Setelah menonton Tv yang acara olahraga, ya Budi duduk di depan rumahnya sedang baca cerpen yang menarik cerita, ya sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus.
Isi cerita yang di baca Budi :
Di masa depan dystopian, penyakit menular yang disebut Idiopathic Adolescent Acute Neurodegeneration (IAAN) membunuh hampir 90 persen dari semua anak dan remaja yang tinggal di Amerika Serikat, meninggalkan para penyintas dengan kemampuan yang tidak biasa. Orang-orang yang selamat dengan kekuatan super ini dipenjara di seluruh negeri. Anak-anak dibagi menjadi beberapa kelompok: Hijau (memiliki kecerdasan yang meningkat), Biru (telekinesis), Kuning (dapat memanipulasi listrik), Merah (dapat mengendalikan api), dan Oranye (memiliki telepati dan pengendalian pikiran). kemampuan). Ruby Daly adalah seorang Orange, yang berarti dia memiliki kemampuan psionik untuk masuk ke dalam pikiran orang. Anak-anak yang Merah dan Oranye dianggap terlalu berbahaya dengan kekuatan mereka dan seharusnya dibunuh seketika, tetapi dia menyentuh dokter yang mengklasifikasikannya dan berpikir bahwa dia adalah seorang Hijau.
Enam tahun kemudian, Ruby dibantu untuk melarikan diri dari penjaranya oleh kelompok perlawanan yang dikenal sebagai Liga Anak untuk memperjuangkan masa depannya. Cate, seorang pekerja di kamp, \u200b\u200bmemberi Ruby tombol panik yang dapat diaktifkan sebagai pelacak jika dia dalam bahaya. Saat Ruby mendapat penglihatan saat menyentuh Rob, anggota Liga lainnya, dia menjadi curiga dengan niat mereka. Ruby melarikan diri dengan seorang gadis kecil bisu bernama Suzume (Zu), seorang Kuning. Zu membawa Ruby ke Liam, seorang Biru, dan temannya Charles (Chubs), seorang Hijau. Ketiganya setuju untuk mengizinkan Ruby bergabung dengan mereka saat mereka mencoba menuju ke "East River", sebuah tempat yang konon merupakan tempat berlindung yang aman yang dipimpin oleh seorang Orange bernama "Slip Kid".
Keempatnya memasuki mal yang ditinggalkan untuk mengumpulkan perbekalan, di mana mereka berpapasan dengan kelompok penyintas lainnya. Yang lain tahu di mana East River berada, tetapi satu-satunya petunjuk yang mereka ungkapkan — karena pengaruh halus dari kekuatan Ruby — adalah huruf "EDO". Ruby akhirnya menyimpulkan bahwa ini adalah frekuensi radio, yang mengungkapkan transmisi bahwa East River berada di Lake Prince, Virginia.
Dalam perjalanan ke East River, Ruby meminta kelompok itu untuk mengantarnya ke bekas rumahnya di Salem, Virginia berharap dia bisa berdamai dengan orang tuanya. Melihat mereka melalui pintu kaca, dia menyadari dia membuat mereka melupakannya dan melarikan diri. Dia bertemu dengan Liam, yang menghiburnya dan mereka mulai menjalin hubungan romantis, tetapi Ruby menolak untuk menyentuhnya, takut kekuatannya akan menyakitinya. Di East River, Slip Kid diturunkan menjadi putra presiden, Clancy Grey, yang merupakan seorang Oranye. Dia mengajari Ruby cara mengontrol kekuatannya, dan sebagai gantinya, meminta Ruby mengajarinya cara menghapus ingatan orang. Selama proses ini, Clancy mengendalikan pikirannya dan mencoba menciumnya.
Terungkap bahwa Clancy menggunakan kekuatannya untuk mengontrol pemerintah, dan ingin menggunakan kekuatan penghapus ingatan barunya untuk mengubah Ruby ke sisinya dan melupakan teman-temannya, tetapi dia berhasil melarikan diri bersama yang lain. Liam melarikan diri dengan semua anak surga, sementara Ruby berhadapan dengan Clancy, menghancurkan kamp dan melarikan diri dengan Chubs. Chubs terluka parah, membuat Ruby tidak punya pilihan selain menggunakan tombol paniknya untuk meminta bantuan League.
Liga membawa Chubs ke rumah sakit dan membiarkan Zu pergi dengan keluarga pelindung. Ruby meyakinkan Cate untuk melepaskan Liam sebagai imbalan menggantikan posisinya sebagai prajurit di Liga. Mengetahui bahwa Liam tidak akan pernah pergi tanpanya, Ruby menciumnya dan menghapus semua ingatannya tentang dirinya sendiri. Liam meninggalkan kamp, sementara Ruby memulai pelatihannya dengan sesama anak bertenaga di Liga. Di tempat lain, Clancy mengawasi Angkatan Darat AS dan pasukan pemerintah.
***
Selesai baca cerpen, ya Budi menutup bukunya dan buku di taruh di meja. Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus. Eko datang ke rumah Budi, ya memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik dekat Budi.
"Seandai-andainya hidup di negara lain," kata Budi.
"Oooo obrolannya tentang seandai-andainya hidup di negara lain toh," kata Eko.
"Kita kan dari kecil hidup di negeri Indonesia, ya lahir dari kecil sampai dewasa. Ya hidup beragam suku dan juga agama. Hidup antara baik dan buruk perilaku manusia, ya di pengaruhi kondisi keadaan ini dan itu. Mungkin mati di negeri ini, ya seperti orang-orang telah menduluin kita. Bagi manusia yang kaya, ya bisa merasakan tinggal di luar negeri. Sedangkan kan kita, ya seandai-andainya gitu tinggal di luar negeri gitu," kata Budi.
"Ya karena keadaan lahir dari keluarga tidak mampu, ya hidup dan mati di negeri ini. Bagi manusia yang kaya, ya menikmati lebih baik dari kita, ya manusia yang kaya bisa merasakan keadaan hidup di luar negeri. Bener sih omongan Budi, ya kita cuma bisa berandai-andai tinggal di luar negeri," kata Eko.
"Hidup di luar negeri, ya salah satu saja negara Thailand. Apa sama hidup seperti kita kalau awal kelahiran dari keadaan keluarga tidak mampu?" kata Budi.
"Thailand. Aku belum pernah merasakan hidup di negara Thailand. Mungkin sama aja kalau melihat dari film dan sinetron yang di produksi orang-orang Thailand, ya di lihat latar belakang sosial masyarakat. Cuma yang membedakan, ya suku, budaya dan agama yang di yakini," kata Eko.
"Eko mengambil data latar belakang sosial masyarakat dari film dan sinetron, ya menyamakan kedudukan dan membedakan kedudukan, ya bagaimana rasa hidup di negara Thailand?" kata Budi.
"Kita biasa membicarakan agama yang di yakini, ya hidup di negeri Indonesia, ya agama Islam. Kalau lahir di negara Thailand, ya belum dapet hidayah dari agama Islam. Maka agama yang di jalanin berdasarkan orang tua, ya mungkin agama Budha. Sebagai anak, ya mengikuti pilihan orang tua kalau jalan itu baik," kata Eko.
"Kalau hidup di negara Thailand, ya agama Budha berdasarkan orang tua, ya anak mengikuti orang tua tentang agama yang di yakini," kata Budi.
"Pergaulan juga yang mempengaruhi keadaan ini dan itu," kata Eko.
"Memang pergaulan yang mempengaruhi ini dan itu. Bila berteman dengan orang baik, ya maka jalan hidup ini jadi baik. Bila berteman dengan orang buruk, ya maka jalan hidup ini jadi buruk," kata Budi.
"Pandai - pandai memilih teman dalam pergaulan," kata Eko.
"Eeeemmm," kata Budi.
"Tetap saja, ya hukum ada di buat untuk mengatur manusia, ya berdasarkan negara yang di bentuk. Hidup di negara Thailand, ya mengikuti aturan yang di buat, ya demi kebaikan bersama," kata Eko.
"Realita berdasarkan data berita di Tv, ya tentang negara Thailand, ya kan Eko?" kata Budi.
"Ya berdasarkan berita di Tv. Nama juga seandai-andainya hidup di negara Thailand," kata Eko.
"Sekedar obrolan lulusan SMA!" kata Budi
"Memang sekedar obrolan lulusan SMA!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Gimana pun ya enak hidup di negeri Indonesia. Takdir kelahirannya di tetap kan Tuhan, ya agama yang di yakini berdasarkan orang tua. Berdasarkan pepatah, ya dari pada hujan emas di negeri orang, lebih baik hujan batu di negeri sendiri : bagaimanapun senangnya hidup di negeri orang, masih lebih senang hidup di negeri sendiri," kata Eko.
"Bener omongan Eko. Ya bilang cinta negeri sendiri, ya Indonesia," kata Budi.
"Hidup ini, ya ada orang lupa asal kelahirannya, ya asal negara. Jadi lebih memilih hidup di negara orang, ya cinta gitu. Sampai berganti warga negara," kata Eko.
"Pilihannya orang tersebut. Mau gimana lagi, ya pindah warga negara," kata Budi.
"Eeeemmm," kata Eko.
"Main permainan Jumanji saja!" kata Budi.
"OK. Main permainan Jumanji!" kata Eko.
Budi mengambil buku di meja, ya buku di taruh di bawah meja. Budi mengambil permainan Jumanji di bawah meja dan di taruh di atas meja. Eko dan Budi main permainan Jumanji dengan baik gitu.