CAMPUR ADUK

Wednesday, July 14, 2021

FAKTA ATAUKAH HOAX

Indro dan Kasino berjalan dengan baik menuju sebuah bukit. Sampai di puncak. Kasino dan Indro duduk di bawah pohon yang rindang. Indro membawa tropong untuk melihat keadaan lebih baik. Sampai Indro melihat seorang cewek cantik dan berkata "Kasino...cewek cantik."

"Mana," kata Kasino.

"Di sana!" kata Indro menunjuk ke arah pake tangan kanannya.

"Indro pake teropong. Aku tidak. Pantes aku tidak melihatnya. Jauh sih," kata Kasino.

"Ooooo iya aku lupa. Kalau aku pake teropong," kata Indro.

"Aku pinjem teropongnya!" kata Kasino.

"Iya," kata Indro.

Indro memberikan teropongnya kepada Kasino, ya Kasino mengambilnya dengan baik. Kasino meneropong dengan melihat dengan baik ke arah yang di tujukan Indro tadi. 

"Nenek," kata Kasino.

"Cewek cantik Kasino," kata Indro.

"Nenek. Indro," kata Kasino.

"Kok nenek sih," kata Indro.

"Kalau tidak percaya lihat sendiri!" kata Kasino sambil memberikan teropong pada Indro.

Indro mengambil teropong dari tangan Kasino dan segera menggunakan teropong dengan baik.

"Iya nenek. Tadi cewek cantik," kata Indro sambil tidak meneropong lagi.

"Emmm," kata Kasino.

Kasino dan Indro terus menikmati keadan dengan baik, ya melihat lingkungan dari atas bukit gitu.

"Kasino. Berita di Tv ada yang heboh. Tentang Dokter yang tidak percaya bahwa covid-19 itu ada. Jadinya aneh kan?" kata Indro.

"Berita itu memang aneh," kata Kasino.

"Maka itu di sisi lain berita menyatakan covid-19 itu ada," kata Indro.

"Ada tidak percaya berarti menimbulkan Kontra. Ada yang percaya beranti Pro," kata Kasino.

"Apa mungkin sensasi saja ya?!" kata Indro berpikir panjang.

"Mungkin sih. Seperti contoh lain : Ibunya tidak pake hijab dan anak gadisnya telah berhijab. Kontra dan Pro," kata Kasino.

"Penilaian manusia. Ada baik dan ada yang buruk. Pada akhirnya di kembalikan pada orang yang menjalankannya. Paham agama Islam apakah tidak?" kata Indro.

"Emmmm," kata Kasino.

"Kadang lebih baik kita bilang begini saja di Sumatra ada orang yang terkena covid-19," kata Indro.

"Pasti jadinya jujur apa bohong...berita itu," kata Kasino.

"Kadang seru juga sih beritanya dan juga bisa di bilang beritanya Fakta ataukah Hoax " kata Indro.

"Obrolan saja kan!" kata Kasino.

"Iya," kata Indro.

Indro dan Kasino terus menikmati keadaan dengan baik.

"Kadang kasihan juga orang-orang miskin yang berjuang hidup di keadaan sekarang ini. Masih menangani covid-19," kata Indro.

"Untuk orang miskin jadinya kasihan sih. Tapi untuk orang kaya, ya tidak kasihan sih. Orang kaya mampu untuk untuk menanggulangi masalah ekonominya dengan baik," kata Kasino.

"Oooo iya Kasino. Berita di Tv. Sholat Idul Adhanya di anjurkan di rumah saja gimana Kasino?!" kata Indro.

"Mau gimana lagi. Jika masih menanggulangi covid-19, ya sholat Idul Adhanya di rumah saja juga tidak masalahkan," kata Kasino.

"Memang tidak ada masalah sih. Kita orang kecil gitu. Lebih baik ikut peraturan kan!" kata Indro.

"Emmm," kata Kasino.

"Kalau di jalankan sholat di mesjid dan juga di lapangan pasti harus di jalankan dengan protokol kesehatan," kata Indro.

"Peraturan juga begitu," kata Kasino.

"Yang penting masih bisa ibadah dari pada tidak ibadahkan," kata Indro.

"Emmmm," kata Kasino.

"Udahan yuk. Melihat keadaannya. Pulang!" kata Indro.

"Ayok!" kata Kasino.

Kasino dan Indro beranjak dari duduknya di bawah pohon yang rindang. Keduanya berjalan dengan baik menuju pulang ke rumah. Dono di rumah di ruang tamu sedang baca buku dengan baik, ya buku yang di baca Kebijakan Publik.

TERSESAT

Kasino dan Indro  di ruang tengah sedang menonton Tv. Acara Tv yang di tonton, ya ceramah para Ustad.

"Ceramahnya bagus ya Kasino," kata Indro.

"Iya," kata Kasino.

"Pinter...Ustadnya. Memberikan pemahaman ini dan itu dengan tujuan agar manusia bijak menjalankan hidup ini. Kemulian yang kita dapatkan kan Kasino?" kata Indro.

"Iya," kata Kasino.

Kasino dan Indro terus menonton acara ceramah di Tv.

"Kasino. Orang yang beragama Islam itu bisa jatuh pada kesesatan kan?!" kata Indro.

"Orang yang beragama Islam bisa jatuh pada kesesatan? Bisa. Ada ceritanya. Seorang pemuda yang awalnya belajar mengaji dari kecil sampai dewasa. Jatuhnya pada kesesatan karena bergaul dengan orang yang tersesat, ya main ilmu kesyirikan. Jadi dukun tapi terselubung dengan baik di sebut orang pinter," kata Kasino.

"Ilmu beneran apa tidak?" kata Indro.

"Ilmunya, ya kebohongan lah. Contohnya : batu ini memiliki kekuatan magis. Padahal, ya tidak sama sekali," kata Kasino.

"Jadi penipu dong," kata Indro.

"Ya keadaan sih. Ekonomi terdesak mau gimana lagi. Ilmu begitu di jalanin dengan baik," kata Kasino.

"Tersesat sejauh itu ya," kata Indro.

"Ujian orang yang menjalankan agama Islam. Maka itu para Ustad itu gencar-gencarnya menasehati umat Islam agar tetap menetapi di jalan yang benar. Ya untuk kebaikan diri, keluarga dan orang lain," kata Kasino.

"Seperti....ceramah yang kita tonton di Tv," kata Indro.

"Iya," kata Kasino.

Ceramah yang di tonton Kasino dan Indro di Tv, ya terus di tonton dengan baik.

"Kita ini harus haus dengan ilmu agama Islam kan?" kata Indro.

"Iya," kata Kasino.

"Padahal kita ini sudah paham ilmu agama Islam," kata Indro.

"Tujuannya...terus belajar dengan baik. Agar pemahaman kita terus mantep dan tidak goyah. Kembali lagi pada contoh : pemuda yang beragama Islam yang tersesat karena pergaulannya," kata Kasino.

"Ujian manusia hidup di muka bumi ini untuk orang yang beragama Islam....tersesat," kata Indro.

"Maka itu bergaullah di kalangan orang yang sholeh!" kata Kasino.

"Aku paham Kasino," kata Indro.

Indro dan Kasino terus menonton ceramah di Tv dengan baik, ya sampai ceramah di Tv selesai. Acara Tv berganti dengan acara berita. Kasino dan Indro tetap asik nonton Tv dengan baik. Sedangkan Dono di kamarnya, ya sedang asik baca buku tentang Politik Islam.

MENJADI CONTOH

Dono dan Indro duduk di halaman belakang. Keduanya menikmati keadaan sambil minum teh dan makan tahu goreng.

"Dono kebanyakan manusia itu menyembah apa?" kata Indro sambil mengambil tahu goreng di piring, ya segera di makanlah.

"Kok ngomongnya begitu?!" kata Dono.

"Abisnya. Ada sebuah cerita. Ada manusia yang buruk. Di nasehati sama Ustad untuk berjalan di jalan baik. Manusia itu tidak mau berubah gitu, ya tetap berjalan di jalan yang buruk gitu," kata Indro.

"Hatinya sudah tertutup. Tidak menerima nasehat. Kegelapan jiwa," kata Dono.

"Pantes aja. Kegelapan jiwa. Setan kali yang di sembah," kata Indro.

Indro mengambil tahu goreng lagi, ya di makan dengan baik. Dono mengambil gelas tehnya, ya di minum dengan baik.

"Di Tv. Artis yang jenjang pendidikannya tinggi dan mendapatkan gelar pendidikan tinggi, ya ternyata hebat juga ya," pujian Indro.

"Artis yang gelar pendidikan tinggi kan jadi contoh yang baik untuk pencapaian pendidikan gitu," kata Dono.

"Jadi contoh. Bener juga. Seperti jadi Presiden kan harus berpendidikan dengan baik. Ya jadi contoh yang baik gitu untuk generasi selanjutnya," kata Indro.

"Bentuk produk yang di tawarkan untuk membantu meningkatkan kemampuan anak-anak untuk pencapaian masa depan yang baik," kata Dono sambil menaruh gelas tehnnya di meja.

"Maksudnya......aplikasi Ruang Guru?!" kata Indro.

"Iya," kata Dono.

"Pinter yang membuat aplikasi Ruang Guru, ya bisa membantu anak-anak dalam meningkatkan kemampuannya memahami mata pelajaran. Otomatis di masa depan....anak-anak yang berprestasi bisa saja menjadi pemimpin di negeri ini dengan baik...contohnya Presiden," kata Indro.

Indro mengambil gelas tehnya di meja dan segera di minum dengan baik.

"Bisa jadi sih. Dengan Doa dan Usaha yang baik," kata Dono menegaskan.

Dono mengambil tahu goreng di piring dan segera di makan dengan baik. Indro menaruh gelas teh di meja.

"Don. Sebenarnya aku tahu Dono tidak ingin membicarakannya. Tapi aku ingin tahu saja sih?" kata Indro.

"Emangnya mau membicarakan apa?" tanya Dono.

"Dono masih mendengarkan suara Roh...kan?!" kata Indro yang ingin tahu gitu.

"Ya masih sih. Nama juga kemampuan aku," kata Dono.

"Masih toh...mendengarkan Roh," kata Indro.

"Apa Indro ingin mendengarkan Roh?" tanya Dono.

"Mau sih Don. Gimana caranya?" kata Indro.

"Aku akan memberikan pilihan pada Indro. Tes aja sih. Pilih kegelapan apa cahaya?" kata Dono.

"Tes toh. Ya aku sih milih cahaya," kata Indro.

"Kalau begitu sih Indro tidak akan mungkin mendengarkan suara Roh karena memilih cahaya. Semua manusia memilih cahaya untuk menjadi apa pun di muka bumi ini. Pada akhirnya manusia tenggelam pada keburukan dunia ini......penyakit hati," kata Dono.

"Jadi aku tidak mungkin bisa mendengarkan Roh toh," kata Indro.

"Iya," kata Dono.

"Seharusnya aku memilih kegelapan dong...untuk mendengarkan Roh," kata Indro.

"Kegelapan itu harus di pilih. Karena awalnya manusia itu buta, bisu, tuli dan tidak merasakan apapun. Tahu-tahu bangun melihat, mendengar, bicara dan merasakan semuanya. Pada akhirnya.....manusia itu matikan kembali ke buta, bisu, tuli dan tidak merasakan apapun," kata Dono.

"Awal di situ toh. Sulit Don. Dengan kegelapan seperti itu," kata Indro.

"Memang susah sih. Cuma awal saja sih. Ujiannya yang berat. Kalau tidak bisa mengikuti ujiannya.....pasti mati. Contohnya : seperti orang di uji sakit berat gitu, ya di ambang kematian gitu. Kalau orang itu memahami ilmu maka akan selamat dari ujian dan sembuh dari sakitnya itu," kata Dono.

"Ujiannya yang berat toh. Ya sudah Don. Lebih baik aku main game saja di Hp-ku!" kata Indro.

"Iya," kata Dono.

Dono mengambil buku di meja dan segera di baca dengan baik. Indro telah asik main game di Hp-nya. Sedangkan Kasino di ruang tengah sedang nonton Tv, ya acara yang di tonton sih sinetron gitu.

AKU MENJADI YANG LAIN

Dono di rumah, ya di ruang tamu sedang baca buku dengan baik. Kasino dan Indro duduk bawah pohon yang rindang, ya di atas bukit sambil melihat keadaan semuanya dengan baik.

"Dunia ini luas banget," kata Indro.

"Manusia terus membangun ini dan itu," kata Kasino.

"Yang miskin ingin kaya. Yang kaya ingin tetap kaya," kata Indro.

"Kalau kaya sih terlihat dari rumah gedung di sana," Indro menunjuk dengan tangan kanannya "Di bangun dengan baik. Ya di buat megah gitu," kata Kasino yang kagum dengan bangunan yang di bangun.

"Apa kah orang kaya itu. Menyisihkan uangnya untuk orang-orang tidak mampu?!" kata Indro.

"Mana aku tahu," kata Kasino.

"Ya aku juga tidak tahu. Yang aku tahu sih dari berita di Tv. Artis atau pejabat pemerintahan yang agama Islam menyisihkan sedikit rezekinya untuk orang tidak mampu gitu, ya bisa di bilang miskin banget gitu," kata Indro.

"Kalau itu aku tahu sih. Agama lain kalau tidak salah ada juga sih. Bisa di bilang orang dermawan. Membagikan rezekinya kepada orang tidak mampu, ya miskin gitu," kata Kasino.

"Berarti masih banyak orang baik di muka bumi ini," kata Indro.

"Orang buruk juga banyak gitu. Kan masih ada polisi dan tentara untuk menjaga keamanan lingkungan," kata Kasino.

"Kalau tidak di jagakan dengan baik, ya di kacaukanlan sama orang buruk. Manusia itu berbuat ulah di mana-mana. Contoh sederhana : orang kaya membuang sampah di tanah yang kosong. Orang miskin juga ikutan membuang sampah di tanah kosong," kata Indro.

"Kebiasaan manusia inilah yang bikin repot di mana-mana. Seharusnya buang sampah pada tempatnya kan," kata Kasino.

"Dosa. Dosa. Dosa," kata Indro.

"Sekecil kesalahan manusia akan di hitung dengan baik sama Tuhan," kata Kasino.

"Sebiji zarahkan?!" kata Indro.

"Iya," kata Kasino.

Kasino dan Indro menikmati keadaan lingkungan dengan baik banget.

"Oooo iya Kasino. Dono menulis cerita di Blog-nya dengan tokoh Risky, Haris dan Ady," kata Indro.

"Kenyataannya begitu sih," kata Kasino.

"Jadi bisa di bilang. Aku Menjadi Yang Lain," kata Indro.

"Peranan di dalam cerita kan," kata Kasino.

"Dono menjadi Risky. Kasino menjadi Haris. Dan Aku menjadi Ady," kata Indro.

"Alur cerita, ya jadi Jomlo," kata Kasino.

"Ternyata jadi Jomlo itu tenang ya?!" kata Indro.

"Tenang. Seperti keadaan sekarang," kata Kasino.

"Sudah ah ngobrol di sini. Sudah cukup melihat keadaan di sini. Pulang yuk!" kata Indro.

"Ayok!" kata Kasino.

Kasino dan Indro beranjak dari duduknya di bawah pohon rindang. Keduanya berjalan dengan baik menuju rumah. Dono di rumah, ya di ruang tamu tiba-tiba berhenti dari baca bukunya.

"Jadi penulis itu bisa mengubah jati diri jadi apa pun yang di inginkan. Nama juga dunia cerita. Kadang cerita di ambil dari kehidupan sehari-hari, ya kenyataan gitu," kata Dono.

Dono melanjutkan baca bukunya dengan baik.

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK