Budi duduk di depan rumahnya, ya menikmati minum kopi dan makan singkong rebus gitu.
"Baca buku ah!" kata Budi.
Budi mengambil buku di meja, ya buku di buka dengan baik, ya di pilih-pilih dengan baik cerpen yang ingin di baca. Terpilihlah salah satu cerpen yang di baca Budi dengan baik gitu.
Isi cerita yang di baca Budi :
Tarun, seorang arsitek, pindah ke sebuah bungalo mewah bersama istrinya, Namrata, dan anak mereka, Taman yang berusia 10 tahun dan Nimmi yang berusia 6 tahun. Selama penjelajahan rumah, Nimmi menemukan boneka, dan menyertakan seseorang bernama 'Shabbu' dalam semua aktivitasnya. Keluarga salah mengira boneka baru Nimmi sebagai Shabbu tetapi terkejut saat Nimmi menunjuk ke ruang kosong dan memperkenalkan temannya yang tak terlihat sebagai Shabbu. Orang tuanya mencurigai imajinasi liarnya sebagai alasan 'teman' barunya.
Segera, adik Tarun, Pooja, mengejutkan keluarga dengan kunjungan. Saat Tarun, Namrata, dan Pooja mendiskusikan obsesi Nimmi atas Shabbu, pelayan keluarga, Laxman, yakin akan kehadiran roh di rumah tersebut. Kekhawatiran Laxman mendapat reaksi keras dari Tarun, seorang skeptis yang bersemangat. Segera, setiap malam di bungalo tampaknya menjadi lebih buruk, dengan ketukan pada jam-jam yang tidak wajar, suara setan dan gerakan yang menakutkan. Tarun mencurigai Laxman sebagai pembuat kenakalan, mencoba membuktikan pendapatnya. Saat ketertarikan Nimmi dengan Shabbu meningkat, keluarga tersebut memutuskan untuk berkonsultasi dengan psikiater. Psikiater menjelaskan teman khayalan Nimmi sebagai akibat dari kesepiannya dan mengistilahkannya sebagai teknik umum yang digunakan anak-anak untuk menarik perhatian.
Hilangnya Laxman secara tiba-tiba dan meningkatnya keingintahuan Pooja untuk menemukan jawaban atas aktivitas yang sedang berlangsung membuatnya memasang kamera nirkabel di berbagai tempat di rumah, yang merekam Nimmi bermain dengan penampakan hantu. Pikiran Tarun mulai terguncang saat melihat rekaman yang diambil; itu cukup bukti bagi keluarga yang terganggu akhirnya memutuskan untuk meninggalkan rumah. Tapi rumah itu punya rencana lain: Nimmi ditemukan hilang keesokan paginya. Polisi dipanggil untuk menyelidiki tetapi mereka menganggap keluarga itu delusi dan tidak terlalu tertarik dengan masalah tersebut.
Tarun menerima panggilan telepon misterius, suara Nimmi dari lantai atas, setelah itu mereka menemukan Laxman dibunuh. Rumah itu sepertinya terkunci dan telepon macet. Taman dibunuh secara misterius. Nimmi tampaknya dirasuki roh dan mencoba membunuh kedua orang tuanya, sampai akhirnya dia dibakar dan dikalahkan dengan bantuan Pooja, saat keluarga yang tersisa melarikan diri, berdarah dan terluka. Nimmi keluar dari gedung dengan sudut rendah, lalu memperkenalkan dirinya sebagai Shabbu kepada anak-anak tetangga.
***
Budi selesai baca cerpen yang cerita menarik gitu, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu.
"Eko belum datang," kata Budi.
Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus.
"Kalau begitu baca koran saja lah!" kata Budi.
Budi mengambil koran di bawah meja, ya koran di baca dengan baik banget gitu. Berita-berita di koran ceritanya, ya banyak menarik-menarik gitu, ya jadi di baca dengan baik tuh berita di koran yang ini dan itu gitu. Ya cukup lama Budi baca koran. Eko datang ke rumah Budi, ya di parkirkan motornya di depan rumah Budi gitu. Karena ada Eko, ya berhenti baca koran dan koran di taruh di bawah meja. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi.
"Kenapa aku di benci. Padahal aku berjalan di jalan baik?" kata Budi.
"Budi ada masalah. Kenapa berkata seperti itu?" kata Eko.
"Ya aku tidak ada masalah. Cerita seseorang yang mengalami masalah sih," kata Budi.
"Masalah orang toh," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Seperti apa ceritanya, ya Budi?" kata Eko.
"Cerita seperti ini. Sebuah cerita gitu. Seorang pemuda bernama Budi saja. Bagi tinggal di kota Bandar Lampung. Budi kerja dengan orang yang bernama Tante Mira, ya dagang di satu tempat ke tempat lain gitu. Udah gajinya kecil, ya Budi menjalankan dengan baik tuh usaha gitu. Budi tetap berjalan di jalan baik demi hidup ini. Barang dagangnya, ya di curi dari anak kecil sampai orang dewasa. Budi berkata "Apa salah ku, ya sampai aku di benci seperti ini. Barang dagangan di curi?". Budi bersabar dari kerjaan. Tante Mira pun memahami banget dengan usaha yang di jalankan, ya karena hidup di antara manusia yang baik dan buruk gitu. Budi berdagang dengan baik, ya demi hidup ini hasilnya gitu. Ketika waktu senggang dari kerjaan untuk menambah ilmu pengetahuan gitu, ya Budi baca koran dengan baik. Memang isi koran memberitakan tentang pejabat pemerintahan daerah Lampung ini dan itu. Budi berkata "Yang duduk di pemerintahan daerah Lampung, ya sudah enak hidupnya. Sedangkan hidup ku, ya bergulat dengan waktu demi hidup. Jika beruntung, ya hasil lumayan. Jika tidak beruntung dari orang-orang yang membenci aku, ya mencuri dagangan aku". Budi selesai baca koran, ya menjalankan kerjaannya dengan baik gitu. Demi hidup ini kerjaan, ya di jalankan dengan baik gitu. Sampai Budi keluar dari kerjaan Tante Mira gitu. Ya Tante Mira tidak masalah Budi keluar dari kerjaan Tante Mira. Budi kerja pada Pak Acung, ya orang China gitu. Budi jadi pegawai di tokonya. Dengan sabar Budi menjalankan kerjaannya. Di ruang lingkup kerja Budi, ya di pasar ada orang-orang yang tidak suka dengan Budi dengan alasan ini dan itu. Budi berkata "Kenapa aku di benci pada jalan ku baik gitu". Budi mengerti hidup di Lampung, ya antara baik dan buruk kelakuan manusia. Sampai terjadi penipuan dan pencurian di toko Pak Acung. Ya Pak Acung memang telah berusaha dengan baik, ya pengalaman kerja karena dirinya tahu ada yang membenci dari apa yang ia usaha demi hidup antara sukunya sendiri, ya China dan suku lain. Budi memahami hidup dengan baik, ya jalan baik belum tentu di sukai orang karena ada manusia buruk ini dan itu. Senggang waktu kerjaan Budi baca koran untuk menambah ilmunya. Budi membaca koran tentang orang-orang pejabat pemerintahan daerah Lampung, ya Budi berkata "Hidup mereka enak jadi pejabat. Sedangkan aku, ya hidup berusaha baik saja susah karena hidup di antara orang baik dan buruk". Budi selesai baca koran dan menjalankan kerjaannya dengan baik gitu. Demi hidup ini, ya kerjaan di jalankan dengan baik gitu, ya sampai akhirnya Budi keluar dari kerjaan Pak Acung. Budi mencari peruntungan kerjaan di kota lain, ya di kota Batam karena ada teman gitu di kota Batam. Budi kerja sama Pak Lipan, ya orang China.Ternyata bukannya enak, ya pait gitu hidup ini. Budi berkata "Kenapa aku di benci. Padahal jalan baik gitu?". Kerja di Pak Lipan, ya gajinya kecil. Pak Lipan yang menjalankan usaha di kota Batam, ya sadar ada orang-orang baik dan juga ada orang-orang yang buruk yang membencinya dari sukunya China sampai suku lainnya gitu. Sering kehilangan ini dan itu. Budi sadar bahwa dia berada di antara ruang lingkup yang buruk. Pergaulannya buruk. Antara baik dan buruk. Budi menerima keadaannya dengan baik. Senggang waktu, ya Budi baca koran dengan baik untuk menambah ilmu. Budi membaca koran tentang pejabat pemerintahan di daerah Batam. Budi berkata "Enaknya kerja di jadi pejabat di daerah Batam ini. Aku menjalankan hidup ini, ya menderita dari orang-orang yang buruk ini dan itu". Budi berhenti baca koran dan menjalankan kerjaannya dengan baik. Budi menerima nasif hidupnya dengan baik karena orang-orang yang kerja di pemerintahan tidak bisa menanggulangi masalahnya gitu. Sampai ia keluar dari kerjaan Pak Lipan, ya Budi memilih tidak lagi kerja di kota ini dan itu. Budi memilih tinggal di desa, ya bersama Pamannya. Budi kerjanya ternak kambing dengan baik gitu. Di desa, ya banyak menyukai Budi karena berjalan di jalan baik dari pada hidup di kota, ya sudah jalan baik, ya tetap di benci orang ini dan itu. Begitulah ceritanya!" kata Budi.
"Ceritanya bagus sih. Penuh dengan masalah, ya hidup tokoh Budi," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Memang hidup ini. Jalan baik, ya belum tentu di sukai orang, ya malahan di benci. Orang-orang buruk itu, ya berpura-pura ini dan itu dengan tujuan merugikan ini dan itu," kata Eko.
"Hidup ini antara baik dan buruk," kata Budi.
"Memang hidup ini antara baik dan buruk. Ya pejabat di daerah mana pun, ya belum tentu menolong ketika ada orang yang susah ini dan itu karena hidup ini. Hidup pejabat, ya hidupnya enak banget. Orang miskin, ya tetap menderita karena keadaan ini dan itu," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Maka itu banyak orang-orang paham tentang hidup ini yang berjalan baik, ya mengalami ujian hidup ini, ya yang ini dan itu, ya berkata tentang pejabat "Ya nafsi-nafsi saja menjalankan hidup ini!"....," kata Eko.
"Ya nafsi-nafsi saja. Belum tentu pejabat nolong orang yang mengalami kesusahan ini dan itu karena ruang lingkup yang buruk di mana pun tempat tinggalnya," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Yaaaa. Kalau begitu, ya aku main wayang saja!" kata Budi.
"Aku jadi penonton yang baik, ya menonton pertunjukkan wayangnya Budi dengan baik!" kata Eko.
Budi mengambil wayang yang di taruh di dalam kardus di bawah meja. Wayang terbuat dari kardus, ya kreatif gitu. Eko nonton pertunjukkan wayangnya Budi dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus gitu.
Isi cerita yang di ceritakan Budi pake wayang dengan judul Sundelbolong :
Alisa adalah seorang mantan pekerja seks di bawah seorang germo bernama Mami. Hidupnya kemudian berubah setelah dinikahi oleh Hendarto dan memutuskan untuk berhenti menjadi seorang pelacur. Suatu hari seorang pengusaha butik bernama Rudi mengajak Alisa untuk bekerja di toko butik miliknya. Alisa kemudian diminta untuk memperagakan pakaian-pakaian yang ada di butik tersebut. Melihat kecantikan Alisa, Rudi tergoda dan menjadi bernafsu, akan tetapi Alisa menolak ajakan Rudi tersebut dan kemudian menamparnya. Kejadian itu membuat Rudi sakit hati dan berniat membalas dendam. Pada malam harinya, Alisa diculik oleh orang suruhan Rudi lalu kemudian dibawa ke sebuah bangunan tua dan akhirnya diperkosa sehingga hamil. Alisa kemudian menjadi depresi dan meminta bantuan seorang dokter untuk melakukan tindakan aborsi, Namun Dokter tersebut menolak membantunya dikarenakan dirinya sudah melakukan aborsi sebanyak 5 kali semasa menjadi pelacur. Alisa kemudian mendapat kabar bahwa suaminya akan pulang, ia kemudian merasa bingung menghadapi masalahnya dan takut bahwa suaminya tak bisa menerima kehamilannya. Karena depresi berat dan putus asa, Alisa akhirnya melakukan tindakan aborsi sendiri di kamar mandi yang kemudian membuatnya meninggal karena pendarahan.
Sejak itu arwah Alisa gentayangan dalam wujud sundel bolong dan ingin membalaskan dendam kepada orang-orang yang telah merusak kehidupannya. Satu persatu orang yang merusak kehidupan Alisa meninggal dengan misterius. Selain membalas dendam, arwah Alisa juga kerap mengganggu penduduk disekitar kuburannya, diantaranya dalam sebuah adegan terkenal perjumpaan tukang soto dan tukang sate dengan Sundelbolong di tengah malam.
Rudi dan Mami pun merasa ketakutan dan berniat untuk meminta bantuan dari dukun, lalu ketika Mami sedang berdandan, Sundelbolong masuk melalui garasi kemudian membunuh salah satu asistennya yakni Jefri, lalu masuk ke dalam kamarnya dan membunuhnya dengan cara melemparkannya dari balkon ke tiang listrik. Akhirnya semua orang yang pernah merusak kehidupan Alisa telah mati di tangan Alisa dan dendam Alisa telah terbalas. Hendarto memohon arwah Alisa supaya berpulang ke alamnya, dan akhirnya Alisa pun pulang dan tidak pernah menampakkan dirinya lagi setelah kejadian tersebut.
***
Budi selesai bercerita, ya wayang di taruh di dalam kardus di bawah meja gitu. Eko bertepuk tangan sambil berkata "Pertunjukkan wayang yang bagus!".
"Terima kasih atas pujiannya. Dunia ini masih banyak yang lebih baik bercerita dari pada aku dengan wayang gitu. Yang lebih baik itu, ya orang-orang yang kerjaannya jadi Dalang dan acara wayang masuk Tv gitu," kata Budi.
"Aku paham omongan Budi!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Main kartu remi saja!" kata Eko.
"Okey main kartu remi gitu!" kata Budi.
Budi mengambil kartu remi di bawah meja, ya kartu remi di kocok dengan baik dan di bagikan dengan baik gitu. Eko dan Budi main kartu remi dengan baik gitu.