Setelah nonton acara Tv, ya di ruang tengah. Budi pindah duduknya dari ruang tengah ke teras depan rumah sambil membawa piring berisi gorengan dan gelas berisi kopi. Gelas dan piring di taruh di meja, ya Budi duduk dengan baik banget.
"Eko belum dateng. Janji main catur. Kalau begitu sambil menunggu aku baca buku saja!" kata Budi.
Budi mengambil buku di meja, ya buku di buka dengan baik, ya di pilih dengan baik cerpen yang ingin di baca Budi. Terpilihlah salah satu cerpen yang di baca Budi dengan baik gitu.
Isi cerita yang di baca Budi :
James Reese, seorang ajudan pribadi duta besar AS di Prancis, tinggal dengan nyaman di Paris bersama pacarnya Caroline, tetapi hasratnya yang sebenarnya adalah pekerjaan sampingannya sebagai agen tingkat rendah untuk CIA. Karena kekurangan operator di Prancis, ia akhirnya bermitra dengan agen lapangan Charlie Wax. Namun, Reese menemukan Wax ditahan oleh Bea Cukai Prancis karena Wax menolak untuk menyerahkan kaleng minuman energi favoritnya. Terlepas dari situasi yang tampak sepele, Wax terus menyalahgunakan Bea Cukai Prancis sampai Reese menggunakan otoritas diplomatiknya untuk mengizinkan barang bawaan Wax melewati bea cukai.
Begitu berada di dalam mobil, Wax meminta maaf atas perilakunya dan mengungkapkan bahwa kaleng-kaleng itu benar-benar berisi potongan pistol pribadinya. Wax kemudian menjelaskan bahwa dia telah dikirim ke Paris untuk menyelidiki jaringan narkoba Triad yang secara tidak langsung bertanggung jawab atas kematian keponakan Menteri Pertahan. Selama penyelidikan, Wax menggerebek restoran dan gudang yang dikelola Triad di mana ia mengungkapkan bahwa tujuan sebenarnya adalah untuk melacak uang kembali ke lingkaran teroris Pakistan. Bukti membawa mereka ke tempat persembunyian teroris di sebuah apartemen kumuh, mengakibatkan konfrontasi bersenjata di mana sebagian besar teroris tewas. Di sana, Wax dan Reese mengetahui bahwa para teroris berencana untuk menyusup ke kedutaan AS dengan bahan peledak yang disembunyikan di bawah burka mereka. Saat mereka mengumpulkan bukti, mereka menemukan foto-foto Reese yang ditempel di dinding.
Pada akhirnya, Reese mengetahui bahwa para teroris menargetkan pertemuan puncak. Saat makan malam, Wax menyadari bahwa tunangan Reese, Caroline, adalah agen tidur yang ditugaskan untuk menyusup ke mereka. Ketika dihadapkan, Caroline menembak Reese di bahu dan melarikan diri melalui jendela, sebelum sebuah mobil menjemputnya di jalan di bawah. Caroline berencana meledakkan rompi peledak di puncak sementara teroris lainnya yang tersisa melaju ke arah iring-iringan mobil AS dalam upaya serangan bunuh diri, ya meskipun Wax menghancurkan kendaraan dengan peluncur roket tepat pada waktunya. Reese kemudian menemukan Caroline di puncak dan mencoba untuk mencegahnya melakukan misinya, tetapi dia tetap mencoba untuk meledakkan rompinya dan Reese akhirnya terpaksa membunuhnya. Saat pejabat AS dari iring-iringan mobil tiba di puncak, dia memarahi Reese karena membuatnya tidak nyaman, dan Wax mengingatkan Reese tentang orang-orang yang sering tidak tahu berterima kasih dan bodoh yang mereka lindungi.
Saat Wax meninggalkan Paris, Reese mengantarnya ke pesawatnya, tempat Wax menawarkan kemitraan penuh waktu. Keduanya memainkan permainan catur di landasan, menempatkan pistol mereka di gerobak utilitas, Reese mengungkapkan bahwa dia sekarang membawa pistol Desert Eagle, dan Wax menyambutnya ke klub sebagai rekannya.
***
Budi selesai baca buku, ya buku di taruh di meja. Ya Budi menikmati minum kopi dan makan gorengan. Eko pun dateng ke rumah Budi, ya memarkirkan motornya dengan baik di rumah Budi. Eko duduk dengan baik dekat Budi. Di meja ada koran gitu, ya Eko melihat foto di koran dan berkata "Foto di koran."
"Foto di koran. Foto cewek cantik," kata Budi.
"Artis," kata Eko.
"Artis Nia," kata Budi.
"Perjalanan karirnya baik jadi artis bersama teman-temannya, ya satu bidang....menyanyi," kata Eko.
"Ya realita beritanya begitu," kata Budi.
"Perjuangan hidup dalam suatu kerjaan harus di jalankan dengan baik," Jara Eko.
"Sama halnya seperti kita. Berjuang terus demi hidup ini. Kerja jadi buruh di perusahaan di jalankan dengan baik," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Kalau begitu. Permainan seandainya," kata Budi.
"Permainan seandainya. Permainan Budi," kata Eko.
"Aku jadi tokoh dalam cerita, ya bernama Budi lah. Ya Budi tinggal di sebuah pantai, ya bisa di bilang kampung atau desa. Setiap hari Budi bermain bersama Eko, Erwin dan Abdul di pantai, ya seperti cerita kaya Bolang (Bocah Petualang), ya acara Tv. Pendidikan sekolah, ya di jalanin dengan baik keempatnya sampai SMA. Erwin memilih melanjutkan pendidikan ke Universitas, ya meninggalkan kampung ke kota lah. Budi, Eko dan Abdul, ya tidak melanjutkan pendidikan. Abdul memilih jadi pedagang, ya ke kota, ya ikut pamannya. Eko dan Budi, ya jadi nelayan dengan baik. Jalan kehidupan Eko dan Budi, ya jadi nelayan di jalankan dengan baik banget. Eko pun dekat cewek bernama Purnama, ya kisah cinta gitu. Abdul ketika libur kerja dari dagang di kota, ya Abdul ke kampung untuk menemui Eko dan Budi. Ada cewek cantik, ya ponakannya Pak RT bernama Nia yang baru tinggal di kampung sih. Budi dan Abdul jatuh hati pada Nia. Keduanya bersaing mendapatkan Nia. Sampai-sampai Budi dan Abdul bersaing dalam perlombaan yang diadakan keduanya demi mendapatkan perhatian dari Nia. Eko jadi wasit dari pertandingan Budi dan Abdul. Perlombaan itu, ya Nia menonton dengan baik begitu juga dengan anak-anak. Dari balap lari, berenang, balap mendayung sampan, sampai pertarungan bela diri. Pertarungan sengit antara Budi dan Abdul. Pada akhirnya pemenang dari pertandingan adalah Abdul. Budi kalah, ya menerima dengan baik. Abdul mendekati Nia dengan baik. Ya Budi tidak boleh mendekati Nia, ya sesuai dengan perjanjian. Budi seperti biasa dengan Eko, ya jadi nelayan yang baik. Abdul memang dekat dengan Nia dengan baik. Ternyata Nia, ya tidak menyukai Abdul. Ya Abdul mengerti bahwa dirinya di tolak Nia. Ya Abdul lebih baik pergi ke kota untuk berdagang lah. Budi tidak tahu kalau Nia menolak Abdul. Ya jadi Budi tetap jauh dari Nia. Dua tahun telah berlalu begitu cepat gitu, ya suatu acara, ya pernikahan Eko dan Purnama gitu. Abdul dateng ke acara pernikahan Eko dan Purnama. Erwin, ya dateng ke acara pernikahan Purnama dan Eko. Abdul menceritakan tentang dirinya di tolak Nia sama Budi. Jadi Budi mencoba mendekati Nia. Ternyata Nia mau menerima Budi. Selama ini yang membuat Nia terkesan, ya Budi. Ya Nia dan Budi jadian gitu. Semua teman-teman senang Budi jadian sama Nia. Abdul di kota, ya jadian dengan cewek cantik bernama Putri. Ya Erwin masih penjajakan dengan teman kuliahnya bernama Tiara. Acara pernikahan pun berjalan baik dan bahagia gitu," kata Budi.
"Cerita yang bagus," kata Eko.
"Sekedar cerita," kata Budi.
"Kisah persahabatan dari kecil sampai dewasa dan kisah cinta," kata Eko.
"Ya begitulah ceritanya," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Permainan seandainya selesai!" kata Budi.
"Sekedar bahan obrolan!" kata Eko.
"Memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Kalau begitu. Main catur saja!" kata Eko.
"OK. Main catur!" kata Budi.
Budi mengambil buku dan koran di meja, ya di taruh di bawah meja. Papan catur di ambil dari bawah meja, ya di taruh di atas meja sama Budi. Ya Budi dan Eko menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur.
"Ngomong-ngomong acara Tv, ya perlombaan menyanyi. Aku suka cewek bernama Sridevi," kata Budi.
"Kebiasaan Budi. Terkesan dengan cewek cantik," kata Eko.
"Sebatas penilaian seorang penonton," kata Budi.
"Ya aku paham omongan Budi," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Nama Sridevi kaya nama yang sering di pakai cewek India," kata Eko.
"Kalau aku ingat-ingat kaya nama artis India. Sridevi Kapoor," kata Budi.
"Kesamaan sebuah nama, ya hal biasa," kata Eko.
"Nama sih biasa sama," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
Eko dan Budi, ya main catur dengan baik.