CAMPUR ADUK

Monday, August 19, 2019

LOST IN PAPUA

Indro dapet telpon dari keluarganya untuk segera ke rumah Kakeknya karena ada benda yang di wariskan....untuknya sebelum Kakek meninggal dunia.

Indro, Kasino dan Dono berangkat ke tempat kediaman rumah Kakeknya. Singkat waktu sampai di rumah Kakek. Lalu Indro menemui Pamannya dan segera di berikan warisan dari Kakeknya yang di taruh di dalam kotak kayu di dalam kamar Kakek.

Indro masuk kamar Kakek untuk memeriksa warisan apa yang di berikan padanya? Dengan pelan-pela Indro membuka kotak kayu sendirian di dalam kamar. Paman ngobrol dengan Dono dan Indro di ruang tamu sambil menikmati kopi hitam buatan Bibinya Indro.
Kotak kayu terbuka. Indro melihat sebuah tombak yang pegangan pada kayunya jadi dua.

"Jadi...ini warisan yang di wariskan oleh Kakek...untuk saya. Sebuah tombak yang pegangannya patah," kata Indro.

Indro mulai memegang tombak tersebut dengan tangan kanannya. Awalnya tidak terjadi apa-apa? Lama-lama terjadi fenomena yang terjadi pada Indro. Seakan-akan dirinya pindah ke dunia yang berbeda.

"Haaaaa!!!!....Di hutan belantara gimana bisa? Padahal aku....masih di dalam kamar," kata Indro yang terkejut dengan keadaannya.

Indro berusaha sabar menghadapi keadaan yang aneh dan berusaha mencari tahu dengan baik. Tapi ternyata nihil karena Hp secanggih apapun tidak ada sinyal....apapun? Jadi tidak bisa dapet solusi. Indro mulai kacau sampai di buangnya tombak yang di pegangnya di tanah dan berkata "Jangan-jangan gara-gara tombak warisan Kakek ini?".

Indro pun duduk di tanah. Lama-lama rebaan di tanah karena bosan dengan keadaannya. Ada ular piton yang merayap pelan-pelan menuju Indro.

"Kayanya aku...mencari manusia...yang tinggal di dalam hutan. Supaya...bisa menyelesaikan....masalah aku," kata Indro.

Indro telah memutuskan dan mengambil tombak di taruh di tanah di sebelah kanan. Di raba-raba oleh Indro keberadaan tombak. Lalu di peganglah ular piton....oleh Indro. Sontak Indro ketakutan dan melakukan langkah seribu.

Ketika teringat tombak peninggalan Kakek kembali ke tempat yang ada ular pitonnya. Indro pun berani menghadapi ular piton dan berhasil mengambil tombak. Perut Indro pun berbunyi....tanda lapar dan juga energi habis di gunakan lari mondar mandir gara-gara ular piton.

Indro melihat sekeliling hutan dengan jelas dan baik banget.

"Kayanya susah mencari makan di hutan ini. Oh...iya...ular piton aja jadi santapan makan siang aku dan sekaligus jadi perbekalan di jalan...untuk mencari jalan keluar dari hutan ini," kata Indro.

Indro pun dengan menangkap ular piton untuk ia santap sebagai makan siangnya. Dengan menggunakan tombak di penggal kepala ular dan badan ular di kulitin dengan baik oleh Indro baru deh di potong-potong.

Daging ular piton yang telah di potong-potong di tusuk kayu. Segeralah Indro membuat api unggun. Tapi karena gak ada korek api....Indro bingung membuat api unggun. Lalu Indro mencoba mengingat tentang tontonannya di Tv tentan jejak petualang membuat api tidak menggunakan korek api. Indro segera menbuat alat untuk menciptakan api dari kayu kering yang si serut oleh Indro pake tombak.

Lalu membuat busur dan batang kayu yang ujungnya di runcingkan. Alat tersebut  jadi. Mulai Indro menggeseknya di kayu yang kering untuk menciptakan panas. Kayu mulai panas akibat gesekan dan terciptalah percikan api baru di tambah serutan kayu untuk menghidupkan api menjadi besar dan di tiup Indro pelan-pelan agar api tambah membesar. Api pun jadi segeralah di kumpulkan kayu kering untuk untuk membuat api unggun. Baru deh panggang daging ular piton.

Dengan sabar Indro menunggu masakan daging ular pitonnya masak. Sampai hari mulai malam. Nyamuk hutan tambah banyak untung saja ada api unggun...nyamuk agak berkurang. Daging pun masak. Segera Indro menyantapnya untuk mengisi perutnya lapar.

Indro pun memakan daging ular piton dengan menyambung hidup di hutan belantara. Rasa haus pun muncul. Indro mencari air untuk minum. Lalu mencari batang bambu yang ada penyimpanan air karena celahnya berlubang. Dengan sabar mencarinya menemukan juga...lalu segera dibuka batang bambu itu pelan-pelan alias di congkel pake tombak dan air pun ngucur di tadah di daun lebar banget untuk di minum airnya....oleh Indro.

"Lumayan segar," kata Indro.

Indro mulai ngantuk dan segera tidur dekat api unggun. Agar tidak di ganggu oleh binatang hutan yang jahat. Hari pun berganti pagi segera Indro mulai perjalannya setelah sarapan daging ular piton lagi dan sisanya di bungkus pake daun dan di buat jadi tas pake pengikat kulit kayu.

Baru deng Indro berangkat. Mencari jalan keluar dari hutan. Saat perjalan bertemu sekor anjing hutan. Indro mengusirnya dengan batu dan anjing pun kabur. Baru beberapa langkah anjing dateng ada empat ekor.

"Kacau ini mah," kata Indro.

Indro pun segera berlari dan manjat pohon dengan terburu-buru sampe daging piton perbekalannya jatuh ke tanag dan di makan anjing hutan sampai habis perbekalan Indro. Setelah itu anjing hutan meninggalkan Indro karena perutnya sudah kenyang.

Indro pun kesel karena makannya untuk perbekalan di jalan di makan anjing hutan yang kelaparan. Semenjak kejadian itu Indro membuat senjata berupa panah dan busur untuk menjaga dirinya....kalau bertemu dengan kawan anjing hutan.

Perjalanan di lanjutin oleh Indro untuk mencari jalan keluar dari hutan belantara. Terdengar suara aliran air. Segeralah Indro berlari menuju suara aliran air yang terdengar.

Indro pun menemukannya langsung jebur ke sungai untuk mandi dan sekaligus minum airnya. Barulah mencari ikan di sungai dengan cara di tombak dan di panah dengan keuletan dan kesabaran tetap tidak mendapatkan ikan.

Indro mulai murung dengan usahanya. Tapi mencoba lagi untuk lebih tenang lagi dengan merasakan keadaan lingkungan. Lalu tombak di arahkan ke aliran sungai saat Indro melihat ikan bergerak sangat tenang.

"Dapet juga ikan," teriak Indro yang senang.

Indro yang senang banget dapet ikan dengan cara menombak...
segeralah buat api unggun untuk bakar ikan. Dengan sabar masakannya....pun matang juga langsung di makan oleh Indro dengan penuh kesenangan. Terkadang Indro terpikir dengan teman-temannya dan keluarganya yang mungkin mengkhawatirkan keadaannya.

Indro pun selesai juga makan ikannya baru melanjutkan perjalannya lagi. Ketika dari jauh melihat asap mengepul di langit....Indro dapet petunjuk untuk keluar dari hutan belantara.

Dengan berlari Indro untuk mendekati asap yang mengepul di langit tersebut. Karena ada manusia yang membuat api unggun di tengah hutan. Tapi tiba-tiba ada seorang cewek berkulih hitam berlari dengan cepat untuk menjauh dari kejaran anjing hutan.

Indro mulai memanah anjing satu persatu demi menyelamatkan cewek yang di kejar anjing hutan. Cewek pun selamat....tidak di kejar anjing lagi...karena semua anjing telah mati di panah Indro.
Lalu Indro menemui cewek tersebut untuk mencari solusi keluar dari hutan belantara. 

Cewek yang di tolong...Indro memang baik, tapi masalahnya Indro tidak bisa bahasa daerah orang Papua? Karena pernah nonton Tv...bahasa yang di gunakan mirip banget. Tambah pusing lagi di kepalanya Indro dengan keadaannya? Sedangkan cewek yang di tolong Indro mengajaknya untuk ke tempat tinggalnya. Ya...gak ada jalan lain jadi menerima tawaran cewek yang di tolong Indro.

Sampai di perkampungan orang pedalaman Papua. Indro di jamu makan dan minum dengan adat orang Papua karena sudah menolong anak kepala suku. Indro menerima kebaikan orang Papua yang baik padanya. Sampai seminggu lebih Indro hidup bersama orang pedalaman Papua. 

Walau ada solusi keluar dari hutan belantara harus berjalan satu minggu lebih menuju daerah yang telah berkembang alias kota.
Indro lebih baik memutuskan tinggal lebih lama dulu untuk belajar kehidupan bersama orang Papua karena sudah kepalang sudah jadi orang rimba. Makin lama tinggal bersama orang Papua...Indro bisa memahami bahasa...orang Papua dan juga berpakaian ala orang Papua...cuma beradaptasi lingkungan. Lalu Indro pun melihat ada sebuah tombak sama dengan miliknya yang di simpan di dalam rumah kepala suku. Mulai Indro mencari tahu tentang tombak tersebut.

Kepala suku pun menjelaskan bahwa tombak yang di simpan di dalam rumah kepala suku adalah tombak yang dikeramatkan. Konon ada sepasang menurut cerita kepala suku, tapi satu sudah di berikan oleh penjelajah jauh dari seberang pulau Papua tujuannya adalah nilai persahabatan.

Indro pun mengerti dengan cerita kepala suku. Lalu di berikanlah tombak milik Kakeknya Indro yang diwariskan padanya kepada kepala suku. Setelah tombak di pegang kepala suku....dengan baik. Indro pun kembali ke dunia asalnya.

"Aku di rumah," kata Indro.

Indro pun senang sekali kembali pulang karena misinya selesai mengembalikan tombak ke tempat asalnya. Indro pun keluar dari kamar Kakeknya untuk menemui Dono, Kasino dan Paman Indro yang asik ngobrol di ruang tamu.
Terkejut semuanya melihat keadaan Indro kaya orang pedalaman di Papua.

"Darimana kamu...Indro. Kumel, dekil dan item lagi?" tanya Dono.

"Papua," jawab Indro.

"Papua," kata Dono, Kasino dan Paman Indro bersamaan.

"Iya....dari Papua. Kalau gak percaya...ya....sudah. Aku mau mandi dulu. Mau menghilangkan bau...gak sedap pada tubuh aku," kata Indro.

Indro pun bergerak menuju kamar mandi untuk mandi. Dono, Kasino dan Paman Indro tidak percaya omongan Indro karena....yang mereka tahu...Indro cuma beberapa jam di dalam kamar Kakeknya Indro.

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK