Setelah nonton Tv yang acara film laga gitu, ya Budi duduk di depan rumahnya dengan santai sambil minum teh dan makan singkong rebus.
"Baca cerpen saja!" kata Budi.
Budi mengambil buku di bawah meja, ya buku di buka dengan baik, ya segera membaca cerpen yang ceritanya menarik gitu.
Isi cerita yang di baca Budi :
Pada tahun 1968, seorang gadis remaja membeli bayi aligator Amerika saat berlibur bersama keluarganya di sebuah turis di Florida dan memberinya nama Ramon. Ketika keluarganya pulang ke Chicago, ayah gadis itu yang bermuka masam dan fobia binatang segera membuangnya ke toilet dan ke selokan kota.
Bayi aligator bertahan hidup dengan memakan bangkai hewan yang dibuang yang digunakan dalam eksperimen ilegal dan dibuang ke selokan. Hewan-hewan ini telah digunakan sebagai subjek uji formula pertumbuhan eksperimental yang dimaksudkan untuk meningkatkan produksi daging ternak pertanian. Namun, proyek ini ditinggalkan karena meskipun formula tersebut memiliki efek yang diinginkan yaitu membuat hewan lebih besar dari biasanya, formula tersebut memiliki efek samping yang tidak diinginkan yaitu mengingatkan metabolisme hewan secara besar-besaran, menyebabkan nafsu makan mereka tidak pernah terpuaskan. Selama 12 tahun antara tahun 1968 dan 1980, bayi aligator mengakumulasi formula ini dalam jumlah terkonsentrasi dari makanan yang diberikan pada bangkai tersebut, menyebabkannya bermutasi dan tumbuh menjadi monster rakus sepanjang 36 kaki (11 m) yang menyerupai hibrida Deinosuchus - Purussaurus dengan hampir -sembunyian yang tidak bisa ditembus.
Aligator mulai menyergap dan melahap pekerja saluran pembuangan. Penemuan bagian-bagian tubuh yang keluar dari selokan menarik perhatian detektif polisi David Madison yang lelah, yang, setelah kasus yang sangat gagal di St. Louis, mendapatkan reputasi sebagai orang yang sangat tidak beruntung bagi rekan-rekannya yang ditugaskan. Saat David menangani kasus ini, bosnya, Chief Clark, memperkenalkan dia kepada ahli herpetologi Marisa Kendall. Kendall sebenarnya adalah remaja yang membeli bayi aligator pada tahun 1968. Keduanya menjalin hubungan romantis yang sulit, dan saat berkunjung ke rumah Kendall, Madison terikat dengan ibunya yang bermulut motorik.
Reputasi Madison sebagai partner-killer terkonfirmasi ketika aligator tersebut melahap seorang perwira muda bernama Kelly yang menemani Madison ke selokan untuk mencari petunjuk. Tidak ada yang percaya cerita Madison karena kurangnya tubuh, dan sebagian karena Slade, taipan lokal berpengaruh yang mensponsori eksperimen ilegal dan karena itu ingin kebenaran disembunyikan. Hal ini berubah ketika reporter tabloid yang menjengkelkan, Thomas Kemp, salah satu kutukan bagi keberadaan Madison, pergi mengintip ke dalam selokan dan mendapatkan bukti foto yang jelas dan tak terbantahkan tentang binatang itu dengan mengorbankan nyawanya tanpa disengaja. Kisah ini dengan cepat menarik perhatian publik, dan perburuan monster di seluruh kota pun diperlukan.
Upaya polisi untuk mengusir aligator tersebut terbukti tidak berhasil, memaksa aligator tersebut untuk melarikan diri dari selokan dan muncul ke permukaan, di mana ia pertama kali membunuh seorang petugas polisi dan kemudian seorang anak laki-laki yang, selama pesta, dilempar ke dalam kolam. kolam tempat aligator mencari istirahat. Saat Madison menghubungkan antara buaya dan eksperimen formula pertumbuhan ilegal, Slade menggunakan pengaruhnya pada walikota untuk membuat Madison diskors dari kepolisian.
Perburuan berikutnya terus berlanjut, termasuk mempekerjakan Kolonel Brock, pemburu hewan besar yang sombong, untuk melacak hewan tersebut. Sekali lagi, upaya tersebut gagal: Brock dimakan, polisi tersandung satu sama lain dengan bingung, dan aligator mengamuk melalui pesta pernikahan masyarakat kelas atas yang diselenggarakan di rumah Slade; di antara korbannya adalah Slade sendiri, walikota, dan kepala ilmuwan Slade untuk eksperimen hormon dan calon menantunya. Madison dan Kendall akhirnya memancing reptil itu kembali ke selokan sebelum meledakkan bahan peledak, membunuhnya. Saat mereka pergi, pipa pembuangan yang menuju saluran pembuangan mengeluarkan bayi aligator lainnya, sehingga berpotensi mengulangi siklus tersebut lagi.
***
Budi selesai baca cerpen, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum teh dan makan singkong rebus.
"Eko belum datang juga. Kalau begitu baca koran saja!" kata Budi.
Budi mengambil koran di bawah meja, ya koran di baca dengan baik. Yaaa memang sih. Berita di koran ceritanya bagus-bagus sih, ya dari berita pemerintahan luar negeri yang ini dan itu, berita pemerintahan dalam negeri yang ini dan itu, berita olahraga yang ini dan itu, yaaa dan sampai berita artis luar negeri dan dalam negeri yang ini dan itu. Cukup lama Budi baca koran gitu. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan di depan rumah Budi. Yaaa Budi berhenti baca koran dan koran di taruh di meja gitu. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi.
"Ngomong-ngomong Budi. Apa hari ini...Budi tidak buat mainan dari kardus, ya karena di meja tidak ada mainan terbuat dari kardus?" kata Eko.
Eko mengambil sepotong singkong rebus di piring di makan dengan baik gitu.
"Aku buat kok. Mainan dari kardus," kata Budi.
"Budi buat toh!" kata Eko.
Budi mengambil mainan yang terbuat dari kardus di bawah meja, ya mainan di taruh di atas meja gitu.
"Ini mainannya yang aku buat dari kardus!" kata Budi.
Eko melihat dengan baik mainan terbuat dari kardus, ya di meja.
"Digimon," kata Eko.
Eko mengambil gelas bambu dan tekok yang berisi teh. Tekok di tuangkan dengan baik air teh ke gelas bambu. Yaaa gelas bambu cukup terisi air teh dan tekok di taruh di meja dengan baik. Eko minum teh dengan baik gitu.
"Bukan Digimon!" kata Budi.
"Tapi yang di buat Budi itu...Agumon, ya Digimon," kata Eko.
Eko menaruh gelas bambu terisi teh di meja gitu.
"Dilihat dengan baik Eko dan juga diingat dengan baik!" kata Budi.
Eko melihat dengan baik dan mengingat dengan baik.
"Mirip Agumon, ya Digimon....sih," kata Eko.
"Yaaa memang mirip Agumon, ya Digimon," kata Budi.
"Temannya Pororo. Yaaa Crong," kata Eko.
"Iya bener omongan Eko. Yang aku buat Crong, ya temannya Pororo," kata Budi.
"Budi membuat Crong dari kardus, ya bagus juga. Nilai krratifitas," kata Eko.
"Memang nilai krratifitas," kata Budi.
"Ada kemauan pasti bisa membuat sesuatu yang di suka," kata Eko.
"Memang ada kemauan pasti bisa membuat sesuatu yang di suka," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Budi mengambil mainan Crong di meja, ya di taruh di bawah meja gitu. Di meja ada koran, ya Eko mengambil koran dengan baik gitu.
"Baca koran dulu Budi. Aku ingin tahu berita hari ini!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Eko membaca koran dengan baik. Budi menikmati minum teh dan makan singkong rebus gitu. Yaaa Eko membaca koran dengan teknik baca cepat gitu, ya jadi selesai baca koran gitu. Koran di taruh di meja, ya sama Eko.
"Berita di koran. Bagus!" kata Eko.
"Realitanya begitu," kata Budi.
"Berita tentang kasus Vina, ya terus bergulir dengan baik," kata Eko.
"Nama juga berita, ya di gulirin dengan baik...berita kasus Vina," kata Budi.
"Yaaa berita yang lain yang ini dan itu, ya di gulirkan dengan baik beritanya!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Aku mau cerita Eko!" kata Budi.
"Budi mau cerita toh!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Silakan Budi bercerita dengan baik gitu!" kata Eko.
"Begini ceritanya!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Pak Gundul dan Ibu Enah, ya punya anak gadis dua gitu. Mely kakak dan Naura adik. Ya Mely kerja di perusahaan dengan baik di perusahaan milik Julian, ya nama perusahaannya PT. ANDROMEDA. Ya Naura masih menjalankan sekolah SMA-nya dengan baik gitu. Safira yang kerja di sebuah hotel, ya bersama temannya Dania. Suatu hari, ya ketika Safira dan Dania berada di sebuah kafe yang ada live musik pop gitu. Safira bertemu dengan cowok ganteng dan keren di kafe, ya mengajak berkenalan dengan baik gitu. Cowok itu, ya Julian gitu. Safira dan Julian ngobrol asik di kafe gitu. Dania sudah berpacaran dengan Yuda. Di kafe, ya Yuda ke kafe untuk menemui Dania. Yaaa Yuda dan Dania, ya menikmati keadaan dengan baik gitu. Safira dan Julian merasa cocok gitu, ya jadi keduanya berlanjut untuk pertemuan dan pertemuan gitu. Rasa ada pada Julian dan Safira, ya jadi memutuskan untuk jadian gitu. Dania, ya senang Safira jadian sama Julian gitu. Sebenarnya ada yang tidak suka dengan hubungan Safira dan Julian, ya tante Hesti. Ya tante Hesti teman baik Ibunya Julian gitu. Tante Hesti punya rencana menjodohkan anaknya yang bernama Ayu sama Julian, ya karena Safira jadinya tante Hesti merencanakan dengan orang-orang bayarannya untuk memutus hubungan Safira dan Julian gitu. Usaha tante Hesti, ya kerap gagal dan gagal gitu. Julian dan Safira yang saling mencintai, ya menikah dengan baik dan bahagia gitu. Owan dan Jhon bersaudara gitu. Owan kakak dan Jhon adik. Owan kerja di perusahaan milik Indro, ya nama perusahaannya PT. MANDIRI gitu. Jhon masih menjalankan sekolah SMA dengan baik gitu. Indro yang kaya raya, ya punya istri dua, ya Wulan dan Zaskia gitu. Memang sih, Wulan dan Zaskia bertemu terjadi pertengkaran sih, ya seperti Tom dan Jerry tidak pernah akur gitu. Indro sebagai suami yang mencintai kedua istrinya demi anak, ya Indro berusaha membuat akur Wulan dan Zaskia gitu. Suatu hari, ya Owan bertemu dengan Mely di sebuah kafe yang ada live musik dangdut gitu. Owan tertarik dengan Mely karena cantiknya dan pembawaannya baik gitu. Ya Owan berkenalan dengan Mely, ya jadi ngobrol asik dan menikmati keadaan di kafe gitu. Hubungan Owan dan Mely, ya jadi teman baik sampai jadian gitu. Sebenarnya sih, ya masa lalu kisah cinta Mely dengan Tama kandas karena perselingkuhan Tama dengan Nia gitu. Ya Tama kerja di perusahaan milik Andre, ya nama perusahaannya PT. JAYA. Tama tetap bersama Nia sih. Ya Nia kerja di hotel gitu. Owan dan Mely menjalankan kisah cinta dengan baik gitu. Ya Jhon yang satu sekolahan Naura, ya Jhon suka dengan Naura memilih untuk fokus sekolah SMA dari pada urusan perasaan cinta gitu. Ya Naura suka dengan Jhon, ya memilih jadi teman baik dan fokus sekolah SMA gitu. Naura sebenarnya, ya punya kemampuan melihat hantu gitu. Setiap manusia yang di dekatin hantu, ya ada yang sial sampai mati karena kecelakaan. Bagi manusia yang taat ibadah, ya hantu menghilang gitu. Naura berusaha dengan baik, ya tidak peduli dengan hantu yang ia lihat, ya fokus dengan urusan ini dan itu sih. Hidup Naura berat sih, ya bisa melihat hantu dan ingin sih, ya tidak bisa melihat hantu seperti manusia normal gitu. Naura memang menerima keadaannya karena sudah takdir dari kelahirannya diri gitu. Begitulah ceritanya," kata Budi.
"Cerita yang bagus!" kata Eko.
"Sekedar cerita saja. Dunia ini ada yang lebih baik bercerita dari pada aku. Yang lebih baik itu, ya cerita sinetron dan film," kata Budi.
"Aku paham omongan Budi!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Lika liku kisah cinta....kisah cinta tokoh Mely," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Kalau begitu sih. Main permainan Digimon Adventure!" kata Eko.
"Oke. Main permainan Digimon Adventure," kata Budi.
Budi mengambil koran di meja, ya di taruh di bawah meja dan mengambil permainan di bawah meja, ya permainan di taruh di atas meja. Eko dan Budi main permainan Digimon Adventure dengan baik gitu.
"Hidup ini tetap sama kan Budi, ya berdasarkan berita Tv?" kata Eko.
"Memang hidup ini...tetap sama!" kata Budi.
"Manusia menyakini agama yang di yakini...6 ajaran agama yang berkembang di Indonesia," kata Eko.
"6 ajaran agama," kata Budi.
"Manusia itu...ada yang paham agama dan tidak paham agama," kata Eko.
"Memang manusia itu...ada yang paham agama dan tidak paham agama," kata Budi.
"Dari perbedaan agama yang di yakini, ya ada perselisihan," kata Eko.
"Realitanya begitu," kata Budi.
"Tetap menunjukkan kebenaran masing-masing dari 6 agama," kata Eko.
"Realitanya begitu," kata Budi.
"6 ajaran agama tetap berkaitan dengan ekonomi, ya menggerakkan roda ekonomi dengan baik dengan tujuan ini dan itu," kata Eko.
"Ekonomi dan ekonomi," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Budi dan Eko tetap asik main permainan Digimon Adventure gitu.