CAMPUR ADUK

Friday, March 6, 2020

GELANG ANTIK

Seusai sholat jum'at, Indro langsung pergi menuju toko barang antik dengan menggunakan motornya. Sampai juga sih Indro di toko barang antik. Saat mau masuk Indro merasakan udara dingin menerpa dirinya saat pintu toko barang antik terbuka.

"Ada yang aneh," kata Indro.

Indro pun masuk ke dalam toko. Terkejut Indro melihat pemilik toko yang mirip dengan Tukul Arwana.

"Pak....anda Tukul Arwana, ya artis terkenal?" kata Indro.

"Aku...bukan Tukul yang kamu maksud.....Bang?! Aku pemilik toko barang antik. Nama...aku, Pak Tejo," katanya.

"Bukan...Tukul toh, tapi mirip banget. Oh iya...Pak...aku mau membeli sebuah gelang untuk hadiah ulang tahun teman aku," kata Indro.

"Cewek atau cowok?" tanya Pak Tejo.

"Cewek...Pak!" kata Indro.

"Tunggu...sebentar!" kata Pak Tejo.

"Iya," saut Indro.

Pak Tejo mengambil gelang di lemari, ya Indro pun bersabar menunggu. Pak Tejo membawa sekotak gelang dan di tunjukkan pada Indro. Mulailah...Indro memilih gelang yang ingin ia beli. Tapi ternyata tak ada satu pun yang membuat Indro selera untuk memilih gelang yang ia beli.

"Pak....ada yang lain gak Pak!" kata Indro.

"Ada...sih..Bang, tapi Bapak...agak sedikit khawatir menjualnya pada Abang," kata Indro.

"Kenapa gitu....Pak?" kata Indro.

Pak Tejo mengeluarkan gelang yang di maksud?!.

"Gelang...ini ada sejarahnya. Konon ini gelang pernah di pake Putri Raja. Kadang Bapak merasa....gelang ini dicari pemiliknya," kata Pak Tejo.

"Ah...Pak, jangan nakut-nakutin Pak. Aku hanya ingin membeli gelang saja. Tapi kalau di lihat baik-baik bagus gelang ini. Aku beli saja. Aku juga tidak peduli sejarahnya dan tahayulnya," kata Indro.

"Kalau...maunya...Abang, ya Bapak lepas gelang ini dengan harga...sesuai," kata Pak Tejo.

"Ok...tidak masalah," kata Indro.

Indro pun membayar gelang yang ia pilih dengan kesepakatan yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Pak Tejo pun memasukkan gelang ke kotak kayu dan di berikan ke Indro.

"Terima kasih Pak," kata Indro.

"Iya," saut Pak Tejo.

Indro pun keluar dari toko barang antik, segera naik motornya di tempat parkir dan di bawa baik menuju rumah Saskia. Tapi Indro teringat dengan kerjaannya dengan Kasino, jadi langsung ke tempat kerjaanya Kasino. Sampai di tempat kerjaan Kasino, ya biasa Indro bantu-bantu gitu....sampai waktu berganti malam. Seusai sholat isya Indro dan Kasino pulang bareng ke rumah.

Sampai di rumah. Dono lagi asik duduk di teras sambil baca buku. Dono melihat sesuatu yang mengikuti Indro dan Kasino.

"Kamu...mau apa kesini?" tanya Dono.

Indro dan Kasino pun bingung dengan omongan Dono.

"Kenapa kamu ini...Don?" tanya Indro.

"Sebenarnya...ada apa Don?" tanya Kasino.

"Maaf...Indro, Kasino...aku tidak bicara dengan kalian berdua. Tapi aku bicara dengan roh halus yang berdiri tegak di sebelah Indro," kata Dono.

"Roh...halus, berarti....setan...dong," kata Indro yang takut.

"Roh..halus..ya..setan lah," kata Kasino.

"Tenang...teman-teman. Jangan terlalu takut gitu. Aku akan bicara dengan roh halus tersebut. Untuk menyelesaikan masalah...kenapa kalian berdua di ikuti?" kata Dono.

"Iya..Don, cepatan selesaikan...masalah ini. Yang bisa cuma kamu. Karena memang kamu, Don...yang bisa melihat," kata Indro.

"Cuma...kamu...bisa melihat, bakat kamu dari kecil," kata Kasino.

"Baiklah," saut Dono.

Dono pun bicara dengan roh halus dengan baik. Dono pun mengerti kenapa Indro dan Kasino di ikuti oleh roh halus.

"Indro, kamu membeli gelang di toko barang antik...ya?" tanya Dono.

"Iya, kok bisa tahu. Aku belum bilang sama kamu, kalau aku beli gelang...untuk Saskia...sih sebagai hadiah ulang tahun," kata Indro.

"Roh halus yang memberikan tahu dan juga namanya Putri Roro Jongrang," kata Dono.

"Ternyata.....penjualnya jujur. Gelang ini...memang punya Putri katanya. Putri tersebut menginginkan gelang itu kembali kepadanya," cerita Indro.

"Kalau...begitu, kita kembalikan saja...gelang ini. Ke masa waktu Putri itu hidup," kata Dono.

"Gimana...caranya...Don?" tanya Kasino.

"Bener..kata...Indro, bagaimana...cara...Don?" tanya Indro.

"Caranya...keris warisan Kakek kamu Indro. Cepet ambil di dalam kamar kamu Indro!" kata Dono.

"Iya...aku ambil keris warisan Kakekku," kata Indro.

Indro pun masuk rumah segera ke kamarnya untuk mengambil keris pusaka. Sedangkan Dono dan Kasino, ya masuk rumah sih dan menunggu di ruang tamu. 

"Ini, kerisnya," kata Indro.

Indro pun langsung ke ruang tamu. 

"Ini...Don, kerisnya," kata Indro.

"Kita mulai, untuk pergi ke masa Putri Roro Jongrang masih hidup. Semuanya memegang keris ini dan aku akan membaca mantra perpindahan waktu!" kata Dono.

"Iya Don," saut Indro dan Kasino.

Ketiganya memegang keris pusaka dan Dono...ya merapal mantra perpindahan waktu. Keluarlah energi yang yang melingkari ketiganya dan sekejap Dono, Kasino dan Indro pun menghilang dan menuju waktu di masa Putri Roro Jongrang.

"Dimana...kita?" tanya Indro.

"Di masa...Putri..Roro Jongrang masih hidup," kata Dono.

"Keadaannya...memang..masih terlihat peradaban masih kuno banget alias primitif," kata Kasino.

"Ayo...kita ke istana Putri Roro Jongrang!" kata Dono.

"Ayo!!!" saut Kasino dan Indro.

Ketiganya ke istana Putri Roro Jongrang, tapi ternyata di hadang oleh prajurit kerajaan. Mau gak mau bertarung dengan para prajuri kerajaan. Dengan menggunakan keris pusaka di tangan Indro dapet mementalkan para prajurit dan tergeletak di tanah. Putri Roro Jongrang pun keluar dari istananya dan melihat prajuritnya terkapar di tanah.

"Kalian...bertiga, apa yang kalian lakukan pada prajurit ku?" tanya Putri Roro Jongrang.

"Maaf, Tuan Putri Roro Jongrang...kami bertiga kesini hanya ingin memulangkan gelang ini pada anda," kata Dono sambil menunjukkan gelang pada Putri Roro Jongrang.

Roro Jongrang pun mengambil gelang tersebut dari kotak di tangan Dono.

"Ini...memang gelang aku...yang hilang. Gelang ini...peninggalan Ibu. Terima kasih telah menemukannya," kata Putri Roro Jongrang.

"Iya, sama-sama," kata Dono.

Dono, Kasino dan Indro mulai memegang keris pusaka dan Dono pun mengucap mantra perpindahan waktu. Energi pun melingkari ketiganya dan sekejap menghilang dari situ.

Putri Roro Jongrang pun terkejut sekali dengan perginya ketiga orang yang tidak ia kenal begitu juga dengan para prajurit. Lalu Putri Roro Jongrang masuk ke dalam istananya dan prajurit yang terluka di obati.

***

Dono, Kasino dan Indro sampai di rumahnya.

"Urusan kita beres," kata Indro.

"Iya," kata Kasino dan Dono.

Dono dan Kasino, ya duduk santai di ruang tamu. Indro pun masuk kamarnya untuk menyimpan keris pusaka dengan baik. Baru deh keluar dari kamarnya si Indro dan duduk bersama di ruang tamu.

"Hadiah untuk...Saskia...apa ya?" kata Indro.

"Indro...kalau saran aku sih ajak makan malam yang romantis dan hadiahnya jam tangan," kata Dono.

"Saran...aku...sih, kalung," kata Indro.

"Saran...kalian berdua bagus. Jadi makan malem dan hadiah ulang tahunnya, kayanya lebih baik kalung. Aku beli di toko batang antik saja," kata Indro.

"Indro, jangan beli....kalungnya di toko barang antik. Nanti...kamu di ikuti...roh halus lagi. Repot tahu!!!" kata Dono.

"Iya, bener....omongan Dono. Repot tahu," kata Kasino.

"Ok....aku beli, kalungnya di mall aja!!!" kata Indro.

"Ya...sudahlah...lebih baik, kita nonton Tv aja!" kata Dono.

"Ok...nonton Tv," saut Kasino dan Indro.

Ketiganya pun ke ruang tengah untuk menonton Tv yang acaranya menarik hari ini.

"Don...apa?" tanya Indro.

"Tadi...aku selesai jum'at...ada  pejabat daerah ke mesjid...gitu, kayanya...niatnya lain," kata Dono.

"Ah...biasa...pejabat daerah. Deketin pengurus mesjid atau organisasi apa pun?! Tujuannya...sih untuk pencitraan saja. Pada..akhirnya ceritanya, ya mesjid dan organisasi apapun?! Dapet sumbangan gitu dari pejabat daerah tersebut," penjelasan Dono.

"Kenyataan dan berita sama aja. Gak di mana-mana, tujuan pejabat daerah untuk memanipulasi suara agar dia di pilih lagi," kata Indro.

"Iya...begitulah," saut Dono.

"Jangan...bahas..tentang pejabat daerah. Kita susah...mereka gak nolong. Percuma di bahas. Hanya keluarga dan teman yang baik...menolong kita dalam keadaan ujian kesusahan," kata Kasino.

"Iya, bener omongan Kasino," kata Indro

"Bener...omongan Kasino," saut Dono.

Dono, Indro dan Kasino kembali asik nonton Tv dengan acara Tv yang bagus banget hari ini.

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK