"Eko," kata Budi.
"Apa?" kata Eko.
"Ajaran agama itu di yakini dan di jalankan dengan baik," kata Budi.
"Memang realitanya begitu," kata Eko.
"Gimana dengan orang-orang yang cuma yakin saja tapi tidak menjalankan aturan-aturan agama. Bingung-bingung aku memikirkannya?" kata Budi.
"Kalau urusan itu sih. Aku males ngomongin itu," kata Eko.
"Eko males ngomongin itu karena termasuk ngomongin orang yang ini lah dan itu lah. Ghibah kan?" kata Budi.
"Ya begitulah," kata Eko.
"Sebaiknya gimana Eko," kata Budi.
"Sebaiknya itu. Kita menyakini agama dengan baik dan menjalankan dengan baik. Ya kita jadi contoh, ya pemuda-pemuda yang sholeh. Dari contoh yang baik itu, ya akan membuka pikiran-pikiran orang-orang. Waktu yang akan menjawabnya. Pada akhirnya orang-orang yang tadinya begini dan begitu, ya akan kembali ke jalan yang benar, ya jadi orang-orang yang menyakini agama dengan baik dan menjalankan aturan-aturan agama dengan baik," kata Eko.
"Contoh : pemuda-pemuda yang sholeh. Omongan Eko benar lah!" kata Budi menegaskan omongan Eko,
"Urusan cewek, ya contohnya, ya cewek-cewek sholeha lah, ya Purnama saja. Purnama cewek sholeha yang paham agama dengan baik, ya di jalankan dengan baik aturan agama. Cewek-cewek yang tadinya begini dan begitu karena ada contoh dari cewek sholeha yang menjalankan kehidupan sehari-harinya dengan baik. Maka cewek-cewek yang begini dan begitu, ya kembali ke jalan yang benar," kata Eko.
"Urusan cewek-cewek, ya memang harus mencontoh dari cewek sholeha yang menyakini agamanya dengan baik dan menjalankan aturan-aturan agama dengan baik," kata Budi menegaskan omongan Eko.
"Emmmm," kata Eko.
"Jalanin apa yang kita yakini dengan lurus dan tidak peduli omongan orang begini dan begitu, ya kan Eko?" kata Budi.
"Ya memang benar omongan Budi itu. Maka itu kita berteman baik, ya saling menasehati satu sama lain, ya agar menjalankan agama yang di yakini jadi benar sesuai dengan aturan-aturan agama. Jadi mudahkan menjalankan agama bersama orang-orang yang paham ilmu agama," kata Eko menegaskan omongan Budi.
"Ternyata yang hebat itu yang mengajarkan ilmu pada kita, ya orang tua dan guru-guru agama, ya termasuk ustad di mesjid sih," kata Budi.
"Ya begitu lah realitanya dari mana kita memahami ilmu agama," kata Eko.
"Emmmm," kata Budi.
"Main catur saja!" kata Eko.
"Ok!" kata Budi.
Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas mejalah papan catur. Budi dan Eko, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik.