CAMPUR ADUK

Wednesday, October 20, 2021

SAMA AJA

Budi dan Eko duduk depan rumah Budi, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan.

"Hidup artis enak ya Eko?! " kata Budi.

"Hidup artis enak. Kalau menurut ku sama aja dengan keadaan kita. Harus bekerja keras demi hidup ini layak dengan baik, ya jauh dari kemiskinan," kata Eko.

Eko mengambil tahu goreng di piring, ya di makan dengan baik tahu tahu goreng. 

"Urusan kerja keras sih, ya memang sama aja dengan kita. Tujuannya jauh dari kemiskinan. Yang aku maksud sih.....tenarnya seperti bintang bersinar di kagumi semua orang karena ilmunya," kata Budi. 

Budi mengambil bakwan goreng di piring, ya bakwan di makan dengan baik bakwan goreng lah. 

"Kan zaman SMA, ya sudah merasakan di kagumi sama teman-teman karena band kita bagus, ya itu pun sudah cukup bagi ku," kata Eko. 

"Ya bagi Eko sudah cukup. Bagi ku sih masih kurang sih," kata Budi. 

"Budi. Budi....demi tenar seperti bintang yang di puja-puja," kata Eko. 

Eko mengambil gelas berisi kopi di meja, ya di minum dengan baik lah kopi. 

"Kalau di pikir dengan baik dengan keadaan aku yang sibuk kerja demi hidup, ya aku memang cuma ingin saja tenar seperti bintang yang di puja-puja," kata Budi. 

Budi mengambil gelas kopi di meja, ya di minum dengan baik kopilah. Eko menaruh gelas berisi kopi meja. 

"Keadaan juga menyadarkan Budi. Sibuk kerja demi hidup. Sedangkan ingin tenar seperti bintang di puja-puja, ya sekedar saja keinginan," kata Eko. 

Budi menaruh gelas berisi kopi di meja. 

"Aku telah dewasa. Aku tahu memilih yang baik untuk ku, ya sampai urusan cewek lah," kata Budi. 

"Memang urusan memilih, ya harus pemikiran yang matang, ya dewasa. Termasuk urusan cewek. Karena seumur hidup kita harus bersama dengan cewek yang kita sukai, ya menerima kekurangan dan kelebihan cewek yang kita sukai," kata Eko. 

"Persoalan tentang cerita perselingkuhan di acara Tv, ya di bicarakan dengan baik. Sekedar obrolan saja," kata Budi. 

"Urusan tentang perselingkuhan di acara Tv, ya bicarakan dengan baik. Memang sekedar obrolan saja. Ya baik di ambil. Yang buruk di buang jauh-jauh. Jadi bahan pembelajaran," kata Eko. 

"Omongan Eko kaya orang kuliahan saja. Padahal hanya lulusan SMA," kata Budi. 

"Kan aku bergaul dengan siapa pun, ya jadinya aku ambil ilmu orang-orang dari tingkat ilmunya sama dengan ku sampai lebih dari aku. Tujuannya aku tetap belajar dalam keadaan pergaulan. Yang baik di ambil. Yang buruk di buang jauh-jauh," kata Eko. 

"Memang Eko. Dengan keadaan kita yang hanya lulusan SMA, ya harus bisa beradaptasi dengan baik dengan lingkungan. Apalagi di pengaruhi dengan perkembangan zaman saat ini teknologi dan informasi," kata Budi. 

"Belajar di mana pun dengan keadaan apapun, ya jadinya pintar," kata Eko. 

"Pintar," kata Budi. 

Budi mengambil tahu goreng di piring di makan dengan baik, ya tahu gorenglah. 

"Hidup ini terus berjuang demi tujuan yang kita inginkan tercapai," kata Eko. 

"Ketika perjuangan kita telah berhasil, ya sujud syukur dari doa dan usaha yang di jalankan dengan baik," kata Budi. 

Budi mengambil gelas berisi kopi di meja, ya di minum dengan baik kopi lah. 

"Omongan Budi benar sekali. Ketika telah berhasil dari apa yang di usahakan, ya pastinya sujud syukur karena doa dan usaha yang di jalankan dengan baik, ya menghantarkan pada keberhasilan," kata Eko mengaskan omongan Budi. 

Budi menaruh gelas berisi kopi di meja. 

"Main catur saja Eko!" kata Budi. 

"Ok. Main catur!" kata Eko. 

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas meja. Budi dan Eko menyusun bidak catur dengan baik di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik. 

JANJI PUTIH

Budi ke rumah Abdul dengan menggunakan motor lah. Abdul duduk di depan rumah sedang main gitar dan bernyanyi, ya sambil menikmati minum teh gelas dan makan gorengan. 

Lirik lagu yang dinyanyikan Abdul dengan judul 'Janji Putih' :

Danke banya lai Tuhan
Su kasih dia par beta
Inikah tulang tusuk
Yang Tuhan ambel dar beta?
Bahagia sio nona e
Beta bahagia, sayang
Danke banya sayang e
Mau hidop deng beta, selamanya, ho-oh
Beta janji, beta jaga
Ale untuk selamanya
Beta janji akan setia
Hanya untuk satu cinta
Ini cinta yang beta punya
Dari relung hati jiwa
Cuma par ale sajalah
Cinta ni abadi s'lamanya, ho-wo-ho
Oh-uh-oh, cinta ni abadi s'lamanya
Beta janji, beta jaga
Ale untuk selamanya
Beta janji akan setia
Hanya untuk satu cinta
Ini cinta beta punya
Dari relung hati jiwa
Cuma par ale sajalah
Cinta ni abadi s'lamanya
Beta janji, beta jaga
Ale untuk selamanya
Beta janji akan setia
Hanya untuk satu cinta, oh
Ini cinta
(Beta punya) Beta punya
(Dari relung hati jiwa) Hu-hu
Cuma ale, nona
(Cuma par ale sajalah)
Cuma ale, nona
Cuma par ale sajalah
Cinta ni abadi (cinta ni abadi)
Selamanya

***

Budi sampai di rumah Abdul, ya memarkirkan motor dengan baik di halaman depan rumah Abdul lah. Budi duduk dengan baik. Abdul selesai menyanyi dan main gitar.

"Budi. Eko mana?!" kata Abdul.

Abdul menaruh gitar di samping kursi.

"Ooooo Eko. Masih ada urusan dengan teman kerjanya. Setelah urusan selesai, ya Eko ke sini. Ngumpul sama kitalah," kata Budi.

"Eko masih ada urusan toh," kata Abdul.

"Abdul nyanyiin lagu apa barusan?!" kata Budi.

"Judul lagunya 'Janji Putih'...," kata Abdul.

"Oooooo 'Janji Putih'...," kata Budi.

"Cowok mencari cewek yang baik untuk di jadikan kekasih hati, ya tulang rusuk sejatinya cowok, ya cewek itu," kata Abdul.

"Omongan Abdul sih, ya menuju pada Putri lagi," kata Budi.

"Kalau memang omongan ku mengarah pada Putri kenapa ?!" kata Abdul.

"Ya gak kenapa-kenapa sih. Lumrah bagi cowok yang menyukai cewek yang di sukainya. Harapannya, ya ingin bersama dengan cewek yang di sukai. Tapi kenyataan tidak bisa bersama karena keadaan kondisi Abdul," kata Budi.

"Nama juga nasif aku. Orang miskin yang berusaha menjadi orang yang mampu dengan baik. Menyukai cewek, ya teman SMA. Status sosial, ya aku orang miskin dan Putri orang kaya," kata Abdul.

"Memang nasif orang miskin, ya aku sama lah. Berusaha dengan baik, ya agar jadi orang mampu. Berusaha juga mendapatkan cewek yang cantik dan kaya. Abdul masih mending, ya menyukai teman SMA, ya Putri. Jelas orang yang di sukai Abdul. Sedang aku, ya masih bertualang mencari cewek yang aku sukai dengan baik," kata Budi.

"Aku telah berjanji pada diri ku, ya ingin menyatakan cinta pada Putri. Walau pun di tolak, ya tidak ada masalah lah. Nama juga usaha," kata Abdul.

"Abdul telah berjanji untuk menyatakan cinta sama Putri, tapi tahu resikonya di tolak sama Putri. Kalau di terima dengan baik sama Putri, ya janji putihnya Abdul selalu mencintai Putri dengan baik kan Abdul?!" kata Budi.

"Iyalah kalau di terima Putri. Aku berjanji dengan baik, ya bisa di bilang janji putih pada Putri untuk selalu mencintainya dengan baik," kata Abdul.

"Putih tanda kesucian. Ya cinta Abdul penuh dengan kesucian dengan janjinya, ya selalu mencintai Putri dengan baik," kata Budi.

"Emmmmm," kata Abdul.

Eko dateng ke rumah Abdul, ya Eko memarkirkan motornya dengan baik di halaman depan rumahnya Abdul.

"Akhirnya datang juga Eko," kata Abdul.

"Emmm," kata Budi.

"Abdul, Budi sedang asik ngobrol apa?!" kata Eko

Eko duduk dengan baiklah.

"Ngobrol tentang janji putihnya Abdul," kata Budi.

"Janji putih kaya lagu saja?!" kata Eko.

"Memang," kata Budi dan Abdul bersamaan.

"Oooooo jadi beneran lagu toh!" kata Eko.

"Eko sudah enak, ya sudah mendapatkan kekasih hatinya, ya Purnama. Jadi telah memenuhi janji pada diri untuk selalu mencintai Purnama dengan baik, ya bisa di bilang janji putih sih," kata Budi.

"Kalau mau di bilang urusan aku dan Purnama....janji putih, ya bolehlah. Semua berkat dari usaha dan doa," kata Eko.

"Memang untuk mendapatkan cewek yang di sukai, ya dengan usaha dan juga doa," kata Abdul menegaskan omongan Eko.

"Kadang ujiannya tetap sama. Di tolak sama cewek yang di sukai," kata Budi.

"Resikonya," kata Eko.

"Resiko di tolak cewek, ya jadinya patah deh, ya sakit di hati," kata Abdul.

"Ya sudahlah. Abdul, Eko. Lebih baik main kartu remi saja!" kata Budi.

"Ok," kata Abdul dan Eko bersamaan.

Abdul mengambil kartu remi di bawah meja dan di kocok dengan baik kartu. Abdul membagikan kartu remi dengan baik, ya main cankulan lah. Ketiganya main kartu remi dengan baik, ya sambil menikmati makan gorengan dan minum teh gelas lah.

SATU NAMA TETAP DIHATI

Abdul duduk di depan rumah, ya sedang main gitar dan bernyanyi, ya sambil menikmati minum kopi dan juga makan gorengan.

Lirik lagu yang dinyanyikan Abdul dengan judul 'Satu Nama Tetap Dihati' :

Ada satu nama suatu masa dulu
Pernah bawa dan beri bahagia
Hingga saat ini
Masih ku abadikan di dalam hatiku
Dengan satu rasa dalam satu cinta
Sewaktu kita bersama dulu
Hanya kita yang tahu
Dalam mana telah cinta
Kita memutik
Walau akhir ini seakan terpisah
Oleh masa dan suasana tak dipinta
Namun percayalah tidak sedikit pun
Kasihku kepadamu surut dan berubah
Pasti suatu masa kan bersama lagi
Engkau dan aku pasti jua nikmati
Cinta yang istimewa
Walau ku tak pasti bilakah masanya
Kau dan aku akan bertemu
Untuk kita kembalikan keindahan dulu
Walau akhir ini seakan terpisah
Oleh masa dan suasana tak dipinta
Namun percayalah tidak sedikit pun
Kasihku kepadamu surut dan berubah
Pasti suatu masa kan bersama lagi
Engkau dan aku pasti jua nikmati
Satu cinta yang indah
Walau ku tak pasti bilakah masanya
Kau dan aku akan bertemu
Untuk kita kembalikan keindahan dulu
Dengan satu rasa dalam satu cinta
Sewaktu kita bersama dulu
Kusemat di dalam hati
Hingga kita kan bertemu
Kemudian hari

***

Budi sampai di rumah Abdul, ya memarkirkan dengan baik motornya di halaman depan rumah Abdul. Budi duduk dengan baik. Abdul selesai main gitar dan bernyanyi.

"Budi mana Eko?!" kata Abdul.

"Eko ada urusan dengan Purnama," kata Budi.

"Jadi Eko tidak main ke sini karena ada urusan dengan Purnama. Ya enggak masalah sih," kata Abdul.

"Oiya Abdul. Habis nyanyiin lagu apa?!" kata Budi.

"Lagunya Eye dengan judul 'Satu Nama Tetap Dihati'..." kata Abdul.

"Sayang sekali. Aku tidak ada nama cewek yang ada di dalam hati ku," kata Budi.

"Aku pahamlah keadaan Budi yang berjuang mendapatkan cewek yang di sukai Budi. Maka itu, ya mana ada nama cewek yang terukir di hati Budi," kata Abdul.

"Nama juga berjuang demi sesuatu yang diinginkan. Kan sama aja dengan Abdul, ya mengukir nama cewek di sukai di hati Abdul, ya Putri!" kata Budi.

"Ya aku akui sih. Satu nama yang ada di hati ku, ya terukir dengan baik Putri," kata Abdul.

"Cewek yang berkesan untuk Abdul dari zaman SMA sampai sekarang," kata Budi.

"Ya begitulah ceritanya," kata Abdul.

"Oooo iya Abdul. Gimana dengan kerjaan Abdul?!" kata Budi.

"Baiklah. Gimana dengan kerjaan Budi?!" kata Abdul.

"Ya Baiklah," kata Budi.

"Syukur alhamdulillah. Urusan kerjaan, ya berjalan dengan baik," kata Abdul.

"Emmm," kata Budi.

"Oooo iya Budi ngopi apa enggak?!" kata Abdul.

"Ngopilah!" kata Budi.

"Ok aku buatkan," Abdul.

Abdul beranjak dari duduknya, ya membawa gitarnya. Abdul masuk ke dalam rumah dan menaruh gitar di atas meja ruang tamu, ya Abdul langsung ke dapur untuk membuat kopilah. Budi mengambil koran di meja, ya di baca dengan baik, ya sambil makan gorengan lah. 

"Berita di koran, ya keadaan kota Bandar Lampung, ya menarik juga beritanya," kata Budi.

Budi membaca terus berita ini dan itu, ya sampai berita tentang artis yang ini dan itulah. Abdul selesai membuat kopi di dapur, ya di bawa dengan baik kopi ke depan rumah. Di depan rumah, ya Abdul menaruh gelas berisi kopi di meja dengan baik. Abdul duduk dan berkata "Kopinya Budi!"

Budi menghentikan baca korannya, ya koran di taruh di meja. 

"Kopi," kata Budi.

Budi mengambil gelas berisi kopi di meja, ya di minum dengan baik kopilah.

"Orang-orang yang punya cita-cita jadi penyanyi dan ikut dalam perlombaan ajang menyanyi di acara Tv. Sampai akhirnya perjuangan orang-orang itu menjadi juara menyanyi. Hebat juga perjuangannya," kata Abdul.

Budi menaruh gelas berisi kopi di meja.

"Memang sih...hebat perjuangannya sampai jadi juara. Ya sama halnya dengan juara di bidang olahraga, ya termasuk orang-orang hebat dalam perjuangannya meraih gelar juara," kata Budi.

"Hidup penuh dengan perjuangan," kata Abdul.

"Emmm," kata Budi.

"Seadainya aku sudah jadi sukses. Aku segera ke Jakarta untuk menemui Putri dan menyatakan perasaan cinta ku, ya melamarnya lah," kata Abdul.

"Seandainya apa beneran itu?!" kata Budi.

"Masih seandainya. Kan kenyataannya aku masih berjuang dengan baik, ya agar usahaku berkembang dengan baik," kata Abdul.

"Ok. Ok. Ok. Abdul masih berjuang kenyaataannya. Maka itu seadainya!" kata Budi.

"Hal yang aku takutin, ya di tolak sama Putri," kata Abdul.

"Cewek biasa menolak cowok karena cowoknya belum masuk kreteria cewek dan juga ceweknya sudah punya cowok," kata Budi.

"Apa Putri sudah punya pacar ya?!" kata Abdul.

"Mana aku tahu. Putri punya pacar atau enggak?!" kata Budi.

"Sudahlah ngomongin tentang Putri. Satu nama tetap di hati ku," kata Abdul.

"Emmmm," kata Budi.

"Main catur saja!" kata Abdul.

"Ok. Main catur!" kata Budi.

Abdul telah mengambil papan catur di bawah meja dan di taruh di atas meja papan catur. Abdul dan Budi menyusun dengan baik, ya bidak catur di papan catur. Keduanya main catur dengan baik. Sedangkan Eko, ya sedang ngobrol dengan asik sama Purnama di ruang tamu. Sedangkan Putri yang di sukai Abdul dan keberadaan Putri di Jakarta. Putri sedang ngobrol asik di rumahnya, ya di ruang tamu dengan teman-teman kuliah, ya ceweklah.

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK