Budi duduk santai di depan rumahnya sedang membaca cerpen yang cerita menarik, ya sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus.
Isi cerita yang di baca Budi :
Film dimulai dengan memperlihatkan Voldemort yang berhasil mengambil tongkat Elder dari jasad nya Albus Dumbledore. Di waktu yang lain, Severus Snape kini menjadi kepala sekolah Hogwarts.
Di hari yang lain, Harry dan kedua sahabatnya kemudian berusaha mencari rencana baru. Ia menanyai Ollivander mengenai Elder Wand dan mendapati bahwa pemilik terakhirnya adalah Dumbledore. Ia berusaha untuk mencegah Voldemort mengambilnya dari makam Dumbledore. Dibantu Griphook, Hermione menyamar sebagai Bellatrix Lestrange dan bersama-sama Harry dan Ron memasuki lemari besi Bellatrix di Bank Gingrott’s. Di sana mereka menemukan satu lagi Horcrux, piala Hufflepuff. Griphook kemudian mengkhianati mereka dan melarikan diri dan mencuri pedang Godric Gryffindor. Harry, Ron, dan Hermione berhasil melarikan diri, tetapi Voldemort menyadari bahwa mereka mencari Horcrux-Horcrux-nya.
Harry mendapatkan penglihatan segera setelah pelarian mereka; ia dapat melihat melalui mata Voldemort dan mengetahui pikirannya. Voldemort telah mendatangi tempat-tempat Horcurxnya disembunyikan dan mengetahui bahwa mereka telah lenyap dan hancur. Secara ceroboh, Voldemort mengungkapkan bahwa Horcrux terakhir berada di Hogwarts. Ketiganya segera pergi ke Hogsmeade untuk mencari jalan masuk ke sekolah Hogwarts. Di Hogsmeade, mereka disudutkan oleh para Pelahap Maut dan diselamatkan oleh Aberforth Dumbledore. Aberforth membuka jalan terowongan ke Hogwarts di mana mereka disambut oleh Neville Longbottom.
Di Hogwarts, Profesor McGonagall memerintahkan seluruh pasukan, guru, staf, dan para siswa berjuang menghadapi Voldemort dan pasukan pelahap maut yang akan menyerang sekolah. Disisi lain, Harry telah mengetahui lokasi Mahkota Ravenclaw berada. Sementara di kamar rahasia, Ron dan Hermione berhasil menghancurkan Horcrux piala Hufflepuff dengan gigi Basilisk. Mengetahui Horcrux nya telah dihancurkan, Voldemort dan pasukannya segera menyerang Hogwarts. Seluruh siswa, staf, dan guru berjuang melawan Voldemort dan pasukannya. Setelah menyelamatkan jiwa Draco Malfoy, Harry menemukan Mahkota Ravenclaw tersembunyi di Kamar Kebutuhan dan benda itu berhasil dihancurkan. Disitu Harry memberitahu bahwa ular Voldemort adalah Horcrux terakhir. Dengan segera Harry, Ron, dan Hermione mencari Voldemort agar bisa membunuh ularnya.
Di Shrieking Shack, mereka mendapati Voldemort membunuh Severus Snape dengan tujuan untuk mentransfer kekuatan Elder Wand kepada dirinya sendiri. Dalam sekaratnya, Snape memberikan memorinya kepada Harry. Dari memori itu terungkap bahwa Snape berada di sisi Dumbledore, didorong dengan cinta seumur hidupnya kepada Lily Potter. Snape telah diminta Dumbledore untuk membunuh dirinya jika situasinya mengharuskan demikian karena bagaimanapun juga hidupnya tidak akan lama lagi akibat kutukan yang terdapat di Horcrux Cincin Gaunt. Selanjutnya, terungkap pula bahwa Harry adalah Horcrux terakhir Voldemort, dan ia harus mati juga sebelum Voldemort dapat dibunuh. Pasrah akan nasibnya, Harry mengorbankan diri dan Voldemort melancarkan kutukan untuk membunuhnya. Tapi alih-alih membunuh Harry, kutukan itu malah menghancurkan bagian dari jiwa Voldemort yang terdapat di tubuhnya. Pada akhirnya, setelah Nagini dibunuh oleh Neville, Voldemort berhasil dibunuh oleh Harry setelah mencoba menggunakan Kutukan pembunuh Avada Kadavra terhadap Harry. Kutukan itu berbalik menyerang Voldemort sendiri oleh Elder Wand. Di akhir perang, Harry memberitahu Ron dan Hermione bahwa Voldemort mengira jika dia membunuh Snape, tongkat Elder akan berpihak padanya. Tapi ternyata tidak, yang pertama kali memojok Dumbledore di menara astronomi adalah Draco Malfoy, yang tak lama kemudian Harry sempat menyerang Draco. Hingga akhirnya tongkat tersebut ternyata berpihak pada Harry, bukan Voldemort. Harry yang memegang tongkat tersebut, memutuskan mematahkan tongkat itu dan membuangnya ke jurang besar dekat sekolah agar tongkat itu tidak di gunakan oleh penyihir jahat lain. Kini dunia sihir akhirnya kembali aman dan damai.
Akhir cerita, 19 tahun setelah Pertempuran di Hogwarts, Harry dan Ginny Weasley telah memiliki tiga anak bernama James, Albus Severus, dan Lily. Neville Longbottom telah menjadi guru Herbologi di Hogwarts. Ron dan Hermione telah memiliki dua anak bernama Rose dan Hugo. Draco Malfoy memiliki anak bernama Scorpius. Mereka seluruhnya bertemu di stasiun kereta api King’s Cross, untuk mengantar anak-anak mereka bersekolah ke Hogwarts. Di sana diungkapkan bahwa bekas luka Harry tidak pernah sakit lagi setelah kekalahan Pangeran Kegelapan.
***
Budi selesai baca cerpen yang cerita menarik, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi.
"Emmm," kata Budi.
"Demi hidup ini," kata Eko.
"Demi hidup ini...apa Eko?" kata Budi.
"Harus belajar dengan baik, ya mengasah seluruh kemampuan demi masa depan yang diinginkan," kata Eko.
"Belajar dan belajar. Demi masa depan yang diinginkan," kata Budi.
"Cuma lulusan SMA," kata Eko.
"Memang cuma lulusan SMA. Kerjaan buruh lagi," kata Budi.
"Ya dapet kerjaan buruh di syukurin dengan baik demi hidup ini. Dari pada jadi pengemis atau penjahat," kata Eko.
"Sepintar-pintarnya kita memahami ilmu tingkat Universitas. Tetap tidak di pandang orang, ya kan Eko?" kata Budi.
"Memang kita tidak akan di pandang orang, ya walau sepintar apapun. Yang di pandang orang, ya lulusan Universitas. Contoh : para pejabat pemerintahan," kata Eko.
"Nasif," kata Budi.
"Yaaa memang nasif berasal dari latar belakang keluarga miskin," kata Eko.
"Orang tua tidak salah sih. Cuma keadaan saja. Miskin," kata Budi.
"Rasa iri itu ada. Iri dengan orang-orang yang berasal dari latar belakang kaya. Orang-orang kaya, ya mendapatkan apa yang diinginkan mudah dengan baik," kata Eko.
"Cuma iri saja dengan keadaan orang-orang kaya," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Main permainan ular tangga saja!" kata Eko.
"Ya oke main permainan ular tangga!" kata Budi.
Budi mengambil permainan ular tangga di bawah meja, ya permainan di taruh di atas meja. Eko dan Budi main permainan ular tangga dengan baik gitu.
"Budi masih ngumpulkan data ini dan itu, ya kemungkinan berkaitan dengan Universitas ini dan itu?" kata Eko.
"Ya masih sih Eko. Aku mengumpulkan data ini dan itu. Secara umum, ya bahan obrolan kita. Ya kompetisi tetap sengit," kata Budi.
"Kompetisinya sengit toh. Seperti biasa obrolan kita. Bisnis di bidang pendidikan tinggi, ya Universitas," kata Eko.
"Memang bisnis," kata Budi.
"Kepentingan manusia," kata Eko.
"Memang kepentingan manusia. Sampai berkaitan dengan orang-orang pemerintahan," kata Budi.
"Orang pemerintah ikut campur urusan Universitas dengan tujuan citra saja," kata Eko.
"Citra baik penting demi nama baik dan karier di pemerintahan," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Budi dan Eko tetap asik main permainan ular tangga.