CAMPUR ADUK

Saturday, February 8, 2020

MENANGGAPI SATU HAL

Dono sedang santai di ruang tamu, ya sambil nonton film Ultramen di Hpnya...di hari minggu yang tenang banget. Kasino, ya biasa sih asik main game on line. Indro yang sibuk masak di dapur, ya selesai juga memasak dan segera duduk bersama Dono dan Kasino di ruang tamu.

"Don!" kata Indro.

"Apa?" saut Dono.

"Aku...ingin tanggapan kamu tentang sesuatu hal yang biasa di bicarakan remaja sekarang ini!" kata Indro.

"Apa itu?" kata Dono.

"Ngomong aja....jangan terlalu banyak basa basi Indro," kata Kasino yang sibuk main game on line.

"Pola omongan remajanya seperti ini 'Pacaran aja yang bertahun-tahun bisa...putus apalagi pernikahan?' Apa tanggapan kamu...Don?" kata Indro.

"Oh itu. Memang sih terlalu sering omongan tersebut ' Pacaran yang bertahun-tahun bisa putus apalagi pernikahan' Ya...semua itu tergantung yang menjalankan, bisa gak menjaga nilai satu kepercayaan yaitu 'Kesetian'," penjelasan Dono.

"Kesetian...pada janji dalam hubungan," saut Indro.

"Iya....bener omongam Dono...itu. Kesetian. Tapi kebanyakan orang yang putus karena pacaran dan pernikahan....semuanya tidak bisa menjaga janji...tersebut. Kadang jika seorang sudah pacaran atau menikah pun ada pihak yang lain....yang berharap yang menjalankan pacaran atau pernikahan pisah. Tujuannya berharap banget jadian gitu dengan pihak yang pacaran atau yang menikah. Lebih tepatnya sih ganti pasangan dan cenderung negatifnya.....sih. Ya perselingkuhan yang di rencanakan atau tidak di rencanakan," tambahan penjelasan Kasino, ya sambil main game on line.

"Oh...begitu. Jadi hubungan yang baik pentingnya menjaga kepercayaan pasangan ketika memutuskan untuk berjanji 'Setia'. Don, Kasino...apakah kalian....tipe cowok setia?" kata Indro.

Dono menghentikan nonton film Ultramen di Hpnya dan Kasino pun menghentikan main game on line di Hpnya.

"Jawabannya...aku tidak setia," kata Dono.

"Aku...pikir-pikir....sama dengan Dono. Tidak setia," kata Kasino.

"Jadi...kalian berdua tipe cowok tidak setia," kata Indro.

"Yo,i....aku bukan orang munafik. Aku bilang setia...maka jadinya setia. Aku bilang...tidak setia...jadinya setia," penjelasan Dono.

"Idem," saut Kasino.

"Aku...jadi bingung jadinya," saut Indro.

"Gak...usah bingung. Pegangan aja," saut Kasino yang niatnya becanda.

"Malah...ngacok...Kasino," kata Indro.

"Becanda," saut Kasino.

"Setia...itu bukan di mulut saja tapi di jalankan komitmen tersebut sampe mati. Jadi...aku tipe setia atau tidak?" kata Dono.

"Setia...lah. Yang di cintai...Dono, Kan....Wulan sampai akhir hidup Wulan, maksudnya sih meninggal gitu," kata Indro.

"Itu...tahu," saut Dono.

Dono, ya nonton film Ultramen di Hpnya. 

"Gimana dengan kamu Kasino?" tanya Indro.

"Berusaha setia. Nama juga masih pacaran. Aku bisa bilang setia di pihak cowok. Belum tentu di pihak ceweknya....setia, bisa aja...tidak setia. Cewek zaman sekarang....kalau di cari data-data di lapisan masyarakat. Ada juga berkhianat," penjelasan Kasino.

Kasino kembali main game on line di Hpnya.

"Jadi berusaha setia. Aku pun bisa setia. Tapi...bisa juga tidak setia. Alasannya...keraguan hubungan. Mungkin salah aku. Tetapi bisa aku perbaiki. Tapi kalau di pihak ceweknya, ya...agak susah juga...ya. Ah...berpikir positif aja 'Setia'," kata Indro.

"Bagus kalau...sudah mengerti" saut Dono.

"Idem," saut Kasino.

"Jadi...kesimpulannya adalah 'Hidup Itu Pilihan'," kata Indro.

"Benar...sekali," saut Dono.

"Tepat sekali," saut Kasino.

"Ya...sudahlah..jangan di bahas. Ayo!!!!....makan Don, Kasino!!! kata Indro.

"Ayo!!!" kata Dono dan Kasino bersamaan.

Dono menghentikan nonton film Ultramen di Hpnya, ya bergerak ngikutin Indro ke meja makan. Kasino pun menghentikan main game on line di Hpnya dan mengikuti Indro dan Dono, ya ke meja makan. Ketiganya pun makan yang enak di hari minggu yang tenang banget.

KEBERSAMAAN

Langit yang cerah sekali. Dono duduk di halaman belakang ....asik minum teh anget sambil melihat langit yang cerah bertabur bintang. Indro, baru pulang main dari rumah Saskia dengan menbawa gorengan di plastik putih. Indro mencari Dono, ternyata ada di halaman belakang yang asik duduk santai gitu.

Ya Indro pun duduk bersama Dono dan berkata "Don gorengan".

"Iya," saut Dono.

Dono pun mengambil bakwan di dalam plastik dan segera memakannya.

"Enak...bakwan..ini. Beli di mana?" kata Dono.

Indro yang asik makan tahu isi pun berkata "Biasa...di warung Nabila".

"Oh...gitu," saut Dono.

Dono terus menikmati makan bakwan.

"Indro, gak nonton Tv....acara perlombaan musik dangdut ?" kata Dono.

"Lagi...nemenin kamu..
Don. Nonton musik dangdutnya...nanti..aja. Kan ada sistem rekaman," kata Indro.

"Oh...gitu," saut Dono.

"Oh..iya. Don. Siapa yang kamu pilih....yang sedang bertanding musik dangdut dan pada akhirnya namanya digunakan untuk jadi tokoh di tulisanmu...Don?" tanya Indro.

"Pertandingannya musik dangdutnya masih berlangsung dengan baik. 34 propinsi, satu yang aku pilih....tidak aku pilih berdasarkan sama propinsinya dengan diri ku.....jadi di pilih dinilai dari yang terbaik menurutku," penjelasan Dono.

"Berarti masih di seleksi...ya Don?" kata Indro.

"Yo.i," saut Dono.

Dono dan Indro, ya asik lagi makan gorengan. Kasino pun baru selesai dari urusannya sama Selfi, ya mencari Dono dan Indro....ternyata duduk di halaman belakang.

"Jadi kalian ngumpul di sini," kata Kasino.

"Iya," saut Dono dan Indro bersamaan.

Kasino pun duduk bersama Dono dan Indro, sambil mengambil pisang goreng di plastik dan segera di makan Kasino.

"Enak.....beli dimana?" kata Kasino.

"Biasa....beli di warung Nabila," kata Indro.

"Oh...begitu. Tapi tumben....Indro gak nonton Tv?" kata Kasino.

"Nemenin Dono yang santai di halaman belakang....sambil memandang langit bertabur bintang," kata Indro.

"Oh...begitu," saut Kasino.

Ketiga asik menikmati gorengan gitu. 

"Don...tulisan kamu di buat extrim...menyinggung...orang yang membacanya...gak?" tanya Indro.

"Enggak...lah. Cerpen Abstrak...boleh bener boleh juga...enggak," penjelasan Dono.

"Kali...aja ada yang tersinggung," kata Indro.

"Gak ada," tegas Dono.

"Jangan bahas...cerpen melulu, bahas yang lain....apa gitu?" kata Kasino.

"Apa...ya?" kata Indro yang berpikir.

"Politik," saut Dono.

"Kalau politik....jenuh...Don. Yang lain!" kata Kasino.

"Film aja!" saran Indro.

"Boleh..juga," kata Kasino.

"Ya...tapikan..bahas film...sama aja dengan....bahas cerpen ini dan itu," kata Dono.

"Iya...juga...sih...mendekati," kata Indro.

"Bener mendekati," kata Kasino.

"Kalau....gak kita main game aja!" saran Dono.

"Ayo!" saut Kasino dan Indro bersamaan.

Dono, Kasino dan Indro....ya sepakat untuk main game jadi beresih minum makan di halaman belakang masuk ke dalam rumah. Indro pun menghidupkan Tv dan PS 4.

"Kita main game apa?" tanya Indro.

"Mobil!!!" kata Kasino.

"Iya...mobil aja. Karena ada berita....hits tentang balap mobil," kata Dono.

"Selalu di kaitkan dengan berita ini dan itu...cuma main game aja," kata Indro.

"Jadi...sepakat..gak main game mobilnya!" kata Dono yang tegas.

"Sepakat,"  jawab Indro dan Kasino.

Dono, Kasino dan Indro pun main game PS 4, ya bergantian untuk menikmati malam minggu yang tenang banget.

JEJAK PETUALANGAN

Indro yang mendapatkan surat yang berisi amanah Kakeknya, ya segera pergi menuju rumah tua di tengah hutan bersama Dono dan Kasino. Sampai di pinggir hutan, ya Dono, Kasino dan Indro keluar dari mobil dan segera berjalan masuk hutan kaya....jejak petualangan gitu. Perjalan Dono, Kasino dan Indro...penuh dengan kehati-hatian. Tiba-tiba Indro pun kebelet buang air kecil,

Seekor ular berwarna hitam, ya bergerak ke arah Indro....yang sedang buah air kecil di balik pohon yang rindang.

"Indro, cepat buang air kecilnya. Sebelum sore kita sudah sampai di tujuan!" kata Dono.

"Iya, bentar lagi...," saut Indro.

"Sabarlah..Don," kata Kasino.

"Iya...iya," kata Dono.

Ular pun menunjukkan dirinya di hadapan Indro yang beres buang air kecil.

"Ular....," teriak Indro.

Indro pun berlari dengan cepat untuk menjauh. Ya...Ular sempat menyerang sih, tapi gagal gitu. Dono dan Kasino terkejut dengan teriakan Indro gitu. 

"Ada apa Indro?" tanya Dono.

"Ular yang besar banget," kata Indro.

"Ular...yang besar banget. Sebesar apa?" tanya Dono

"Sebesar apa?" tanya Kasino.

"Gede banget....sebesar Naga," kata Indro.

"Mana mungkin," kata Dono.

"Mana mungkin....," kata Kasino.

"Beneran Ularnya segede....Naga," kata Indro.

"Ah...bohong...Indro," kata Dono.

"Iya...kaya bohongan," kata Kasino.

"Beneran...," Indro menyakinkan teman-temannya.

Ular pun mendekati Dono, Kasino dan Indro. Ketiganya kaget melihat wujud Ular yang besar banget.

"Kabur," kata Dono, Kasino dan Indro bersamaan.

Dono, Kasino dan Indro pun berlari dengan cepat banget menjauh dari Ular yang besar banget....seukuran Naga.  Sampai di rumah tua, ya segera Dono, Kasino dan Indro menutup pintu rapat-rapat.

"Kaya kita sudah aman dari Ular besar itu," kata Dono.

"Iya," saut Kasino.

"Aman...aman," saut Indro.

"Kita sudah sampai di tujuan. Rumah di tengah hutan," kata Dono.

"Kalau...begitu....tinggal ambil...keris pusakanya," kata Kasino.

"Ayo segera ambil keris pusaka tersebut," kata Indro.

"Ayo!!!" saut Dono dan Kasino bersamaan.

Dono, Kasino dan Indro pun bergerak ke ruangan di tengah-tengah rumah, yang ada batu besar yang tertancap keris pusaka.

"Itu kerisnya. Ayo kita cabut!" kata Indro.

"Ayo!!!" saut Dono dan Kasino bersamaan.

Dono, Kasino dan Indro segera berusaha mencabut keris pusaka dari batu secara bergantian, tapi gagal. Tiba-tiba muncul makluk yang menyeramkan, ya kaya hantu penasaran gitu. Dono, Kasino dan Indro, ya ingin kabur sih tapi belum dapet keris pusaka....jadinya memberanikan diri ketiganya untuk menghadapi hantu penasaran. Dono, Kasino dan Indro kocar-kacir di rumah tua, ya di kejar hantu penasaran.

Sampai akhirnya Indro berhasil mencabut keris tersebut dan langsung di gunakan untuk mengusir hantu penasaran. Ya hantu penasaran kalah menghadapi Indro yang sakti madraguna karena kekuatan dari keris yang di pegang Indro.

"Hebat kamu...Indro bisa mengusir...si hantu sialan itu," pujian Dono.

"Iya...hebat kamu Indro," pujian Kasino.

"Indro...gitu," katanya yang membanggakan dirinya.

Dono, Kasino dan Indro pun keluar dari rumah tua tersebut.  Saat pintu di buka. Ular besar di depan pintu.

"Ular...," teriak Dono, Kasino dan Indro bersamaan.

Tiba-tiba Ular yang besarnya sebesar Naga, ya berubah menjadi kecil banget...seukuran Ular yang masih bayi gitu.

"Kalau Ular sekecil ini aku tidak takut," kata Indro yang berani.

"Jangan-jangan karena keris yang kamu pedang Indro," kata Dono.

"Kayanya kekuatan keris pusaka...mengembalikan wujud Ular menjadi kecil," kata Kasino.

Indro pun menggunakan keris pusaka pada Ular yang ukurannya sudah kecil, ya kekuatan keris pun mengubah Ular jadi patung kayu.

"Wah....beneran karena kekuatan keris yang aku pegang ini mengubah Ular jadi patung kayu," kata Indro.

"Ternyata wujud...Ular yang mengejar kita...cuma patung kayu," kata Dono.

"Iya," saut Kasino.

Dono, Kasino dan Indro...segera meninggalkan rumah tua dengan berjalan cepat sebelum kemalaman di hutan. Sampai di mana mobil di parkirkan, ya di jalan masuk hutan....segeralah Dono, Kasino dan Indro masuk mobil. Dono pun membawa mobil dengan baik menuju rumah.

"Aku...senang berhasil mendapatkan keris ini," kata Indro.

"Iya," saut Kasino.

"Mungkin...udah keberuntungan kamu...Indro," kata Dono sambil nyetir mobil.

"Jadi...amanah Kakek ku telah selesai juga. Untuk mengambil keris pusaka yang tersimpan di rumah tua," kata Indro.

Sampai di rumah. Indro pun menyarungkan kerisnya dan menaruhnya di dalam kotak kayu yang terbuat dari kayu jati dan segera di simpan baik-baik di kamar.

Dono dan Kasino....ya nyantai minum kopi di ruang tengah. Indro yang selesai dengan urusannya menyimpan keris di kamarnya, ya segera duduk bersama Dono dan Indro...di ruang tengah untuk menikmati kopi yang enak banget.

***

Kasino, pun selesai membaca cerita yang di tulis Indro di Blognya Dono...di Hpnya Kasino.

"Indro, cerita kamu buat bagus," pujian Kasino.

"Iya...cuma ingin menghilangkan kejenuhan saja. Jadi aku menulis cerita yang aku sukai," penjelasan Indro.

"Selesai juga," kata Dono yang selesai mengetik di leptopnya.

Adzan pun terdengar, ya Adzan Isya. Dono pun menaruh leptopnya di kamarnya dan segera keluar dari rumah bersama Kasino dan Indro untuk pergi ke mesjid untuk melaksanakan sholat Isya berjamaah dengan warga sekitar di malam minggu yang tenang banget banget banget.

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK