CAMPUR ADUK

Tuesday, June 21, 2022

TELPON

Eko dan Budi duduk di depan rumah Eko, ya sambil menikmati minum kopi dan juga makan gorengan lah. Eko dan Budi sedang ngobrol asik, ya membicarakan tentang berita yang ada di Tv gitu. Tiba-tiba terdengar suara telpon berdering gitu. 

"Suara telpon," kata Budi. 

"Tunggu sebentar, ya Budi. Aku ada urusan sebentar. Telpon berdering itu," kata Eko. 

"Iya," kata Budi. 

Eko beranjak dari duduknya, ya masuk ke dalam rumah dan segera mengangkat telpon gitu. 

"Kayanya suara telpon itu. Seperti suara telpon di rumah atau di perusahaan, ya?" kata Budi berpikir panjang. 

Budi duduk dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan juga makan gorengan lah. Eko bincang-bincang di telpon, ya cukup lama gitu. Ya pada akhirnya selesai juga gitu perbincangan Eko dengan temannya lewat telpon gitu. Eko pun ke depan rumah dan duduk bersama dengan Budi lah. 

"Eko ngomong-ngomong suara telpon kaya suara telpon di rumah atau di perusahaan gitu?" kata Budi. 

"Memang suara telepon di rumah," kata Eko. 

"Setahu aku Eko kan pake Hp, ya untuk urusan komunikasi, ya mengikuti perkembangan zaman gitu. Kok pake telpon di rumah kaya cerita orang kaya zaman dulu punya telpon di rumah gitu. Padahal kan Eko, ya orang tidak punya dan berusaha dengan baik punya gitu?" kata Budi. 

"Memang sih untuk urusan komunikasi, ya pake Hp mengikuti perkembangan zaman gitu. Sedangkan telpon itu, ya sebenarnya ada ceritanya," kata Eko. 

"Ada ceritanya?" kata Budi. 

"Telpon itu sebenarnya, ya awalnya telpon rusak yang mau di buang sama orang kaya dan juga tidak zaman lagi gitu pake telpon di rumah karena cenderung zaman sekarang, ya trenya punya Hp yang kaya di Tv gitu. Kebetulan aku berada di rumah orang kaya itu. Aku meminta telpon yang rusak gitu dengan tujuannya sih untuk nilai gaya-gaya aja kaya orang kaya punya telpon di rumah. Ya orang kaya itu ngasih sih telpon yang rusak. Setelah telpon di panjang di rumah berhari-hari. Aku jadi punya pikiran untuk memperbaikinya telpon tersebut. Ya aku usahakan dengan ilmu ku yang hanya lulusan SMA. Eeeee aku bisa sih memperbaikinya dengan baik telpon tersebut. Aku ingin menggunakan telpon itu jadi aku modifikasi, ya seperti sistem nya seperti Hp, ya pake kartu gitu jadi tidak menyambung ke kabel telkom, ya maklum aku kan orang tidak mampu, ya berusaha dengan baik mampu gitu. Hal hasil dari usahaku memodifikasi telpon dengan baik, ya berhasil. Aku bisa menggunakan telpon itu dengan baik," kata Eko. 

"Ooooo telpon itu di modifikasi sama Eko, ya sistemnya pake kartu kaya di Hp toh. Pinter Eko!" kata Budi. 

"Cuma kreatif saja. Dunia ini masih banyak orang pinter, ya contohnya : berita di Tv saja tentang orang-orang pinter di pemerintahan dan juga swasta gitu," kata Eko yang rendah diri. 

"Aku paham omongan Eko," kata Budi. 

"Emmmm," kata Eko. 

"Eko punya telpon di rumah, hasil kreatifnya Eko. Jadinya Eko bergaya kaya orang kaya punya telpon di rumah, ya tren zaman dulu gitu," kata Budi. 

"Emmmm," kata Eko. 

"Orang pinter itu mudah mendapatkan kerjaan. Ya mungkin Eko ada minat kerja di telkom. Kan Eko bisa memperbaiki dan memodifikasi telpon kaya sistem Hp, ya pake kartu gitu," kata Budi. 

"Kan aku sudah kerja di perusahaan. Ya jadi buruh gitu. Urusan kerja di telkom, ya aku tidak punya pikiran sih masuk kerja di telkom gitu," kata Eko. 

"Jadi jalanin hidup apa adanya sesuai dengan realita, ya Eko. Kerja jadi buruh di perusahaan?" kata Budi. 

"Begitu lah cerita hidup ku dan juga cerita hidup Budi. Kerja jadi buruh karena sebatas lulusan SMA," kata Eko. 

"Kalau kita berasal dari keadaan keluarga 
kaya, ya pasti kuliah. Sarjana di dapatkan. Kerjanya di kantor perusahaan yang megang jabatan tinggi atau kantor pemerintahan, ya jabatan tinggi sih. Ya ada nilai gengsi gitu," kata Budi. 

"Kenyataannya kan kita berasal dari orang tidak punya, ya berusaha dengan baik jadi orang mampu gitu. Semua berkat doa dan usaha yang keras banget gitu," kata Eko. 

"Memang semua berkat doa dan usaha yang keras, ya keluar dari persoalan kemiskinan yang ini dan itu," kata Budi. 

"Ya...kalau begitu kita main catur saja!" kata Eko. 

"Ok...main catur!" kata Budi. 

Eko mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di meja lah. Eko dan Budi, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur lah. Keduanya main catur dengan baik lah. 

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK