Budi duduk santai di depan sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus.
"Emmm. Nyanyi dan main gitar saja!" kata Budi.
Budi mengambil gitar yang di taruh di samping kursi, ya gitar di mainkan dengan baik dan bernyanyi dengan baik gitu.
Lirik lagu yang dinyanyikan Budi :
Isi cerita yang di baca Budi :
Pada tahun 1947, Mary Lennox ditemukan ditinggalkan di rumahnya di British India, orang tuanya meninggal karena kolera dan dia telah dilupakan dalam kekacauan Permisahan. Mary dikirim ke pamannya, Lord Archibald Craven's Misselthwaite Manor di Yorkshire, Inggris. Dia adalah gadis muda yang tidak menyenangkan dan tidak baik yang harus menekan emosinya sendiri saat tumbuh dewasa di Raj.
Setelah tiba, dia bertemu dengan Nyonya Medlock, seorang wanita yang tegas dan tegas yang merupakan pembantu rumah tangga dan pelayan Lord Craven. Mary diperintahkan untuk tidak menjelajahi rumah dan dikurung di kamarnya di malam hari. Di sana, dia bertemu Martha, seorang pelayan yang gelisah dengan tuntutannya.
Mary diizinkan meninggalkan rumah untuk menjelajahi perkebunan dan hutan di dekatnya dan menemukan seekor anjing liar yang dia beri nama Jemima. Malamnya, dia mendengar jeritan kecil dan ratapan di sepanjang koridor hanya untuk menemukan putra Lord Craven yang terbaring di tempat tidur, Colin Craven.
Keesokan harinya, Mary bertemu Lord Craven di ruang kerjanya dan dia mengatakan padanya untuk tidak menimbulkan masalah. Mary terus menjelajahi hutan dan menemukan taman tersembunyi dengan memanjat dinding. Kemudian, dalam perjalanan pulang, dia memanggil saudara laki-laki Martha, Dickon, yang menghilang dalam kabut rawa. Kemudian dia menemukan kaki Jemima terjebak dalam perangkap. Dia membantu Jemima, membebaskannya dari jebakan tetapi anjing itu melarikan diri ke kebun. Jadi, Mary terus mengeksplorasi.
Mary kemudian dipandu oleh Robin ke patung batu di dalam taman yang memiliki kunci taman di dalamnya. Dia meninggalkan taman saat Nyonya Medlock memanggilnya. Kembali di perkebunan, Mary bertemu dengan Colin lagi saat dia berbicara tentang memiliki bungkuk dan tidak bisa berjalan. Dia mengatakan kepadanya tentang taman di perkebunan tetapi Colin tidak tertarik. Mengintip kemudian, dia menemukan sebuah ruangan dengan foto ibu Mary dan Grace Craven, dan dia mengambil suvenir, kalung mutiara.
Keesokan harinya, Mary kembali ke taman untuk menemukan Dickon, yang menawarkan untuk membantu menyembuhkan Jemima. Mary kemudian membawa Colin di kursi rodanya untuk pertama kalinya ke ruangan yang sama dengan foto dan gaun ibunya. Baik Mary dan Dickon menyusun rencana untuk membawa Colin ke taman, berharap untuk menyembuhkan imobilitasnya, tetapi setelah kembali, Nyonya Medlock menghadapkan Mary karena mencuri kalung mutiara dan dia di hukum dengan mendaftar ke sekolah asrama. Kemudian, terkurung dan terkunci di kamarnya, Mary menemukan surat-surat antara ibu dan bibinya di atas kuda goyang. Dia membujuk Colin untuk membacanya dan ketiganya melanjutkan membaca surat di taman.
Lord Craven yang tertekan dan terganggu, saat menyalakan lilin, membakar meja. Keesokan paginya, Mary, Dickon dan Colin berada di taman ketika mereka melihat asap hitam keluar dari rumah. Colin membujuk Mary dan Dickon untuk lari untuk memeriksanya. Mary memasuki rumah yang terbakar untuk menemukan Lord Craven dengan panik mencari putranya di dalam api. Dia mencoba dengan sia-sia untuk meyakinkannya untuk melarikan diri karena putranya aman di luar, tetapi dia menolak sampai hantu istrinya membimbing mereka keluar dengan aman saat pemadam kebakaran tiba. Lord Craven dan Mrs Medlock yang cemas pergi bersama Mary dan Dickon ke Colin di taman rahasia. Lord Craven menatap kagum pada mobilitas putranya saat mereka menghidupkan kembali hubungan mereka. Lord Craven membangun kembali perkebunan dan Mary, Dickon dan Colin bersenang-senang di taman rahasia.
***
Budi selesai baca cerpen yang cerita menarik, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus.
"Eko belum dateng juga. Kalau begitu aku baca koran saja!" kata Budi.
Budi mengambil koran di bawah meja, ya koran di buka dengan baik dan di baca dengan baik koran gitu. Yaaa berita koran ceritanya banyak yang bagus cerita dari urusan pemerintahan luar negeri, pemerintahan dalam negeri, olahraga, teknologi, sampai cerita urusan artis yang ini dan itu. Cukup lama Budi baca koran, ya akhirnya....Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan di depan rumah Budi. Ya Budi berhenti baca koran dan koran di taruh di atas meja. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi.
"Emmm," kata Budi.
Eko melihat koran di meja, ya berkata "Ada koran. Aku baca koran dulu Budi. Ingin tahu berita hari ini!"
"Emmm," kata Budi.
Eko mengambil koran di meja, ya di baca dengan baik koran gitu. Budi menunggu Eko selesai baca koran, ya Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus. Yaaa Budi membaca koran dengan teknik baca cepat gitu. Singkat waktu, ya Eko selesai baca koran.
"Berita di koran, ya ceritanya banyak yang bagus-bagus," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Yang buat berita, ya orang-orang pinter," kata Eko.
"Realitanya begitu tentang orang-orang pembuat berita," kata Budi.
"Ekonomi," kata Eko.
"Urusan orang-orang yang kerja di media ini dan itu, ya menggerakkan roda ekonomi dengan baik dengan tujuan bersama," kata Budi.
"Banyak dan sedikitnya hasilnya," kata Eko.
"Rezeki masing-masing," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Main permainan ular tangga saja Budi!" kata Eko.
"Ya oke main permainan ular tangga!" kata Budi.
Budi mengambil koran di meja, ya di taruh di bawah meja dan mengambil permainan ular tangga di bawah meja, ya permainan di taruh di atas meja. Eko dan Budi main permainan ular tangga dengan baik gitu.
"Hidup ini," kata Budi.
"Ada apa dengan hidup ini, ya Budi?" kata Eko.
"Ya hidup ini tetap sama," kata Budi.
"Memang hidup ini tetap sama saja. Keadaan kita. Atau keadaan orang lain, ya Budi?" kata Eko.
"Ya keadaan kita dan juga keadaan orang lain," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Yaaa tetap berjuang dengan baik, ya mengubah nasif," kata Budi.
"Mengubah nasif. Dari latar belakang tidak mampu, ya miskin. Berjuang dengan baik, ya jadi kaya," kata Eko.
"Berhasil atau tidak? Ya tergantung usaha yang di jalankan!" kata Budi.
"Berdasarkan cerita orang-orang yang bisa mengubah nasif, ya dari miskin jadi kaya. Usaha yang diiringi doa dengan baik," kata Eko.
Eko dan Budi masih asih main permainan ular tangga.
"Tetap optimis dari apa yang usaha? Ya di jalankan dengan baik usaha itu!" kata Budi.
"Ya memang harus optimis. Ingin ada perubahan dalam hidup ini," kata Eko.
"Perubahan," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Jalan perubahan seperti omongan orang-orang politik di berita Tv dan juga ahli agama," kata Budi.
"Nama juga manusia punya kepentingan dalam urusan hidup ini. Jalan perubahan," kata Eko.
"Setiap jalan yang di pilih manusia, ya ada ujiannya," kata Budi.
"Realitanya begitu," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Tuhan," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
Eko dan Budi tetap asik main permainan ular tangga.