Malam hari di kediaman Bono. Toni dan Bono sibuk bakar jagung di halaman depan rumah.
"Bono mana Jack?" tanya Toni.
"Paling masih ada urusan dengan Ibu mertuanya yang cerewet," kata Bono.
"Lagian dapet Ibu mertua yang cerewet merepotkan baget. Di suruh ini dan itu harus cepat dan juga beres semua apa yang di perintahkannya!. Oh iya Bono, gimana urusan tentang masalah Juli yang berkaitan urusan tentang masalah tanah sengketa. Kabarnya suratnya di palsu-in oleh Abang Juli, untuk di buat usaha rental mobil," kata Toni.
"Masalah itu mah kacau banget. Rumah Juli di bakar oleh pihak suruhan orang yang masih urusan dengan lahan seketa yang di mainkan Abangnya," cerita Bono.
"Kacau deh daerah Lampung kalau permainan lahan seketa di mainkan oleh yang punya tanah dengan memalsukan surat demi mencari keuntungan dengan cara apapun," kata Toni.
"Ya ilah. Cara tercepat dapet uang caranya itu. Namanya juga mafia tanah. Jaminannya sertifikat tanah. Padahal Abang Juli itu lagi bangun rumah yang besar banget di kawasan perumahan elit. Ya sekarang di sih di sita lah sama pihak berkepentingan," kata Bono.
"Ya nama juga ingin cepet jadi orang kaya. Di Lampung itu di nilai dari keberhasilan," kata Toni.
"Cara tercepat kaya di Lampung...kan main tanah. Jual ini jual itu. Kaya Toha, jual warisan demi bertahan hidup di kota Lampung. Saat Toha merantau ke kota lain. Ngomongnya sih berhasil kerja ini dan itu, tapi kok jual rumah orang tua. Saat saya cek ke tempat Toha. Ternyata hidupnya pas-pasan alias masih ngontrak lagi. Emang kerja di perusahaan. Jual rumah warisan orang tua demi bayar hutang puluhan tahun demi menghidupkan anak. Kadang gak abis pikir anak banyak bikin repot, gak ada anak malah minta anak. Harta habis pun gara-gara menghidupkan anak ya...Toha itu salah satunya yang berlagak jadi orang kaya," cerita Bono.
"Itu sih sama dengan Yanti. Lagaknya kaya orang kaya. Ternyata orang miskin juga. Numpang di tanah sengketa lagi. Ibunya pandai mengambil hati orang demi utang di sana sini. Dan juga cuci baju aja gak mau. Nyuruh orang, biasanya lagaknya kaya orang kaya. Mau dianggap orang kaya," cerita Toni.
"Kalau itu sih saya tahu. Yanti sekarang ini janda. Orang suaminya Yanti begajulan....memperkosa anak gadis orang. Ya jadinya bertanggung jawablah, jadi Yanti di cerai. Yanti depresi gitu menghadapi kenyataan hidupnya kalau suaminya orang berengsek. Sekarang suaminya Yanti sih...kabarnya tinggal Lampung Barat dan Yanti tinggal di kota Bandar Lampung," tambahan cerita Bono.
"Di bilang kasihan juga. Gimana ya?!" kata Toni berpikir.
"Jangan kasihan sama Yanti!" kata Bono yang tegas.
"Kenapa?" tanya Toni.
"Saya mau nolongnya Yanti. Eeee mau dapetin hati saya. Karena saya sadar, jadi saya menjauh dari motifnya Yanti janda anak dua," kata Bono.
"Bukannya anak Yanti satu," kata Toni.
"Dua. Yang satu itu anaknya lahir karena kecelakaan. Yang merawat Ibunya. Dalam surat akte keluarga anak Yanti itu jadi anak Ibunya. Tujuannya menutupi aib keluarga yang di buat Yanti," cerita kebenaran Bono.
"Wah memang kacau," saut Toni.
"Emang kacau. Orang Ibunya Yanti itu termasuk juga mafia tanah. Di Lampung ini mafia tanah banyak. Kalau di selusurin satu persatu yang main sertifikat tanah, lebih banyak orang miskin dan orang Lampung asli. Jadi kebiasaannya untuk menutupinya itu "Pi'il". Ngaku punya tanah ini dan itu sama semua tetangga. Padahal orang miskin," kata Bono.
"Padahal yang punya tanah di kota Lampung berusaha tidak menjual tanahnya, karena hidup nanti tambah susah," saut Toni.
"Ya iyalah tambah susah. Contohnya si Agus. Bapaknya meninggal. Rumah mau di jual karena hidup, jadi susah karena banyak anak belum jadi orang alias belum pada kerja," kata Bono.
"Bener-bener susah...hidup di kota Lampung. Banyak masalah, karena banyak pencuri bersembunyi di lingkungan Lampung. Sampe sekarang, ketangkap enggak pencurinya. Pada akhirnya di ikhlaskan saja," kata Toni.
"Kaya temen kita Budi. Kecurian di rumahnya. Sudah di laporkan polisi. Sampe sekarang ketangkap aja engak pencurinya. Hidup di Lampung bener-bener kompleks," kata Bono.
"Maka itu. Randa itu merantau ke kota lain. Karena hidup di kota Lampung....susah payah," kata Toni.
Bono dan Toni telah banyak bakar jagungnya dan segera menyantapnya. Jack pun dateng ke rumah Bono. Ya seperti biasa Jack langsung makan jagung bakar bersama Bono dan Toni sambil menikmati malam.