungi Ramya ke Kalyani. Dia telah memutarbalikkan cerita palsu terhadap Ramya, dan Thiyagarajan juga membenarkannya kepada Bala sebagai balas dendam. Karena itu,

Makanya, arwah Ramya membunuh Kalyani dengan sengatan listrik; Thiyagarajan di ujung payung; penjaga yang mendukung pernyataan palsu terhadap Ramya; Tuan X dengan menerbangkannya di cermin; dan sekarang, dia membuat Deepa trauma, yang membuat mental gadis itu tidak stabil, namun dia bertahan. Vasu memperingatkan Bala bahwa dia akan segera menangkapnya dengan bukti pembunuhan Ramya. Teman Bala Vignesh menyesatkannya sejak awal film tentang kecenderungan perempuan yang varietas dan juga terhadap Ramya. Vicky kemudian dibunuh oleh Bala sendiri karena dia mengancam akan mengungkapkan kebenaran tentang pembunuhan tersebut. Bala yakin dia bisa ditangkap hanya jika dia mengakui kejahatannya. Suatu tengah malam, Bala menculik Divya dan menahannya di ruang pamer mobilnya. Vasu datang untuk menyelamatkan Divya tetapi melibatkan dirinya dalam pertarungan tatap muka dengan Bala. Dalam pertarungan tersebut, Bala awalnya unggul, memukul Vasu tanpa ampun dengan tongkat besi di kepalanya, lalu menusuk perut Vasu dengan parangnya sendiri. Vasu kemudian kehilangan kekuatan dan kesadarannya, tetapi roh Ramya yang haus darah merasukinya dan memberinya keunggulan untuk melumpuhkan Bala. Vasu berhasil menyelamatkan Divya, lalu arwah Ramya meninggalkannya.

Keesokan harinya, Bala tiba-tiba mengakui pembunuhan istrinya, memberi Vasu kesempatan untuk menangkapnya. Nyatanya, roh Ramya telah merasuki Bala dan membuatnya berbicara kebenaran. Usai konferensi pers, saat Bala dibawa ke pengadilan, warna langit mulai terlihat aneh, hujan mulai turun, dan bensin terlihat bocor dari jip polisi tempat Bala dibawa ke pengadilan. Vasu melihat payung merah dengan air yang menetes darinya. Kemudian layar memudar menjadi hitam dan terdengar suara jip menabrak, menandakan bahwa Bala telah terbunuh.

***

Budi selesai baca cerpen.

"Eko belum datang juga. Kalau begitu lanjut baca cerpen yang lain!" kata Budi.

Budi membaca cerpen yang lain yang berjudul 'Beranak Dalam Kubur' :

Isi cerita yang di baca Budi :

Ibu sakit keras, ya di rawat dengan baik sama Meli dan Ayah. Akhirnya, ya Ibu meninggal dunia gitu. Meli menerima dengan baik Ibu telah pergi untuk selamanya gitu. Ayah menerima kepergian Ibu untuk selama dengan baik. Bertahun-tahun setelah Ibu meninggal. Meli tetap menjalankan kehidupannya dengan baik gitu. Ayah menikah lagi dengan Tante Mira, ya yang mempunyai anak cewek yang umurnya sama dengan Meli, ya nama anaknya Tante Mira, ya Dora. Tante Mira baik sama Meli, ya begitu juga dengan Dora. Tante Mira ingin mengambil harta Ayah, ya dengan cara menikahinya gitu. Tante Mira juga, ya memberikan racun lewat makan dan minuman untuk Ayah untuk di bunuh perlahan-lahan gitu. 

Memang Ayah sakit keras gitu. Meli merawat Ayah dengan baik, ya yang keadaannya sakit keras. Ya akhirnya Ayah meninggal. Meli menerima kepergian Ayah untuk selamanya. Tante Mira dan Dora, ya senang rencananya berhasil menyingkirkan Ayah demi mengambil semua hartanya. Ternyata hak waris harta Ayah, ya jatuh pada Meli. Tante Mira dan Dora, ya merencanakan menyingkirkan Meli gitu. Meli yang menjalin kasih dengan Budi, ya segera menikah gitu. Karena Meli dan Budi menikah, ya rencana Tante Mira dan Dora untuk menyingkirkan Meli di tunda gitu.

Budi dan Meli hidup bersama gitu. Tante Mira, ya mengirimkan orang-orang bayaran untuk membunuh Meli, ya hal hasil gagal karena di gagalkan Budi gitu. Sampai rencana berhasil, ya Tante Mira dan Dora membuat Meli di kubur hidup-hidup dengan bantuan orang-orang yang di bayar gitu. Meli hendak melahirkan gitu, ya jadi melahirkan di dalam kubur. Karena pendarahan hebat, ya Meli mati. Budi berhasil mengalahkan orang-orang yang mau mengubur Meli hidup-hidup tersebut.

Tapi Budi bersedih kehilangan Meli, ya anak selamat gitu. Budi pun menguburkan Meli ke tempat tanah terlarang berdasarkan cerita orang tua dulu yang menjalankan ritual ini dan itu di tanah terlarang gitu, ya dengan tujuan Meli bangkit untuk bales dendam dengan orang yang berbuat buruk padanya. Meli jadi hantu menteror masyarakat gitu. Hantu Meli balas dendam pada orang-orang yang mencelakainya. Tante Mira dan Dora yang senang telah menyingkirkan Meli dan mendapat warisan harta gitu. 

Tante Mira dan Dora, ya di teror hantu Meli gitu. Sampai-sampai Tante Mira dan Dora, ya pake dukun untuk mengalahkan hantu Meli gitu. Dukun di kalahkan hantu Meli, ya di buat mati gitu. Tante Mira dan Dora, ya di buat mati yang mengenaskan sama hantu Meli gitu. Hantu Meli yang telah bales dendam, ya jadi tenang gitu. Budi pun memindahkan jasad Meli ke tempat kuburan yang baik, ya agar Meli tenang gitu. Budi merawat anaknya dengan baik gitu.

***

Budi selesai baca cerpen yang cerita menarik gitu, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu. 

"Yaaa. Eko belum datang juga," kata Budi.

Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus.

"Kalau begitu baca koran saja lah!" kata Budi.

Budi mengambil koran di bawah meja, ya koran di baca dengan baik banget gitu. Berita-berita di koran ceritanya, ya banyak menarik-menarik gitu, ya jadi di baca dengan baik tuh berita di koran. Ya cukup lama Budi baca koran. Eko datang ke rumah Budi, ya di parkirkan motornya di depan rumah Budi gitu. Karena ada Eko, ya berhenti baca koran dan koran di taruh di bawah meja gitu. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi.

"Aku merasa ada yang aneh?" kata Budi.

"Aneh apa Budi?" kata Eko.

"Apa cerita yang aku buat, ya obrolan kita. Kalau di publikasikan jaringan internet. Ya apa mempengaruhi sesuatu?" kata Budi.

"Mempengaruhi sesuatu?" kata Eko.

"Gejala di bidang komunikasi gitu. Informasi gitu?" kata Budi.

"Mungkin iya. Mungkin tidak. Ya tergantung segi keuntungan atau tidak. Orang-orang bidang komunikasi, ya memperhitungkan keuntungan dan kerugian juga dari informasi yang di dapat gitu," kata Eko.

"Bagi aku sih tidak ada masalah sih. Cuma rasa aneh saja?" kata Budi.

"Kalau tidak ada masalah. Ya masalah selesai deh!" kata Eko.

"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA saja!" kata Budi.

"Aku paham omongan Budi!" kata Eko.

"Ngomong-ngomong Eko. Aku menonton Tv, ya orang-orang beragama Kristen, ya menunjukkan sesuatu, ya di tonjolkan dengan baik seperti kalung salip. Ya sama dengan realita kenyataan gitu. Tujuan orang-orang itu, ya mau menunjukkan agama yang di yakininya dengan baik, ya Kristen," kata Budi.

"Siar agama mungkin Budi?" kata Eko.

"Mungkin sih....siar agama," kata Budi.

"Urusan agama lain. Ya aku tidak ikut campur lah!" kata Eko.

"Memang sih. Tidak ikut campur urusan agama lain. Cuma realita kenyataan sih. Urusannya tetap di bagi dua," kata Budi.

"Dua. Berarti. Satu tetap fokus dengan agama yang di yakini, ya jalan baik, ya agama Kristen. Yang kedua itu, ya cuma yakin atau sebenarnya pura-pura, ya tidak menjalankan agama yang di yakini, ya agama Kristen," kata Eko.

"Ya berdasarkan data di temukan di masyarakat, ya pergaulan gitu. Contohnya : suku China, Batak, dan Flores beragama Kristen. Ya dua sesuai dengan omongan Eko gitu. Ya baik dan buruk perilaku manusia," kata Budi.

"Hidup ini. Antara baik dan buruk," kata Eko.

"Emmm," kata Budi.

"Main catur saja Budi!" kata Eko.

"Okey main catur!" kata Budi.

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas meja gitu. Eko dan Budi menyusun bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik gitu.

"Kuro," kata Budi.

"Kuro itu, ya bahasa Jepang artinya hitam. Apa maksudnya Budi berkata kata itu?" kata Eko.

"Kuro itu, ya artinya hitam. Maksud ku sih, ya hitam berkaitan dengan kegelapan hati manusia," kata Budi.

"Kegelapan hati," kata Eko.

"Manusia itu, ya selalu berbuat keburukan ini dan itu. Hatinya pasti hitam," kata Budi.

"Ya istilah itu tepat sih menggambarkan manusia yang berbuat buruk ini dan itu, ya hatinya hitam," kata Eko.

"Ya karena kita tahu, ya jalan buruk itu tidak baik, ya berdampak merugikan orang lain, ya diri dan juga keluarga. Ya buruk itu, ya temannya Setan. Jadi kita lebih baik jalan putih dalam bahasa Jepang, ya Shiro. Jalan baik, ya demi diri, keluarga, dan orang lain karena kita belajar ilmu agama, ya di pahami dengan baik," kata Budi.

"Hidup ini pilihan. Karena paham ilmu agama, ya milih jalan baik demi diri, keluarga, dan orang lain gitu," kata Eko.

Eko dan Budi terus main catur dengan baik, ya melangkahkan bidak catur dengan baik gitu.

"Hitam itu, ya dekat dengan Setan. Mainnya kemusyrikkan dengan baik," kata Budi.

"Cerita tentang orang-orang main kemusyrikkan dengan tujuan ini dan itu," kata Eko.

"Yaaaaa. Bermacam-macam tujuan sih, ya orang-orang yang bermain kemusyrikan gitu," kata Budi.

"Lebih baik itu, ya jauh dari orang-orang yang main kemusyrikkan itu!" kata Eko.

"Memang harus jauh dari orang-orang yang main kemusyrikkan tersebut. Karena tidak ingin kena sial gitu!" kata Budi.

"Emmm," kata Eko.

Eko dan Budi main catur dengan baik gitu.

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK